Keterbatasan Pengendalian Intern Pengertian Kredit

2.5.5 Keterbatasan Pengendalian Intern

Struktur pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai bukan mutlak kepada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan entitas. Di samping itu, perlu diingat bahwa sistem pengendalian intern yang terbaik adalah bukan struktur pengendalian yang seketat mungkin secara maksimal. Menurut Gondodiyoto 2007:253, sistem oengendalian intern juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain sebagai berikut: 1. Persekongkolan kolusi Pengendalian intern mengusahakan agar persekongkolan dapat dihindari sejauh mungkin, misalnya dengan mengharuskan giliran bertugas, larangan dalam menjalankan tugas- tugas yang bertentangan oleh mereka yang mempunyai hubungan kekeluargaan, keharusan mengambil cuti, dan seterusnya. Akan tetapi pengendalian intern tidak dapat menjamin bahwa persekongkolan tidak terjadi. 2. Perubahan Struktur pengendalian intern pada suatu organisasi harus selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan kondisi dan teknologi. 3. Kelemahan manusia Banyak kebobolan terjadi pada sistem pengendalian intern yang secara teoritis sudah baik. Hal tersebut terjadi karena lemahnya pelaksanaan yang dilakukan oleh personil yang bersangkutan. Oleh karena itu personil yang paham dan kompeten untuk menjalankannya merupakan salah satu unsure terpenting dalam pengendalian intern. 4. Azas biaya-manfaat Pengendalian juga harus mempertimbangkan biaya dan kegunaannya. Biaya untuk menfendalikan hal-hal tertentu mungkin melebihi keguanaanya atau manfaat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan cost-benefit analysis. Mengenai pengendalian intern, seringkali dihadapi dilema antara menyusun sistem pengendalian yang komprehensif sedemikian rupa dengan biaya yang relative menjadi lebih mahal, atau seoptimal mungkin dengan risiko, biaya dan waktu yang memadai. Berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap struktur pengendalian intern menurut Mulyadi dalam Pradana, 2010, yaitu: a. Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain. b. Gangguan. Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara permanent dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan. c. Kolusi. Tindakan bersama individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi collution. Kolusi daopat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalan yang dirancang. d. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah diterapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu. Contohnya adalah manajemen melaprkan laba yang lebih tinggi bagi dirinya atau untuk menutupi ketidakpatuhannya terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memeperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian intern.

2.6 Pedoman Sistem Pengendalian Intern Perbankan