Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara.

(1)

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

DISUSUN OLEH

ERMILA SARI 070709007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN


(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu dan dimuat diarea publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2011

Penulis,

Ermila Sari


(3)

ABSTRAK

Sari, Ermila, 2011. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku pencarian informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Lokasi penelitian secara substantive dilakukan di Program Studi Pasca Sarjana (Magister) Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara pada bulan April 2011. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam (depth interview), observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara dapat diukur dengan tiga belas indikator dari lima kategori. Kelima kategori tersebut adalah kebutuhan informasi (tugas kuliah, tambahan bahan bacaan), bentuk dan format informasi (tercetak, elektronik, pdf, html), sumber informasi (koleksi perpustakaan, internet, orang yang berhubungan dengan informasi yang ada), kendala dalam mencari informasi (waktu, kurangnya artikel yang dapat diunduh secara gratis), perilaku pencarian informasi (pembuatan konsep sebelum melakukan pencarian, penggunaan katalog, langsung melakukan pencarian, langsung ke rak).


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kepada-Nya penulis memohon petunjuk dan meminta pertolongan. Salawat dan salam atas baginda Rasulullah saw, keluarga dan sahabat-sahabatnya, Amma ba’du. Alhamdulillah, dengan semangat dan keiklasan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna, yang tak lepas dari kekurangan dan kelemahan baik itu dalam penulisan maupun penyajiannya. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini dan khususnya untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan penulis Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda M. Zukir Pulungan dan Ibunda Erlina Hasibuan yang selalu memberikan kesempurnaan kasih sayang dan untaian mutiara doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Banyak pihak yang memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik itu saran, doa, motivasi, dorongan dan bimbingan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum, selaku dosen pembimbing I penulis yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom, selaku dosen pembimbing II penulis yang telah memberikan petunjuk dan saran dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Himma Dewiyana S.T, M.Hum, Selaku sekretaris Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs.Jonner Hasugian, M.Si, selaku dosen wali yang telah membimbing

penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

7. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

8. Buat adik-adik ku tersayang : Marlina Sari Pulungan dan Marliani Vivit Aisyah Pulungan, terima kasih untuk seluruh bantuan dan motivasinya. 9. Seluruh Informan Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. 10. Bg Yudi purnomo yang selalu membantu penulis dalam masalah administrasi

dan informasi perkuliahan. 11. Kawan-kawan Stambuk 2007.

Tidaklah cukup merangkum bantuan dan kebaikan sekian banyak orang dalam selembar kertas dan kalimat terbatas ini maka itu penulis mengucapkan terima kasih untuk seluruh pihak yang pernah bersama penulis. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya.

Medan, Juni 2011 Penulis,

Ermila Sari


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup ... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Informasi ... 5

2.1.1 Ciri-ciri Informasi ... 6

2.1.2 Manfaat Informasi ... 7

2.2 Perilaku Pencarian Informasi ... 8

2.2.1 Faktor Pencarian Informasi ... 9

2.3 Konsep Pencarian Informasi ... 11

2.4 Model Pencarian Informasi ... 12

2.4.1 Strategi Pencarian Informasi ... 17

2.5 Kebutuhan Informasi ... 18

2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 20

3.3 Proses Penelitian ... 20

3.3.1 Mengidentifikasi Informan ... 21

3.3.2 Mengumpulkan Data ... 21

3.3.3 Analisis Data ... 21

3.3.4 Menulis Hasil Penelitian ... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.5 Keabsahan Data (Validity) ... 23

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Latar ... 25

4.2 Karakteristik Informan ... 27

4.3 Kategori ... 28

4.3.1 Kebutuhan Informasi ... 29

4.3.2 Bentuk dan Format Informasi ... 30

4.3.3 Sumber Informasi ... 31


(7)

4.3.5 Perilaku Pencarian Informasi ... 36

4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Identitas Informan ... 27 Tabel 2 : Rangkuman Hasil Penelitian ... 39


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Ruang Lingkup Perilaku Informasi Wilson ... 9

Gambar 2: Area Perilaku Informasi Wilson (2000) ... 13

Gambar 3: Model teori perilaku informasi Wilson ... 14

Gambar 4: Penjelasan Wilson mengenai perilaku penemuan Ellis ... 16

Gambar 5: Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi USU ... 40


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Pedoman Wawancara ... 46 Lampiran II : Hasil Transkip Wawancara ... 47


(11)

ABSTRAK

Sari, Ermila, 2011. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku pencarian informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Lokasi penelitian secara substantive dilakukan di Program Studi Pasca Sarjana (Magister) Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara pada bulan April 2011. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam (depth interview), observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara dapat diukur dengan tiga belas indikator dari lima kategori. Kelima kategori tersebut adalah kebutuhan informasi (tugas kuliah, tambahan bahan bacaan), bentuk dan format informasi (tercetak, elektronik, pdf, html), sumber informasi (koleksi perpustakaan, internet, orang yang berhubungan dengan informasi yang ada), kendala dalam mencari informasi (waktu, kurangnya artikel yang dapat diunduh secara gratis), perilaku pencarian informasi (pembuatan konsep sebelum melakukan pencarian, penggunaan katalog, langsung melakukan pencarian, langsung ke rak).


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di era pengetahuan (knowledge age) saat ini ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka informasi yang disediakan juga semakin banyak. Informasi berawal dari adanya data yang direkam oleh manusia melalui proses penalaran, sehingga informasi merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam jenis pekerjaan apapun. Hal ini yang menyebabkan munculnya istilah kebutuhan informasi.

Kebutuhan informasi adalah rangsangan yang timbul dari diri manusia ketika akan menyelesaikan kegiatannya dengan tujuan tertentu. Kebutuhan akan informasi tersebut menyebabkan manusia mencari informasi. Pencarian informasi dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Dari kegiatan pencarian informasi itu, maka muncullah istiah perilaku pencarian informasi.

Perilaku pencarian informasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang ketika ingin mendapatkan informasi. Cara ataupun teknik dalam mencari informasi pasti berbeda. Hal tersebut tergantung pada kemauan dan kemampuan dari pencari informasi. Perilaku pencarian informasi dapat berupa berinteraksi dengan komputer, buku, dan sumber informasi lain. Perilaku pencarian informasi didorong dengan adanya kebutuhan manusia akan informasi.

Seperti halnya yang dialami oleh mahasiswa Magister Agroekoteknologi. Magister Agroekoteknologi merupakan salah satu Program S2 pada Fakultas Pertanian USU. Magister Agroekoteknologi bertujuan untuk memperdalam ilmu pertanian terutama ilmu Agroekoteknologi. Dalam menunjang setiap kegiatan perkuliahan peran informasi sangat dibutuhkan oleh mahasiswa Magister Agroekoteknologi. Karena seperti yang telah diketahui, dijaman globalisasi sekarang ini, setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, suatu organisasi, ataupun negara tidak terlepas oleh adanya informasi. Oleh karena itu mahasiswa

Magister Agroekoteknologi sangat memerlukan fasilitas-fasilitas yang menyediakan informasi berkaitan dengan setiap mata kuliah dalam kurikulum


(13)

Magister Agroekoteknologi. Tetapi, terkadang fasilitas yang telah disediakan, tetap tidak mencukupi kebutuhan informasi mahasiswa Magister Agroekoteknologi.

Untuk menguasai ilmu Agroekoteknologi mahasiswa akan mengikuti dan menjalankan kewajiban selama perkuliahan. Mahasiswa membutuhkan informasi yang sesuai dan relevan untuk menguasai bidang ilmu tersebut. Informasi tidak selalu diperoleh dari ruang kelas ketika dosen mengajar. Adakalanya mahasiswa harus mencari dan menemukan informasi untuk mendukung proses perkuliahan. Selain itu, mahasiswa juga harus dapat menemukan informasi dengan cepat dan tepat. Apabila ada tugas yang harus diserahkan dalam waktu yang singkat, hal ini yang mewajibkan mahasiswa harus dapat mencari informasi dengan teknik sendiri.

Mahasiswa Magister Agroekoteknologi juga merasakan adanya keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki dalam mengikuti perkuliahan, sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut mereka berusaha menemukan informasi agar pengetahuan dapat terpenuhi. Selain daripada pengetahuan akan kebutuhan informasi, pengetahuan yang dimiliki akan informasi itu sendiri yang mempengaruhi perilaku mahasiswa Magister Agroekoteknologi dalam mencari informasi.

Mahasiswa Magister Agroekoteknologi juga mempunyai kesibukan yang berbeda-beda. Selain mengikuti perkuliahan mereka juga mempunyai pekerjaan yang harus dipenuhi. Pengetahuan atau wawasan yang dimiliki oleh mahasiswa Magister Agroekoteknologi akan mempengaruhi perilaku mereka dalam menemukan informasi. Akan tetapi mahasiswa Agroekoteknologi dianggap memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan mengetahui sumber-sumber informasi. Karena dilihat dari mata kuliah yang mereka pelajari selalu berhubungan dengan bidang ilmu yang diambil.

Magister Agroekoteknologi memiliki mahasiswa dengan jumlah 38 orang dengan beban 42 sks dan masa kuliah dua (2) tahun. Adapun bidang-bidang ilmu yang dipelajari dalam jurusan Agroekoeknologi antara lain, Agronomi, Pemulihan Tanaman, Ilmu Tanah, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, sehingga Magister


(14)

Agroekoteknologi membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang ilmu tersebut.

Perilaku pencarian informasi oleh Mahasiswa Agroekoteknologi sangat beragam. Diantaranya datang ke perpustakaan dengan memanfaatkan koleksi standar, koleksi referensi, dan terbitan berseri, serta layanan-layanan yang disediakan oleh perpustakaan. Dan penelusuran informasi juga dilakukan melalui internet dengan cara browsing dan searching. Bahkan pencarian juga dapat dilakukan dengan orang yang berhubungan dengan informasi yang ada. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui perilaku pencarian informasi yang dibutuhkan mahasiswa Magister Agroekoteknologi untuk membantu proses belajar. Atas dasar itu penulis melakukan penelitian ini dengan judul ’’Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi US U’’.

1.2 Rumusan Masalah

Berawal dari latar belakang masalah yang sudah dikemukakan maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perilaku pencarian informasi mahasiswa Magister Agroekoteknologi USU?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pencarian informasi mahasiswa Magister Agroekoteknologi USU.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan untuk dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan juga bermanfaat bagi pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Pihak Magister Agroekoteknologi, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam mengetahui perilaku pencarian informasi Magister Agroekoteknologi USU.


(15)

2. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang sama atau berhubungan.

3. Penulis, dalam rangka menambah pengetahuan penulis mengenai perilaku pencarian informasi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang perilaku pencarian informasi mahasiswa Magister Agroekoteknologi USU yang meliputi: faktor pencarian informasi dan strategi pencarian informasi oleh mahasiswa Magister Agroekoteknologi.


(16)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Informasi

Setiap manusia selalu membutuhkan informasi ketika melakukan suatu kegiatan. Tanpa informasi manusia tidak akan dapat berperan banyak dalam melakukan kegiatannya. Menurut Davis seperti dikutip oleh Kadir (2003:28) ’’informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang’’. Setiap data yang berguna bagi penerima dapat dianggap sebagai informasi.

Informasi selalu identik dengan data yang diolah. Seperti yang diungkapkan Kristanto (2003:6) yaitu ’’ informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima’’. Informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.

Informasi juga merupakan serangkaian fakta yang diinformasikan. Hal yang sama menurut Jogiyanto (1990:8) ’’informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya’’. Informasi merupakan pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. Informasi berkenaan dengan suatu fakta atau keadaan.

Sedangkan menurut Suyanto (2000:6) ’’informasi adalah data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan’’. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data yang terkumpul untuk menemukan informasi yang diperlukan. Jadi dapat dipahami bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang bermanfaat


(17)

dan dikomunikasikan kepada penerima dengan tujuan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan suatu pengetahuan yang dikomunikasikan.

2.1.1 Ciri-ciri Informasi

Informasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Menurut Davis (2002:29) informasi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

1. Benar atau salah, Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak bila penerimaan informasi yang salah dipercayai mengakibatkan sama seperti benar.

2. Baru, Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.

3. Tambahan, Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang talah ada.

4. Korektif, Informasi dapat menjadi suatu korektif atas informasi yang salah. 5. Penegas, Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, ini

berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atau kebenaran informasi tersebut.

Sedangkan menurut Mayer (2005:3) ada beberapa karakter atau ciri dari informasi yaitu:

1. Information is acquired at definite

2. Information has a definite value, which may be quantified and treated as an accountable asset

3. Information consumption can be quantifed 4. Information has a clear life cycle

5. Information may be processed and refined, so thet raw materials (e.g., database) are converted into finished product (e.g., public directories) 6. Substitutes for any specific item or collection of information are available,

and may be quantified as more expensive or less expensive.

Pendapat di atas menunjukan bahwa karakter informasi adalah nformasi diperoleh pada saat tertentu, informasi memiliki siklus nilai, informasi yang digunakan dapat dihitung, informasi juga memiliki siklus hidup yang jelas. Informasi akan diproses menjadi sebuah produk yang dapat dilihat misalnya direktori yang diolah melalui sebuah database. Dari kedua pendapat yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diketahui bahwa informasi memiliki banyak karakteristik. Diantaranya dari sudut pandang penyajian, informasi memiliki ciri atau karekteristik baru dan korektif. Sedangkan dari substansi informasi itu sendiri, informasi memiliki daur hidup, mulai dari proses penciptaan hingga proses pemanfaatan. Informasi juga memiliki nilai.


(18)

Informasi yang diperoleh dari komunikasi tidak sama dengan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Menurut Wasaa, (2008:1) informasi mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Accuracy 2. Form 3. Frequency 4. Breadth 5. Origin 6. Time horizon

Dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa informasi memiliki ketepatan, maksudnya informasi itu dapat dilihat benar atau salah, akurat atau tidak. Selain itu informasi memiliki bentuk tersendiri. Frekuensi, luas serta asal dan waktu dapat diketahui secara jelas.

2.1.2 Manfaat Informasi

Informasi dapat dikatakan bernilai apabila dapat memberikan manfaat kepada pengguna. Menurut Sutanta (2003:11) ada beberapa manfaat informasi yaitu :

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan mengahasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan.


(19)

Pendapat di atas menunjukuan bahwa dengan informasi akan memberikan standard, aturan, ukuran dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh.

2.2 Perilaku Pencarian Informasi

Perilaku pencarian informasi merupakan suatu tingkah laku dalam mencari informasi. Perilaku pencarian informasi didorong dengan adanya kebutuhan manusia akan informasi. Menurut Krikelas yang dikutip oleh Saepudin (2009:16) berpendapat bahwa ’’perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan’’. Pendapat lebih rinci dikemukakan oleh Drao yang dikutip oleh Saepudin (2009:17) mengatakan bahwa ’’perilaku pencarian informasi merupakan aktivitas pemakai untuk mencari, mengumpulkan, dan memakai informasi yang mereka butuhkan’’.

Untuk memperjelas batas kajian yang berkaitan dengan pengguna sistem informasi, Wilson menyajikan beberapa definisi yang dikutip oleh Pendit (2003:29) yaitu:

1. Perilaku informasi (information behavior) yang merupakan keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian san penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif. Menonton TV dapat dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula komunikasi antar-muka.

2. Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior) merupakan upaya menemukan dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya ini, seseorang bisa saja berinteraksi dengan sistem informasi hastawai (surat kabar, sebuah perpustakaan) atau berbasis-komputer (misalnya, www).

3. Perilaku pencarian informasi (information searching behavior) merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan sesorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer (misalnya penggunaan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link), maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi Boolean atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan).


(20)

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa perilaku pengguna informasi meliputi perilaku informasi (information behaviour), perilaku penemuan informasi (information seeking behaviour), perilaku pencarian informasi (information searching behaviour). Information seeking behaviour dan

information searching behaviour mempunyai perbedaan.

  Gambar 1. Ruang Lingkup Perilaku Informasi Wilson

Sumber: Godbold (2006:3)

Dalam gambar, Wilson menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi adalah bagian dari perilaku penemuan informasi dan perilaku penemuan informasi yang pada gilirannya hanya bagian dari semua perilaku informasi.

2.2.1 Faktor Pencarian Informasi

Terciptanya suatu kebutuhan terhadap informasi tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Wilson dikutip oleh Pendit (2008:3-4) ada beberapa faktor yang akan sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi yaitu:

1. Kondisi psikologis seseorang.

Bahwa seseorang yang sedang risau akan memperlihatkan perilaku informasi yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang sedang gembira.


(21)

2. Demografis.

Dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai bagian dari masyarakat tempat ia hidup dan berkegiatan.

Kita dapat menduga bahwa kelas sosial juga dapat mempengaruhi perilaku informasi seseorang, walau mungkin pengaruh tersebut lebih banyak ditentukan oleh akses seseorang ke media perantara. Perilaku seseorang dari kelompok masyarakat yang tak memiliki akses ke internet pastilah berbeda dari orang yang hidup dalam fasilitas teknologi melimpah.

3. Peran seseorang di masyarakatnya.

Khususnya dalam hubungan interpersonal, ikut mempengaruhi perilaku informasi. Misalnya, peran menggurui yang ada di kalangan dosen akan menyebabkan perilaku informasi berbeda dibandingkan perilaku mahasiswa yang lebih banyak berperan sebagai pelajar. Jika kedua orang ini berhadapan dengan pustakawan, peran-peran mereka akan ikut mempengaruhi cara mereka bertanya, bersikap, dan bertindak dalam kegiatan mencari informasi.

4. Lingkungan.

Dalam hal ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih luas, sebagaimana terlihat di gambar sebelumnya ketika Wilson berbicara tentang perilaku orang perorangan.

5. Karakteristik sumber informasi.

Karakter media yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan informasi. Berkaitan dengan butir 2 di atas, orang-orang yang terbiasa dengan media elektronik dan datang dari strata sosial atas pastilah menunjukkan perilaku informasi berbeda dibandingkan mereka yang sangat jarang terpapar media elektronik, baik karena keterbatasan ekonomi maupun karena kondisi sosial-budaya.

Kelima faktor di atas, menurut Wilson akan sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi. Faktor lain yang juga ikut menentukan perilaku pencarian seseorang yaitu bagaimana pandangan seseorang terhadap resiko dan imbalan yang akan diperoleh jika ia benar-benar melakukan pencarian informasi. Resiko yang dimaksudkan yaitu hambatan yang dihadapi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan diantaranya biaya, kemudahan akses, waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Dalam modelnya, Wilson mengungkapkan 4 (empat) perilaku pencarian informasi yaitu:

1. Perhatian pasif (passive attention)

Dimana perilaku ini tidak bermaksud untuk mencari informasi seperti mendengarkan radio atau menonton program televisi.


(22)

2. Pencarian pasif (passive search)

Merupakan suatu perilaku pencarian informasi yang kebetulan relevan dengan kebutuhan individu.

3. Pencarian aktif (active search)

Merupakan jenis pencarian yang biasa dimana seorang individu secara aktif mencari informasi.

4. Pencarian berlanjut (ongoing search)

Merupakan pencarian aktif dimana kerangka dasar ide-ide, kepercayaan, nilai, dll sudah ditetapkan, tetapi dalam waktu-waktu tertentu untuk melanjutkan pencarian dilakukan memperbarui atau memperluas kerangka kerja seseorang.

2.3 Konsep Pencarian Informasi

Perilaku pencarian informasi didorong dengan adanya kebutuhan informasi. Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:2), merumuskan bahwa ’’perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar’’. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2003:2).

Dari pendapat di atas, perilaku dibagi menjadi dua yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Kedua perilaku tersebut merupakan respon seseorang terhadap stimulus. Perbedaan kedua perilaku terletak pada bentuk stimulus. Pada perilaku tertutup stimulus dalam bentuk tertutup (convert). Sementara pada perilaku terbuka stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.


(23)

Perilaku pencarian informasi (information searching behavior) merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer (misalnya penggunaan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link), maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi Boolean atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan).

Pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukkan perilaku pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa ada pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Tindakan menggunakan literatur adalah suatu perilaku yang kenyataannya menggambarkan berbagai tujuan.

2.4. Model Pencarian Informasi

Adanya konsep pencarian informasi tentu didasari juga dengan adanya model pencarian informasi. Ada beberapa model perilaku pencarian informasi, satu diantaranya adalah model Wilson yang disebut a model of information behavior. Model yang diperkenalkan oleh Wilson berdasarkan pada dua propisisi, yaitu:

1.Bahwa kebutuhan informasi bukan kebutuhan utama taua primer, namun merupakan kebutuhan sekunder yang timbul karena keinginan untuk memnuhi kebutuhan dasarnya.

2.Bahwa dalam usahanya menemukan informasi menghadapi hambatan (barries) sebagai variabel perantara (intervening variable), hambatan tersebut kemungkinan akan mempengaruhi perilakunya (Budiyanto, 2000:20).

Menurut Wilson (2000:4), ”setiap analisis literatur perilaku mencari informasi harus didasarkan pada beberapa model umum yang dapat disebut perilaku informasi yang mencari informasi’’. Model yang ditunjukkan pada gambar 2 menempatkan konsep-konsep kebutuhan informasi, pencarian informasi,


(24)

pertukaran informasi, dan informasi yang digunakan dalam diagram alir dapat dilihat sebagai memetakan perilaku seorang individu yang dihadapkan dengan kebutuhan untuk mencari informasi.

Gambar 2. Area Perilaku Informasi Wilson (2000) Sumber: Wilson (2000:4 )

Pada gambar di atas diuraikan bahwa penempatan konsep kebutuhan informasi, pencarian informasi, pertukaran informasi dan penggunakan informasi untuk mengidentifikasikan daerah-daerah dimana penelitian dapat tambahan nilai dan menunjukkan kurangnya penelitian menggunakan jasa informasi.

Menurut Wilson yang dikutip oleh Pendit (2006:6) menjelaskan model teori perilaku informasi adalah:


(25)

Gambar 3. Model teori perilaku informasi Wilson. Sumber: Pendit (2006:6)

Model teori perilaku informasi di atas menggambarkan bahwa kebutuhan informasi memiliki faktor-faktor penghalang dan pengenalan perilaku pencarian informasi. Penggunaan istilah intervenning variable yaitu menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi pada saat proses pencarian informasi yang didukung oleh tiga teori yaitu teori tentang stres dan cara mengatasi masalah, teori resiko dan imbalan, dan teori belajar sosial. Kemudian menunjukkan tipe perilaku pencarian informasi yang sebelumnya sebagai pencari aktif kemudian menjadi fokus perhatian dan informasi tersebut bisa diolah dan dimanfaatkan.

Model pencarian informasi merupakan kerangka kerja atau langkah-langkah yang menggambarkan sebuah perilaku dalam mencari informasi. Menurut Kuhlthau (2000:49) ada 6 (enam) tahap model proses pencarian informasi yaitu:


(26)

1. Initiation (inisiasi), yaitu ketika seseorang menjadi sadar dari kurangnya pengetahuan atau pemahaman, perasaan ketidakpastian dan ketakutan.

2. Selection (seleksi), yaitu ketika sebuah topik atau masalah yang diidentifikasi dan ketidakpastian awal sering memberi cara untuk rasa singkat optimisme dan kesiapan untuk memulai pencarian.

3. Exploration (eksplorasi), yaitu ketika tidak konsisten, informasi yang tidak kompatibel, kebingungan, dan keraguan sering membuat kurangnya kepercayaan pada diri mereka.

4. Formulation (perumusan), yaitu ketika suatu perspektif yang difokuskan dibentuk dan mengurangi ketidakpastian ketika keyakinan mulai meningkat.

5. Collection (koleksi), yaitu ketika informasi yang berhubungan dengan fokus perspektif dan ketidakpastian dikumpulkan berhenti ketika minat diperdalam.

6. Presentation (presentasi), yaitu ketika pencarian dilengkapi pemahaman baru yang memungkinkan orang untuk menjelaskan pelajarannya kepada orang lain atau meletakkan pelajaran itu digunakan.

Dalam modelnya, Kuhltau menggambarkan proses kegiatan pencarian informasi yang dimulai dari tahap kesadaran seseorang terhadap kebutuhan informasi sampai dengan tahap hingga mengakhiri pencarian informasi karena sudah menemukan informasi. Dalam tahap Search Closure dapat menimbulkan dua kemungkinan yaitu pencari informasi dapat merasa puas terhadap informasi yang dicari atau bahkan sebaliknya.

Untuk melakukan pencarian informasi yang sesuai dengan kebutuhan ada proses yang harus dilalui. Menurut Ellis yang dikutip oleh Wilson (2000:52) mengidentifikasi umum karakteristik-karakteristik perilaku informasi, karakteristiknya adalah:

1. Starting

Merupakan kegiatan yang dilakukan pengguna informasi pertama kali/memulai menemukan informasi, misalnya bertanya langsung kepada pakar atau ahli.

2. Chaining

Merupakan tahap kedua dari kegiatan pencarian informasi. Dalam tahap ini pengguna informasi menggunakan catatan kaki dan rujukan dari materi untuk menemukan sumber informasi lain yang membahas topik yang sama dengan kebutuhan.


(27)

3. Browsing

Dalam tahap ini, pengguna informasi melakukan pencarian informasi semi terarah atau terstruktur yang mengarah kepada informasi yang dibutuhkan.

4. Differentiating

Tahap ini pengguna informasi menilai dan memilih sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan informasi.

5. Monitoring

Pengguna informasi harus tetap memperhatikan informasi terbaru.

6. Extracting

Tahap ini pengguna informasi mengidentifikasi secara selektif apakah sumber informasi relevan dengan kebutuhan informasi.

7. Verifying

Pengguna informasi memeriksa kebenaran informasi.

8. Ending

Pada tahap ini pengguna informasi mengakhiri pencarian, biasanya disertai dengan berakhirnya suatu penelitian.

Berikut ini adalah penjelasan Wilson tentang model penemuan informasi Ellis.

Gambar 4. Penjelasan Wilson mengenai perilaku penemuan Ellis

Sumber: Munggaran (2009:4)

Kegiatan pencarian informasi menurut Ellis tidak selalu dilakukan secara berturut. Adakalanya ketika seseorang melakukan pencarian informasi dalam tahap chaining juga melakukan browsing dan monitoring. Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa untuk melakukan pencarian informasi sesuai dengan kebutuhan ada beberapa proses yang harus dilalui.


(28)

2.4.1 Strategi Pencarian Informasi

Dalam mencari informasi yang tepat dan akurat, diperlukan strategi pencarian informasi. Informasi merupakan pengetahuan apa saja yang diperoleh melalui komunikasi. Menurut Nicholson (2000:9) mengemukakan bagaimana cara mencari informasi yang efisien dalam database, terdiri dari:

1. Memahami topik

2. Mengidentifikasi query dan frase

3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait 4. Membuat pernyataan penelusuran

5. Memulai pencarian

6. Mengevaluasi hasil pencarian 7. Menyimpan hasil pencarian 8. Mengambil referensi

Pastikan topik yang dipilih benar-benar dipahami sebelum menemukan informasi untuk topik yang dibutuhkan. Untuk menentukan kata kunci dan frase dari topik yang telah dipahami. Query adalah istilah pencarian awal untuk mencari informasi. Mengidentifikasi konsep-konsep utama adalah awal yang baik. Dalam laporan pencarian dapat diperluas dalam pengambilan sinonim dan istilah yang terkait. Dalam hal ini dapat digunakan kalimat yang mengecualikan catatan yang tidak diinginkan dari hasil pencarian.

Cara untuk mencari informasi tentang topik yang berkaitan harus memperhatikan tempat penerbitnya, siapa pengarangnya, berkaitan dengan topik, dan isinya. Mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/ artikel, harus membatasi pencarian dengan menentukan nama penulis, judul, abstrak, volume, isi, nama jurnal, kata kunci, teks penuh, jenis dokumen, dan waktunya. Penyimpanan hasil pencarian ada dua manfaatnya, yaitu: dapat dilihat kembali jika suatu saat diperlukan dan hasil artikel tersebut dapat disimpan dalam email dan dapat dipublikasikan. Dan membuat catatan referensi terhadap hasil seluruh dokumen yang didapat.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa banyak sumber informasi yang disediakan dapat digunakan. Sumber informasi dapat berupa bentuk gambar, citra, foto, teks, diagram, audio, audio-video, hasil wawancara, laporan, email, dan sebagainya. Dalam menentukan sumber informasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pencari informasi berdasarkan bentuk kebutuhannya.


(29)

Kemudian strategi mencari informasi pada database akan lebih mudah jika diikuti tata cara penelusuran yang dapat menghemat waktu dan biaya.

2.5Kebutuhan Informasi

Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Menurut Chowdhury (1999:92) “kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu”. Kebutuhan informasi tidak kalah pentingnya dibanding dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Menurut Taylor yang dikutip oleh Putu Pendit (2008:2) ada empat (4) lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti yaitu:

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum sungguh sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. 4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan

kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Sedangkan menurut Vickery (1987:95) berpendapat bahwa ’’information need can only be studied as it arises in the course of the daily activity of people’’.

Kebutuhan informasi dapat dipelajari atau diketahui karena muncul dari kegiatan sehari-hari dari masyarakat. Kebutuhan informasi dari suatu kelompok praktisi dapat diketahui apakah digunakan untuk penelitian atau untuk kepentingan sendiri.

  


(30)

Adanya kebutuhan akan informasi tentunya disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006:93) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu :

1. Jenis pekerjaan.

2. Personalitas, yaitu aspek psikologis dari pencari informasi, meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan.

3. Waktu.

4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi).

5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi.

Dari pendapat di atas tampak jelas bahwa kebutuhan informasi dari seseorang sangatlah di pengaruhi oleh lingkungan dan kegiatan yang dilakukan oleh orang tersebut. Kebutuhan informasi setiap orang berbeda tergantung kepada pekerjaan apa yang dia lakukan dan tempat seseorang berada. Sedangkan untuk efisiensi dan efektifitasnya informasi yang diperoleh dipengaruhi oleh waktu penemuan informasi, kecepatan akses dan sumber informasi tersebut. Semua itu sangatlah mempengaruhi kebutuhan informasi seseorang.

Sedangkan menurut Tan yang dikutip oleh Yusup (1995:4) menemukan dalam penelitiannya ’’bahwa orang yang tingkat pendidikannya tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah’’. Ini berarti bahwa orang yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti, misalnya, lebih banyak mempunyai kebutuhan akan sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan kehidupannya dari pada orang-orang pada umumnya.

Dalam hal ini bahwa orang-orang yang memiliki banyak kegiatan atau orang yang menuntut pendidikan lebih tinggi akan membutuhkan informasi yang lebih banyak dari pada orang-orang pada umumnya. Karena kebutuhan mereka berbeda-beda, semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin banyak kebutuhannya.


(31)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1992:21-22) Penelitian kualitatif merupakan ’’prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati’’. Penelitian ini mengungkapkan adanya kenyataan, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan secara alamiah.

Penelitian kualitatif dapat dikaitkan pada metodologi dan fenomena sosial. Menurut Creswell (1998:15) ’’membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami’’. Penelitian kualitatif mengandung makna suatu penggambaran atas data dengan menggunakan kata dan baris kalimat.

Bentuk penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang didasarkan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan, yaitu kenyataan yang muncul dan didasarkan pada peristiwa-peristiwa nyata yang menjadi bahan kajian penelitian. Data yang telah didapat secara langsung akan dilaporkan secara narasi yang berisi analisis dari penelitian.

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penentuan lokasi merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kampus Pascasarjana Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan. Sedangkan waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2011.

3.3 Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(32)

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Informan ini merupakan orang yang dianggap mengetahui tentang masalah yang ditelliti. Menurut Sutopo (2002:50) ’’informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian’’. Penentuan informan dilakukan sesuai dengan karakteristik tertentu yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam peneitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling

dalam menentukan informan. Purposive sampling adalah ’’teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu’’ (Sugiyono, 2006:60). Purposive sampling

merupakan penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti.

3.3.2 Mengumpulkan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara mendalam, dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dan dibantu dengan alat tulis lainnya. Kemudian data yang didapat dari hasil wawancara dirubah dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis. Data yang telah didapat kemudian dibaca berulang-ulang agar penulis benar-benar mengerti data tentang atau hasil yang telah didapatkan.

3.3.3 Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis dari hasil wawancara yang didapatkan. Untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang data yang akan diteliti ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu:

1. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban

Pada tahap ini perlu pengertian yang mendalam terhadap data. Perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin dikaji berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara. Peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan penguraian data, pengkonsepan dan penyusunan kembali dengan cara baru. Dengan adanya pedoman ini,


(33)

peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan.

2. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai.

3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternative penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat.

3.3.4 Menulis Hasil Penelitian

Data yang didapat dari informan diperiksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari informan yang dibaca berulang kali sehingga penulis mengerti benar mengenai permasalahannya. Kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran dari hasil wawancara.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:

1. Wawancara, wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Pewawancara adalah yang menyebabkan terjadinya diskusi, dan menentukan arah pokok bahasan. Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada informan untuk


(34)

mendapat data mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Wawancara dilakukan secara langsung dengan mahasiswa Magister Agroekoteknologi.

2. Observasi adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data. Data yang didapat merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas di lapangan. Menurut Arikunto (2002:146) observasi adalah ’’kegiatan yang meliputi pemutusan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera’’. Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas di lapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan selama penelitian ini berlangsung yang meliputi gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik dan kondisi sosial yang terjadi.

3. Studi Dokumentasi, selain melakukan wawancara, penulis juga melakukan studi dokumentasi untuk menunjang kelengkapan data yaitu melalui buku, majalah, jurnal yang tersedia dalam media online.

3.5 Keabsahan Data (Validity)

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah:

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.


(35)

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan adalah: 1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.

2. Data Sekunder

Data yang dapat mendukung keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku, majalah atau jurnal ilmiah, internet, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian ini


(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Latar a. Sejarah

Yayasan Universitas Sumatera Utara didirikan tanggal 20 Agustus 1952 membuka Fakultas Pertanian USU pada tanggal 16 Nopember 1956, dan menyerahkannya kepada Pemerintah RI tanggal 25 Agustus 1958 sehingga resmi menjadi Fakultas Pertanian USU Negeri berdasarkan SK Menteri P dan K No. 4691/S. Surat Keputusan Dirjen Dikti No 163/2007 tentang Penataan Nama dan Kode Program Studi yang berisi penggabungan Program Studi (PS) Budidaya/Agronomi, Ilmu Tanah, Pemuliaan Tanaman dan Hama dan Penyakit Tumbuhan ke dalam satu wadah bernama Program studi Agroekoteknologi.

Peranan Fakultas Pertanian akan semakin penting dimasa mendatang untuk mempersiapkan generasi yang akan membangun pertanian Indonesia. Pertanian merupakan dasar ketahanan negara yang tidak bisa diabaikan, sumbangan pertanian terhadap pendapatan nasional dan daerah yang cukup besar, kebutuhan akan pangan terus meningkat, jumlah penduduk yang menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian yang cukup besar, sementara tantangan pertanian dimasa depan yang semakin kompleks sehingga membutuhkan para ahli pertanian yang berpendidikan, tanggung jawab, jujur dan handal.

b.Visi dan Misi

Menjadi program studi unggulan di Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian dengan kompetensi utama pengelolaan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang berwawasan lingkungan.

Sedangkan visi program studi Agroekoteknologi adalah mempunyai peran aktif dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan pertanian yang sesuai dengan kepentingan petani, kondisi ekosistem, serta sistem sosial-ekonomi dan budaya setempat untuk Pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara global, berjiwa kewirausahaan dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan


(37)

lingkungan kerja. Sebagai sumberdaya konsultasi/informasi dan rujukan bagi dunia usaha industri terutama di bidang usaha pertanian/agroindustri.

Sedangkan tujuan dari program studi Agroekoteknologi adalah melakukan partisipasi aktif dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Pertanian khususnya perkebunan, hotikultura dan pangan. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan memoderasikan cara penyampaian pembelajaran. Membangun suatu pusat informasi dan teknologi komunikasi. Menciptakan suatu lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif untuk menciptakan kerja kreatif.

c . Struktur Organisasi

Pimpinan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yaitu yang dipimpin oleh Dekan yaitu Prof. Dr. Ir. Dharma Bakti, yang dibantu oleh Dekan I sampai dengan Dekan III yaitu pembantu Dekan I Dr. Ir. Hasanuddin, M.S. dan pembantu Dekan II yaitu Ir. Irsal, M.P. dan pembantu Dekan III yaitu Ir. Luhut Sihombing, M.P. Dalam melaksanakan tugas dan misi Tridharma Perguruan Tinggi, Fakultas Pertanian USU mengkoordinasi unsur penyelenggara akademik yang terdiri atas program studi masing-masing yaitu: Program Studi Agroekoteknologi yang terbagi atas empat (4) minat studi yaitu: minat studi Agronomi, minat studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, minat studi Ilmu Tanah,

dan minat studi Pemulihan Tanaman. . Program studi Agribisnis mempunyai dua (2) minat yaitu: minat studi

Agribisnis, dan minat studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Dan program studi Ilmu Teknologi Pangan, program studi Peternakan, dan program studi keteknikan pertanian. Dan program studi Kehutanan mempunyai minat yaitu: minat studi Manajemen Hutan, minat studi Budidaya Hutan, dan minat studi Teknologi Hasil Hutan. Dan yang terakhir adalah program studi Manajemen Sumber Daya Perairan.

Kantor Administrasi Fakultas yaitu Kantor Tata Usaha Fakultas dipimpin oleh Kepala, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Dekan. Kepala Bagian Tata Usaha yaitu: Jamaluddin Hasibuan, SH, Kepala Sub Bagian Kepegawaian: Arifuddin, SE, SH. Dan Kepala Sub Bagian Akademik: Syamsul Bahri, S. Pd. Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni: Ir. Masnin. Kepala


(38)

Sub Bagian Umum dan Keuangan: Mawardi Nur, S. Pd. Kepala Sub Bagian Perlengkapan: Drs. Wahyudi.

4. 2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. Informan yang diambil dalam peneiltian ini sebanyak 4 orang. Dari ke-4 informan ditemukannya data yang berulang-ulang dan penulis masih meneruskan penggalian data kepada informan lain dengan harapan menemukan data baru dalam pengembangan wawasan. Berikut adalah daftar karakteristik informan :

Tabel 1 : Daftar Identitas Informan

No Kode Kelompok Informan Jenjang Pendidikan

1. I1 Agroekoteknologi S2

2. I2 Agroekoteknologi S2

3. I3 Agroekoteknologi S2

4. I4 Agroekoteknologi S2

Berdasarkan identitas informan di atas, dapat dilihat bahwa banyaknya variasi informan yang dimiliki jurusan Agroekoteknologi menyebabkan semakin banyak juga informasi yang dibutuhkan. Dan hal itu berpengaruh terhadap jenjang pendidikan Mahasiswa Agroekoteknologi karena semakin tingginya jenjang pendidikan Mahasiswa maka semakin spesifik informasi yang dibutuhkan.

Informan pertama (I1) adalah informan yang diwawancarai dengan melakukan perkenalan terlebih dahulu, sama halnya dengan I2, I3, I4. Setelah itu meminta waktu sedikit untuk diwawancarai dan menjelaskan maksud serta tujuan untuk melakukan wawancara tersebut.

Proses bertemunya penulis dengan I1 adalah dimulai dengan menemui pegawai tata usaha selanjutnya pegawai tersebut memberikan petunjuk untuk


(39)

menemui informan di Gedung Pasca Sarjana Agroekoteknologi. Wawancara untuk I2 sama halnya dengan I1, I3, dan I4, hal ini dikarenakan I, II, III, dan IV, berada dalam tempat yang sama, soalnya ruang kuliah yang sama juga. Mereka atau Informan dalam penelitian ini hanya dapat dijumpai di dalam ruangan tersebut, dan penulis juga meminta kesediaan waktu mereka di dalam tempat yang sama. Selain mudah dijumpai, Informan juga dapat melanjutkan proses belajar mengajar setelah selesai diwawancara. Semua Informan penulis meminta waktunya untuk diwawancarai adalah dalam waktu istirahat. Dalam arti Informan diwawancarai dalam keadaan tidak sedang melakukan kegiatan.

Wawancara dilakukan secara informal dengan menggunakan pedoman wawancara. Suasana pada saat melakukan wawancara bersifat latar alamiah, karena suasana dan kondisi ruangan tidak diatur sedemikian rupa untuk melakukan wawancara. Bahasa yang digunakan selama melakukan wawancara adalah bahasa informal yaitu menggunakan bahasa indonesia.

4.3 Kategori

Dalam penelitian ini, agar mendapatkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis melakukan coding dengan cara menyusun kerangka awal dari analisis data. Oleh karena itu, penulis membaca kembali transkip wawancara dan melakukan coding untuk mendapatkan hasil yang relevan dengan pokok pembicaraan yang diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori. Adapun kategori tersebut adalah, sebagai berikut:

a. Kebutuhan Informasi

b. Bentuk dan Format Informasi c. Sumber Informasi

d. Kendala dalam Mencari Informasi e. Perilaku Pencarian Informasi

4.3.1 Kebutuhan Informasi

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil wawancara dengan keempat informan adalah berkaitan permasalahan yang dihadapi Mahasiswa berdasarkan


(40)

dari perilaku pencarian informasi. Kebutuhan informasi dapat muncul pada saat Mahasiswa mengerjakan tugas kuliah. Hasil yang didapatkan dari data mengenai tugas kuliah adalah bahwa pada saat mengerjakan tugas informan membutuhkan banyaknya informasi yang berkaitan dengan literature-literatur untuk menyelesaikan tugas kuliah. Penyebab yang menjadi permasalahan informan pada saat mencari informasi adalah minimnya akses informasi yang relevan dengan kebutuhan informasi informan. Karena informan tidak begitu mengetahui akses-akses informasi yang berkaitan dengan kebutuhan informasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2, I3, I4 sebagai berikut :

I2 : …dalam rangka mencari tugas, dan tambahan buku bacaan

I3:…untuk mendapatkan suatu kejelasan, atau data terhadap tugas yang diberikan dosen…

I4:…untuk bahan tugas, trus mencari kejelasan dari topik yang ingin kak ketahui…

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan informan kedua, hal ini menunjukkan bahwa informan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan mata kuliahnya. Disini I2 membutuhkan banyaknya literatur-literatur yang berkaitan dengan mata kuliah yang sesuai dengan jurusan yang sedang dijalani oleh informan tersebut. Misalnya tentang Agroekoteknologi. Mendapatkan literatur mengenai Agroekoteknologi maka dapat menjawab pembahasan mengenai tugas kuliah yang dilakukan oleh informan kedua.

Sedangkan pernyataan yang diungkapkan oleh informan ketiga bahwa tugas kuliah yang harus dikerjakan membutuhkan adanya informasi yang terbaru yang berkaitan dengan mata kuliah yang sedang dijalani. Untuk mendapatkan informasi yang terbaru mengenai Agroekoteknologi, maka Mahasiswa perlu melakukan kebijakan dalam hal penelusuran informasi terbaru.

Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh informan keempat, dapat dilihat bahwa I4 membutuhkan informasi pada saat pengumpulan data dalam tugas


(41)

kuliah, I4 membutuhkan informasi untuk kejelasan suatu topik yang ingin diketahuinya.

4.3.2 Bentuk dan Format Informasi

Bentuk dan format informasi merupakan kategori kedua setelah kebutuhan informasi dari peneliti. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keempat informan berkaitan dengan bentuk dan format informasi yang dibutuhkan Mahasiswa dalam menunjang kegiatan perkuliahan maka bagian ini dianggap penting untuk melengkapi penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan mengenai bentuk dan format informasi yang sering digunakan oleh informan, informan dalam penelitian ini sering menggunakan bentuk dan format informasi berupa pdf, html, dan dalam penggunaan format informan sering menggunakan format elektronik dalam pencarian tugas untuk tugas kuliah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan I1, I2, I3, I4, adalah sebagai berikut :

I1 : …elektronik dek, untuk formatnya kak ambil yang pdf, karena infonya lebih detail, itu aja dek…

I2 : …kakak biasanya menggunakan dokumen elektronik, karena selain dokumen elektronik itu banyak, dokumen elektronik juga gampang dicari dek, kalo untuk formatnya kak lebih suka pdf, karena format pdf itu lebih bisa dipertanggung jawabkan isinya…

I3 : …kakak menggunakan dua-duanya, biasanya kalo udah dapat artikel yang

elektronik, artikel itu kakak print biar lebih jelas, dan formatnya pdf, karena lebih akurat isinya

I4 : …kakak menggunakan dua-duanya, karena yang elektronik lebih praktis, dan yang tercetak untuk lebih jelasnya, dan untuk formatnya kak ambil pdf dan html, karena format itu lebih dipercaya…

Berdasarkan dari penjelasan keempat informan yang diatas menunjukkan bahwa bentuk dan format informasi yaitu pdf, html, dan format elektronik, merupakan kebutuhan koleksi atau sumber informasi primer yang selalu digunakan atau dibutuhkan oleh Mahasiswa Agroekoteknologi peneliti pada program studi Magister Agroekoteknologi USU. Penggunaan bentuk dan format


(42)

informasi ini (pdf, html) dibutuhkan informan untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan informasi bidang Agroekoteknologi.

Bagi I1, I2, I3 dan I4 bentuk dan format informasi yang sering digunakan dan disukai oleh informan ini merupakan hal yang wajar dalam mencari informasi. Karena dalam penjelasan informan untuk mengatakan ini atau sering menggunakan ini adalah suatu kemudahan dan kecepatan dalam mencari informasi. Memang manusia pada umumnya juga sering dan lebih suka dengan bentuk dan format yang seperti ini. Pemanfaatan bentuk dan format informasi ini juga sangat membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah dan mencari suatu kejelasan tentang suatu informasi. Bentuk dan format informasi ini merupakan prioritas utama, karena informasi yang didapat isinya mampu memenuhi kebutuhan dari mereka dan isi dari bentuk yang didapat tersebut menjelaskan dengan detail data-data yang berkaitan dengan mata kuliah yang sedang dihadapi oleh keempat informan.

4.3.3 Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan hal yang paling utama dalam menentukan nilai dari informasi. Informan menggunakan sumber infomasi yang sesuai dengan mata kuliah yang sedang dijalani. Dalam penggunaan sumber informasi ini, biasanya informan langsung menuju ke sumbernya, informan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya lalu melakukan identifikasi atau mengelompokkan apa yang dibutuhkan. Sumber informasi yang sering digunakan oleh informan adalah internet. Selain itu informan ke perpustakaan juga. Selain mudah digunakan internet juga praktis untuk waktu mencari informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari I1 dan I2, yaitu:

I1 : …kakak biasanya ke internet, karena internet lebih mudah diakses dan lengkap, tapi selain internet kak keperpustakaan juga…

I2 : …kakak selalu nyari informasi di internet, soalnya melalui internet informasi yang didapat lebih mudah, selain itu internet dapat diakses dimana dan kapan aja…

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam mencari informasi yang akan dibutuhkan atau dicari memudahkan pengguna dalam menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya I1 yang menyatakan bahwa dalam


(43)

mencari informasi di internet adalah suatu hal yang mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Sama halnya dengan penyataan yang dikemukakan oleh informan kedua, dimana I2 melakukan pencarian informasi di internet karena menurut informan ini internet selain mudah untuk digunakan internet juga dapat diakses kapan dan dimana saja. Lain halnya dengan informan ketiga, yang menyatakan terlebih dahulu mencari informasi di perpustakaan, setelah itu baru searching melalui internet. Hal ini sesuai pernyataan yang dikemukakan I3, yang hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :

I3 : …biasanya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, kakak pergi ke

perpustakaan, tapi kalo kakak lagi malas, searching melalui internet aja…

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh I3, mencari informasi ke perpustakaan terlebih dahulu dilakukan, akan tetapi kalau lagi ada masalah atau waktu yang tidak cukup untuk mencari tugas ke perpustakaan, maka informan langsung searching melalui internet. Karena menurut informan untuk mencari informasi yang lebih detail itu adalah di perpustakaan.

Sumber informasi yang digunakan informan dalam meyelesaikan tugas kuliah adalah berupa koleksi perpustakaan, dan internet. Dari kedua sumber informasi yang digunakan, maka dapat membantu informan untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen, dan dapat juga memenuhi kebutuhan informasi informan untuk mencari kejelasan suatu informasi yang ingin diketahui oleh informan.

Mencari informasi di perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan informasi informan dalam mencari informasi untuk melengkapi data dalam mengerjakan tugas kuliah.

Melalui internet juga informan melakukan pencarian untuk memenuhi kebutuhan informan. Dan selain itu juga informan bertanya mengenai kebutuhannya terhadap orang yang mengetahui tentang informasi yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan I4, berikut adalah hasil wawancaranya:


(44)

I4 : …kakak mencari informasi di perpustakaan dan melalui internet, selain itu juga kak tanya sama orang yang mengetahui tentang informasi tersebut…

Berdasarkan paparan yang disampaikan informan di atas bahwa buku atau literatur yang ada di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memadai dalam pemenuhan informasi yang dibutuhkan oleh informan. Selain itu juga informan mencari informasi melalui internet, dan dengan orang yang mengetahui tentang informasi yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, bahwa internet merupakan salah satu bagian terpenting dalam hidup manusia. Karena internet merupakan suatu layanan yang sangat mudah digunakan oleh siapapun. Karena internet menyediakan banyak informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa internet sangat mudah digunakan, dan dapat diakses kapan dan dimanapun. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh I1, I2, I3 dan I4, berikut adalah hasil wawancaranya:

I1 : …kalo menurut kakak internetlah yang lebih gampang digunakan

I2 : …internet dek, karena menurut kakak lebih banyak pilihan informasi yang

tersedia di internet

I3 : …internet dek, soalnya lebih praktis aja

I4 : …kakak lebih mudah menggunakan internet dek

Pernyataan yang dikemukakan di atas adalah menunjukkan bahwa internet merupakan sumber informasi yang mudah digunakan oleh siapapun. Dan internet juga dapat diakses kapan dan dimanapun. Sesuai dengan pernyataan informan yang kedua bahwa informasi di internet itu adalah banyak pilihan informasi yang tersedia.

Sedangkan situs yang mudah dan sering digunakan oleh informan adalah situs yang berhubungan dengan jurusan informan. Karena dalam hal ini informan mencari informasi adalah atas tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mereka. Akan tetapi informan juga adakalanya ingin mengetahui kejelasan suatu informasi yang belum diketehui oleh informan dalam penulisan ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1, berikut hasil wawancaranya:


(45)

I1 : …biasanya kak buka situs International Biotechnology, Balitbio, dan Deptan…

Layanan perpustakaan sering dimanfaatkan oleh informan seperti layanan penelusuran, peminjaman maupun layanan fotokopi. Layanan penelusuran yang digunakan informan dimanfaatkan untuk menelusur koleksi yang ada di perpustakaan, serta untuk menemukan apakah telah ada koleksi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh informan. Informan dalam penelitian ini menggunakan jurnal pertanian yang sesuai dengan jurusan Agroekoteknologi dalam mencari data untuk tugas yang akan diselesaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1, I3 yang biasanya menggunakan jurnal dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Pernyataannya adalah sebagai berikut :

I1 : …yang biasa kakak gunakan NCBI, USU Report, dan Agrobio dek

I3 : …junal yang sering kakak gunakan jurnal HPT, jurnal ilmu pertanian, dan jurnal ilmu tanah…

Dengan adanya layanan yang diberikan perpustakaan kepada penggua maka dapat mempermudah Mahasiswa dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Jika sumber informasi dalam pemanfaatan koleksi perpustakaan yang digunakan belum dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh informan, maka informan akan mencari kesumber informasi berikutnya seperti internet. Namun, adakalanya pemanfaatan internet memiliki keterbatasan akses dalam pemenuhan informasinya seperti adanya akses berbayar untuk artikel yang akan didownload. Tetapi adakalanya informan tidak memiliki hambatan dalam pemanfaatan internet ini, malah dianggap sebagai sumber informasi yang memadai.

Apabila pemanfaatan koleksi perpustakaan maupun internet belum memenuhi kebutuhan informasi dari pengguna maka informan tersebut bertanya kepada orang yang mengetahui tentang informasi yang ada. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan I4, hasilnya sebagai berikut :


(46)

I4 : …kakak mencari informasi di perpustakaan dan melalui internet, selain itu

juga kak tanya sama orang yang mengetahui tentang informasi tersebut…

Bertanya sama orang yang mengetahui tentang hal yang akan dicari oleh informan keempat biasanya sangat membantu informan dalam melengkapi tentang tugas yang sedang dikerjakan.

4.3.4 Kendala dalam Mencari Informasi

Kategori keempat dalam pemenuhan kebutuhan informasi adalah mengenai kemudahan dalam memperoleh informasi dan mengakses informasi. Informasi akan menjadi bernilai apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika memiliki suatu sistem jaringan yang harus terkoneksi secara luas dan memiliki sinyal yang baik. Jika tidak memiliki kualitas sinyal yang baik maka akan menjadi hambatan dalam pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini informan menyatakan hambatan yang sering dijumpai dalam mencari informasi adalah sedikitnya waktu dalam mencari informasi. Karena informan dalam hal ini adalah Magister mereka dapat menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh perpustakaan yaitu layanan digital.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh I1, I2, adalah sebagai berikut :

I1 : …waktu dek, karena kak dah nikah, jadi susah tuk membagi waktu… I2 : …waktu dek, karena kak dah kerja, jadi susah tuk membagi waktu

Berdasarkan penjelasan informan di atas, untuk memperoleh informasi kemudahan dalam mengakses informasi dibutuhkan adanya waktu yang banyak, sehingga proses untuk mencari informasi tidak mengalami hambatan. Apabila waktu terburu-buru dalam mencari informasi maka akan mengganggu dalam dalam mendapatkan informasi yang bagus.

Informasi dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan agar informasi tersebut dianggap tidak kadaluwarsa. Informasi yang kadaluwarsa akan memyebabkan kesalahan untuk mengambil sebuah tindakan,


(47)

baik keputusan maupun yang lainnya. Informasi akan semakin bernilai harganya jika informasi yang diterima tidak kadaluarsa (out of date). Akan tetapi hambatan yang sering dijumpai oleh informan yang keempat adalah berbeda dengan informan yang di atas. Informan ini merasa sedikitnya artikel yang dapat diunduh secara gratis. Hal ini tercermin sesuai dengan pernyataan dari I4, hasil wawancaranya sebagai berikut :

I4 : …kakak rasa kurang tersedianya artikel yang dapat diunduh secara gratis...

Berdasarkan pernyataan dari informan keempat bahwa jika informasi tersebut telah terpublikasi secara luas maka dapat dikatakan informasi itu berkualitas. Ini berarti jika informasi itu telah terpublikasi secara luas maka informasi yang ada tersebut telah mengalami proses pembaharuan dari data-data sebelumnya.

Informasi yang dapat diunduh secara gratis merupakan hal yang dapat mempermudah dalam mengerjakan tugas yang banyak memerlukan artikel atau jurnal yang harus diunduh melalui internet.

4.3.5 Perilaku Pencarian Informasi

Kategori terakhir dalam adalah mengenai bagaimana perilaku pencarian informasi yang sering dilakukan oleh informan dalam memperoleh informasi dan mengakses informasi. Informasi akan menjadi bernilai apabila dapat diperoleh secara mudah.

Informan dalam penelitian ini mempunyai cara yang berbeda dalam mendapatkan informasi. Misalnya dalam mencari informasi di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi informan ada yang menggunakan katalog terlebih dahulu sebelum melakukan pencarian buku ke rak. Dan informan yang lain juga ada yang langsung mencari buku yang akan dijadikan suatu bahan untuk memenuhi tugas yang akan dikerjakan. Dan dalam mencari informasi di internet informan dalam penelitian ini juga mempunyai perbedaan dalam mencari informasi dalam memenuhi kebutuhan informasinya.


(48)

Ada informan yang langsung melakukan pencarian terlebih dahulu sebelum membuat konsep tentang informasi yang akan ditelusur atau dicari. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2, I3, dan I4, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

I2 : …kakak langsung melakukan pencarian, baru kalo udah dapat kak baca dulu, baru kak konsep

I3 : …kakak cari dulu informasinya, baru kak konsep

I4 : …kakak langsung melakukan pencarian informasi, kemudian kakak cari

informasi sebanyak-banyaknya, baru kakak konsep

Lain halnya dengan informan yang pertama, dalam mencari informasi di internet informan ini terlebih dahulu membuat konsep apa yang hendak dicari. setelah dikonsep maka informan ini melakukan pencarian. Dalam hal ini informan menjelaskan hal yang demikian adalah mempermudah dalam melakukan pencarian di internet. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1, hail wawancaranya adalah sebagai berikut:

I1 : …biasanya kak membuat konsep dulu biar lebih gampang, kan makin cepat makin baik

Penggunaan katalog yang disediakan oleh perpustakaan adalah sarana untuk mempercepat pencarian koleksi ke rak buku yang telah disediakan. Akan tetapi informan dalam penelitian ini mempunyai cara yang berbeda dalam melakukan pencarian buku di perpustakaan. Ada yang melalui katalog terlebih dahulu, ada juga yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2 dan I4, berikut adalah hasil wawancaranya:

I2 : …kakak langsung ke rak buku, karena biasanya kak sudah tau buku yang mau

kak liat dan buku apa yang mau dicari… I4 : …kakak langsung ke rak buku


(49)

Katalog adalah salah satu sarana yang dapat mempermudah pengguna dalam mencari koleksi di perpustakaan. Katalog juga mudah digunakan oleh pengguna yang ingin mencari koleksi di perpustakaan. Karena dengan menggunakan katalog ini pengguna dapat langsung mengetahui kondisi buku yang ingin digunakan atau dipinjam. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1, berikut adalah hasil wawancaranya:

I1 : …malalui katalog dulu, karena kak rasa lebih mudah dalam mencari buku

Keadaan dan waktu juga dapat merubah kesempatan pengguna dalam mencari informasi yang sedang dibutuhkan. Adakalanya informan mempunyai waktu yang banyak dalam mencari informasi, terkadang informan juga harus melakukan pekerjaan yang lain yang tidak dapat ditinggalkan. Begitu juga halnya dalam mencari buku di perpustakaan. Apakah harus melalui katalog dulu atau langsung melakukan pencarian tanpa harus melalui katalog. Karena kebiasaan mencari informasi juga dapat mempermudah informan dalam mencari informasi.

Informan tidak harus melalui katalog terlebih dahulu sudah mengetahui kelas dan rak mana yang harus didatangani. Hal ini sesuai dengan pernyataan I3, berikut adalah hasil wawancaranya:

I3 : …tergantung situasi, kalo misalnya kak udah tau lokasi bukunya, kakak langsung ke raknya, tapi kalo belum, kakak melalui katalog dulu

4.4 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, melalui proses analisis data untuk menjaga keabsahan data serta melakukan trianggulasi, maka diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut adalah perilaku pencarian informasi Magister Agoekoteknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:


(50)

No Kategori Indikator 1. Kebutuhan Informasi Tugas Kuliah

Tambahan Bahan Bacaan 2. Bentuk dan Format Informasi Tercetak

Elektronik Pdf, Html

3. Sumber Informasi Koleksi Perpustakaan Internet

Orang yang berhubungan dengan informasi yang ada

4. Kendala dalam Mencari Informasi

Waktu

Kurangnya artikel yang dapat diunduh secara gratis

5. Perilaku Pencarian Informasi Pembuatan konsep sebelum melakukan pencarian informasi

Penggunaan katalog

Langsung melakukan pencarian Langsung ke rak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima kategori memiliki beberapa indikator dalam perilaku pencarian informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi. Kelima kategori tersebut dapat digambarkan sebagai peta indikator perilaku pencarian informasi yaitu :


(51)

Gambar 5. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi USU


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku pencarian informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya :

1. Perilaku pencarian informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi umumnya muncul pada saat mengerjakan tugas mata kuliah, mulai dari tugas kuliah sampai dengan mengumpulkan data-data untuk dijadikan sebagai bahan penyeimbangan dari literature-literatur yang didapat.

2. Untuk pemenuhan kebutuhan informasi tersebut Mahasiswa membutuhkan adanya literature-literatur yang mendukung seperti adanya buku, jurnal ilmiah serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.

3. Dalam mendukung proses belajar maka informan membutuhkan adanya format informasi yang digunakan untuk mempermudah informan dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. Format informasi tersebut dapat berbentuk cetak maupun elektronik.

4. Dalam hal pemenuhan literature-literatur yang ada maka Mahasiswa membutuhkan adanya sumber-sumber informasi seperti koleksi yang disediakan perpustakaan, internet, akses-akses yang banyak menyediakan informasi tentang Agroekoteknologi, karena kemungkinan data yang dicari tidak didapatkan dari sumber informasi sebelumnya.

5. Informasi yang didapatkan akan menjadi berkualitas apabila sesuai dengan nilai dari informasi tersebut seperti adanya informasi yang terbaru, adanya keakuratan data sampai harus msngetahui apa manfaat dari adanya informasi tersebut.


(53)

5.2 Saran

Saran ini diberikan untuk penelitian lanjutan, agar memberikan aspek lain yang belum terungkap dalam penelitian ini, diantaranya dengan adanya perbedaan antara perilaku pencarian informasi Mahasiswa Magister Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, dapat dijadikan hal yang menarik untuk dibahas karena adanya perbedaan kemampuan yang dimiliki dan karakteristiknya, sehingga semakin bertambahnya kebutuhan informasi yang berbeda pula.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bogdan, Robert dan Taylor, Steven J. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Terjemahan oleh Arif Ruchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiyanto, M. 2000. Kebutuhan Informasi dan Perilaku Pencarian Informasi Peneliti Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/73746-T11629-Kebutuhan Informasi.pdf diakses pada tanggal 17 Februari 2011.

Chowdhury, G.G. 1999. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing.

Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Desaign: Choosing Among Five Tradisions. Thousand Oaks, CA: Sage.

Davis, Gordon B. 2002. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1.

Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Godbold, Natalya. 2006. Beyond Information Seeking: towards a general model of information behaviour. http://informationr.net/ir/11-4/paper269.html diakses pada tanggal 10 Februari 2011.

Ishak. 2006. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter

Spesialis (PPDS) FK-UI Dalam Memenuhi Tugas Journal Reading. Pustaha.

Vol. 2, No. 2, Desember 90-101.

Jogiyanto, H. M. 1990. Analisis dan Disain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kristanto, Andi. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.

Yoyakarta: Gava Media.

Kuhltau. 2000. The Information Search Process (ISP.

http://comminfo.rutgers.edu/~kuhlthau/information_search_process.htm diakses pada tanggal 23 Februari 2011.

Mayer, Hester W. J. 2005. The Nature of Information, and The Effective Use Information in Rural Development. Information Research. Vol 13 No. 2 June 2008.


(1)

3. Hasil Transkip Wawancara Informan III

Wawancara ini diambil pada tanggal 15 April 2011, pukul 12:00 Wib. Bertempat di Gedung Pasca Sarjana Ilmu Agroekoteknologi Medan Universitas Sumatera Utara. Suasana pada saat melakukan wawancara ini bersifat rileks dan dalam keadaan istirahat, duduk bersampingan bersama informan, hal ini dikarenakan penulis dan Mahasiswa Agroekoteknologi atau informan membuat janji terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Selanjutnya penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan mengenai topik yang akan ditanyakan berkaitan dengan perilaku pencarian informasi. Berikut ini adalah hasil kutipan wawancara antara penulis dan informan. Penulis disimbolkan dengan (P) dan Informan Pertama (I3).

P : ’’Selamat siang kak. I3 : ’’iya selamat siang dek’’.

P :’’sebelumya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak karena telah meluangkan sedikit waktunya untuk wawancara penulisan saya ini’’. I3 : ’’oh ya gak apa-apa kok dek’’.

P : maaf kak, kalau boleh tau siapa yah kak namanya? I3 :nama saya Bangun.

P : biasanya kak mencari informasi dalam rangka?

I3 :kakak mencari informasi untuk mendapatkan suatu kejelasan, atau data

terhadap tugas yang diberikan dosen. P : trus, kakak mencari informasi dimana aja?

I3 :biasanya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, kakak pergi ke


(2)

P : ooo,, trus, kalo kakak nyari informasi dibuat dulu konsepnya atau langsung ke sumbernya?

I3 : kakak cari dulu informasinya, baru kak konsep.

P : menurut kakak sumber informasi apa yang mudah digunakan? I3 :internet dek, soalnya lebih praktis aja.

P :trus, kalau nyari informasi di internet situs apa aja yang sering kak gunakan? I3 : kakak langsung nyari melalui google aja, karena kakak tidak begitu kenal

situs-situs yang berhubungan dengan pertanian .

P :trus kak, kakak sering menggunakan dokumen yang tercetak atau yang elektronik?

I3 : kakak menggunakan dua-duanya, biasanya kalo udah dapat artikel yang

elektronik, artikel itu kakak print biar lebih jelas.

P : biasanya kalo memilih dokumen di internet, format apa aja yang sering kak ambil, dan kenapa kak?

I3 : kak memilih format pdf, karena lebih akurat isinya.

P : mmm,,, selain melalui internet, kakak ke perpustakaan juga? I3 : iya dek.

P : biasanya kak terlebih dahulu ke katalog atau langsung ke rak buku?

I3 :tergantung situasi, kalo misalnya kak udah tau lokasi bukunya, kakak

langsung ke raknya, tapi kalo belum, kakak melalui katalog dulu. P : kakak pernah menggunakan jurnal?


(3)

P : jurnal apa aja kak?

I3 :junal yang sering kakak gunakan jurnal HPT, jurnal ilmu pertanian, dan jurnal

ilmu tanah.

P : terakhir ya kak, selama kakak mencari informasi dalam mengerjakan tugas, hambatan apa aja yang kak jumpai?

I3 : waktu dek, karena kak dah kerja, jadi susah tuk membagi waktu.

P :oke…terima kasih ya kak karena telah menjadi informan dalam penulisan saya ini.


(4)

4. Hasil Transkip Wawancara Informan IV

Wawancara ini diambil pada tanggal 15 April 2011, pukul 12:30 Wib. Bertempat di Gedung Pasca Sarjana Ilmu Agroekoteknologi Medan Universitas Sumatera Utara. Suasana pada saat melakukan wawancara ini bersifat rileks dan dalam keadaan istirahat, duduk bersampingan bersama informan, hal ini dikarenakan penulis dan Mahasiswa Agroekoteknologi atau informan membuat janji terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Selanjutnya penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan mengenai topik yang akan ditanyakan berkaitan dengan perilaku pencarian informasi. Berikut ini adalah hasil kutipan wawancara antara penulis dan informan. Penulis disimbolkan dengan (P) dan Informan Pertama (I4).

P : ’’Selamat siang kak. I4 : ’’iya selamat siang dek’’.

P :’’sebelumya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak karena telah meluangkan sedikit waktunya untuk wawancara penulisan saya ini’’. I4 : ’’oh ya silahkan’’.

P : maaf kak, kalau boleh tau siapa yah kak namanya? I4 :nama saya Wahyuni

P : biasanya kak mencari informasi dalam rangka?

I4 : kakak mencari informasi untuk bahan tugas, trus mencari kejelasan dari topik

yang ingin kak ketahui.

P : trus, kakak mencari informasi dimana aja?

I4 : kakak mencari informasi di perpustakaan dan melalui internet, selain itu juga


(5)

P : ooo,, trus, kalo kakak nyari informasi dibuat dulu konsepnya atau langsung ke sumbernya?

I4 :kakak langsung melakukan pencarian informasi, kemudian kakak cari

informasi sebanyak-banyaknya, baru kakak konsep.

P : menurut kakak sumber informasi apa yang mudah digunakan? I4 :kakak lebih mudah menggunakan internet dek.

P :trus, kalau nyari informasi di internet situs apa aja yang sering kak gunakan? I4 : kakak kurang begitu pinter nyari situs, jadi kakak langsung melakukan

pencarian di google, baru kak pilih dokumen yang sesuai.

P :ooo,,, trus kak, kakak sering menggunakan dokumen yang tercetak atau yang elektronik?

I4 : kakak menggunakan dua-duanya, karena yang elektronik lebih praktis, dan

yang tercetak untuk lebih jelasnya.

P : biasanya kalo memilih dokumen di internet, format apa aja yang sering kak ambil, dan kenapa kak?

I4 : kak menggunakan format pdf dan html, karena format itu lebih dipercaya.

P : mmm,,, selain melalui internet, kakak ke perpustakaan juga? I4 : iya dek.

P : biasanya kak terlebih dahulu ke katalog atau langsung ke rak buku? I4 : kakak langsung ke rak buku.

P : kakak pernah menggunakan jurnal? I4 : ya pernah dek.


(6)

P : terakhir ya kak, selama kakak mencari informasi dalam mengerjakan tugas, hambatan apa aja yang kak jumpai?

I4 : kakak rasa kurang tersedianya artikel yang dapat diunduh secara gratis.

(sambil tertawa)

P :oke…terima kasih ya kak karena telah menjadi informan dalam penulisan saya ini.

I4 : olo dek…sama-sama…sukses da..cepat karejoon.

P :olo kak…makasi… I4 :olo…