Pelaksanaan Pembukaan Giro PEMBAHASAN
1 Identitas calon nasabah
2 Maksud dan tujuan hubungan usaha dilakukan oleh calon
nasabah dengan bank 3
Informasi lain yang memungkinkan bank untuk dapat mengetahui profil calon nasabah dan
4 Identitas pihak lain
2. Dokumen pendukung bagi nasabah perorangan sekurang-
kurangnya terdiri dari: Identitas nasabah yang memuat:
1 Nama
2 Alamat dan tempat tinggal tetap
3 Tempat dan tanggal lahir
4 Kewarganegaraan
5 Keterangan mengenai pekerjaan
6 Eksperimen tanda tangan
7 Keterangan mengenai sumber dana dan tujuan penggunaaan
dana 3.
Perjanjian Penyimpanan Dana dan Pembukaan Rekening Giro Bila bank umum dapat menyetujui permohonan calon nasabah untuk
diterima sebagai nasabah giro, maka dilakukan pengikatan berupa perjanjian pembukaan rekening giro.
A. Perjanjian pembukaan rekening giro
Perjanjian antara nasabah bank dengan nasabah sesuai dengan SEBI No 210DASP, sebagaimana telah diubah dengan SEBI
No 417DASP, adalah perjanjian pembukaan rekening, dan dalam praktik perbankan yang berkaitan dengan simpanan giro.
Suatu perjanjian secara umum tunduk kepada ketentuan hukum perikatan yang tercantum dalam KUH Perdata dan kepada
ketentuan larangan pencantuman klausul baku yang tercantum dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen. Akan tetapi, dalam rangka perjanjian di bidang perbankan wajib pula dipatuhi peraturan perundang-undangan
Bank Indonesia. B.
Pembukaan Rekening Bila perjanjian pembukaan rekening giro telah ditanda tangani
oleh kedua belah pihak dan dokumen lainnya sudah diselesaikan dan dilengkapi oleh nasabah penyimpan, bank umum yang
bersangkutan segera membuka suatu rekening giro dengan nama nasabah penyimpan sesuai dengan peraturan internnya. Setiap
rekening yang dibuka akan mempunyai nomor rekening tersendiri yang mengacu pada sistem akun yang berlaku pada
masing-masing bank umum. Nomor rekening merupakan salah satu aspek yang terkait dengan nasabah penyimpan dan
simpanannya yang wajib dirahasiakan oleh bank dan pihak terafiliasi sebagaimana yang diatur oleh ketentuan rahasia bank.
Dalam rangka pembukaan rekening giro tersebut, nasabah penyimpan diminta untuk melakukan setoran pertama,
menyerahkan surat kuasa tentang orang-orang yang ditunjuk
untuk berhubungan dengan bank dan melakukan pengambilan contoh tanda tangan dari pihak yang berwenang dan yang
diberikan kuasa dalam hubungan rekening giro. C.
Penyerahan Blanko Cek Bilyet Giro Setelah semua persyaratan administratif diselesaikan, bank
umum memberikan blanko warkat yang diperlukan nasabah penyimpan untuk melakukan penarikan dana yang tersimpan
dalam rekening gironya. Blanko cek tersebut diserahkan dalam bentuk buku yang masing-masing umumnya berisi 25 lembar
dan disertai dengan lembar tanda tangan. Lembar tanda terima biasanya disebut lembar pertama harus
dikembalikan kepada bank. Pada lembar tanda terima tersebut tercantum pernyataan tanggung jawab pengunaan blanko oleh
nasabah penyimpan, jumlah dan nomor blanko dan sebagainya. Pengembalian lembar tanda terima dilakukan setelah ditanda
tangani oleh nasabah penyimpan. Bila lembar tanda terima belum diserahkan kembali kepada banl umum yang
bersangkutan, maka terhadap cek atau bilyet giro yang kepada bank umum sebagai pihak tertarik akan ditolak pelaksanaan
perintahnya. Pemberian bilyet giro kepada nasabah yang baru pertama kali
membuka rekening giro seharusnya disertai dengan pemberian penjelasan.
4. Penarikan dan Penyetoran Dana Giro
Penarikan dan penyetoran dana dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan keinginan dan permintaan nasabah, peraturan intern
masing-masing bank umum dan ketentuan yang dicantumkan dalam perjanjian pembukaan rekening giro. Dengan dilakukannya penarikan
dan penyetoran oleh nasabah penyimpan, maka terjadi mutasi debet dan mutasi kredit atas rekening giro yang bersangkutan.
A. Setoran Pertama
B. Penarikan
C. Setoran Rutin
D. Jasa Giro Biaya Rekening
E. Penutupan Rekening
5. Jasa Giro dan Biaya
Sehubungan dengan penyimpanan dana nasabah penyimpan melalui rekening giro, bank umum yang mengelola simpanan tersebut akan
memberikan jasa giro yang dinyatakan dalam persentase tertentu. Beberapa bank lainnya tidak menggunakan istilah jasa giro, tetapi
menggunakan istilah bunga giro. Tingkat persentase jasa giro ada umumnya lebih kecil bila dibandingkan dengan tingktat persentase
bunga deposito atau tabungan. Namun demikian, beberapa bank umum pada saat yang sama sering pula menetapkan kebijakan
besarnya tingkat persentase jasa giro yang berbeda kepada nasabahnya berdasarkan pertimbangan tertentu.
6. Saldo minimum
Setiap nasabah wajib memelihara saldo minimum yang jumlahnya sesuai dengan ketentuan bank. Apabila terjadi pelanggaran atas
ketentuan tersebut, maka nasabah harus dikenakan denda yang besarnya sesuai dengan ketentuan bank. Proses pembebanan denda atas rekening
yang memiliki saldo di bawah minimal harus dilakukan pada setiap transaksi.
7. Transaksi Rekening Giro
Setiap transaksi yang dibukukan ke dalam rekening Giro harus memuat informasi, antara lain: tanggal transaksi, nomor CekBilyet Giro yang
ditarik atau keterangan lainnya, debet atau kredit dan nominal transaksi. Total saldo seluruh rekening Giro yang ada harus sama dengan saldo
perkiraan Giro dalam Neraca Harian pada hari yang sama. Semua bukti transaksi rekening Giro yang sudah dibukukan harus diperiksa kembali
oleh masing-masing unit kerja bersangkutan dan dilakukan verifikasi ulang oleh Seksi Akuntansi.
8. Setoran Giro
Setoran awal sekurang-kurangnya adalah sebesar jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan bank, sedangkan penyetoran selanjutnya tanpa
batasan nominal dapat dilakukan secara tunai, pemindahbukuan, transfer dan kliring. Media yang digunakan untuk transaksi penyetoran
secara tunai adalah slip setoran. Penyetoran yang bersifat pemindahbukuan dilakukan dengan menggunakan media
pemindahbukuan.
9. Penarikan Giro
Media yang digunakan untuk transaksi penarikan adalah penarikan tuna menggunakan cek. Penarikan non tunai, untuk dikliringkan
menggunakan Bilyet GiroCross Cek. Untuk pemindahbukuan antar rekening, menggunakan Cross Cek, Bilyet Giro atau media lainnya
sesuai ketentuan bank. Tidak ada batasan frekuensi penarikan dan jumlah pengambilan selama saldo masih mencukupi kecuali untuk
rekeningsaldo blokir, apabila ada. Apabila nasabah menarik CekBilyet Giro kosong melalui kliring, maka
akan diberikan Surat Peringatan kepada nasabah yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. Penarikan giro antar cabang dapat
dilakukan dengan memperhatikan verifikasi tandatangan dan limit transaksi sesuai ketentuan bank.
10. Jasa giro
a. Jasa giro Kasda Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten PKD :
1. Saldo Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00 2009
2. Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa sebesar 3,00 2009
b. Jasa giro lainnya : 1.
Saldo Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00 2009 2.
Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa 1,00 2009 3.
Saldo ≥ Rp 25.000.000 memperoleh jasa 1,50 2009 4.
Saldo ≥ Rp 100.000.000 memperoleh jasa 2,00 2009
c. Jasa giro bank lain : 1.
Saldo Rp 10.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00 2009 2.
Saldo ≥ Rp 10.000.000 memperoleh jasa 0,25 2009 3.
Saldo ≥ Rp 50.000.000 memperoleh jasa 0,50 2009
1. Pajak Penghasilan atas Jasa Giro
Pajak penghasilan PPh atas jasa giro dikenakan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku yaitu 20 dari saldo terakhir dan
dibebankan pada saat pembayaran jasa giro dengan cara menyajikan pemotongan PPh secara terpisah dari jumlah jasa giro.
Penyetoran PPh atas jasa giro ke Kantor Kas Negara dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Apabila terdapat perubahan peraturan
pemerintah yang berkenaan dengan PPh atas jasa giro, maka peraturan tersebut secara otomatis bersifat mengikat pada saat peraturan tersebut
diberlakukan. 2.
Salinan Rekening Giro Salinan rekening giro rekening koran dicetak sebulan sekali untuk
diberikandikirim kepada alamat masing-masing nasabah, sesuai dengan permintaan nasabah yang bersangkutan. Salinan rekening giro juga dapat
dicetak sewaktu-waktu apabila terdapat permintaan dari nasabah. Biaya pencetakan salinan rekening giro karena permintaan nasabah dibebankan
secara langsung pada hari yang sama. Pengiriman salinan rekening giro dilaksanakan oleh Unit Kerja Administrasi dan Umum.
3. Kehilangan CekBilyet Giro
Dalam hal kehilangan CekBilyet Giro, nasabah harus membuat Surat Pernyataan Hilang disertai dengan Laporan Kehilangan dari
Kepolisian yang ditujukan kepada Kantor Cabang dimana rekening giro dibuka.
Berdasarkan Surat Pernyataan Hilang tersebut, harus segera dilakukan pembatalan pembayaran Stop Payment Order atau
pemblokiran atas CekBilyet Giro yang dinyatakan hilang, ke dalam sistem. CekBilyet Giro yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi atau
dianggap tidak sah. 4.
Rekening Pasif Rekening pasif merupakan rekening giro yang mempunyai
mutasitransaksi sesuai dengan ketentuan bank. Rekening pasif dikenakan biaya administrasi rekening pasif yang besarnya sesuai dengan ketentuan
bank. Pada setiap akhir bulan harus dicetak daftar rekening giro yang
tergolong dalam rekening pasif. Bank berhak melakukan penutupan rekening pasif sesuai dengan ketentuan bank
5. Penutupan Rekening Giro
Penutupan rekening giro hanya dapat dilakukan pada kantor di mana rekening giro tersebut dibuka. Penutupan rekening giro dapat dilakukan
berdasarkan permintaan nasabah sendiri, kepentingan bank atau atas perintah Bank Indonesia secara tertulis.
Bank harus membebankan biaya penutupan rekening giro yang besarnya sesuai dengan ketentuan bank. Proses penutupan rekening giro
pada sistem harus dilakukan secara dual control antara staf pelaksanaan dengan pejabat yang berwenang. Untuk setiap rekening giro yang ditutup
sisa buku cekbilyet giro yang belum digunakan oleh nasabah harus ditarik kembali.
6. Pemindahbukuan
Pemindahbukuan merupakan bentuk ringkas dari dua transaksi yaitu penerimaan dan pengeluaran dengan mendebet suatu rekening kas atau
setara kas dan mengkredit rekening kas atau setara kas lainnya. Namun kita cukup mencatat transaksinya sekali saja selanjutnya tugas komputer.
Prosedur ini tidak berhubungan dengan buku utang dan buku piutang seperti jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. Pemindahbukuan tidak
mempengaruhi total asset perusahaan dalam bentuk kas dan setara kas. Karena itu tidak digolongkan ke dalam transaksi penerimaan kas atau
pengeluran kas. 7.
Penutupan Rekening Penutupan rekening giro dapat terjadi atas permintaan nasabah
penyimpan karena nasabah memutuskan hubungan usaha degan banknya atau atas keputusan bank umum yang berdsasngkutan. Pengaturan
penutupan rekening giro tersebut tunduk kepada peraturan perundang- undangan yang berlaku dan peraturan intern bank. Surat Pemberitahuan
Penutupan Rekening SPPR atau nasabah yang bersdangkutan telah termasuk dalam Daftar Hitam. Mengenai penutupan rekening dan Daftar
Hitam yang diatur dalam SEBI No 210DASP sebagaimana telah diubah dengan SEBI No 417DASP