1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan pembangunan suatu negara bukan hanya dilihat dari segi pembangunan fisiknya saja, akan tetapi juga meliputi pembangunan fisik dan juga mental sumber daya manusia yang ada di negara tersebut. Pembangunan gedung – gedung bertingkat sebagai sarana penunjang kegiatan perekonomian tidak akan berarti jika tidak didukung dengan adanya manusia cerdas serta beraakhlak tinggi untuk mengelolanya. Manusia adala modal utama bagi keberhasilan suatu negara menuju gerbang kesuksesan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membentuk manusia-manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang paling ampuh untuk membangun manusia berpendidikan adalah dengan memotivasinya dalam belajar. Motivasi yang benar dalam belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan. Seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka akan dihasilkan manusia-manusia berpendidikan tinggi yang pada akhirnya berperan besar dalam perkembangan pembangunan suatu negara. Setiap manusia pastinya akan mendapat pendidikan, baik itu pendidikan formal yang diperoleh di sekolah maupun pendidikan nonformal yang diperoleh di bimbingan ataupun dilingkungan hidupnya. Kedua lingkup pendidikan ini formal Universitas Sumatera Utara maupun nonformal seharusnya mampu memberikan motivasi yang benar bagi manusianya. Pemberian motivasi dari enaga pendidik, dalam hal ini yang dimaksud adalah guru kepada anak didik berlangsung dalam interaksi yang melibatkan proses komunikasi, terutama komunikasi tatap muka yang berlangsung diantara keduanya yang keseluruhan proses tersebut tidak lepas dari peranan komunikasi antarpribadi. Dikatakan komunikasi tatap muka karena ketika komunikasi berlangsung, komunikator guru dapat melihat dan mengkaji diri si komunikasi siswa secara langsung. Proses belajar mengajar diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Defenisi ini mengatakan bahwa terjadinya perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung hanya dari satu arah saja, melainkan terjadi secara timbal balik interaktif. Dimana kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalamnya. Tujuan interaksi belajar mengajar merupakan titik temu yang bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas kedua pihak tersebut. Dengan demikian kriteria dari rangkaian keseluruhan proses interaksi adalah perubahan perilaku dan pribadi siswa. Proses belajar-mengajar disekolah adalah fenomena yang kompleks. Pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah tidak semata-mata dilihat dari prestasi belajar para siswa dalam bentuk angka-angka atau nilai rapor, tetapi kegiatan pembelajaran disekolah selayaknya juga ditujukan untuk menumbuhkan motivasi yang benar pada kegiatan belajar. Guru memegang peranan sangat penting dalam Universitas Sumatera Utara menyediakan suasana kelas yang memberdayakan keberadaan siswa di kelas. Peranan seorang guru diibaratkan seperti seorang konduktor dalam sebuah orkestra yang mampu mengubah berbagai faktor yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga memudahkan proses siswa belajar di kelas. Peranan ini menuntut guru memiliki kecakapan berkomunikasi communication skill. Perilaku komunikasi tatap muka adalah salah satu elemen yang kurang mendapat perhatian oleh guru. Padahal interaksi yang berlangsung dalam proses belajar mengajar di sekolah lebih sering menggunakan komunikasi tatap muka, baik didalam kelas maupun ketika berada di luar kelas. Ketika berada di dalam kelas saat berlangsungnya proses penyampaian pelajaran oleh guru kepada anak didik, masih menggunakan teknik komunikasi tatap muka. Di mana siswa dapat memperhatikan setiap gerak tubuh dan kualitas tatap muka yang menghasilkan suasana nyaman bagi dirinya. Terutama ketika guru memberi motivasi, kemungkinan akan mendapat respon yang baik dari siswanya di mana keseluruhan proses tersebut tidak terlepas dari pengaruh komunikasi antarpribadi yang terjalin di antar keduanya. Proses penyampaian pelajaran secara langsung oleh guru tanpa memakai bantuan mediakomuniaksi seperti halnya media internet, misalnya dengan pemberian bahanmateri pelajaran melalui email. Guru masih menjelaskan serta menyampaikan pelajaran dengan memberdayakan keefektifan komunikasi tatap muka secara langsung. Sekolah di Medan pada umumnya dan SMK Negeri 8 Universitas Sumatera Utara khususnya, masih belum bisa menggunakan teknologi media komunikasi dalam kelangsungan proses belajar mengajar; misalnya dalam pemberian bahan pelajaran media elektronik berupa fasilitas internet. Tidak hanya di sekolah saja permasalahan tersebut terjadi, bahkan di lingkungan setingkat perguruan tinggi saja masih belum bisa menerapkanmengikuti gaya belajar melalui media internet tersebut. Di lingkungan kampus yang mana peserta didiknya adalah mahasiswa, tetapi masih juga belum bisa memberlakukan pola seperti itu. Hanya sebagian dosen yang memakai cara belajar seperti itu. Namun tak bisa dipungkiri, mahasiswa pun belum bisa mengikuti pola belajar melalui media internet tersebut. Komunikasu antarpribadi masih memegang andilperan yang teramat penting dalam dunia pendidikan. Selain kegiatan di dalam kelas, juga terjadi interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa diluar kelas. Misalnya jam istirahat berlangsung atau ada waktu kosong, tak jarang ada sebagian guru memanggil siswanya ke ruangan guru untuk bercerita secara lebih dekat dan medalam, yang mungkin disebabkan karena guru melihat siswanya menghadapi masalah baik itu persolana menyangkut masalah ekonomi maupun masalah yang ebrkaitan dengan prestasi belajarnya. Di saat seperti inilah, biasanya wali kelas atau guru yang bersangkutan memberikan nasehat dan dukungan serta memberi dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam diri siswa didiknya. Universitas Sumatera Utara Situasi yang digambarkan tersebut biasanya dilakukan oleh wali kelas atau guru lainnya yang bersangkutan kepada siswanya. Ketika berada dalam kondisi seperti itu, komunikasi antarpribadi menjadi cara yang sangat penting dan efektif untuk dilakukan. Hal ini diesebabkan karena ketika menyampaikan motivasi di saat seperti itu, komunikasi antarpribadi antar guru dan siswa tersebut menghadirkan situasi kedekatan serta keterbukaan di antra keduanya. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yg lain. Hal itu tergantung pada lingkungan sekitar yang mempengaruhi individu tersebut dalam menanggapi motivasi yang diberi. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasidorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain. Ada lima 5 hal yang penting yang harus diketahui dalam motivasi belajar. Pertama, motivasi belajar adalah internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Kedua, Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan reinforcement, suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu antribusi dari keberhasilan atau kegagalan. Ketiga, motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi. Keempat, motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, Universitas Sumatera Utara menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik dengan sering. Kelima, motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran. Hoffman menaksir bahwa masa depan remaja merupakan suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu. Perkembangan remaja berlangsung sangat pesat sehingga di tuntut untuk melakukan tindakan integratif demi terciptanya harmoni di dalam dirinya. Pada masa ini, remaja mulai mencapai hubungan dengan teman sebanyanya melalui pergaulan, baik di sekolah maupun di lingkungannya. Perkembangan remaja serta bertambahnya usia , membuat remaja rentan akan pengaruh lingkungan dan pergaulannya yang mana akan mempengaruhi sikap dan kepribadiannya yang pada akhirnya berdampak kepada siswa di sekolah. Sekolah SMK Negeri 8 Medan yang terdiri dari berbagai Jurusan. Diantaranya adalah jurusan Akomodasi Perhotelan, Busana, Kecantikan dan Boga dan hampir keseluruhan siswanya berjenis kelamin Perempuan membuat penulis tertarik untuk meneliti proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru dan siswanya tersebut. Hal ini disebabkan karena laki-laki biasanya cenderung pasif dalam berkomunikasi kepada gurunya. Keberadaan siswa yang dominan berjenis kelamin perempuan inilah yang membuat sekolah SMK Negeri 8 Medan berbeda dengan sekolah lain. Seperti kita ketahui, laki-laki terkesan lebih cuek terhadap hubungannya dengan lingkungan sekolah, terutama dengan Universitas Sumatera Utara guru. Berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih mudah membuka diri dan menciptkana suasana kedekatan dengan guru. Selain itu, siswa SMK Negeri 8 Medan yang terdiri dari jurusan Akomodasi Perhotelan, Busana, Kecantikan dan Boga. Juga membutuhkan motivasi belajar dalam peningkatan kualitas pendidkian didalam dirinya yang juga diperolehnya dari guru di lingkungan sekolah tempat mereka menuntut ilmu. Proses komunikasi antarpribadi dalam hal pemberian motivasi oleh guru kepada siswa SMK Negeri 8 tentu berbeda dengan kebanyakan lingkungan sekolah lainnya. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor lain yang turut melatarbelakanginya. Latar belakang keluarga yang berbeda dan sifat umum laki- laki yang cenderung cuek menjadi Point penting bagi penulis untuk meneliti komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara guru dan siswa SMK Negeri 8 Medan. Tentunya keadaan ini sangat mempengaruhi proses serta hasil penelitian terkait masalah tersebut. Berbeda dengan kebanyakan sekolah, yang mana proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung dalam keseharian rutinitasnya. Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi antarpribadi guru dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 8 Medan. Universitas Sumatera Utara

I. 2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dan Pengembangan Kompetensi Belajar Siswa

3 63 150

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 38 109

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 0 6

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 1 12

BAB I PENDAHULUAN - EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK JAKARTA 1

0 0 9

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 18

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) SKRIPSI

0 0 11