bisa memperoleh kemudahaan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang juga dapat berusaha membina
hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik dengan orang lain.
II. 1.3 Ciri Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh De Vito dalam Aloliliweri 1997:12 bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh
orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. Menurut Everet M.Rogers ada beberapa cirri komunikasi yang
menggunakan saluran komunikasi antarpribadi Liliweri, 1997:13 : -
Arus pesan yang cenderung dua arah -
Konteks komunikasinya dua arah -
Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi -
Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi -
Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relative lambat -
Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap
Alo liliweri dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi menyimp[uilkan cirri-ciri komunikasi antarpribadi Liliweri, 1997:13 adalah :
- Komunikasi antarpribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu.
Universitas Sumatera Utara
- Komunikasi antarpribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu,
meskipun bisa saja terjadi komunikasi antarpribadi ysng direncanakan. -
Komunikasi antarpribadi terjadi secara kebetulan. -
Komunikasi antarpribadi sering kali berbalas-balasan. Komunikator dengan komunikan dalam suatu percakapan memberi dan menerima
informasi secara bergantian. -
Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana bebas, bervariasi dan adanya
keterpengaruhan. Hanya dalam suasana bebas, terbuka tanpa ada hambatan psikologis antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi
bisa merasa bebas menyatakan pikiran, perasaan dan prilaku. -
Komunikasi antarpribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil.
- Komunikasi antarpribadi menggunakan lambing-lambang bermakna.
II.1.4 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi dantar komunikator dengan komunikan, dan merupakan komunikasi paling efektif dalam
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Komunikasi ini bersifat dialogis yang artinya, arus balik terjadi secara langsung.
Menurut Porter dan Samovar, terdapat tujuh cirri yang menunjukkan kelangsungan suatu proses komunikasi antarpribadi yaitu : melibatkan perilaku
melalui pesan baik verbal maupun nonverbal; melibatkan pernyataan ungkapan;
Universitas Sumatera Utara
bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi pernyataan pesan yang harus berkaitan; dipandu oleh
tata aturan yang ebrsifat intrinsic dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan, serta komunikasi-komunikasi antarpribadi yang melibatkan persuasi
Loliweri,1997:28 a.
Pesan : mencakup pesan verbal maupun nonverbal
- Verbal merupakan pesaninformasi berupa kata-katalambing yang
mengandung arti. -
Nonverbal merupakan pesan selain kata-kata. Misalnya; ekspresi wajah, kontak mata, dan nada suara.
b. Pernyataan ungkapan yang terhgantung pada tujuan dan sasaran hubungan,
situasi dan kondisi, waktu dan tempat berkomunikasi, yang dilatarbelakangi oleh alasan emosional maupun rasional.
c. Proses dinamis yang menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi
selalu mengalami perkembangan emosional maupun rasional.
d. Hubungan interaksi adalah setiap yang dilakukan di mana guru dan siswa
terlibat di dalamnya; baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
e. Tata aturan, meliputi tatanan intrinsic maupun ekstrinsik.
- Tatanan intrinsic merupakan tata aturan sebagai standarisasi perilaku
yang sengaja dikembangkan dalam pelaksanaan komunikasi antarpribadi.
- Tatanan ekstrinsik merupakan tata aturan yang timbul akibat pengaruh
pihak ketiga atau situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki.
Universitas Sumatera Utara
f. Kegiatan dan tindakan yaitu keadaan dimana komunikator dengan
komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi.
g. Tindakan persuasi merupakan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk
mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan.
Komunikasi antarpribadi mempunyai peranan cukup besar untuk mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan proses penggunaan
informasi secara bersama. Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka pengalaman peserta komunikasi tumpang tindih, yang terjadi saat individu
mempresepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterimanya dari lingkungannya.
Di masa lalu pendekatan komunikasi antarpribadi ditekankan pada situasi dua orang atau kelompok kecil. Dengan adanya perubahan perspekstif tentang
bagaimana komunikasi berlangsung, pendekatan komunikasi antarpribadi berubah menjadi bersifat hubungan yang terjalin di antara individu.
Keefektifan hubungan antarpribadi adalah taraf seberapa jauh akibat- akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan. Bila kita
berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu, merangsang munculnya gagasan tertentu, menciptakan kesan tertentu, atau
menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain. Terkadang orang memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda
dari yang kita harapkan. Keefektifan dalam hubungan antarpribadi dintentukan
Universitas Sumatera Utara
oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas tentang apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi
orang lains esuai kehendak kita.
II.2 Komunikasi Tatap Muka II.2.1 Pengertian Komunikasi Tatap Muka
Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal
maupun nonverbal; baik secara langsung tatap muka maupun secara tidak langsung menggunakan perantara. Bahkan ketika manusia hendak berhubungan
dengan orang lain pun menggunakan komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk
menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya” Cangara, 2004 : 18. Apabila ditinjau dari segi media, maka ada dua bentuk proses komunikasi,
yakni komunikasi bermedia dan tidak bermedia. Akan tetapi banyak orang yang lebih menyukai komunikasi tidak bermedia atau komunikasi tanpa muka daripada
melalui media, misalnya telepon, surat, dan lain-lain. Komunikasi tatap muka atau komunikasi langsung merupakan jenis komunikasi tradisional yang paling tua
seumur kehidupan manusia sekaligus yang paling utama.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi,
saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat. Akibatnya, komunikasi tatap muka
selalu memuaskan kedua belah pihak. Kegiatan komunikasi tatap muka merupakan suatu dinamika hubungan
antarpribadi dalam waktu dan ruang sebagai wujud keberadaan serta akrivitas manusiawi. Dinamika hubungan antarpribadi itu menyebabkan setiap orang selalu
berusaha menarik orang lain agar memasuki area pengaruh komunikasi, area pengalaman, dan area rujukan kepribadian. Komunikasi tatap muka merupakan
komunikasi yang dinamis yang dimulai melalui kesan pertama yang menarik perhatian.
Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antarpribadi melalui tatap muka mempunyai keuntungan yakni para komunikator dan komunikan dapar melibatkan
komunikasi verbal sekaligus nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, prilaku paralinguistic dengan sempurna. Kenyataannya komunikasi tatap muka dapat
membuat manusia lebih akrab dengan sesamanya Mulyana, 2005:73 Kegiatan komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sesame individu
merupakan suatu gerakan yang terus menerus dalam waktu dan ruang sebagai wujud keberadaan dan hubungan yang efektif dengan orang lain. Dalam proses
seperti ini, komunikasi tatap muka selalu berusaha saling menarik lawannya untuk memasuki area pengaruh komunikasi, area pengalamannya.
Universitas Sumatera Utara
II.2.2 Komunikasi verbal dalam konteks Komunikasi Tatap Muka
Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal
adalah komunikasi yang menggunakan symbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara lisan.
Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia. Tidak aada mahluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melalui kata-
kata. Melalui kata-kata tersebut, seseorang dapat menyampaikan menyatakan ide yang lengkap secara komprehensif dan tepat. Selain itu, melalui kata-kata
seseorang juga dapat menyatakan perasaan serta pikiran kepada orang lain. Komunikasi verbal dpat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi
tulisan. Komunikasi lisan dapat didefenisikan sebagai suatu proses di mana seorang pembicara komunikator berinteraksi secara lisan dengan pendengar
komunikan untuk mempengaruhi tingkah laku komunikan. Komunikasi lisan dapat terjadi dalam bentuk percakapan interpersonal secara langsung berupa tatap
muka, atau dapat juga secara tidak langsung melalui media berupa telepon, radio, televise, dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi tulisan merupakan suatu proses komunikasi yang menggunakan bantuan media perantara dalam penyampaian pesan. Media
perantara yang dimaksud di sini misalnya kertas, berupa surat, buku, gambar, laporan, serta memo. Komunikasi tertulis ini juga merupakan cara untuk merekam
bahasa yang terucap lisan dengan membuat tanda-tanda pada kertas maupun pada lembaran lainnya. Penulisan seperti ini memungkinkan manusia untuk
Universitas Sumatera Utara
merekam dan menyimpan pengetahuan sehingga dapat digunakan di masa depan atau ditransmisikan kepada generasi-geenrasi berikutnya.
Bahasa verbal terdiri dari symbol-simbol, dan suara yang dapat mewakili benda, perasaan, serta gagasan. Salah satu karakteristik unik manusia adalah
kecakapan dan kemampuannya dalam menggunakan suara dan tanda sebagai pengganti benda objek serta perasaan. Dalam pengertian yang paling mendasar,
bahasa adalah suatu system symbol yang telah diatur, disepakati serta telah dipelajari bersama, yang digunakan untuk mewakili pengalaman-pengalaman
dalam suatu komunitas tertentu.
II.2.3 Komunikasi Non verbal Dalam Konteks Komunikasi Tatap Muka
Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal karena keduanya saling bekerja sama dalam kelangsungan proses komunikasi. Dengan
adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi, serta mengganti komunikasi verbal, sehinga lebih mudah ditafsirkan
maksudnya. Komunikasi nonverbal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, walaupun hal ini sering kali tidak disadari. Baik secara sadar maupun
tidak sadar, dengan maksud maupun tidak dengan maksud, kita mengirim dan menerima pesan nonverbal. Bahkan kita membuat penilaian dan keputusan
berdasarkan komunikasi nonverbal tersebut. Yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan
pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan
jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling
Universitas Sumatera Utara
situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan
perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecakapan berbicara. Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan antara
komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan kata lain komunikasi verbal akan lebih mudah diinterpretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal
yang mengiringi komunikasi verbal tersebut. Komunikasi noverbal juga dapat memperkuat atau menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran antara
komunikasi verbald engan nonverbal, orang lain khususnya akan lebih percaya pada komunikasi nonverbal yang menyertainya. Komunikasi nonverbal
mempunyai fungsi tertentu dalam proses komunikasi verbal. Fungsi utamanya tersebut adalah sebagai pengulangan, pengganti, memberikan penekanan, dan
memperdayakan. Ada beragam gerakan tubuh manusia yang dapat dibuat sebagai signal
dalam komunikasi nonverbal. Diantaranya adalah yang berhubungan dengan suara manusia atau vokalik, gerakan badan seperti kepala, mata, tangan, kaki, sentuhan,
sikap badan, penggunaan ruang atau jarak dan penggunaan waktu Liliweri 1997:71-80.
a. Vokalik
Yang dimaksud dengan vokalik adalah tingkah laku verbal yang berupa suara, yang tidak merupakan kata-kata. Berdasarkan vokalik, kita dapat membuat
banyak pertimbangan mengenai apa yang dikatakan oleh seseorang. Atau dapat juga dikatakan tanda-tanda yang diciptakan dalam proses mengucapkan pesan,
selain dari kata-kata itu sendiri. Yang termasuk ke dalam vokalik ini adalah :
- Kualitas suara, yang berkenan dengan pengontrolan vocal, turun naik
suara, pengontrolan nada suara, pengucapan kata dengan jelas, gema suara dan kecepatan berbicara.
Universitas Sumatera Utara
- Karakteristik vocal, seperti tertawa, menangis, berbisik, keluh kesah,
menguap. -
Pemberian sifat vocal, intensitas, tinggi suara dan luas suara. -
Pemisahan vocal dan perbedaan diam serta gangguan suara. b.
Bahasa Badan Yang masuk kategori bahasa badan adalah ekspresi muka, pandangan
mata, gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki, sentuhan serta sikap badan.
- Ekspresi muka
Ekspresi muka merupakan sumber informasi yang menggambarkan keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak,
sedih, ataupun gembira. Dengan memeprhatikan isyarat atau tanda pada muka tersebut, orang dapat memprediksi bagaimana perasaan orang lain
pada saat itu. Interpretasi ini akan menjadi kuat bila diiringi pesan verbal yang sejalan maskudnya dengan pesan yang dapat dibaca pada muka.
- Pandangan mata
Dari pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang, apakah dia siap untuk berinteraksi. Pandangan mata akan membantu menangkap
ide yang dibicarakan dan juga memperlihatkan minat serta perhatian.
- Gestur dan gerakan isyarat
Yang dimaksud dengan gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan, dan kaki yang dimaksud menyampaikan pesantertentu. Gerakan
isyarat mempunyai peranan penting dalam komunikasi karena dapat merupakan pengganti dan pelengkap bahasa verbal.
- Sentuhan
Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat primitive adalah melalui sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek
yang kritis dalam komunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi,
sokongan emosional dan bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata. Sentuhan dapat mengkomunikasikan banyak pesan, diantaranya
menunjukkan rasa social dan sopan seperti; bersalamand engan orang lain. Walaupun sentuhan bias mengkomunikasikan bermacam-macam pesan
tetapi mungkin menimbulkan kesalahan dalam menginterpretasikannya karena adanya factor-faktor yang ikut menentukan, seperti suku bangsa,
status, dan kebudayaan dari orang yang menyampaikan pesan. Bentuk sentuhan yang sama bias saja mempunyai arti yang berbeda bagi suatu
kelompok lain.
- Sikap tubuh
Sikap tubuh juga merupakan satu tanda nonverbal dalam komunikasi. Pesan yang disampaikan dengan sikap tubuh sebenarnya merupakan kunci
Universitas Sumatera Utara
perasan rileks atau tegang. Dengan melihat sikap tubuh seseorang pada saat berkomunikasi, kita dapat memeproleh gambaran megnenai perasaan
yang melatarbelakangi orang tersebut.
c. Penggunaan ruang atau jarak
Penggunaan ruang atau jarak memainkan peranan tertentu dcalam komunikasi manusia. Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman
tentang cara penggunaan ruang dalam komunikasi tatap muka. Hall mengemukakan bahwa ada empat macam jarak yang kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu jarak yang, yaitu jarak yang menunjukkan keintiman, jarak pribadi atau personal, jarak social, dan jarak umum. Dia
mengatakan bahwa kita memilih jarak tertentu tergantung kepada bagaimana perasaan kita terhadap orang lain dalam konteks pembicaraan
dan tujuan pribadi kita.
d. Penggunaan waktu
Studi dari Goldhaber memeprlihatkan bahwa kualitas informasi dari kebanyakan sumber utama dapat berkurang karena ketetapan waktunya
kurang baik.
II.3 Teori Self Disclosure
Pembukaan diri atau self diclusure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan
informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang ebrguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap
kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau
dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.
Membuka diri tidak sama dengan mengungkapan detail-detail intim dari masa lalu. Mengungkapkan hal-hal yang sangat pribadi dapat menimbulkan
perasaan intim dan kedekatan. Hubungan sejati terbina dengan mengungkapkan
Universitas Sumatera Utara
reaksi kita terhadap berbagai kejadian yang kita alami bersama atau terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan oleh lawan komunikasi kita.
Teori ini sering juga disebut teori “Johari Window” yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi.
Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini Supratiknya, 2003:14 :
Gambar 4 Jendela Johari
Saya tahu Saya tidak tahu 1. TERBUKA
2. BUTA 3. TERSEMBUNYI
4. TIDAK DIKENAL
Jendela Johari terdirid ari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami
diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa jika setiap individu bias memahami diri sendiri maka dia bias mengendalikan sikap dan
tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain. Bingkai 1, menunjukkan orang yang terbuka terhadap orang lain. Johari
menyebutkan “bidang terbuka”, suatu bingkai yang paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi. Bingkai 2, adalah bidang buta, merupakan keadaan
orang yang tidak mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui banyak hal tentang dia. Bingkai 3, disebut bidang tersembunyi yang
menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain, disebut bidang tidak dikenal yang menunjukkan keadaan
bahwa berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain. Orang lain
Orang lain tidak tahu
Universitas Sumatera Utara
Model Jendela Johari dibangun berdasarkan delapan asumsi yang berhubungan dengan perilaku manusia. Asumsi-asumsi itu menjadi landasan
berpikir, antara lain adalah Liliweri 1997:49-51 : -
Asumsi pertama, pendekatan terhadap perilaku manusia harus dilakukan secara holistic. Artinya kalau kita hendak menganalisis perilaku manusia
maka analisis itu harus menyeluruh sesuai konteks dan jangan terpenggal- penggal.
- Asumsi kedua, apa yang dialami seseorang atau sekelompok orang
hendaklah dipahami melalui persepsi dan perasaan tertentu, meskipun pandangan itu bersifat subjektif.
- Asumsi ketiga, perilaku manusia lebih sering emosional bukan rasional.
Pendekatan humanistic terhadapo prilaku sangat menekankan betapa pentingnya hubungan antara factor emosi dengan prilaku.
- Asumsi keempat, setiap individu ataus ekelompok orang sering tidak
menyadari bahwa tindakan-tindakannya dapat menggambarkan perilaku individu atau kelompok tersebut. Setiap individu atau kelompok perlu
meningkatkan kesadaran sehingga mereka dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oranglain.
- Asumsi kelima, factor-faktor yang bersifat kualitatif misalnya derajat
penerimaan antarpribadi, konflik, kepercayaan antarpribadi merupakan factor penting yang mempengaruhi perilaku manusia.
- Asumsi keenam, aspek yang terpenting dari perilaku ditentukan oleh
proses perubahan perilaku bukan oleh struktur perilaku yang selalu mengutamakan tema-tema perubahan dan pertumbuhan perilaku manusia.
Universitas Sumatera Utara
- Aspek ketujuh, di mana kita dapat d memahami prinsip-prinsip yang
mengatur perilaku melalui pengujian terhadap pengalaman yang dialami individu. Asumsi ini mengingatkan kita bahwa orientasi fenomenologis
terhadap perilaku manusia melalui pengamatan empiris dari berbagai pengalaman masih lebih kuat daripada sekedar mengabstraksi perilaku
manusia semata.. -
Asumsi kedelapan, perilaku manusia dapat dipahami dalam seluruh kompleksitasnya bukan dari sesuatu yang disederhanakan. Asumsi ini
berkaitan erat dengan asumsi pertama yang menganjurkan suatu pendekatan yang holistik terhadap perilaku manusia.
II.4 Motivasi Belajar
II.4.1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu KBBI, 2005:756. Motivasi adalah dorongan psiologis yang mengarahkan
seseorang kea rah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono,
motivasi menjadi dorongan driving force terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Pada dasarnya semua orang mempunyai kemampuan untuk belajar, akan tetapi tidak semua orang belajar. Seseorang belajar karena ada dorongan, ada
motif pada dirinya, atau dimotivasi oleh orang lain. Orang lain itu termasuk guru,
Universitas Sumatera Utara
dimana salah satu tugas guru yang utama adalah dengan segala macam cara yang dapat dilakukannya mampu membantu siswa agar ia dapat menguasai bahan
pelajaran yang diberikan menurut kurikulum. Motif adalah dorongan, hasrat, keinginan, atau tenaga penggerak lainnya yang ebrasal dari diri seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi adalah penggerakan atau kegiatan untuk mengerakkan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan
sesuatu. Seseorang mungkin mampu untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak akan melakukannya apabila tidak ada motif pada dirinya atau tidak dimotivasi.
Motivasi adalah suatu syarat yang amat penting dalam belajar. Gedung dibuat, guru disediakan alat belajar lengkap dengan harapan supaya siswa masuk
sekolahd engan bersemangat. Tetapi semua itu akan sia-sia jika siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Motivasi dalam belajar tidak lagi merupakan suatu energi
yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai sesuatu yang menggerakkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar Tim Dosen, 2007:35-36.
Menurut Anderson C.R. Dan Faust G.W. motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik peningkatan belajar siswa yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, serta disiplin. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang
penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa mengenal perasaan bosan,
apalagi meneyrah. Sebaliknya terjadi pada siswa memiliki motivasi rendah, maka menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan
belajar Tim Dosen 2007:67.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu
selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa
motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi instrinsik yang sangat penting dalam aktifitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk
belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi
instrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
II.4.2 Jenis Motivasi
Setiap individu yang dilahirkan pada hakekatnya telah membawa dorongan-dorongan atau motif-motif tertentu khususnya. Motif yang berhubungan
dengan kelangsungan hidup individu tersebut. Namun motivasi bukan hanya sekedar motivasi untuk memenuhi kebutuhan hidup atau organisme saja, tetapi
disamping itu masih ada motivasi lain untuk mengkaji lebih luas, bentuk ini diungkapkan jenis-jenis motivasi yaitu:
- Motivasi yang didasarkan pada motif dasar
- Motivasi yang didasarkan pada motif yang dipelajari.
Belajar memerlukan motivasi. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan, termasuk belajar.
Universitas Sumatera Utara
Adapun cirri motivasi belajar siswa adalah giat belajar, sering mengulang pelajaran, sering berdiskusi, dan lain sebagainya. Secara umum motivasi terbagi
atas 2 dua yaitu intrinsic dan ekstrinsik Tim Dosen 2007:39-44. a.
Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya di luar factor-faktor situasi belajar. Siswa belajar
karena ingin mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak
baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik juga diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar.
Guru yang berhasil mengajar adlah guru yang padnai membangkitkan minat siswanya dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam ebrbagai
bentuk. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Misalnya seseorang akan giat belajar karena diberitahukan bahwa sebentar lagi ada ujian; orang akan membaca sesuatu karena diberitahukan
bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia dapat melakukan pekerjaan dan lain sebagainya.
b. Motivasi instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik bila tujuannya
Universitas Sumatera Utara
inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan serta tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan
karena keinginan lain seperti ingin mednapat pujian, nilai yang tinggi, hadiah, dan sebagainya.
Perlu ditegaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, mempunyai
keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tak pernah sepi dari kegiatan siswa yang memiliki motivasi instrinsik. Dorongan untuk
belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan.
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari laur. Memang dari dalam diri individu itu sendiri telah ada
dorongan tersebut. Misalnya orang yang gemar membaca dan tidak usah ada yang mendorongnya dalam mencari buku untuk dibacanya; orang yang rajin serta
bertangung jawab tidak hanya menanti komando atau perintah untuk memulai kegiatan belajarnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN