I. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah
pengaruh komunikasi antarpribadi guru-siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 8 Medan.
I. 3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun
pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan studi kasus 2.
Penelitian ini dikhususkan untuk mengethaui proses komunikasi antarpribadi yang terjadi di antara guru sebagai tenaga pendidik dan siswa
SMK Negeri 8 Medan. 3.
Penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi antara guru dan siswa terhadapa peningkatan
motivasi belajar siswa. 4.
Informan dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 8 Medan kelas Pariwisata dan Boga.
Universitas Sumatera Utara
I. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. 4. 1 Tujuan Penelitian
1. Peneliti inibertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi
antarpribadi yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah 2.
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi yang terjadi antara guru dan siswa terhadap peningkatan
motivasi belajar siswa SMK Negeri 8 Medan
I. 4. 2 Manfaat Peneltiaan
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif kepada mahasiwa FISIP USU khususnya terhadap Ilmu Komunikasi
2. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperluas pengetahuan
peneliti serta mahasiswa FISIP USU mengenai komunikasi tatap muka.
I. 5 Kerangka Teori
Sebelum melaukukan penelitian, seorang ahli peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahn peneliti.
Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala
Universitas Sumatera Utara
dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkangejala tersebut Rakhmat, 2004:6
Dalam peneliti ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi tatap muka, teori self disclosure, dan motivasi.
1. Komunikasi Antarpribadi
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, dimana
proses tersebut mengacu pada perubahan tindakan dari orang-orang yang berkomunikasi Sendjaja, 1994:41.
Menurut Porter dan Semovar, terdapat tujuh ciri yang menunjukkan kelangsungan suatu proses komunikasi antarpribadi yaitu: Melibatkan perilaku
melalui pesan baik verbal maupun nonverbal; melibatkan pernyataan ungkapan; bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi
dan koherensi Pernyataan pesan yang harus berkaitan; dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan, serta
komunikasi yang melibatkan persuasi Liliweri, 1997:28. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam membina hubungan
antarpribadi dengan orang lain, namun demikian devito mengemukakan beberapa tujuan yang mendorong individu untuk menjalin hubungan antarpribadi dengan
orang lain Devito dalam Supratiknya, 2003:10: -
Untuk mengenal diri sendiri -
Untuk menemukan dunia luar
Universitas Sumatera Utara
- Untuk membangun dan memelihara hubungan yang sunggug-sungguh
- Untuk mengubah sikap dan perilaku
- Untuk bermain dan menghibur
- Untuk mendapatkan pertolongan
Apabila ditinjau dari segi media, maka ada dua bentuk proses komunikasi antarpribadi, yakni komunikasi bermedia dan tidak bermedia. Namun banyak
orang lebih menyukai komunikasi antarpribadi tidak bermedia atau yang lebih dikenal dengan istilah komunikasi tiap muka karena bersifat secara langsung.
2. Komunikasi Tatap Muka
Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal
maupun nonverbal; baik secara langsung tatap muka maupun secara tidak langsung Menggunakan perantara. Bahkan ketika manusia hendak berhubungan
dengan orang lain pun menggunakan komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk
menerapkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya” Cangara, 2004:18. Sedangkan Bungin, 2006:35, mengatakan bahwa tujuan komunikasi adalah:
Universitas Sumatera Utara
- Perubahan Sikap
Attitude Change -
Perubahan Pendapat Opinion Change -
Perubahan Perilaku Behaviour Change
- Perubahan Sosial
Social Change Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antarpribadi melalui tatap muka
mempunyai keuntungan yakni komunikator dan komunikan dapat melibatkan perilaku nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik dengan
sempurna. Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi,
saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat, akibatnya, komunikasi tatap muka
selalu memuaskan kedua belah pihak.
3. Teori Self Disclosure
Teori ini sering juga disebut “Johari Window” yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antarpribadi secara manusiawi.
Pembukaan diri atau self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang
masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini Supratiknya, 2003:14. Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam
gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 Jendela Johari
Saya Tahu Saya tidak tahu
Orang lain Tahu 1. TERBUKA
2. BUTA Orang lain tidak tahu 3. TERSEMBUNYI 4. TIDAK DIKENAL
4. Motivasi
Motiivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu KBBI, 2005:756. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan
seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono,
motivasi menjadi dorongan driving force terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Menurut Anderson C. R. Dan Faust G. W. motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman
perhatian, konsentrasi dan ketekunan Tim Dosen, 2007:67. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang
penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa mengenal perasaan bosan,
apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada siswa memiliki motivasi rendah, maka
Universitas Sumatera Utara
menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.
I.6. Komponen Penelitian
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengutarakan penelitian pada rumusan hipotesa. Nawawi, 1995:40. Komponen atau konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang
hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu, yang menjadi pusat perhatian
ilmu sosial Singarimbun, 1995:33. Maka komponen peneliian yang akan diteliti adalah :
- Komunikasi Antarpribadi Guru dan Siswa
- Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
I. 7. Alur Penelitian
Gambar 2 Alur Penelitian
Komunikasi Antarpribadi
Subjek Penelitian Guru-Siswa
Siswa SMK Negeri 8 Medan
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Universitas Sumatera Utara
1.8 Operasionalisasi Komponen
Berdasarkan komponen penelitian yang telah diuraikan di atas, maka konsep operasional tersebut dijadikan acuan untuk memecahkan masalah. Agar
konsep operasional tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasikan sebagai berikut :
Gambar 3 Operasionalisasi Komponen
Komponen Penelitian Operasional Komponen
Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa a.
Pesan b.
Pernyataan ungkapan c.
Proses dinamis d.
Hubungan interaksi e.
Tata aturan f.
Kegiatan dan tindakan g.
Persuasi
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa b.
Meningkatrkan pengetahuan c.
Meningkatkan ketrampilan d.
Meningkatkan kemampuan Meningkatkan disiplin
1.9 Defenisi Operasionalisasi Komponen Penelitian
Defenisi variable operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional
adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu
Universitas Sumatera Utara
variable. Dengan kata lain defenisi operasional adalah sutau informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama.
Singarimbun, 1995:46. Maka komponen penelitian yang terdapat dalam penelitian ini perlu
didefenisikan sebagai berikut Liliweri 1997:28: 1. Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa, terdiri dari:
a. Pesan : mencakup pesan verbal maupun non verbal
- Verbal merupakan pesaninformasi berupa kata-katalambing yang mengandung arti .
- Nonverbal merupakan pesan selain kata-kata. Misalnya; ekspresi wajah, kontak mata, dan nada suara.
b. Pernyataan ungkapan yang tergantung pada tujuan dan sasaran hubungan, situasi dan kondisi, waktu dan tempat komunikasi, yang dilatarbelakangi
oleh alasan emosional maupun rasional.
c. Proses dinamis yang menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi
selalu mengalami perkembangan dan kemajuan.
d. Hubungan interaksi adalah setiap kegiatan yang dilakukan dimana guru
dan siswa terlibat di dalamnya; baik di dalam kelas maupun di luar kelas. e.
Tata aturan, meliputi tatanan intrinsic maupun ekstrinsik. -
Tatanan intrinsic merupakan tata aturan sebagai standardisasi perilaku yang sengaja dikembangkan dalam pelaksanaan komunikasi
antarpribadi. -
Tatanan ekstrinsik merupakan tata aturan yang timbul aibat pengaruh piha ketiga atau situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi
harus diperbaiki.
Universitas Sumatera Utara
f. Kegiatan dan tindakan yaitu keadaan dimana komunikator dengan
komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi.
g. Tindakan persuasi merupakan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan
tindakan komunikan.
2. Motivasi Belajar Siswa, terdiri dari: a. Meningkatkan pengetahuan merupakan suatu dorongan dalam diri untuk
menambah pengetahuan.
b. Meningkatkan ketrampilan merupakan dorongan untuk mengasah atau mempertajam serta menambah ketrampilan atau keahlian.
c. Meningkatkan kemampuan merupakan dorongan untuk mengembangkan hal-hal yang bisa dikerjakan.
d. Meningkatkan disiplin merupakan dorongan untuk taatdisiplin terhadap peraturan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi Antarpribadi II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka Cangara,
2004:31. Komunikasi berlangsung secara diadik secara dua arahtimbale balik yang dapat dulakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan
wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena dapat menggunakan kelima alat indra untuk
mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan
penting sehingga kapan pun, selama manusia masih memiliki emosi.
II.1.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Adapun fungsi dari komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani human relation, menghindari dan mengatasi
konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain Cangara, 2004:33.
Komunikasi antarpribadi dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang
Universitas Sumatera Utara