Klasifikasi Alkaloida Senyawa Organik Bahan Alam

Sejak dahulu kala alkaloida telah digunakan dalam berbagai hal. Kebanyakan alkaloida digunakan sebagai suatu zat beracun yang dapat menyebabkan kematian seperti strysin. Strysin telah digunakan sebagai suatu zat pembunuh selama beberapa abad dan juga merupakan suatu zat yang menyebabkan kematian pada beberapa jenis unggas. Strysin merupakan suatu zat yang dapat merusak sel-sel tubuh yang lama- kelamaan dapat menyebabkan kematian. Koniin didalam Conium maculatum digunakan oleh orang-orang Yunani untuk hukuman eksekusi, dan Sokrates adalah pemimpin Yunani yang sering menggunakannya. Beberapa alkaloida dapat menyebabkan halusinasi seperti grup opium di dalam Papaver somniferum, turunan- turunan dari asam lisergis dalam tumbuhan Claviceps purpurea, sebuah tumbuhan parasit Torssell, 1983.

2.2.2. Klasifikasi Alkaloida

Pada bagian yang memaparkan sejarah alkaloida, jelas kiranya bahwa alkaloida sebagai kelompok senyawa. Banyak usaha untuk mengklasifikasikan alkaloida. Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima, menurut Hegnauer, alkaloida dikelompokkan sebagai a alkaloida sesesungguhnya, b protoalkaloida c pseudoalkaloida. a Alkaloida Sesungguhnya. Alkaloida sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, lazim mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklis, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklis dan alkaloida kuartener, yang bersifat agak asam. b Protoalkaloida Protoalkaloida merupakan amin yang relatif sederhana dalam mana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklis. Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk kelompok ini. Contoh adalah meskalin, efedrin , dan N, N- dimetiltriptamin. Universitas Sumatera Utara c Pseudoalkaloida Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam klas ini, yaitu alkaloida stereoidal konessin, purin dan kaffein Sastrohamijojo, 1996. Ada juga yang mengklasifikasikan alkaloid berdasarkan bentuk inti dari molekulnya yeng terdapat di alam, terbagi atas beberapa kelompok, yaitu : 1. Kelompok Feniletilamin 2. Kelompok Pirolidin 3. Kelompok piridin 4. Kelompok quinolin 5. Kelompok isoquinolin 6. Kelompok pirrolidin- piridin 7. Kelompok penantren Finar, 1983 Berdasarkan biogenetiknya, senyawa – senyawa alkaloida dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Alisiklik alkaloida, terdiri dari : - Lupinin alkaloida - Tropane alkaloida 2. Fenilalanin alkaloida, terdiri dari : - Papaverin - Morfin - Amarilis alkaloida 3. Indole Alkaloida, terdiri dari : - Caly canthin - Quinin - Vindolin -Ajmalin dan Mitrphilin - Reserpin - Ibogaine Universitas Sumatera Utara Dari klasifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa belum ada keseragaman dalam pengklasifikasian senyawa alkaloida Hendrikson,1965.

2.2.3. Sifat-sifat Alkaloida