BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pesat teknologi komunikasi seluler, khususnya teknologi Code Division Multiple Access CDMA, serta meningkatnya permintaan penyediaan
layanan komunikasi jarak jauh menuntut tersedianya sistem komunikasi seluler yang bermutu tinggi. Pada sistem komunikasi CDMA, kinerja jaringan merupakan hal
penting yang berhubungan erat dengan keandalan sistem. Disamping itu, untuk menciptakan sistem yang ekonomis dan efisien, salah satu hal yang harus
ditingkatkan adalah kapasitas pengguna user dalam suatu sel CDMA dan luasnya daerah yang dapat dijangkau oleh satu BTS Base Transceiver Station CDMA.
Dalam teknologi CDMA, setiap pengguna menggunakan frekuensi carrier yang sama, tetapi dikodekan dengan kode-kode yang berbeda. Hal ini berakibat
tingginya tingkat interferensi dalam satu sel apabila terjadi kepadatan kapasitas. Interferensi akan menurunkan nilai energy bit per noise EbNo sampai di bawah
nilai batas yang diperbolehkan sehingga dapat terjadi kegagalan panggilan. Dengan EbNo yang kecil, BTS akan menurunkan level sinyal pilotnya sehingga terjadi
penciutan sel cell breathing. Pengguna yang berada di pinggir sel akan menerima daya pancar yang kecil sehingga sinyal pengguna tersebut akan dikirim ke sel
tetangganya handoff. Apabila sel tetangga juga mengalami penciutan akibat padatnya sistem, maka pengguna tersebut akan mengalami kegagalan panggilan atau
blocking, sehingga akibatnya sistem CDMA tidak mampu menampung pengguna
Universitas Sumatera Utara
secara maksimal. Untuk mengatasi masalah ini dapat digunakan teknik Space Division Multiple Access SDMA.
SDMA merupakan teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan daerah jangkauan sistem komunikasi seluler CDMA. SDMA
memanfaatkan pemisahan ruang spatial separation antara pengguna satu dengan lainnya. Sebuah sistem SDMA terdiri dari smart antenna tipe adaptive array yang
berupa elemen tersusun, pengkombinasi algoritma dan perangkat pemrosesan sinyal processor, yang diimplementasikan pada BTS. SDMA mampu mengarahkan sinyal
ke pengguna yang diinginkan, sehingga interferensi antar pengguna dapat diminimalkan. Dengan minimnya interferensi yang terjadi, maka nilai EbNo sistem
dapat lebih stabil dan sel dapat menampung dan menjangkau pengguna dengan optimal.
1.2 Rumusan Masalah