mewujudkan kecepatan data yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan supaya beam utama melacak pengguna yang diinginkan danatau meniadakan menolkan arah dari
pengganggu danatau side lobes yang mengarah ke pengguna yang lain diperkecil. Oleh karena itu, istilah smart sebenarnya mengacu pada sistem antena secara
keseluruhan dan tidak hanya pada susunan antena itu saja [12].
Gambar 3.7 Diagram Blok dari sebuah Sistem Smart Antenna
3.4 Cara Kerja Smart Antena
Smart antenna bekerja seperti berikut; asumsikan bahwa ada seorang pengguna mengirimkan sebuah sinyal ke base station. Kemudian masing-masing
elemen dari susunan smart antenna pada base station akan menerima sinyal tersebut tetapi pada waktu yang berbeda dikarenakan jarak antara pengguna dan masing-
masing elemen dari susunan berbeda yang satu dengan yang lain. Dengan menggunakan waktu tunda ini dan jarak antara elemen-elemen antena, lokasi dari
Universitas Sumatera Utara
pengguna tersebut dapat diperhitungkan. Oleh karena itu, pengirim dapat mengirim sebuah sinyal ke lokasi yang tepat dari pengguna itu. Strategi ini dapat diaplikasikan
untuk sistem dengan banyak pengguna juga. Sebuah penerima smart antenna dapat menekan interferensi dengan menggunakan strategi ini. Smart antenna mampu
mengolah sinyal-sinyal yang diterima oleh susunan antena atau yang dipancarkan oleh susunan antena dengan menggunakan susunan algoritma-algoritma yang sesuai
untuk meningkatkan performa sistem wireless. Sebuah susunan antena terdiri dari seperangkat elemen-elemen antena terdistribusi dipole, monopole, atau elemen-
elemen antena directional yang diatur dalam ukuran tertentu linear, circular, atau rectangular grid dimana jarak antara elemen-elemen dapat berbeda-beda. Sinyal-
sinyal yang dikumpulkan oleh elemen-elemen individu digabungkan secara koheren yang meningkatkan kekuatan sinyal yang diinginkan dan mengurangi interferensi
dari sinyal-sinyal yang lain. Sebab itu, sebuah smart antenna dapat dipandang sebagai kombinasi dari elemen-elemen antena ”regular atau conventional” yang
sinyal-sinyal pancar atau terimanya diproses menggunakan algoritma-algoritma smart.
Gambar 3.8 Diagram Blok dari Implementasi Smart Antenna
Gambar 3.8 menunjukkan sebuah implementasi umum dari sistem smart antenna. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, susunan-susunan antena memiliki
Universitas Sumatera Utara
input masukan atau output keluaran sebagai sinyal-sinyal RF dalam domain analog. Sinyal-sinyal ini dilewatkan kedari front end analog Radio Frequency RF
yang biasanya terdiri dari pengeras bunyi suara yang rendah, mixer penggabung, dan penyaring analog. Pada mode menerima, sinyal-sinyal RF diubah ke domain
digital dengan menggunakan Analog to Dogital Converters ADCs dan dalam mode memancarkan, sinyal-sinyal digital baseband diubah ke RF dengan menggunakan
Digital to Analog Converters DACs. Perubahan ke bawah dari RF ke baseband atau perubahan ke atas dari baseband ke RF dapat melibatkan penggunaan sinyal-
sinyal IF. Sinyal-sinyal baseband yang diterima dari masing-masing antena kemudian digabungkan menggunakan algoritma-algoritma smart pada bagian
pengolahan digital. Karena itu, masing-masing elemen antena mempunyai sebuah rantai RF mulai dari elemen antena ke front end RF ke konversi digital untuk
penerima dan sebaliknya untuk pengirim. Bagian pengolahan digital dapat diimplementasikan pada sebuah mikroprosesor atau sebuah DSP Digital Signal
Processor atau FPGA Field Programmable Gate Array. Oleh karena itu, implementasi algoritma smart biasanya adalah sebuah kode perangkat lunak
software jika tidak diimplementasikan dalam sebuah ASIC Application Specific Integrated Circuit atau FPGA.
3.5 Klasifikasi dari Smart Antenna