Lean Manufacturing Jenis LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Lean Manufacturing

Lean adalah sejumlah teknik yang luas yang ketika di kombinasikan dan berjalan dengan baik, akan mereduksi dan mengeliminasi tujuh pemborosan. Sistem ini tidak hanya akan membuat perusahaan akan menjadi lebih ramping, tetapi juga menjadi lebih fleksibel dan juga lebih responsif dengan eliminasi pemborosan 3 . Sistem ini disebut lean karena pada akhirnya proses dapat berjalan dengan: 1. Menggunakan material yang lebih sedikit 2. Membutuhkan investasi yang lebih sedikit 3. Menggunakan persediaan yang lebih sedikit 4. Membutuhkan ruang yang lebih sedikit 5. Dan membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit Terdapat lima prinsip dasar Lean, yaitu: 1. Mengidentifikasi nilai produk barang danatau jasa berdasarkan perspektif pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk barang danatau jasa berkualitas superior, dengan harga yang kompetitif dan penyerahan yang tepat waktu. 3 Wilson, Lonnie. 2010. How to Implement Lean Manufacturing. USA: McGraw-Hill Company. Hlm. 9 Universitas Sumatera Utara 2. Mengidentifikasi value stream process mapping pemetaan proses pada value stream untuk setiap produk barang danatau jasa. 3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas sepanjang proses value stream itu. 4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk itu mengalir secara lancar dan efisien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik pull system. 5. Terus menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan improvement tools and techniques untuk mencapai keunggulan excellence dan peningkatan terus menerus continuous improvement.

3.2. Jenis

– jenis Pemborosan Waste Lean berfokus pada peniadaan atau pengurangan pemborosan atau “muda”, bahasa Jepang untuk pemborosan dan juga peningkatan atau pemanfaatan secara total aktivitas yang akan meningkatkan nilai ditinjau dari sudut pandang konsumen 4 . Semua kegiatan yang menciptakan nilai bagi produk harus tetap berada dalam proses. Setiap kegiatan berada di luar value added time sepanjang value stream adalah termasuk non value added time. Kegiatan yang tidak dapat 4 Mekong Capital. 2004. Introduction to Lean Manufacturing. Vietnam. Hlm. 6 Universitas Sumatera Utara menciptakan nilai tapi tidak dapat dihindarkan Necessary non value added activities, pada awalnya harus dapat diperiksa dan kemudian harus dihilangkan bila sudah memungkinkan. Kegiatan berjalan mengambil part dan memindahkan tools dari satu operator ke operator lain merupakan contoh kegiatan penting tetapi tidak memberikan nilai tambah. Pada saat suatu kegiatan tidak dapat menciptakan nilai Non value added activities maka kegiatan tersebut harus dihilangkan. Waktu menunggu dan pengangkutan yang berulang merupakan contoh kegiatan yang tidak bernilai tambah. Jenis kegiatan seperti ini dalam bahasa Jepang disebut muda. Toyota telah mengidentifikasikan tujuh jenis pemborosan yang tidak menambah nilai dalam proses bisnis atau manufaktur 5 . Pemborosan tersebut dapat terjadi baik dalam pabrik maupun gudang. Walaupun tiap pabrik menghasilkan produk yang berbeda, akan tetapi jenis pemborosan yang terdapat dalam lingkungan industri manufaktur relatif sama. Ketujuh jenis pemborosan tersebut adalah: 1. Produksi yang berlebih overproduction Kriteria overproduction adalah: a. Memproduksi sesuatu lebih awal dari yang dibutuhkan b. Memproduksi dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang dibutuhkan oleh pelanggan. Memproduksi lebih awal atau lebih cepat dari yang dibutuhkan pelanggan menciptakan pemborosan lain seperti biaya kelebihan tenaga kerja, 5 Liker, J.K and Meier D. 2006. The Toyota Way Fieldbook. US: McGraw-Hill. Hlm. 35-36 Universitas Sumatera Utara penyimpanan dan transportasi karena persediaan berlebih. Persediaan dapat berupa fisik atau antrian informasi. 2. Waktu menunggu waiting time Kriteria waktu menunggu adalah: a. Pekerja hanya mengamati mesin otomatis yang sedang berjalan b. Pekerja berdiri menunggu tahap selanjutnya dari proses baik menunggu alat, pasokan, komponen dan lain sebagainya, atau menganggur karena kehabisan material, keterlambatan proses, kerusakan mesin dan bottleneck. c. Waktu menunggi informasi d. Material yang keluar dari satu proses dan tidak langsung dikerjakan di proses selanjutnya. 3. Transportasi yang berlebih Kriteria transportasi yang berlebih adalah: a. Memindahkan barang dalam proses WIP dari satu tempat ke tempat yang lain dalam satu proses, bahkan jika hanya dalam jarak dekat. b. Menciptakan angkutan yang tidak efisien. c. Pemindahan yang repetitif dan menempuh jarak jauh. 4. Proses yang berlebih Kriteria proses berlebih adalah: a. Melakukan langkah yang tidak diperlukan untuk memproses komponen. b. Melaksanakan pemrosesan yang tidak efisien karena alat dan rancangan produk yang buruk, menyebabkan gerakan yang tidak perlu sehingga memproduksi barang cacat. Universitas Sumatera Utara 5. Persediaan berlebih Salah satu kriteria persediaan berlebih adalah persediaan yang dapat meningkatkan resiko barang kadaluarsa, barang rusak. Menurut Toyota persediaan adalah pemborosan. Bahan baku, barang dalam proses atau barang jadi yang berlebih menyebabkan lead time yang panjang, peningkatan biaya pengangkutan dan penyimpanan, serta keterlambatan. Persediaan berlebih juga menyembunyikan masalah seperti ketidakseimbangan produksi, keterlambatan pengiriman dari pemasok, produk cacat, mesin rusak, dan waktu set up yang panjang. 6. Gerakan yang tidak perlu Kriteria gerakan yang tidak perlu adalah: a. Gerakan tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi produk seperti mencari, memilih atau menumpuk komponen, alat dan lain sebagainya. b. Berjalan juga merupakan pemborosan. 7. Produk cacat Memproduksi komponen cacat atau yang memerlukan perbaikan. Perbaikan atau pengerjaan ulang, scrap, memproduksi barang pengganti, dan inspeksi, berarti tambahan penanganan, waktu, dan upaya yang sia-sia.

3.3. Metode Lean Manufacturing