Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe
PERBAIKAN RANCANGAN INFANT INCUBATOR DENGAN
MENGINTEGRASIKAN METODE KANO, QFD DAN VALUE
ENGINEERING DI RSU KABANJAHE
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
RINI PASKAH BR BARUS 1 0 0 4 0 3 0 4 1
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Peralatan medis menjadi salah satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Infant incubator sebagai peralatan medis yang digunakan untuk merawat bayi yang baru lahir, mendapatkan keluhan-keluhan dari dokter dan perawat bagian anak. Keluhan tersebut menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap produk infant incubator yang ada di rumah sakit. Hal ini akan berpengaruh pada menurunnya kinerja dokter dan perawat dan kualitas pelayanan rumah sakit. Secara garis besar, keluhan terhadap infant incubator terdapat pada rancangan yang tidak sesuai dan harga infant incubator yang mahal. Sehingga untuk mengatasi keluhan tersebut peneliti mengintegrasikan metode Kano,
Quality Function Deployment dan Value Engineering untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan biaya yang lebih ekonomis. Model Kano digunakan untuk mendapatkan kategori atribut produk sebagai prioritas perbaikan. Penelitian menunjukkan bahwa kategori attractive
digunakan sebagai prioritas perbaikan yaitu Fungsi tambahan tempat tabung oksigen dan ukuran lubang pintu 15 cm. QFD fase I menghasilkan karakteristik teknis yang digunakan sebagai penentu part kritis. Pengolahan QFD fase II mendapatkan part kritis cabinet sebagai bagian yang membutuhkan biaya paling tinggi sehingga part ini digunakan sebagai prioritas untuk melakukan value engineering. Pengolahan Value Engineering dilakukan dengan cara meningkatkan fungsi produk sesuai output dari Model Kano dan meminimisasi biaya sesuai QFD II dengan penghematan biaya sebesar 6,23%.
Kata Kunci: Perancangan Produk, Model Kano, Quality Function Deployment(QFD),Value Engineeering, Infant Incubator.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler S1, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul dari tugas sarjana ini adalah “Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera Utara maupun pembaca lainnya.
Medan, Februari 2015
(8)
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esayang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.
Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MTselaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
4. Ibu Belasen Sembiring selaku Kepala Perawat Bagian Anak dan pembimbing lapangan di RSU Kabanjahe yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.
(9)
5. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Kak Dina, Bang Ridho, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.
6. Orangtua, Kak Listra dan Alfonzo yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
7. Teman-teman TITEN 2010 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
8. Teman-teman dan adik-adik asisten Laboratorium Proses Manufaktur Teknik Industri USU: Yusuf, Nadia, Wahyu, Danu, Sofyan, Edgard, Fajar, Awal, Rozak, Fadhlik, Elfa, Anggi, Angel, Dicky dan Gomal.
9. Teman-teman seperjuangan bimbingan: Fina, Ayu, Lisa, Arie, Rois, Adel, Cici, Novri dan Suryadi yang telah memberi banyak bantuan dan masukan dalam melakukan penelitian ini.
10.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2015
(10)
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
ABSTRAK ... xxii
I PENDAHULUAN ... .... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-5 1.4 Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-7 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-8
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1 Sejarah RSU Kabanjahe ... II-1
(11)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.2 Motto, Visi dan Misi RSU Kabanjahe ... II-2 2.2.1 Motto ... II-2 2.2.2 Visi ... II-2 2.2.3 Misi ... II-2 2.3 Ketenagakerjaan RSU Kabanjahe ... II-3 2.4 Struktur Organisasi ... II-4 2.5 Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam
Inkubator ... II-4 2.6 Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah di Dalam Inkubator ... II-7
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Perancangan Produk ... III-1 3.2 Model Kano ... III-3 3.3 QFD (Quality Function Deployment) ... III-8 3.4 Value Engineering ... III-15 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... III-17 3.5.1 Probability Sampling ... III-18
(12)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.5.2 Non-Probability Sampling ... III-21 3.6 Validitas Data ... III-23 3.7 Reliabilitas Data ... III-24 3.8 Infant Incubator... III-25 3.8.1 Infant Incubator Gea Medical YP-100 ... III-26 8.8.1.1Prosedur Pemakaian Infant Incubator ... III-26
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 Objek Penelitian ... IV-1 4.4 Variabel Penelitian ... IV-2 4.5 Kerangka Konseptual ... IV-2 4.6 Definisi Variabel Operasional ... IV-4 4.7 Rancangan Penelitian ... IV-5 4.8 Pengumpulan Data ... IV-6 4.8.1Sumber Data ... IV-6 4.8.2 Metode Pengumpulan Data ... IV-6 4.8.3Instrumen Penelitian ... IV-9 4.8.4Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-10
(13)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.9 Pengolahan Data ... IV-12 4.9.1 Metode Kano ... IV-12 4.9.2 Quality Function Deployment (QFD) Fase I ... IV-14 4.9.3 Quality Function Deployment (QFD) Fase II ... IV-15 4.9.4 Membuat Analisis Value Engineering ... IV-16 4.10 Analisis Pemecahan Masalah ... IV-17 4.11 Kesimpulan dan Saran ... IV-17
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.2 Kuesioner Tertutup ... V-5
5.1.2.1 Kuesioner Derajat Kepentingan Atribut
Pertanyaan ... V-5 5.1.2.2 Kuesioner Kano ... V-6 5.1.2.3 Kuesioner Kepuasan Konsumen ... V-11 5.2 Pengolahan Data ... V-13 5.2.1Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-13 5.2.1.1.Uji Validitas ... V-13 5.2.1.1.1 Uji Validitas Derajat Kepentingan ... V-13
(14)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.1.1.2 Uji Validitas Model Kano ... V-17 5.2.1.1.3 Uji Validitas Kepuasan Konsumen ... V-21 5.2.1.2 Uji Reliabilitas Data ... V-25 5.2.1.2.1 Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan ... V-25 5.2.1.2.2 Uji Reliabilitas Model Kano ... V-26 5.2.1.2.3 Uji Reliabilitas Kepuasan Konsumen ... V-28 5.3 Identifikasi Atribut Berdasarkan Metode Kano ... V-30 5.3.1 Analisis Kuantitas Kano ... V-32 5.3.1.1 Menghitung Nilai CS dan DS ... V-32 5.3.1.2 Menentukan Titik CS dan DS ... V-33 5.3.1.3 Menentukan Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-34 5.3.1.4 Melakukan Plotting Kurva Fungsi Kepuasan
Konsumen ... V-37 5.4 Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase I ... V-43 5.4.1 Penentuan Customer Requirement (CR)... V-43 5.4.2 Menentukan Tingkat Kepentingan / Customer
Importance (CI) ... V-44 5.4.3 Menentukan Karakteristik Produk Infant Incubator ... V-45 5.4.4 Menetapkan Hubungan Antara Karakteristik Teknis ... V-47
(15)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.4.5 Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik
Teknis Produk dengan Keinginan Konsumen ... V-48 5.4.6 Penentuan Planning Matrix ... V-49 5.4.7 Penentuan Technical Matrix ... V-54 5.5 Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase II ...
5.5.1 Menetapkan Karakteristik Teknis Prioritas
Berdasarkan QFD Fase I ...
5.5.2 Menetapkan Part Kritis ... V-60 5.5.3 Menetapkan Hubungan antara Part Kritis ... V-60 5.5.4 Menetapkan Hubungan antara Karakteristik Teknis
dengan Part Kritis ... V-62 5.5.5 Penentuan Technical Matrix ... V-63 5.6 Meningkatkan Nilai Produk (Product Value) dengan
Menggunakan Metode Value Engineering ... V-68 5.6.1 Tahap Informasi ... V-68 5.6.2 Tahap Analisis Fungsi ... V-69 5.6.3 Tahap Kreatif ... V-70 5.6.4 Tahap Evaluasi ... V-71 5.6.5 Tahap Pengembangan ... V-78
(16)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1 6.1 Analisis Data Kuesioner ... VI-1 6.2 Analisis Pengolahan Hasil Model Kano... VI-2 6.3 Analisis Kuantitatif Kano ... VI-3 6.4 Analisis QFD Fase I ... VI-3
6.4.1 Analisis Matriks Variabel Atribut Kategori Kano
Terhadap Tingkat Kepentingan ... VI-4 6.4.2 Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase I ... VI-5 6.5 Analisis QFD Fase II ... VI-6 6.5.1 Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase II ... VI-7 6.6 Analisis Value Engineering ... VI-7
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan... VII-1 7.2 Saran ... VII-1
(17)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1 Jenis Peralatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi
Komprehensif Rumah Sakit ... I-1 1.2 Spesifikasi Produk Infant Incubator ... I-3 1.3 Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan ... I-4 2.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Kabanjahe ... II-3 3.1 Keterangan Kuesioner Kano ... III-6 3.2 Evaluasi Kano ... III-6 4.1 Variabel Operasional ... IV-3 4.2 Data Jumlah Dokter dan Perawat Bagian Anak di Rumah Sakit di
Kabupaten Karo ... IV-11 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-3 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan ... V-5 5.3 Rekapitulasi Kuesioner Kano Fungsional ... V-6 5.4 Rekapitulasi Kuesioner Kano Disfungsional ... V-7 5.5 Ketentuan Rekapitulasi Model Kano ... V-8 5.6 Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden I ... V-9 5.7 Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden I ... V-9 5.8 Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Model Kano ... V-10 5.9 Hasil Rekapitulasi Model Kano untuk Responden I ... V-10
(18)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.10 Contoh Hasil Rekapitulasi Model Kano untuk Responden I ... V-11 5.11 Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Konsumen ... V-11 5.12 Tabulasi Jawaban Responden untuk Tingkat Kepentingan ... V-14 5.13 Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-15 5.14 Nilai Skala Interval ... V-16 5.15 Hasil Perhitungan Validitas Derajat Kepentingan ... V-17 5.16 Tabulasi Jawaban Responden untuk Model Kano ... V-18 5.17 Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-18 5.18 Nilai Skala Interval ... V-20 5.19 Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... V-21 5.20 Tabulasi Jawaban Responden untuk Kepuasan Konsumen ... V-22 5.21 Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-22 5.22 Nilai Skala Interval ... V-24 5.23 Hasil Perhitungan Validitas Kepuasan Konsumen ... V-25 5.24 Perhitungan Varians Tingkat Kepentingan ... V-26 5.25 Perhitungan Varians Model Kano ... V-27 5.26 Perhitungan Varians Kepuasan Konsumen ... V-28 5.27 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... V-30 5.28 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut Menurut Blauth’s Formula . V-31 5.29 Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V-33
(19)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.30 Penentuan Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-34 5.31 Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut... V-36 5.32 Customer Requirement (CR) terhadap Produk Infant Incubator ... V-44 5.33 Customer Importance (CI) terhadap Kategori Kano ... V-45 5.34 Karakteristik Teknis Produk Infant Incubator ... V-46 5.35 Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-49 5.36 Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V-50 5.37 Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-52 5.38 Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-52 5.39 Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-53 5.40 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan ... V-55 5.41 Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan ... V-56 5.42 Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya ... V-57 5.43 Karakteristik Teknik Infant Incubator ... V-60 5.44 Part Kritis Produk Infant Incubator ... V-60 5.45 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan ... V-63 5.46 Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan ... V-63 5.47 Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya ... V-65 5.48 Data Biaya dan Kuantitas Penyusun Produk ... V-68 5.49 Alternatif Bahan Baku Penyusun Kabinet ... V-71
(20)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.50 Urutan Ranking dan Pembobotan Kriteria ... V-72 5.51 Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan ... V-73 5.52 Penilaian untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan ... V-73 5.53 Pemilihan Alternatif untuk Kualitas Bahan Baku ... V-74 5.54 Penilaian untuk Kualitas Bahan Baku... V-74 5.55 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Kemudahan Proses Pengolahan V-75 5.56 Penilaian untuk Kriteria Kualitas Bahan Baku ... V-75 5.57 Pemilihan Alternatif untuk Daya Tahan Bahan ... V-76 5.58 Penilaian untuk Daya Tahan Bahan ... V-76 5.59 Pemilihan Alternatif Berdasarkan Waktu Penyelesaian ... V-76 5.60 Penilaian untuk Waktu Penyelesaian ... V-76 5.61 Penganalisaan untuk Setiap Alternatif ... V-77 6.1 Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... VI-1 6.2 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... VI-2 6.3 Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut... VI-3 6.4 Nilai Importance Weight dan Relative Weight ... VI-4 6.5 Karakteristik Teknis Produk Infant Incubator ... VI-5 6.6 Part Kritis Produk Infant Incubator ... VI-7 6.7 Perbandingan Produk Awal dan Produk Usulan ... VI-10
(21)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1 Infant Incubator Gea Medical YP-100 ... I-3 2.1 Struktur Organisasi RSU Kabanjahe ... II-5 3.1 Diagram Model Kano ... III-5 3.2 Empat Fase QFD ... III-10 3.3 Gambaran Inkubator Bayi ... III-21 3.4 Jenis Konsumen ... III-19 4.1 Kerangka Konseptual ... IV-3 4.2 Blok Diagram Langkah-Langkah Penelitian ... IV-7 4.3 Diagram Alir Pembuatan Konsumen ... IV-10 4.4 Blok Diagram Pengolahan Data... IV-13 4.5 Diagram Alir Pengolahan Data Model Kano ... IV-14 4.6 Diagram Alir Pembangunan QFD I ... IV-15 4.7 Diagram Alir Pembangunan QFD Fase II ... IV-16 4.8 Diagram alir Membuat Analisis dengan Metode Value
Engineering ... IV-17 5.1 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Fungsi
Tambahan pada Infant Incubator yaitu Tempat Tabung Oksigen ... V-38 5.2 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Ukuran Lubang
(22)
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
5.3 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Harga Infant
Incubator Rp 10.000.000 ... V-40 5.4 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Dimensi Infant
Incubator 70 cm x 50 cm x 40 cm ... V-41 5.5 Jarak Lantai dari Dasar Compartment 100 cm ... V-42 5.6 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Bahan
Compartment Infant Incubator yaitu Acrylic ... V-42 5.7 Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut Posisi
Controller pada Infant Incubator Berada di Samping Kanan Atas .. V-43 5.8 Hubungan Antar Karakteristik Teknik Infant Incubator ... V-47 5.9 Matriks Antara CI dengan Karakteristik Teknis Infant Incubator... V-48 5.10 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan
Biaya ... V-57 5.11 QFD Fase I Produk Infant Incubator ... V-58 5.12 Hubungan Part Kritis Produk Infant Incubator ... V-61 5.13 Hubungan Antar Part Kritis dan Spesifikasi Teknis Produk ... V-62 5.14 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan
Biaya ... V-66 5.15 QFD Fase II Produk Infant Incubator ... V-67 5.16 Diagram FAST Infant Incubator ... V-70
(23)
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
5.17 Infant Incubator Usulan ... V-77 6.1 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan
Biaya QFD Fase I... VI-6 6.2 QFD Fase II Produk Infant Incubator ... VI-8
(24)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Kuesioner Terbuka ... L.1 2. Kuesioner Tertutup ... L.2 3. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik dan Hubungan .... L.3 4. Kuesioner Wawancara Part Kritis dan Hubungan ... L.4 5. Tabel Product Moment ... L.5 6. Form Tugas Akhir ... L.6 7. Surat Penjajakan ... L.7 8. Surat Balasan ... L.8 9. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.9 10. Lembar Asistensi Dosen ... L.10 11. Lembar Asistensi Pembimbing Lapangan ... L.11
(25)
ABSTRAK
Peralatan medis menjadi salah satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Infant incubator sebagai peralatan medis yang digunakan untuk merawat bayi yang baru lahir, mendapatkan keluhan-keluhan dari dokter dan perawat bagian anak. Keluhan tersebut menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap produk infant incubator yang ada di rumah sakit. Hal ini akan berpengaruh pada menurunnya kinerja dokter dan perawat dan kualitas pelayanan rumah sakit. Secara garis besar, keluhan terhadap infant incubator terdapat pada rancangan yang tidak sesuai dan harga infant incubator yang mahal. Sehingga untuk mengatasi keluhan tersebut peneliti mengintegrasikan metode Kano,
Quality Function Deployment dan Value Engineering untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan biaya yang lebih ekonomis. Model Kano digunakan untuk mendapatkan kategori atribut produk sebagai prioritas perbaikan. Penelitian menunjukkan bahwa kategori attractive
digunakan sebagai prioritas perbaikan yaitu Fungsi tambahan tempat tabung oksigen dan ukuran lubang pintu 15 cm. QFD fase I menghasilkan karakteristik teknis yang digunakan sebagai penentu part kritis. Pengolahan QFD fase II mendapatkan part kritis cabinet sebagai bagian yang membutuhkan biaya paling tinggi sehingga part ini digunakan sebagai prioritas untuk melakukan value engineering. Pengolahan Value Engineering dilakukan dengan cara meningkatkan fungsi produk sesuai output dari Model Kano dan meminimisasi biaya sesuai QFD II dengan penghematan biaya sebesar 6,23%.
Kata Kunci: Perancangan Produk, Model Kano, Quality Function Deployment(QFD),Value Engineeering, Infant Incubator.
(26)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) sekitar 15 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya di dunia. Lebih dari satu juta bayi prematur meninggal sesaat setelah lahir. Indonesia menduduki peringkat ke-5 jumlah kematian bayi prematur terbanyak di dunia dengan jumlah 20.000 bayi pada tahun 2013. Data jumlah kematian bayi prematur yang tinggi tersebut menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak pada masa persalinan dan segera sesudahnya.
2
1
http://who.int/gho/publications/world_health_statistics/2014/en/, diakses tanggal 10 Januari 2015, pukul 11.00 WIB.
2
Nurlandi, Farida. 2010. Desain Inkubator Bayi dengan Kontrol Otomatis yang Ekonomis untuk Klinik Persalinan (Ecobator). Surabaya: ITS.
Bayi prematur maupun yang baru lahir membutuhkan perhatian khusus karena diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan dunia luar. Prosedur standar pasca neonatal
mengatakan bahwa bayi baru lahir harus dimasukkan ke dalam inkubator dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tingkat kesehatan bayi tersebut. Infant incubator adalah salah satu peralatan medis yang dapat membantu bayi untuk beradaptasi dengan dunia luar terutama dalam hal perbedaan suhu.
Data yang diperoleh dari Bagian Rekam Medis RSU Kabanjahe menyebutkan bahwa jumlah bayi prematur yang lahir di RSU Kabanjahe setiap bulannya pada bulan April 2014 – September 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
(27)
Tabel 1.1. Jumlah Kelahiran Bayi Prematur di RSU Kabanjahe April 2014 – September 2014
Bulan Jumlah Bayi Prematur
April 9
Mei 8
Juni 8
Juli 6
Agustus 10
September 10
Sumber: Rekam Medis RSU Kabanjahe
Data diatas menyimpulkan bahwa kebutuhan RSU Kabanjahe terhadap infant incubator cukup tinggi sehingga kualitas infant incubator yang tersedia tentunya akan berpengaruh pada kualitas pelayanan yang ditawarkan rumah sakit. Infant Incubator yang digunakan pada RSU Kabanjahe adalah Infant Incubator jenis Gea Medical YP-100 seperti Gambar 1.1 berikut.
Sumber:
(28)
Spesifikasi infant incubator yang terdapat di RSU Kabanjahe dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Spesifikasi Produk Infant Incubator
Spesifikasi Keterangan
Nama Produk Gea Medical YP-100
Kebutuhan Daya AC 220 V – 230 V /50 Hz, 850 W
Power Input 680 VA
Variabilitas Temperatur 0.5
Range Temperatur Udara 25oC – 37oC
Umur 8 tahun
Harga Rp 17.000.000,00/unit
Sumber: RSU Kabanjahe
Dokter dan perawat bagian anak sering memiliki keluhan dalam penggunaan
infant incubator yang terdapat di rumah sakit. Keluhan-keluhan ini dikumpulkan dari penyebaran 30 kuesioner pendahuluan kepada dokter dan perawat bagian anak. Rekapitulasi jenis dan jumlah keluhan dari dokter dan perawat bagian anak dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan
No Jenis Keluhan Jumlah Responden
1 Sulit melakukan perawatan dan pembersihan alat 9
2 Tidak ada sensor air pendingin 8
(29)
Tabel 1.3 Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan (Lanjutan)
No Jenis Keluhan Jumlah Responden
4 Bentuk pegangan 3
5 Lubang keluar masuk tangan yang terlalu kecil 2
Sumber: Pengumpulan Data
Keluhan-keluhan yang diperoleh tersebut menunjukkan ketidakpuasan dokter dan perawat bagian anak terhadap infant incubator yang tersedia. Ketidakpuasan tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja dokter dan perawat maupun kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh RSU Kabanjahe.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Model Kano, Quality Function Deployment
(QFD) dan Value Engineering diintegrasikan untuk menciptakan solusi yang tepat dalam upaya perbaikan infant incubator. 3Model Kano adalah suatu alat yang berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan mengubahnya menjadi karakteristik desain, spesifikasi teknis dan pada akhirnya detail produk.
4
3
Dominici, Gandolfo. 2013. How to Build an E-learning Product: Factors for Student/ Customer Satisfaction. Italia: Universitas Palermo. Hal 4
4
Jaiswal, Eshan. 2012. A Case Study on Quality Function Deployment. India: Universitas Mewar. Hal 2
Metode QFD memberikan manfaat dalam memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap interaksi permintaan pelanggan dan desain. Keterlibatan awal bagian produksi selama proses desain akan mengurangi iterasi dan memfokuskan rancangan sekaligus membantu perkembangan teamwork.
(30)
5
Value Engineering adalah aplikasi sistematis dari teknik yang diakui oleh tim multidisiplin, mengidentifikasi fungsi dari produk atau jasa, membangun suatu nilai fungsi, menghasilkan alternatif melalui penggunaan berpikir kreatif dan menyediakan fungsi yang dibutuhkan, keandalan pada biaya keseluruhan terkecil.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menangani keluhan dokter dan perawat bagian anak di rumah sakit yang digunakan untuk memberikan usulan perbaikan rancangan infant incubator dengan menggunakan metode Kano, QFD dan Value Engineering agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian tugas akhir ini adalah mengatasi keluhan dokter dan perawat bagian anak danmemberi perbaikan rancangan dan peningkatan fungsi inkubator bayi dengan metode Kano, QFD dan Value Engineering.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
5
Sharma, Amit. 2011. A Case Study Analysis Through The Implementation of Value Engineering. India: PEC University of Technology.
(31)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah RSU Kabanjahe
Rumah Sakit Umum Kabanjahe didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1921 dengan nama Bataks Institute, pada tahun 1923 diserahkan kepada Nederlands Zending Genotschap. Setelah kemerdekaan tahun 1945, pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Selama dalam pengelolaan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo telah mengalami pergantian pimpinan/direktur sebanyak 17 kali yaitu:
1. dr. Kwee Bingkong (Periode 1945 – 1963) 2. dr. Gosiat Tiat (Periode 1963 – 1972) 3. dr. Batur Ginting (Periode 1972 – 1974) 4. dr. Djeki Tarigan (Periode 1974 – 1983) 5. dr. D.H. Munthe (Periode 1983 – 1985) 6. dr. Sobat Sinulingga (Periode 1985 – 1989) 7. dr. Jalison Saragih (Periode 1989 – 1991) 8. dr. Selamat Sebayang (Periode 1991 – 1994) 9. dr. Ngarapdat Tarigan (Periode 1994 – 1996) 10. dr. Melky Tarigan (Periode 1996 – 1999) 11. dr. Lidia Melanita Weko (Periode 1999 – 2002) 12. dr. Saberina Tarigan (Periode 2002 – 2005) 13. dr. Thomas Silangit, SpPK (Periode 2010 – 2011)
(32)
14. dr. Suara Ginting, SpPD (Periode 2006 dan 2011 – 2012) 15. dr. Terry Surbakti (Periode 2012 – 2013)
16. dr. Jansen Perangin-angin (Periode 2013)
17. dr. Jasura Pinem, M.Kes (Periode 2013 – sekarang)
RSU Kabanjahe telah memenuhi klasifikasi rumah Sakit Umum Kelas C berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
2.2 Motto, Visi dan Misi RSU Kabanjahe 2.2.1 Motto
Motto RSU Kabanjahe adalah MALEM (Murah, Akurat, Lemah Lembut, Efisien, Memuaskan).
2.2.2 Visi
RSU Kabanjahe mempunyai visi sebagai tujuan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang, yaitu :”Menjadikan RSU Kabupaten yang terbaik di Provinsi Sumatera Utara”.
2.2.3 Misi
1. Memberikan pelayanan rumah sakit yang prima.
2. Melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit secara bertahap. 3. Meningkatkan profesionalisme pegawai.
(33)
2.3 Ketenagakerjaan RSU Kabanjahe
Jumlah sumber daya manusia di RSU Kabanjahe yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSU Kabanjahe sebanyak 254 orang yang terdiri dari 14 orang pejabat struktural, 198 orang tenaga fungsional/teknis, 42 orang tenaga administrasi serta 46 orang tenaga honor. Jumlah tenaga kesehatan di RSU Kabanjahe sebanyak 221 orang, dengan jumlah terbanyak adalah tenaga perawat (SPK) sebanyak 57 orang. Komposisi tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe
No Jenis Tenaga Jumlah (orang)
1 Dokter Spesialis 18
2 Dokter Umum 10
3 Dokter Gigi 4
4 Apoteker 2
5 S.1 Keperawatan 1
6 S.1 Kesehatan Masyarakat 5
8 D III Analis 10
9 D III Gizi 5
10 D III Kesling (APK) 11
(34)
Tabel 2.1 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe (Lanjutan)
No Jenis Tenaga Jumlah (orang)
12 D III Kebidanan 5
13 D III Penata Rontgen 4
14 Bidan 7
15 SPK 57
16 SPRG 7
17 SAA/SMF 10
18 SPPH 2
19 Perawat Bidan 17
20 Fisioterapi 2
21 Anestesi 1
Sumber: RSU Kabanjahe
2.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi RSU Kabanjahe adalah struktur organisasi matriks (matrix of authority flows), dimana terdapat dua jenis wewenang, yaitu wewenang yang mengalir secara horizontal pada unit fungsional dan wewenang yang mengalir secara vertikal pada pimpinan struktural atau manajerial. Struktur organisasi matriks ini menyadari adanya ketergantungan antara berbagai fungsi. Struktur organisasi di RSU Kabanjahe dapat dilihat pada Gambar 2.2.
(35)
2.5. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam Inkubator 6
1. Asfiksia kelahiran
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram. BBLR dapat dikelompokkan menjadi prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan, Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan. Perawatan bayi baru lahir rendah dimulai saat kelahiran ketika dilakukan pemeriksaan bayi secara lengkap. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan pertama setelah kelahiran yang digunakan untuk menemukan adanya abnormalitas sedini mungkin. Pemantauan abnormalitas bayi dapat dilakukan secara teliti selama perawatan dalam persalinan juga dapat mendeteksi secara dini masalah-masalah yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Perawatan bayi baru lahir rendah dalam inkubator merupakan cara perawatan pada bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (inkubator) yang berfungsi untuk menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk bayi. Kriteria bayi yang dirawat dalam inkubator:
Asfiksia atau kekurangan oksigen kadangkala menyerang bayi sebelum atau selama kelahiran karena gangguan terhadap ari – ari atau tali pusat. Asfiksia berat dapat mempengaruhi semua sistem tubuh.
6
Bagian Perinatologi RSU Kabanjahe. 2009. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir Rendah dalam inkubator. hal : 1
(36)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Perancangan Produk7
Proses pengembangan produk adalah seluruh rangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk membawa konsep baru ke keadaan kesiapan pasar. Rangkaian ini mencakup segala sesuatu dari awal inspirasi visi produk baru, kegiatan bisnis analisis kasus, upaya pemasaran, kegiatan desain rekayasa teknis, pengembangan rencana manufaktur, dan validasi desain produk agar sesuai dengan rencana ini. Seringkali bahkan termasuk pengembangan saluran distribusi untuk pemasaran strategis dan memperkenalkan produk baru.
Proses desain adalah serangkaian kegiatan teknis dalam proses pengembangan produk yang bekerja untuk memenuhi pemasaran dan kasus bisnis visi. Set ini meliputi penyempurnaan dari visi produk ke spesifikasi teknis, pengembangan konsep baru, dan rekayasa embodiement produk baru. Tidak selalu mencakup semua kegiatan bisnis dan manajemen keuangan pengembangan produk maupun kegiatan pemasaran dan pengembangan distribusi yang luas.
8
7
Kevin Otto & Kristin Wood, Product Design. (London: Prentice Hall, 2001), h. 5-6.
8
Rosnani Ginting,Perancangan Produk. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.19-21.
Perancangan produk terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, karena itu perancangan kemudian disebut sebagai proses perancangan yang mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam proses perancangan dinamakan fase. Fase-fase dalam proses perancangan berbeda satu dengan
(37)
yang lainnya. Setiap fase terdiri dari beberapa kegiatan yang dinamakan langkah-langkah dalam fase. Salah satu deskripsi perancangan adalah deskripsi yang menyebutkan bahwa proses perancangan terdiri dari fase-fase berikut:
1. Langkah Pra Perancangan Produk a. Penetapan asumsi perancangan b. Orientasi produk yang meliputi:
− Analisa kelayakan produk
− Uraian kegiatan perancangan produk
− Jaringan kerja perancangan produk
− Perhitungan maju dan mundur waktu kegiatan
− Penentuan jalur kritis
− Perhitungan waktu penyelesaian proyek 2. Langkah Perancangan Produk
a. Fase informasi
Fase ini bertujuan untuk memahami seluruh aspek yang berkaitan dengan produk yang hendak dikembangkan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan secara akurat.
b. Fase kreatif
Fase ini bertujuan untuk menampilkan alternatif yang dapat memenuhi fungsi yang dibutuhkan.
(38)
Fase ini bertujuan untuk menganalisa alternatif-alternatif yang dihasilkan pada fase kreatif dan memberikan rekomendasi terehadap alternatif-alternatif terbaik.
d. Fase pengembangan
Fase ini bertujuan memilih salah satu alternatif tunggal dari beberapa alternatif yang ada yang merupakan alternatif terbaik dan merupkan output dari fase analisa.
e. Fase presentasi
Fase ini bertujuan untuk mengkomunikasikan secara baik dan menarik terhadap hasil pengembangan produk.
3.2. Model Kano9
Konsultan TQM Jepang Noriaki Kano, memberikan suatu model yang sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik produk. Istilah “karakteristik” digunakan untuk merujuk pada fitur atau kemampuan suatu produk.
10
1. Must-Be (M) (dissatisfier atau faktor dasar): Pelanggan mempertimbangkan kebutuhan ini sebagai faktor dasar. Keberadaannya tidak akan meningkatkan Kano mengklasifikasikan atribut produk/jasa dalam enam kategori berdasarkan dampaknya pada kepuasan pelanggan:
9
Lou Cohen,Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. (USA : Addison-Wesley Publishing Company.1995), h: 36-40
10
Gandolfo Dominici, How to Build an E-Learning Product: Factors for Student/Customer Satisfaction, (Italia: University of Palermo, 2013), h: 4-5.
(39)
tingkat kepuasan pelanggan secara signifikan tetapi ketiadaannya akan menyebabkan ketidakpuasan yang tinggi.
2. One Dimensional (O) (faktor kinerja): Faktor ini menyebabkan kepuasan jika kinerjanya tinggi dan akan menyebabkan ketidakpuasan jika kinerjanya rendah. Atribut ini linear dan simetris karena secara tipikal berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perusahaan harus mencoba untuk bersaing disini.
3. Attractive (A) (satisfiers atau faktor ketertarikan): Kebutuhan ini menyebabkan kepuasan pelanggan jika diberikan dan tidak akan memberikan ketidakpuasan jika tidak diberikan. Perusahaan dapat menggunakan faktor ini untuk membedakannya dari pesaing dengan cara yang positif.
4. Indifferent (I): Pelanggan tidak peduli terhadap fitur ini.
5. Reverse (R): Pelanggan tidak menginginkan atribut produk ini dan juga berharap kebalikannya.
6. Questionable (Q): Tidak jelas apakah pelanggan mengharapkan atribut ini karena mereka memberikan respon yang tidak dapat digunakan akibat kesalahpahaman terhadap pertanyaan pada survei atau membuat kesalahan pada saat mengisi kuesioner.
(40)
Sumber: Gandolfo, Dominici (2013)
Gambar 3.1. Diagram Model Kano
11
Menurut kategori Kano, tim pengembangan produk harus memahami karakteristik teknis respon mereka. Mereka harus memeriksa karakteristik respon teknis dengan meminta mereka untuk pelanggan mereka dalam bentuk survei pelanggan menggunakan kuesioner Kano. Kuesioner Kano terdiri dari dua pertanyaan kali lipat, pertanyaan fungsional dan pertanyaan disfungsional. Pertanyaan fungsional meminta sikap pelanggan jika respon teknis yang berfungsi dengan baik. Jika tidak, pertanyaan disfungsi nasional adalah pertanyaan yang menanyakan persepsi pelanggan jika respon teknis tidak bekerja atau tidak ada. Kategori respon teknis dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kombinasi jawaban pelanggan. Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.1.
11
Mokh Suef, Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: A Conceptual Model, (Proceeding of Industrial Engineering and Service Science, 2013),hal : 2.
(41)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di RSU Kabanjahe yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat milik pemerintah. Rumah sakit ini berlokasi di Jl. Kapten Selamat Ketaren No 8 Kabanjahe, Karo.
4.2. Jenis Penelitian12
12
Sinulingga, Sukaria, Metodologi Penelitian.( Medan : USU Press, 2013). Hal. 31-32
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang berbentuk
survey research. Penelitian deskriptif survey research yaitu penyelidikan yang bertujuan memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran. Penelitian ini mnggunakan kuesioner yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang yang ditetapkan dengan metode tertentu.
(42)
Objek penelitian yang diamati adalah inkubator bayi pada bagian anak di RSU Kabanjahe yang digunakan oleh bayi yang terlahir prematur. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan perbaikan dan peningkatan fungsi inkubator bayi.
4.4. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen a. Dimensi
b. Jarak lantai – dasar compartment
c. Bahan
d. Fungsi Tambahan e. Ukuran Lubang Pintu f. Harga
g. Posisi Controller
h. Karakteristik Teknis 2. Variabel Dependen
a. Kategori Kano b. Karakteristik Desain c. Part Kritis
d. Alternatif Rancangan Produk
4.5. Kerangka Konseptual
Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan kerangka konseptual yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka
(43)
konseptual inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Alternatif Rancangan Produk Part Kritis Karakteristik Desain Must Be One-Dimensional Attractive Indifferent Reverse Questionable Karakteristik Teknis Jarak
Lantai – Dasar
Compartment
Bahan
Fungsi Tambahan
Posisi Controller
Harga Ukuran Lubang Pintu
Dimensi
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
4.6 Definisi Variabel Operasional
Berdasarkan variabel-variabel operasional diatas, maka ditentukan definisi operasional dari variabel-variabel terkait. Variabel operasional yang terkait dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Variabel Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur
1 Atribut Produk - Dimensi
- Jarak lantai – dasar
compartment
- Bahan
- Fungsi Tambahan - Ukuran Lubang Pintu - Harga
- Posisi Controller
Atribut produk yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap atribut produk
infant incubator.
- Kuesioner
- Wawancara dengan
(44)
Tabel 4.1. Variabel Operasional (Lanjutan)
No Variabel Definisi Alat Ukur
2 Karateristik Teknis Respon teknis yang dilaksanakan perusahaan atas bentuk spesifikasi produk infant incubator
- Kuesioner Karakteristik Teknis
3 Karakteristik Desain Karakteristik desain yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap proses produksi produk infant incubator.
- Kuesioner Terbuka - Kuesioner Tertutup
4 Must Be Konsumen menjadi tidak puas apabila kinerja dari
atribut yangbersangkutan rendah. Tetapi kepuasan konsumen tidak akan meningkatjauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.
- Kuesioner Kano
5 One Dimensional Tingkat kepuasan konsumen berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga kinerja atribut yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan konsumen pula.
- Kuesioner Kano
6 Attractive Tingkat kepuasan konsumen akan meningkat
sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut.
- Kuesioner Kano
7 Indifferent Kepuasan konsumen tidak dipengaruhi oleh sifat
produk yang fungsional atau tidak fungsional.
(45)
Tabel 4.1. Variabel Operasional (Lanjutan)
No Variabel Definisi Alat Ukur
8 Reverse Penetapan dari perusahaan terbalik dengan apa
yang dirasakan oleh konsumen.
- Kuesioner Kano
9 Questionable Jawaban dari konsumen (responden) tidak jelas atau kurang sesuai dengan pertanyaan yang ada.
- Kuesioner Kano
10 Part Kritis Merupakan karakteristik part atau komponen yang paling utama dalam pembuatan produk.
- Kuesioner Part Kritis
11 Alternatif
Rancangan Produk
Rancangan perbaikan yang digunakan untuk rancangan yang lebih baik.
- Observasi - Studi Literatur
4.7. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pada awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui keluhan konsumen, kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.
2. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. 3. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:
a. Data primer berupa data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.
BAB V
(46)
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner dibagikan dalam 2 tahapan, tahapan pertama merupakan kuesioner terbuka. Kuesioner ini merupakan bentuk pertanyaan yang diajukan kepada 35 responden tentang penilaian harapan operator infant incubator (dokter dan perawat bagian anak).
Jawaban responden yang tertuang pada kuesioner terbuka menghasilkan beberapa modus yang menjadi pendukung atribut pertanyaan pada kuesioner tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup. Responden pada kuesioner tertutup ini berjumlah 35 responden dokter dan perawat bagian anak. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan metode sampling yang digunakan dalam penelitian yaitu totalsampling (penelitian populasi).
5.1.1 Kuesioner Terbuka
Kuesioner terbuka berisi pertanyaan mengenai harapan konsumen terhadap tujuh (7) variabel atau atribut yang terdapat pada produk infant incubator. Rekapitulasi kuesioner terbuka dapat dilihat pada Tabel 5.1
(47)
Tabel 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka
Responden
Atribut Dimensi
(cm)
Jarak Lantai - Dasar Comp
(cm)
Bahan Fungsi Tambahan Ukuran Pintu
(cm) Harga (Rp) Posisi Controller
1 50 x 40 x 40 90 Kaca Plastik Outlet Oksigen 20 10.000.000 Terpisah dengan
inkubator
2 70 x 40 x 70 150 Acrylic Tempat Perlengkapan
Bayi 20 10.000.000 Di kanan inkubator
3 100 x 60 x 60 120 Carbon Alat Pemutar Musik 50 20.000.000 Di atas
4 85 x 70 x 60 70 Acrylic Lemari 60 10.000.000 Di samping
5 70 x 70 x 70 100 Acrylic Tempat Penyimpanan
Barang 45 10.000.000 Di bawah
6 100 x 70 x 50 80 Plastik Alat Pemutar Musik 20 10.000.000 Di atas
7 112 x 60 x 140 110 Aluminium Tempat Pakaian 35 14.000.000 Di samping
8 115 x 70 x 150 120 Aluminium Speaker Musik 30 16.500.000 Di sebelah kiri
9 100 x 50 x 50 125 Fiber Tempat obat-obatan 15 15.000.000 Di samping
10 70 x 40 x 45 110 Acrylic Tempat Perlengkapan
Bayi 40 2.500.000 Di bawah
11 80 x 50 x 40 100 Kaca Pengatur Kelembaban 15 2.500.000 Melekat pada infant
inkubator
12 65 x 50 x 40 80 Kayu Tempat Handuk 15 15.000.000 Di samping
13 100 x 40 x 40 100 Atom Lemari 35 3.000.000 Di bawah
14 100 x 60 x 150 80 Kaca Tempat Pakaian 25 15.000.000 Di samping
15 80 x 40 x 40 70 Steinless Steel Penyangga Infus 40 12.000.000 Di kanan
16 50 x 30 x 30 100 Atom Rak Obat 40 10.000.000 Dibawah
17 70 x 50 x 40 100 Fiber Tempat Pakaian 25 3.000.000 Di kanan atas
(48)
Tabel 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka (Lanjutan)
Responden
Atribut Dimensi
(cm)
Jarak Lantai - Dasar Comp
(cm)
Bahan Fungsi Tambahan Ukuran Pintu
(cm) Harga (Rp) Posisi Controller
18 70 x 40 x 50 100 Aluminium Outlet Oksigen 30 15.000.000 Di bawah
19 120 x 60 x 130 50 Kaca Tempat tabung oksigen 30 15.000.000 Di atas
20 180 x 60 x 160 120 Keramik Tempat Pakaian 15 15.000.000 Di kanan
21 90 x 70 x 80 90 Fiber Tempat Kain Kotor 15 10.000.000 Di luar
22 100 x 50 x 60 85 Acrylic Alat Pemutar Musik 20 11.000.000 Di tengah
23 100 x 70 x 50 110 Baja Tempat Perlengkapan
Bayi 25 5.000.000 Di kanan
24 80 x 50 x 50 130 Plastik Penyangga Tabung O2 25 15.000.000 Di tengah
25 80 x 60 x 150 80 Kaca Plastik Tempat Pakaian 50 10.000.000 Di belakang
26 50 x 40 x 40 100 Kaca Speaker Musik 30 16.500.000 Di dekat lubang pintu
27 70 x 50 x 30 100 Kaca Plastik Alat Pemutar Musik 50 20.000.000 Di sudut
28 100 x 50 x 50 100 Kayu Lemari Pakaian 35 14.000.000 Di tengah
29 50 x 50 x 50 125 Acrylic Alat Pemutar Musik 15 25.000.000 Di kanan
30 50 x 40 x 40 100 Acrylic Penyangga Infus 40 12.000.000 Di samping
31 70 x 50 x 40 100 Acrylic Penjaga Kelembaban 30 2.000.000 Di sebelah kanan atas
32 40 x 25 x 50 70 Fiber Glass Tempat Perlengkapan
Bayi 25 5.000.000 Di samping
33 70 x 60 x 65 75 Platinum Penyangga Infus 15 15.000.000 Di kanan
(49)
Tabel 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka (Lanjutan)
Responden
Atribut Dimensi
(cm)
Jarak Lantai - Dasar Comp
(cm)
Bahan Fungsi Tambahan Ukuran Pintu
(cm) Harga (Rp) Posisi Controller
34 60 x 30 x 100 70 Acrylic Lemari 40 10.000.000 Melekat pada infant
incubator
35 70 x 50 x 40 100 Kaca Tempat tabung oksigen 20 10.000.000 Di samping kanan atas
MODUS 70 x 50 x 40 100 Acrylic Tempat Tabung
Oksigen 15 10.000.000 Di sebelah kanan atas
(50)
5.1.2 Kuesioner Tertutup
5.1.2.1 Kuesioner Derajat Kepentingan Atribut Pertanyaan
Kuesioner derajat kepentingan atribut pertanyaan menggunakan skala likert 1- 5. Data dari derajat kepentingan ini digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan antar atribut. Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Keterangan:
5 = Sangat Penting (SP) 4 = Penting (P)
3 = Cukup Penting (CP) 2 = Kurang Penting (KP) 1 = Tidak Penting (TP)
Tabel 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan
Responden Atribut
1 2 3 4 5 6 7
1 5 5 3 5 5 4 3
2 4 4 5 5 4 5 5
3 5 2 5 4 3 3 5
4 4 3 4 4 2 3 3
5 3 3 3 5 3 4 4
6 4 3 5 4 3 3 4
7 4 4 5 5 4 5 5
8 3 2 4 4 2 5 2
9 3 4 3 5 3 3 3
10 5 2 5 2 3 3 5
11 4 2 4 4 2 4 4
12 3 1 4 3 1 4 3
13 4 3 5 4 3 4 5
14 4 4 5 5 4 3 5
15 3 2 4 4 2 3 5
(51)
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1 Analisis Metode Kano
6.1.1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel yang digunakan dalam perbaikan rancangan infant incubator
pada kuesioner Kano berjumlah 7 variabel. Hasil data kuesioner Kano yang didapat dilakukan pengujian validitas dari pertanyaan 1 hingga 7 dengan menggunakan persamaan korelasi product moment (Pearson) yang disebarkan kepada 35 responden dokter dan perawat bagian anak. Rekapitulasi uji validitas model kano dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Rekapitulasi Perhitungan Validitas Model Kano
Atribut Koef. Korelasi r Tabel N Keterangan
1 0.499 0.334 35 Valid
2 0.527 0.334 35 Valid
3 0.378 0.334 35 Valid
4 0.763 0.334 35 Valid
5 0.508 0.334 35 Valid
6 0.419 0.334 35 Valid
7 0.373 0.334 35 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Nilai koefisien korelasi product moment untuk semua atribut berada di atas 0,334, sehingga disimpulkan bahwa atribut pertanyaan pada kuesioner adalah valid atau dengan kata lain terdapat konsistensi internal dalam variabel tersebut.
Nilai reliabilitas yang didapatkan adalah sebesar 0,5021. Dari tabel kritis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 5%, dengan jumlah responden 35 diperoleh nilai kritis sebesar 0.334. Nilai r hitung > r kritis, maka data
(52)
dinyatakan reliabel dan disimpulkan bahwa kuesioner kano dapat dipercaya kebenaran datanya.
6.1.2 Analisis Kategori Terpilih
Berdasarkan nilai yang diberikan oleh konsumen didapatkan kategori - kategori Kano. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut
No Atribut Kategori Kano
1 Dimensi Infant Incubator 70 cm x 50 cm x 40 cm M 2 Jarak lantai dari dasar compartment 100 cm M 3 Bahan compartment infant incubator yaitu
Acrylic M
4 Fungsi Tambahan pada infant incubator yaitu
Tempat Tabung Oksigen A
5 Ukuran lubang pintu yaitu 15 cm A
6 Harga infant incubator Rp 10.000.000 O 7 Posisi controller pada infant incubator berada di
samping kanan atas M
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pemetaan kategori kano menghasilkan 2 atribut yang berada pada kategori
Attractive, 1 atribut yang berada pada kategori One dimensional, dan 4 atribut yang berada pada kategori Must be. Dengan melihat kategori Kano pada tiap atribut, perusahaan dapat melakukan prioritas pengembangan produk tersebut. Contohnya pada atribut-atribut yang masuk dalam kategori must be akan lebih baik bila tidak dikembangkan lebih lanjut dengan investasi yang tinggi. Hal ini karena atribut tersebut memang merupakan atribut yang harus ada. 13
13
Mokh Suef. 2013.”Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: a Conceptual Model”. Proceeding of Industrial Engineering and Service Science.
Lebih baik pengembangan atribut dilakukan pada kategori one dimensional. Perusahaan
(53)
seharusnya memenuhi kategori attractive karena akan menciptakan kemungkinan besar untuk perbedaan, yaitu membedakan produk perusahaan dengan pihak pesaing.
6.1.3 Analisis Kuantitatif Kano
Tujuan analisis kuantitatif kano adalah mengkuantifikasi hubungan antara kepuasan konsumen (S) dengan pemenuhan keinginan konsumen (CR) dengan sebuah persamaan14
. Persamaan kepuasan konsumen dan nilai kepuasan konsumen dengan tingkat pemenuhan 1 untuk masing-masing atribut yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6.3
Tabel 6.3 Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut
No Atribut Kategori
Kano si = a f(y) + b
Kepuasan Konsumen
(y = 1)
1 Dimensi Infant Incubator 70 cm x
50 cm x 40 cm M S1 = 1.266-y1 + 0.837 0,371
2 Jarak lantai dari dasar
compartment 100 cm M S2 = 1.294
-y2
+ 0.840 0,364
3 Bahan compartment infant
incubator yaitu Acrylic M S3 = 0.989
-y3
+ 0.583 0,219
4
Fungsi Tambahan pada infant incubator yaitu Tempat Tabung Oksigen
A S4 = 0.441 ey2 + 0.728 1,955
5 Ukuran lubang pintu yaitu 15 cm A S5 = 0.512ey5 + 0.918 1,666
6 Harga infant incubator Rp
10.000.000 O S6 = 1.091 y6 – 0.545 0,545
7
Posisi controller pada infant incubator berada di samping kanan atas
M S7 = 1.582e-y7 + 0.982 0,400
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Nilai kepuasan yang paling tinggi dari persamaan dengan tingkat pemenuhan yang sama terhadap masing-masing atribut terdapat pada kategori Kano attractive pada atribut “fungsi tambahan tempat tabung oksigen” dan yang
14
Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia.
(54)
paling rendah terdapat pada kategori Kano must be pada atribut “Bahan
compartment infant incubator yaitu Acrylic”
Pendekatan analisis kuantitatif kano dalam menentukan fungsi kepuasan kepuasan konsumen menunjukkan bahwa fungsi tambahan tempat tabung oksigen menghasilkan tingkat kepuasan yang paling tinggi yaitu 1.955 sehingga jika atribut tersebut dipenuhi maka kepuasan konsumen akan meningkat tajam.
6.2 Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase I 6.2.1 Analisis Planning Matrix15
Kategori
Total tingkat kepentingan atribut perancangan produk ditunjukkan dengan nilai sales point, importance weightdan bobot perencanaan relatif dari suatu variabel terhadap variabel lainnya ditunjukkan oleh relative weight. Nilai dalam planning matrixdari produk infant incubator dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4. Nilai Importance Weight dan Relative Weight
Atribut CI Sales
Poin
Bobot Absolut
Bobot Relatif
A Fungsi Tambahan pada Infant Incubator yaitu
Tempat Tabung Oksigen 4 1,5 6,504 22,63%
A Ukuran Lubang Pintu yaitu 15 cm 3 1,5 3,463 12,05%
O Harga Infant Incubator Rp 10.000.000 3 1 2,254 7,84%
M Dimensi Infant Incubator 70 cm x 50 cm x 40
cm 3 1 2,245 7,81%
M Jarak lantai dari dasar compartment 100 cm 2 1,2 1,195 4,16% M Bahan compartment infant incubator yaitu
Acrylic 5 1,2 6,924 24,09%
M Posisi controller pada infant incubator berada
di samping kanan atas. 5 1 6,158 21,42%
Sumber: Hasil Pengolahan Data
15
Lou Cohen,Quality Function Deployment:How to Make QFD Work for You,(USA : Addison-Wesley Publishing Company, 1995),hal : 94.
(55)
Fungsi tambahan tempat tabung oksigen menjadi prioritas perbaikan karena memiliki bobot terbesar yaitu 22,63% dan sales poin yang tinggi.
Penentuan karakteristik teknis merupakan salah satu tahap penting dalam pembuatan QFD.Karakteristik teknis merupakan kemampuan teknis perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen16
No
. Karakteristik teknisdari proses produksi infant incubator Gea Medical YP-100 berdasarkan wawancara dengan pihak
supplier adalah sebagai berikut pada Tabel 6.5
Tabel 6.5 Karakteristik Teknis Produk Infant Incubator Karakteristik Teknis Produk
1 Ergonomy
2 Cost
3 User Friendly
4 Features
5 Safe Operation
6 Durability
7 Aesthetics
Sumber: Hasil pengumpulan data
Karakteristik teknis diatas digunakan dalam pembangunan House of Quality (QFD Fase I).
6.2.2 Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase I
Ukuran kinerja kinerja berupa tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya ditentukan berdasarkan karakteristik teknis produk. Hasil ukuran kinerja berupa tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya dapat dilihat pada Gambar 6.1
16
(56)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan antara lain:
1. Kategori Kano terhadap 7 atribut keinginan konsumen dibagi menjadi
attractive, one dimensional dan must be. Atribut dengan kategori attractive
digunakan sebagai atribut perbaikan, yaitu fungsi tambahan adalah tempat tabung oksigen dan ukuran lubang pintu 15 cm.
2. Karakteristik teknis yang menjadi input pada QFD Fase II adalah Ergonomy, Cost, User Friendly, Features, Safe Operation, Durability dan Aesthetics
sedangkan Part Kritis yang menjadi input pada metode Value Engineering
adalah Cabinet.
3. Pembangunan Quality Function Deployment Fase I dan Fase II menghasilkan ukuran kinerja karakteristik teknis dan part kritis yaitu tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya. Karakteristik teknis user friendly
dan part kritis cabinet memiliki tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya yang terbesar sehingga menjadi prioritas perbaikan.
4. Peningkatan nilai produk dengan metode Value Engineering dilakukan dengan meningkatkan fungsi dan meminimisasi biaya pada bahan penyusun
cabinet pada infant incubator. Metode value engineering memberikan penghematan biaya sebesar 6.23%.
(57)
5. Perbaikan rancangan infant incubator untuk menangani keluhan dokter dan perawat dilakukan dengan memberikan fungsi tambahan tempat tabung oksigen, mengubah ukuran lubang pintu menjadi 15 cm dan mengubah bahan penyusun kabinet dari stainless steel menjadi kayu MDF.
7.2 Saran
Saran yang dapat diajukan setelah melakasanakan tugas sarjana yaitu : 1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mencakup atribut produk infant
incubator secara lebih detail agar hasil perbaikan rancangan dapat lebih maksimal.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan perbaikan rancangan produk dengan metode yang lain sehingga hasil perbaikan dapat dibandingkan dengan metode lain.
3. Perusahaan perlu memperhatikan karakteristik teknis dalam proses produksi yang memperoleh nilai tingkat kepentingan paling tinggi dari QFD
4. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan ide-ide atau alternatif-alternatif pada tahap kreatif agar didapat lebih banyak lagi sehingga memungkinkan pemakaian biaya yang lebih optimal.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, Lou. 1995.Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.
Dominici, Gandolfo. 2013. How to Build an E-learning Product: Factors for Student/ Customer Satisfaction. Italia: Universitas Palermo.
Gea Medical. Operator’s Manual YP-100 Infant Incubator.
Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jaiswal, Eshan. 2012. A Case Study on Quality Function Deployment. India: Universitas Mewar.
Miles, Lawrence D. 1972.Techniques of Value Analysis and Engineering 2nd Edition. Edisi Kedua; United States of Amerika: McGraw Hill.
Nurlandi, Farida. 2010. Desain Inkubator Bayi dengan Kontrol Otomatis yang Ekonomis untuk Klinik Persalinan (Ecobator). Surabaya: ITS.
Otto, Kevin, Kristin Wood. 2001. Product Design. London: Prentice Hall.
Sharma, Amit. 2011. A Case Study Analysis Through The Implementation of Value Engineering. India: PEC University of Technology.
Sinulingga, Sukaria. 2013.Metode Penelitian. Edisi 3, Medan: USU Press.
Suef, Mokh. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: A Conceptual Model, Proceeding of Industrial Engineering and Service Science.
World Health Organization, Medical Devices
Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)