BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan pengumpulan data pada bulan Mei – Juni 2016 di RSUP Haji Adam
Malik Medan. 5.1
Hasil Penelitian Hasil penelitian dijabarkan mulai dari deskripsi karakteristik responden, dan
deskripsi peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baringdi RSUP Haji Adam Malik Medan. Data hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk
tabel distribusi dan frekuensi. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Mei- Juni 2016 kepada 50 pasien di RA4, RB2, RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan.
5.1.1 Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik mencakup usia, jenis kelamin, dan lama dirawat responden. Hasil penelitian dari 50 responden yang terkumpul,
diperoleh sebagian besar responden yaitu memiliki rentang usia 46-65 tahun 46, berjenis kelamin perempuan 54, dan telah di rawat 2-9 hari 58,
untuk lebih jelas dapat lihat Tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden N=50
Karakteristik Frekuensi n
Persentase Usia
26-45 tahun 46-65 tahun
65 tahun Jenis kelamin
Perempuan Laki-laki
Lama dirawat 2-9 hari
10-17 hari 18-25 hari
Total
22 23
5 23
27
29 11
10
50 44
46 10
46 54
58 22
20
100
5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat dalam Pencegahan
Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan Hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian pada bulan
mei-juni 2016 di ruangan RA4, RB2, RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan diperoleh peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring
lebih dari setengah total pasien mempersepsikan kurang 58, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP
Haji Adam Malik Medan N=50
Pernyataan Frekuensi n
Persentase Peran perawat
Baik Cukup
Kurang Total
1 20
29
50 2
40 58
100
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi
Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan lebih dari setengah responden
mempersepsikan kurang 76, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan
pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
Pernyataan Frekuensi n
Persentase pemberi asuhan keperawatan
baik cukup
kurang total
3 9
38 50
6 18
76
100
Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat tidak pernah memandikan pasien dengan
menggunakan sabun 2 kali sehari 86, dan perawat tidak pernah melakukan perubahan posisi setiap 2 jam sekali 86, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel
5.4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Tidak
Pernah dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Tidak Pernah
Total f
f
1 Memandikan dengan menggunakan sabun
43 86 50 100
2 Merubah posisi setiap 2 jam sekali
43 86 50 100
3 Memandikan dengan menggunakan air hangat
41 82 50 100
4 Memposisikan miring 30 derajat untuk
mengurangi tekanan 37 74
50 100 5
Melindungi bagian tubuh yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan
memberikan bantal 36 72
50 100 6
Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan
33 66 50 100
7 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi
32 64 50 100
8 Memeriksa kulit
31 62 50 100
9 Memperbaiki alas tidur sprei apabila alas tidur
kusut 17 34
50 100 10
Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 15 30
50 100
Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat jarang Meninggikan bagian kepala tempat
tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan 14, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan
Jarang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Jarang
Total f
f
1 Meninggikan bagian kepala tempat tidur
setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan 7 14
50 100 2
Memperbaiki alas tidur sprei apabila alas tidur kusut
5 10 50 100
3 Melindungi bagian tubuh yang menonjol
seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal
4 8 50 100
4 Memposisikan miring 30 derajat untuk
mengurangi tekanan 4 8
50 100 5
Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 4 8
50 100
Universitas Sumatera Utara
6 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi
4 8 50 100
7 Memandikan dengan menggunakan air hangat
2 4 50 100
8 Memeriksa kulit
1 2 50 100
9 Merubah posisi setiap 2 jam sekali
1 2 50 100
10 Memandikan dengan menggunakan sabun
0 0 50 100
Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat kadang-kadang Menjaga kebersihan
tempat tidur setiap hari 18, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan
Kadang-Kadang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Kadang-kadang
Total f
f
1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari
9 18 50 100
2 Memperbaiki alas tidur sprei apabila alas
tidur kusut 8 16
50 100 3
Melindungi bagian tubuh yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan
memberikan bantal 7 14
50 100 4
Memeriksa kulit 7 14
50 100 5
Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan
5 10 50 100
6 Memperhatikan kulit pada saat merubah
posisi 5 10
50 100 7
Merubah posisi setiap 2 jam sekali 4 8
50 100 8
Memandikan dengan menggunakan sabun 2 4
50 100 9
Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi
tekanan 2 4
50 100 10
Memandikan dengan menggunakan sabun 2 4
50 100
Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat sering menjaga kebersihan tempat tidur
setiap hari 12, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Sering
dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Sering
Total f
f
1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari
6 12 50 100
2 Memeriksa kulit
5 10 50 100
3 Memperhatikan kulit pada saat merubah
posisi 5 10
50 100 4
Memperbaiki alas tidur sprei apabila alas tidur kusut
5 10 50 100
5 Memandikan dengan menggunakan sabun
2 4 50 100
6 Meninggikan bagian kepala tempat tidur
setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan
2 4 50 100
7 Memandikan dengan menggunakan air
hangat 2 4
50 100 8
Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan
1 2 50 100
9 Merubah posisi setiap 2 jam sekali
0 0 50 100
10 Melindungi bagian tubuh yang menonjol
seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal
0 0 50 100
Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat sangat sering menjaga kebersihan tempat
tidur setiap hari 32, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan
Sangat Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Sangat Sering
Total f
f
1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari
16 32 50 100
2 Memperbaiki alas tidur sprei apabila alas
tidur kusut 15 30
50 100 3
Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi
tekanan 6 12
50 100 4
Memeriksa kulit 6 12
50 100 5
Memandikan dengan menggunakan air hangat
4 8 50 100
Universitas Sumatera Utara
6 Memperhatikan kulit pada saat merubah
posisi 4 8
50 100 7
Melindungi bagian tubuh yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan
memberikan bantal 3 6
50 100 8
Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan
3 6 50 100
9 Memperhatikan kulit pada saat merubah
posisi 3 6
50 100 10
Memperbaiki alas tidur sprei apabila alas tidur kusut
2 4 50 100
5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Edukator
dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai edukator dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring sebagian besar pasien
mempersepsikan kurang 52, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.9.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah
Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
Pernyataan Frekuensi n
Persentase Edukator
baik cukup
kurang total
6 18
26
50 12
36 52
100 Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar
responden mengatakan perawat tidak pernah perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada
kulit pasien 72, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Tidak Pernah dalam
Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Tidak Pernah
Total f
f
1 menjelaskan tentang pentingnya
menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit mis: minyak zaitun,
minyak kelapa 36 72
50 100
2 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam
35 70 50 100
3 menjelaskan tentang pentingnya
menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat
32 64 50 100
4 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan
27 54 50 100
5 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika
terjadi tanda-tanda kerusakan kulit 2 54
50 100 6
mengajarkan cara merubah posisi yang baik 23 46
50 100 7
mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan
21 42 50 100
8 memotivasi dan memberikan dukungan
psikososial 21 42
50 100 9
mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut
18 36 50 100
10 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,
terutama kulit 13 26
50 100
Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat tidak pernah perawat jarang menjelaskan tentang
pentingnya menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat 16, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.11.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Jarang dalam Pencegahan
Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Jarang
Total f
f
1 menjelaskan tentang pentingnya
menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat
8 16 50 100
2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,
terutama kulit 7 14
50 100 3
memotivasi dan memberikan dukungan psikososial
6 12 50 100
4 mengajarkan untuk selalu mengusahakan
agar alas tidur tidak kusut 5 10
50 100 5
menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah
kekeringan pada kulit mis: minyak zaitun, minyak kelapa
4 8 50 100
6 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk
menjaga kebersihan 4 8
50 100 7
menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 3 6
50 100 8
menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit
3 6 50 100
9 mengajarkan cara merubah posisi yang baik
3 6 50 100
10 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam
0 0 50 100
Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat kadang-kadang memotivasi dan memberikan
dukungan psikososial 20, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.12.
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Kadang-Kadang dalam
Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Kadang-kadang
Total f
f
1 memotivasi dan memberikan dukungan
psikososial 10 20
50 100 2
mengajarkan cara merubah posisi yang baik 7 14
50 100 3
mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 7 14
50 100 4
mengajarkan selalu menjaga kebersihan, terutama kulit
6 12 50 100
5 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk
menjaga kebersihan 4 8
50 100 6
menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 3 6
50 100
Universitas Sumatera Utara
7 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika
terjadi tanda-tanda kerusakan kulit 3 6
50 100 8
menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah
kekeringan pada kulit mis: minyak zaitun, minyak kelapa
3 6 50 100
9 menjelaskan tentang pentingnya
menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat
3 6 50 100
10 mengajarkan untuk selalu mengusahakan
agar alas tidur tidak kusut 3 6
50 100
Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat sering menjelaskan tentang Pencegahan luka
tekan 18, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.13.
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Sering dalam Pencegahan
Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Sering
Total f
f
1 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan
9 18 50 100
2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,
terutama kulit 9 18
50 100 3
memotivasi dan memberikan dukungan psikososial
9 18 50 100
4 mengajarkan cara merubah posisi yang baik
8 16 50 100
5 mengajarkan untuk selalu mengusahakan
agar alas tidur tidak kusut 7 14
50 100 6
mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 6 12
50 100 7
menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit
6 12 50 100
8 menjelaskan tentang pentingnya
menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat
5 10 50 100
9 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk
menjaga kebersihan 5 10
50 100 10
menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah
kekeringan pada kulit mis: minyak zaitun, minyak kelapa
4 8 50 100
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat sangat sering mengajarkan untuk selalu
mengusahakan agar alas tidur tidak kusut 34, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 5.14.
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Sangat Sering dalam
Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan N=50
No PERNYATAAN Sangat Sering
Total f
f
1 mengajarkan untuk selalu mengusahakan
agar alas tidur tidak kusut 17 34
50 100 2
mengajarkan selalu menjaga kebersihan, terutama kulit
15 30 50 100
3 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk
menjaga kebersihan 14 28
50 100 4
menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit
11 22 50 100
5 mengajarkan cara merubah posisi yang baik
9 18 50 100
6 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan
8 16 50 100
7 memotivasi dan memberikan dukungan
psikososial 4 8
50 100 8
menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah
kekeringan pada kulit mis: minyak zaitun, minyak kelapa
3 6 50 100
9 menjelaskan tentang pentingnya
menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat
2 4 50 100
10 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam
2 4 50 100
5.2 Pembahasan
5.2.1 Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di
RSUP Haji Adam Malik Medan Hasil penelitian peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien
tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan menunjukkan bahwa lebih setengah dari total responden 58 mempersepsikan kurang. Sementara peran
Universitas Sumatera Utara
perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring sangat dibutuhkan karena hampir 95 luka tekan dapat dicegah melalui tindakan keperawatan The
Agency for Health Care Policy and Research, 1994 dalam Potter Perry, 2010. Hal ini menekankan bawah pencegahan menjadi sangat penting yang harus
diperhatikan. Hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap perawat di RSUP Haji
Adam Malik Medan bahwa tidak sebandingnya rasio jumlah perawat dan jumlah pasien dengan intervensi yang harus dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara
tersebut peneliti berasumsi bahwa adanya faktor hambatan terkait kuantitas jumlah perawat yang kurang sehingga peran perawat tidak dapat terlaksana
dengan baik. Hal ini didukung oleh penelitian Aprilis 2015 tentang analisis beban
kerja keperawatan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga perawat dibagian rawat inap terpadu A RSUP Haji Adam Malik Medan mengatakan bahwa beban
kerja yang beragam dan bertambahnya tugas dan tanggung jawab perawat, disamping perawat harus melakukan pekerjaan pokok yaitu memberikan asuhan
keperawatan berdampak asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien tidak maksimal.
5.2.2 Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan
Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan lebih dari setengah responden 76
Universitas Sumatera Utara
mempersepsikan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa perawat belum benar-benar melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan
luka tekan pada pasien tirah baring. Hal ini didukung oleh sebagian besar responden mengatakan bahwa
perawat tidak pernah perawat tidak pernah memandikan pasien dengan menggunakan sabun 2 kali sehari 86, dan memandikan pasien dengan
menggunakan air hangat 2 kali sehari 82. Menurut Potter and Perry 2010 bahwa perawat harus menjaga kulit pasien tetap bersih dan kering sebagai salah
satu pecegahan dalam resiko luka tekan. Hal ini didukung oleh pernyataan Cammen 1991 dalam Pranarka, 1999 bahwa pada dekubitus Stadium I, kulit
yang tertekan dan kemerahan harus dibersihkan menggunakan air hangat dan sabun 2-3 kali sehari agar luka tekan dapat dihindari.
Hal ini tidak sepenuhnya kesalahan perawat karena hasil observasi peneliti terhadap perawat bahwa perawat menyediakan air hangat untuk pasien, dan
meminta bantuan keluarga untuk memandikan pasien. Hal ini didukung dengan wawancara peneliti terhadap perawat bahwa rasio jumlah perawat tidak sebanding
dengan jumlah pasien. Peneliti berasumsi bahwa adanya beban kerja yang mengakibatkan perawat tidak memiliki waktu memandikan pasien sehingga
perawat meminta keluarga untuk memandikan pasien 2 kali sehari. Perawat tidak pernah melakukan perubahan posisi setiap 2 jam sekali
86, tetapi masih ada perawat yang merubah posisi pasien setiap 2 jam sekali 8. Menurut asumsi peneliti perawat memiliki banyak memiliki tugas dan
kesibukan karena tindakan ini harus dilakukan 2 jam sekali sehingga perawat
Universitas Sumatera Utara
tidak optimal dalam melakukan intervensi ini. Sedangkan, tindakan merubah posisi dapat mencegah terjadinya luka tekan Potter and Perry ,2010.
Hal ini didukung oleh penelitian Bujang, Aini, dan Purwaningsih 2013 tentang pengaruh Alih Baring terhadap kejadian dekubitus pada pasien stroke
yang mengalami hemiparesis di ruang yudistira RSUD semarang bahwa pengaruh alih baring dapat mengurangi kejadian dekubitus terhadap pasien stroke.
Perawat tidak pernah memposisikan pasien miring 30 derajat 74. Menurut asumsi peneliti perawat tidak mengetahui bahwa memiringkan pasien 30
derajat dapat mencegah luka tekan. Sedangkan, menurut Potter and Perry 2010 bahwa memiringkan pasien 30 derajat dapat mencegah tekanan tepat diatas
penonjolan tulang sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya ulkus tekan. Hal ini sejalan dengan penelitian Tarihoran, dkk 2010 tentang penurunan
kejadian luka tekan grade I pada klien stroke melalui posisi miring 30 derajat bahwa adanya penurunan angka kejadian luka tekan setelah diberi intervensi
posisi miring 30 derajat. Perawat tidak pernah melindungi bagian tubuh pasien yang menonjol
seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal 72. Peneliti berasumsi bahwa perawat tidak mengetahui cara melindungi bagian tubuh yang menonjol,
sedangkan, dengan melindungi bagian tonjolan tulang dapat mencegah terjadinya luka tekan pada kulit Potter and Perry ,2010.
Perawat tidak pernah meninggikan kepala tempat tidur pasien setinggi 30 derajat 66. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap keluarga ternyata
untuk tindakan meninggikan kepala tempat tidur pasien, perawat meminta
Universitas Sumatera Utara
keluarga untuk melakukan tindakan tersebut. Hal ini tidak sepenuhnya kelalaian dari perawat atau pun perawat enggan melaksanakan nya karena perawat telah
mengajarkan untuk melakukan tindakan tersebut, dan keluarga dapat melakukannya sendiri tanpa perlu dibantu oleh perawat dengan arahan yang
diberikan perawat. Tindakan meninggikan kepala tempat tidur sangat penting untuk dilakukan
dalam hal mencegah luka tekan. Hal ini sejalan WOCN 2003 dalam Potter and Perry ,2010 yang mengatakan bahwa menaikkan tinggi kepala tempat tidur 30
derajat akan mengurangi kesempatan berkembangnya luka tekan akibat gaya dorong.
Perawat tidak pernah memperhatikan kulit pasien pada saat merubah posisi 64. Memperhatikan kulit pasien saat merubah posisi pasien sangat penting
karena perawat harus menghindari terjadinya gesekan akibat merubah posisi Potter and Perry ,2010. Menurut asumsi peneliti bahwa keluarga tidak
mengetahui saat perawat memperhatikan kulit pasien saat merubah posisi, karena perawat tidak selalu menginformasikan atas tindakan yang dilakukan perawat
kepada pasien. Perawat tidak pernah memeriksa kulit pasien 62, tetapi ada perawat
yang sangat sering memeriksa kulit pasien 82. Hal ini dapat disebabkan sebagian perawat kurang mengetahui bahwa pasien beresiko mengalami luka
tekan, sehingga perawat tidak memeriksa kulit pasien. Menurut Potter and Perry 2010 perlindungan dasar untuk mencegah kerusakan kulit, perawat harus
memeriksa kulit klien minimal 1 kali sehari.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Suheri 2009 tentang gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi
di RSUP Haji Adam Malik Medan pada menyatakan bahwa lebih dari setengah total responden 88,8 mengalami luka tekan derajat 1 pada hari kelima
perawatan. 5.2.3
Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan
Peran perawat sebagai edukator merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit Bastable, 2002. Hasil penelitian di peroleh
bahwa peran perawat sebagai edukator dalam pencengahan luka tekan pada pasien tirah baring bahwa 52 responden mempersepsikan kurang.
Hal ini didukung oleh sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab
untuk mencegah kekeringan pada kulit pasien 72. Peneliti berasumsi bahwa kurang pengetahuan perawat tentang penggunaan pelembab dapat mencegah luka
tekan. Penggunaan pelembab dapat membuat lapisan kulit epidermis terlubrikasi dengan baik sehingga luka tekan dapat dicegah Potter and Perry ,2010.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sunaryanti 2015 tentang pencegahan dekubitus dengan pendidikan kesehatan reposisi dan minyak kelapa bahwa
pemberian minyak kelapa efektif dalam mencegah terjadinya dekubitus. Perawat tidak pernah pernah mengajarkan pasien duduk tidak lebih dari 2
jam pada saat pasien mampu duduk 70. Menurut Potter and Perry 2010 bahwa duduk kurang dari 2 jam dapat mencegah terjadinya tekanan yang lama
Universitas Sumatera Utara
yang dapat menyebabkan luka tekan. Tetapi dilihat dari kondisi pasien bahwa kebanyakan pasien tidak mampu duduk sehingga perawat tidak menjelaskan
bahwa pasien saat duduk tidak boleh dari 2 jam. Perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan
pakaian menyerap keringat 64. Tetapi masih ada perawat yang sering mengingatkan pasien memakai pakaian yang lembut dan menyerap keringat
10. Hasil observasi peneliti kepada pasien bahwa lebih banyak pasien tidak menggunakan baju karena kondisi ruangan di rumah sakit yang panas, sehingga
tidak adanya keringat yang berlebih pada pasien. Oleh karena itu, perawat tidak menjelaskan pentingnya pakaian yang dapat menyerap keringat.
Perawat tidak pernah menjelaskan tentang pencegahan tentang luka tekan pada keluarga dan pasien 54. Sedangkan dengan memberikan pendidikan
kesehatan tentang pencegahan luka tekan kepada pasien dan keluarga dapat membantu agar tindakan keperawatan yang diberikan perawat agar terlaksana
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perawat mementingkan diagnosa aktual tanpa memperhatikan diagnosa resiko. Menurut Potter and Perry 2010
pendidikan kesehatan tentang pencegahan luka tekan dapat mecegah terjadinya luka tekan.
Perawat tidak pernah menjelaskan kepada pasien siapa yang bisa dihubungi klien saat terjadi kerusakan kulit 54. Tetapi masih ada perawat yang
sangat sering menjelaskan bahwa pasien dapat melapor kepada tenaga kesehatan apabila ada terjadi kerusakan kulit 22. Menurut asumsi peneliti ini disebabkan
karena sebagian perawat tidak memberikan pendidikan kesehatan terkait tanda-
Universitas Sumatera Utara
tanda kerusakan kulit, sehingga keluarga tidak menganggap bahwa kerusakan kulit adalah suatu hal yang harus dilaporkan.
Perawat tidak pernah mengajarkan cara merubah posisi yang baik pada pasien 46. Hal ini dapat terjadi akibat kurangnnya pengetahuan perawat bahwa
dengan cara melakukan perubahan posisi dapat mencegah luka tekan, tetapi ada perawat yang memberikan pendidikan kesehatan tentang merubah posisi pada
pasien sebanyak 17,9. Merubah posisi yang baik pada pasien yang berisiko mengalami luka tekan
sangat penting diketahui oleh perawat dalam upaya pencegahan luka tekan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sulistyawati 2014 bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan perawat sebagai upaya pencegahan luka dekubitus adalah
pengetahuan. Perawat tidak pernah memotivasi dan memberikan dukungan psikososial
dalam mencegah terjadinya luka tekan 42. Peneliti berasumsi bahwa hal ini dapat disebabkan karena keterbatasan perawat di ruangan tersebut, sedangkan
banyak hal penting yang harus diprioritaskan untuk dilakukan, sehingga intervensi ini tidak dilaksanakan dengan optimal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Husin, dkk 2009 menyatakan tentang pembinaan sikap profesional perawat dalam pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin bahwa perawat hanya menjelaskan jika pasien bertanya. Hal ini dapat disebabkan karena adanya
berbagai faktor hambatan dari perawat sehingga pendidikan kesehatan tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini didukung Bastable 2002 hambatan dari perawat antara lain perawat tidak siap memberikan pendidikan kesehatan. Ketidaksiapan ini dapat
diakibatkan oleh masih kurang memadainya pendidikan perawat, Karakter pribadi parawat dan keterbatasan waktu. Selain itu perawat kurang mampu memberikan
pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan pasien, kurang distandarisasikan dan kurang jelasnya materi pendidikan, delegasi, pendokumentasian dan koordinasi
yang kurang juga mempengaruhi pendidikan kesehatan yang diberikan oleh seorang perawat, kurangnya komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatan
yang lain serta materi diambil dari berbagai sumber yang belum valid.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN