Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

(1)

Lampiran 1 JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No Aktivitas Penelitian September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015

Januari Februari 2016

Maret 2016

April 2016

Mei Juni Juli

2016 2016 2016 2016

Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

judul penelitian 2 Menyusun Bab

1 3 Menyusun Bab

2 4 Menyusun Bab

3 5 Menyusun Bab

4 6 Menyerahkan proposal penelitian

7 Ujian sidang

proposal 8 Revisi proposal

penelitian 9 Uji Validitas &

Reliabilitas 10 Pengumpulan

data 11 Analisa data


(2)

15 Mengumpulkan

skripsi


(3)

Lampiran 2

Inform Consent

Peran Perawat Dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Oleh: Diana Ulfa Sari

Saya adalah Diana Ulfa Sari mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU yang melakukan penelitian dengan judul “Peran Perawat Dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah taring di RSUP Haji Adam Malik medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif kepada bapak/ ibu/ saudara/ saudari sebagai responden. Penelitian ini akan meberikan manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Peneliti juga mengharagai dan menghormati hak responden dengan cara menjaga kerahasiaan identitas diri dan data yang diberikan responden selama pengumpulan data hingga penyajian data. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi bapak/ ibu/ saudara/ saudari sebagai responden dalam penelitian ini, namun jika bapak/ ibu/ saudara/ saudari tidak bersedia maka bapak/ ibu/ saudara/ saudari berhak untuk menolak karena tidak ada unsur paksaan dalam pengisian kuesioner penelitian. Demikianlah informasi ini saya sampaikan, atas kesediaan dan partisipasi saudara/ saudari saya ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2016


(4)

Lampiran 3 KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Petunjuk pengisian kuisioner :

Dalam pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri diharapkan mengikuti petunjuk ini:

1. Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dibawah ini dengan memberi tanda checklist (√) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah disediakan.

2. Semua pernyataan harus dijawab. Bila ada yang kurang dimengerti, dapat ditanyakan kepada peneliti.

1. Data Demografi

1. Nomor responden (diisi oleh penelitian): ... 2. Nama (inisial) :

3. Usia : ... tahun

4. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 5. Pendidikan terakhir : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA

( ) Diploma ( ) Sarjana ( ) Tidak sekolah


(5)

KUISIONER

PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING YANG DIRAWAT DI RSUP HAJI ADAM

MALIK MEDAN Petunjuk pengisian kuisioner :

a. Pilihlah jawaban yang menurut paling Bapak/Ibu/Sdra/Sdri sesuai

b. Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dibawah ini dengan memberi tanda checklist (√) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah disediakan.

Dengan pilihan jawaban:

TP = Tidak Pernah KK = Kadang- kadang SS = Sangat Sering J = Jarang S = Sering

NO PERNYATAAN TP J KK S SS

1 Perawat memeriksa kulit pasien

2 Perawat memandikan pasien dengan menggunakan air 2 x sehari

3 Perawat memandikan pasien dengan menggunakan sabun 2 x sehari

4 Perawat merubah posisi pasien setiap 2 jam sekali

5 Perawat melindungi bagian tubuh pasien yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal


(6)

untuk mengurangi tekanan

8 Perawat memposisikan pasien miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan 9 Perawat memperbaiki alas tidur/ sprei

pasien apabila alas tidur pasien kusut 10 Perawat menjaga kebersihan tempat

tidur pasien setiap hari

11 Perawat menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan pada keluarga dan pasien.

12 Perawat menjelaskan pada pasien siapa yang bisa dihubungi klien jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

13 Perawat mengajarkan pasien atau keluarga untuk selalu menjaga kebersihan, terutama kulit pasien

14 Perawat menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit pasien ( mis: minya zaitun, minyak kelapa) 15 Perawat menjelaskan kepada pasien

atau keluarga tentang pentingnya menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

16 Perawat mengajarkan keluarga untuk memandikan pasien/ dengan waslap 2 x sehari untuk menjaga kebersihan klien 17 Perawat mengajarkan pasien dan


(7)

pada pasien.

18 perawat mengajarkan pasien untuk duduk tidak lebih dari 2 jam, pada saat pasien sudah mampu duduk

19 Perawat mengajarkan keluarga untuk selalu mengusahakan agar alas tidur pasien tidak kusut

20 Perawat memotivasi dan memberikan dukungan psikososial dalam mencegah terjadinya luka tekan


(8)

(9)

(10)

Lampiran 5

Taksasi Dana Penelitian

No Nama kegiatan Biaya

1 proposal Kertas 2 rim Paket internet

Fotokopi literatur dari buku Tinta printer

Jilid proposal

Rp. 100.000,- Rp. 70.000-, Rp. 100.000,- Rp. 100.000-, Rp.100.000,- 2 Pengumpulan data

Izin realib Izin penelitian Transportasi

Penggandaan kuisioner dan lembar persetujuan responden

Souvenir

Rp. 200.000,- Rp. 175.000,- Rp. 500.000,- Rp. 100.000,- Rp. 350.000,- 3 Analisa data dan penyusuna laporan

Pencetakan skripsi

Penggandaan dan penjilidan skripsi

Rp. 80.000,- Rp. 150.000,- 4 Biaya tak terduga Rp. 100.000,- 6 Konsumsi sidang proposal Rp. 200.000,-


(11)

Lampiran 6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Diana Ulfa Sari

Tempat tanggal lahir : Takengon, 20 Januari 1995 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Dr. Mansyur No.84AF No. HP : 082272402827

Riwayat Pendidikan :

No Tahun Nama Institusi

1. 1998-2000 TK 1001

2. 2000-2006 SDN 9 lut tawar

3. 2006-2009 SMPN 1 Takengon

4. 2009-2012 SMAN 4 Takengon

5. 2012-sekarang Fakultas Keperawatan Universitas


(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

Lampiran 13 HASIL UJI VALIDITAS

Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Perrnyataan No.

Dosen Ahli I Dosen Ahli II CVI

1 4 4 2/2 = 1

2 4 4 2/2 = 1

3 4 4 2/2 = 1

4 4 4 2/2 = 1

5 4 4 2/2 = 1

6 4 4 2/2 = 1

7 4 4 2/2 = 1

8 4 4 2/2 = 1

9 4 4 2/2 = 1

10 4 4 2/2 = 1

11 4 4 2/2 = 1

12 4 4 2/2 = 1

13 4 4 2/2 = 1

14 4 4 2/2 = 1

15 4 4 2/2 = 1

16 4 4 2/2 = 1

17 4 4 2/2 = 1

18 4 4 2/2 = 1

19 4 4 2/2 = 1

20 4 4 2/2 = 1


(22)

Realibillity

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.918 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pernyataan1 52.55 344.682 .338 .919

pernyataan2 52.90 344.305 .331 .920

pernyataan3 53.80 340.484 .534 .915

pernyataan4 53.50 343.737 .401 .917

pernyataan5 52.90 335.568 .450 .917

pernyataan6 53.00 325.789 .613 .913

pernyataan7 52.45 329.103 .682 .911

pernyataan8 53.20 323.011 .786 .909

pernyataan9 51.35 351.187 .350 .918

pernyataan10 51.20 348.905 .427 .917

pernyataan11 53.00 316.842 .816 .908

pernyataan12 52.30 328.221 .642 .912

pernyataan13 51.65 340.239 .455 .916

pernyataan14 53.15 325.082 .704 .911

pernyataan15 53.15 318.450 .760 .909

pernyataan16 52.75 332.829 .574 .914

pernyataan17 52.55 322.787 .659 .912

pernyataan18 53.10 328.095 .615 .913

pernyataan19 52.20 334.589 .592 .913


(23)

No. Responden

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Jumlah Kategori Koding 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 27 Kurang 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 5 1 1 1 1 32 Kurang 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 5 5 1 5 5 1 5 5 5 3 5 1 56 Cukup 2 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 5 1 36 Kurang 1 5 4 1 1 1 1 4 1 1 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 63 Cukup 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Kurang 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Kurang 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 5 1 1 1 1 26 Kurang 1 9 3 1 1 1 3 2 2 1 1 4 2 2 3 2 2 3 4 3 4 4 48 Cukup 2 10 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 28 Kurang 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Kurang 1 12 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 36 Kurang 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Kurang 1 14 3 1 1 2 2 2 1 2 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 5 2 59 Cukup 2 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 5 5 1 5 1 40 Kurang 1 16 4 1 1 1 1 3 1 3 3 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 4 55 Cukup 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 22 Kurang 1 18 4 2 1 1 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 58 Cukup 2 19 1 1 1 3 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 4 3 1 3 37 Kurang 1 20 5 1 1 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 1 1 5 3 1 5 3 70 Cukup 2


(24)

27 1 1 1 1 2 2 2 2 4 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 42 Kurang 1 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 22 Kurang 1 29 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 2 1 1 1 4 4 5 3 41 Kurang 1 30 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 4 1 3 1 4 4 4 3 3 4 47 Cukup 2 31 3 1 1 1 1 1 1 5 5 3 1 3 4 1 1 1 1 1 1 1 37 Kurang 1 32 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4 5 1 4 4 1 4 4 4 48 Cukup 2 33 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 27 Kurang 1 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 3 1 1 5 5 1 5 3 44 Kurang 1 35 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 32 Kurang 1 36 1 5 5 1 1 1 5 1 5 5 1 1 5 3 1 5 5 1 5 1 58 Cukup 2 37 5 1 1 3 3 3 1 3 5 5 1 5 5 1 1 5 3 1 5 3 60 Cukup 2 38 1 3 3 1 1 1 5 1 1 1 3 5 5 5 1 5 1 1 5 5 54 Cukup 2 39 3 2 3 1 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 65 Cukup 2 40 5 5 1 1 3 5 5 1 5 5 5 5 4 1 1 1 1 1 1 1 57 Cukup 2 41 1 1 1 1 1 1 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 Kurang 1 42 3 1 1 1 1 4 1 1 3 1 5 5 5 5 1 1 5 1 1 5 51 Cukup 2 43 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Kurang 1 44 5 5 5 1 1 1 5 1 5 5 1 5 5 1 3 5 5 1 5 3 68 Cukup 2 45 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 58 Cukup 2 46 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 68 Cukup 2 47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 23 Kurang 1 48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 95 Baik 3 49 1 1 1 1 1 2 2 1 1 4 4 1 4 2 2 2 2 1 2 2 37 Kurang 1 50 4 1 1 1 1 4 1 1 3 3 1 4 4 1 1 4 3 1 4 1 44 Kurang 1


(25)

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

peranperawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 29 58.0 58.0 58.0

cukup 20 40.0 40.0 98.0

baik 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERAN PERAWAT SEBAGAI PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

pemberiasuhankeperawatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 38 76.0 76.0 76.0

cukup 9 18.0 18.0 94.0

baik 3 6.0 6.0 100.0


(26)

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERNYATAAN KUISIONER PERAN PERAWAT SEBAGAI PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

pernyataan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 31 62.0 62.0 62.0

jarang 1 2.0 2.0 64.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 78.0

sering 5 10.0 10.0 88.0

sangat sering 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 41 82.0 82.0 82.0

jarang 2 4.0 4.0 86.0

kadang-kadang 1 2.0 2.0 88.0

sering 2 4.0 4.0 92.0

sangat sering 4 8.0 8.0 100.0


(27)

pernyataan3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 43 86.0 86.0 86.0

kadang-kadang 2 4.0 4.0 90.0

sering 2 4.0 4.0 94.0

sangat sering 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 43 86.0 86.0 86.0

jarang 1 2.0 2.0 88.0

kadang-kadang 4 8.0 8.0 96.0

sangat sering 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 36 72.0 72.0 72.0

jarang 4 8.0 8.0 80.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 94.0

sangat sering 3 6.0 6.0 100.0


(28)

pernyataan6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 32 64.0 64.0 64.0

jarang 4 8.0 8.0 72.0

kadang-kadang 5 10.0 10.0 82.0

sering 5 10.0 10.0 92.0

sangat sering 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 33 66.0 66.0 66.0

jarang 7 14.0 14.0 80.0

kadang-kadang 2 4.0 4.0 84.0

sering 2 4.0 4.0 88.0

sangat sering 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 37 74.0 74.0 74.0

jarang 4 8.0 8.0 82.0

kadang-kadang 5 10.0 10.0 92.0

sering 1 2.0 2.0 94.0

sangat sering 3 6.0 6.0 100.0


(29)

pernyataan9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 17 34.0 34.0 34.0

jarang 5 10.0 10.0 44.0

kadang-kadang 8 16.0 16.0 60.0

sangat sering 5 10.0 10.0 70.0

sering 15 30.0 30.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 15 30.0 30.0 30.0

jarang 4 8.0 8.0 38.0

kadang-kadang 9 18.0 18.0 56.0

sering 6 12.0 12.0 68.0

sangat sering 16 32.0 32.0 100.0


(30)

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

edukator

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 26 52.0 52.0 52.0

cukup 18 36.0 36.0 88.0

baik 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

FREKUENSI DAN PERSENTASE PERNYATAAN KUISIONER PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM PENCEGAHAN LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUP HAJI DAM MALIK MEDAN

pernyataan11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 27 54.0 54.0 54.0

jarang 3 6.0 6.0 60.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 66.0

sering 9 18.0 18.0 84.0

sangat sering 8 16.0 16.0 100.0


(31)

pernyataan12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 27 54.0 54.0 54.0

jarang 3 6.0 6.0 60.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 66.0

sering 6 12.0 12.0 78.0

sangat sering 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 13 26.0 26.0 26.0

jarang 7 14.0 14.0 40.0

kadang-kadang 6 12.0 12.0 52.0

sering 9 18.0 18.0 70.0

sangat sering 15 30.0 30.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 36 72.0 72.0 72.0

jarang 4 8.0 8.0 80.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 86.0

sering 4 8.0 8.0 94.0


(32)

pernyataan15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 32 64.0 64.0 64.0

jarang 8 16.0 16.0 80.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 86.0

sering 5 10.0 10.0 96.0

sangat sering 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 21 42.0 42.0 42.0

jarang 4 8.0 8.0 50.0

kadang-kadang 6 12.0 12.0 62.0

sering 5 10.0 10.0 72.0

sangat sering 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 23 46.0 46.0 46.0

jarang 3 6.0 6.0 52.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 66.0

sering 8 16.0 16.0 82.0

sangat sering 9 18.0 18.0 100.0


(33)

pernyataan18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 35 70.0 70.0 70.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 84.0

sering 6 12.0 12.0 96.0

sangat sering 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 18 36.0 36.0 36.0

jarang 5 10.0 10.0 46.0

kadang-kadang 3 6.0 6.0 52.0

sering 7 14.0 14.0 66.0

sangat sering 17 34.0 34.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pernyataan20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 21 42.0 42.0 42.0

jarang 6 12.0 12.0 54.0

kadang-kadang 10 20.0 20.0 74.0

sering 9 18.0 18.0 92.0


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Cetakan 14 Edisi Revisi VII. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aprilis, P. O. (2015). Analisis Beban Kerja Keperawatan Untuk Memperkirakan Kebutuhan Tenaga Perawat di BaGian Rawat Inap Terpadu A RSUP H. Adam Malik Medan. Diunduh pada tanggal 30 juni 2016 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/57907/3/Chapter%20III -VI.pdf.

Bastable, S. B. (2002). Perawat sebagai pendidik: Prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Jakarta: EGC.

Bujang, dkk. (2013). Pengaruh Alih Baring terhadap Kejadian Dekubitus pada Pasien Stroke yang Mengalami Hemiparesis di Ruang Yudistira RSUD Semarang.

Erfandi, E. (2013). Evolusi manajemen luka. Jakarta: TIM.

Hidayat, A.A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medica.

Husin, dkk. (2009). Pembinaan Sikap Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. Diunduh pada tanggal 30 juni 2016

http://desentralisasikesehatan.net/index.php?option=com_content&view =article&catid=36:diksui-2010&id=274:Pembinaaan Sikap Perawat. Hutahaean, S. (2010). Konsep dan dokumentasi proses keperawatan. Jakarta:

Trans Info Media.

Morison, M. J. (2015). Manajemen luka. Jakarta: EGC.

Notoademodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan : Pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Polit & Hungler. (1995), Nursing research princip les & Methods, Philadelphia Lippincot

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2010). Fundamental keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika


(35)

Pranarka. 1999. Buku Ajar Geriatri, Ilmu Kesehatan Usila. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Rendi, M. C. & Margareth, T. H. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah dan penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyanto, A (2011). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Sari, M. D. & Sitorus, J. 2013. Pengaruh mobilisasi pasif terhadap pencegahan dekubitus pada pasien di zaal E Rs Hkbp Balige tahun 2012. Jurnal Keperawatan Hkbp Balige, vol 1 (1)

Suheri. (2009). Gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi di RSUP HAM Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU

Samsinar. (2014). Resiko dekubitus pada pasien yang dirawat di RSUP HAM Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU

Sulistyawati, R. A. (2014). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat terhadap Pencegahan Luka Dekubitus pada Pasien Bed Rest di RSUD Saras Husada Purworejo. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta.

Sunaryanti, B. (2013). Perbedaan Pengaruh Antara Pemberian Minyak Kelapa dengan Pendidikan Kesehatan Tentang Reposisi Terhadap Pencegahan Dekubitus.

Tarihoran, dkk. (2010). Penurunan Kejadian Luka Tekan Grade I (Non Blanchable Erythema) pada Klien Stroke Melalui Posisi Miring 30 Derajat. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 13, No. 3, 181-186.

Yusuf, S. (2010). Konsep dasar luka dekubitus. Scribd. Diperoleh tanggal 20 Desember 2010 dari

Widodo, A. (2007). Uji Kepekaan instrumen pengkajian risiko dekubitus dalam mendeteksi dini risiko kejadian dekubitus di RSIS. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 8, No. 1, 39 – 54.


(36)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diukur atau diamati melalui penelitian yang dilakukan (Riyanto, 2011). Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Skema 3.1 Kerangka penelitian peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran perawat dalam pencegahan luka luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Peran perawat sebagai edukator


(37)

3.2 Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Depenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Cara ukur skala 1. peran perawat dalam pencegahan dekubitus pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Tingkah laku yang dimiliki oleh perawat dengan melakukan tindakan untuk mencegah luka tekanpada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Kusioner sebanyak 10 pernyataa n dengan mengguna kan skala likert 1. baik (74-100) 2. Cukup (47-73) 3. Kurang (20-46) Dengan menghitung jawaban responden melalui kuisioner Ordinal

No Sub

variabel Depenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Cara ukur skala 1. peran perawat sebagai pemberi asuhan keperewata n dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Tingkah laku yang dimiliki oleh perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan untuk mencegah luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan melakukan tindakan perawatan kulit, pencegahan mekanik dan pendukung untuk permukaan Kusioner sebanyak 10 pernyataa n dengan mengguna kan skala likert 1. baik (36-50) 2. Cukup (24-35) 3. Kurang (10-23) Dengan menghitung jawaban responden melalui kuisioner Ordinal


(38)

2. peran perawat sebagai edukator dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Tingkah laku yang dimiliki oleh perawat sebagai pendidik untuk mencegah luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan melakukan tindakan pendidikan kesehatan tentang luka tekan dan cara

pencegahan, cara pengaturan posisi yang baik, cara menjaga kebersihan kulit, memotivasi untuk mencegah luka tekan.

Kusioner sebanyak 10 pernyataa n dengan mengguna kan skala likert 1. baik (36-50) 2. Cukup (24-35) 3. Kurang (10-23) Dengan menghitung jawaban responden melalui kuisioner Ordinal


(39)

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk untuk mengetahui peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan tirah baring yang berada di RA4, RB2, dan RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan yangberjumlah sebanyak178 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Sampel penelitian ini adalah pasien lansia dengan tirah baring yang mengalami keterbatasan gerak di RA4, RB2, dan RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah sebanyak 50 orang.

4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel ini diambil dengan cara non probability sampling melalui accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau


(40)

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan alasan tersedianya sampel yang memadai, dan penelitian mengenai peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring belum pernah diteliti di rumah sakit tersebut. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016.

4.4Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin untuk meneliti dari Fakultas Keperawatan USU dan RSUP Haji Adam Malik Medan dan mendapat persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU (Ethical Clearance). Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian pada responden yang memenuhi kriteria dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri, memberi penjelasan secara lengkap tentang tujuan dan manfaat kegiatan penelitian serta memberikan lembar persetujuan kepada responden untuk meminta persetujuan responden berpartisipasi dalam penelitian sesuai dengan kode etik yang berlaku tanpa ada unsur paksaan (informed consent). Apabila responden bersedia untuk diteliti maka responden dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat dan mengisi lembar kuesioner penelitian yang telah disiapkan oleh peneliti. Jika responden tidak bersedia atau menolak untuk berpartisipasi maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden. Dalam menjaga kerahasiaan informasi responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada instrumen penelitian, cukup dengan mencantumkan inisial responden. Kerahasiaan responden terjamin (confidentiality) dimana peneliti meyakinkan responden bahwa partisipasinya


(41)

dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan responden dalam bentuk apapun.

4.5Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk kuisioner yang dikembangkan berdasarkan kerangka penelitian yang telah disusun mengacu kepada tinjauan pustaka. Lembar kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu data demografi dan lembar format berupa pernyataan untuk peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring.

Kuisioner data demografi meliputi inisial nama, jenis kelamin, usia, dan lama dirawat. Data demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden dan mendeskripsikannya dalam distribusi frekuensi dan presentase.

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring. Kuisioner penelitian ini terdiri dari 20 pernyataan yaitu 10 pernyataan untuk peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (nomor 1- 10), 10 pernyataan untuk peran perawat sebagai edukator (nomor 11- 20). kuisioner ini diisi dengan menggunakan checklist (√) pada tempat yang tersedia. Kuisioner ini menggunakan skala ukur likert 5 pilihan jawaban untuk setiap pernyataan Setiap item yang dijawab akan diberi nilai yaitu tidak pernah diberi nilai 1, jarang diberi nilai 2, kadang-kadang diberi nilai 3, sering diberi nilai 4, sangat sering diberi nilai 5. Untuk menentukan peran perawat dalam


(42)

Dimana P merupakan panjang kelas dan rentang kelas adalah nilai tertinggi dikurang nilai terendah. Jumlah skor tertinggi yang akan didapat adalah adalah nilai tertinggi dikurang nilai terendah. Jumlah skor tertinggi yang didapat adalah 100 dan skor terendah adalah 20. Jadi, rentang kelas sebesar 80 dan banyak kelas 3 yaitu baik, cukup dan kurang sehingga diperoleh P= 26. Maka didapat peran perawat dalam pencegahan dekubitus dikatakan kurang dengan skor 20- 46, cukup 47- 73, dan baik 74- 100.

Untuk menentukan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan luka tekan akan dibagi dalam kategori baik, cukup, kurang. Dimana jumlah pernyataan ada 10 (nomor 1- 10) Jumlah skor tertinggi yang didapat adalah 50 dan skor terendah adalah 10. Jadi, rentang kelas sebesar 40 dan banyak kelas 3 yaitu baik, cukup dan kurang sehingga diperoleh P=13. Maka didapat peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan luka tekan dikatakan kurang dengan skor 10- 23, cukup 24- 35, dan baik 36- 50.

Untuk menentukan peran perawat sebagai edukator dalam pencegahan luka tekan akan dibagi dalam kategori baik, cukup, kurang. Dimana jumlah pernyataan ada 10 (nomor 1-10) Jumlah skor tertinggi yang didapat adalah 50 dan skor terendah adalah 10. Jadi, rentang kelas sebesar 40 dan banyak kelas 3 yaitu baik, cukup dan kurang sehingga diperoleh P=13. Maka didapat peran perawat sebagai edukator dalam pencegahan luka tekan dikatakan kurang dengan skor 10-23, cukup 24-35, dan baik 36-50.


(43)

4.6Validitas dan Realibilitas Instrumen 4.6.1 Validitas

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan valid jika instrument itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Instrumen penelitian peran perawat dibuat oleh peneliti, sehingga perlu dilakukan uji validitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan validitas isi, pengujian validitas isi dilakukan dengan memberikan instrumen penelitian, kriteria dan lembar penilaian Content Validity Index (CVI) kepada dosen Fakultas Keperawatan yang ahli dibidang perawatan luka, yaitu Ibu Cholina Trisa Siregar, S. Kep., Sp.KMB., M.Kep dan Bapak Ns. Asrizal, M.Kep., RN., WOC(ET)N, CHt.N. Hasil uji validitas dikatakan valid dilihat berdasarkan Coefisient Validity Index (CVI ). Kriteria Penilaian CVI (Content Validity Index) menurut Polit& Beck (2006) adalah sebagai berikut, setiap pernyataan diberi skor 1 dengan pernyataan dinyatakan tidak valid dan tidak relevan, diberi skor 2 dengan pernyataan dinyatakan belum valid dan membutuhkan banyak revisi, diberi skor 3 dengan pernyataan valid dan membutuhkan sedikit revisi, diberi skor 4 dengan pernyataan valid dan sangat relevan. Setelah itu, nilai validitas dihitung dengan mengunakan rumus:


(44)

peran perawat salam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring yang didapat adalah 1 dan dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini telah valid dan layak untuk diberikan kepada responden.

4.6.2 Realibilitas

Uji reabilitas pada penelitian ini dilakukan sebelum pengumpulan data di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan kepada pasien yang mengalami tirah baring. Untuk uji realibilitas diambil 20 orang pasien yang berada di RSUD dr. pirngadi pada responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Uji reliabilitas kuesioner penelitian ini akan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Menurut Polit dan beck (2012) bahwa suatu instrumen dinyatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya > 0,80. Hasil uji reliabilitas dari 20 pernyataan yang diberikan kepada 20 orang pasien lansia dengan tirah baring yang mengalami keterbatasan gerakdi RSUD dr. Pirngadi adalah 0,918.

4.7Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengisi kuesioner untuk mengetahui peran perawat. Peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian melalui bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada bagian penelitian dan pengembangan RSUP Haji Adam Malik Medan. Setelah mendapatkan izin maka dilakukan pengumpulan data. Peneliti mendatangi langsung calon responden, kemudian peneliti menentukan calon responden yang sesuai kriteria yang telah dibuat sebelumnya, apabila peneliti telah menemukan calon responden, selanjutnya peneliti


(45)

menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian serta menanyakan kesediaan calon responden. Calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani informed concent (surat persetujuan).

Pada saat pengambilan kuesioner, peneliti melihat kelengkapan jawaban responden, jika dalam kuesioner ada pertanyaan yang belum diisi oleh responden maka peneliti menjelaskan maksud dari pertanyaan tersebut, sehingga semua pertanyaan terjawab, dan peneliti mengumpulkan semua kuesioner.

4.8Analisa Data

Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu memeriksa kelengkapan identitas responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner ke dalam program komputer dengan menggunakan sitem komputerisasi pengolah data, tahap ke empat cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Selanjutnya melakukan analisa data secara deskriptif statistik.

Pengolahan data demografi yang meliputi inisial nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dengan mendeskripsikan distribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk narasi dan tabel.


(46)

dilihat dari persentasenya. Data yang telah diperoleh, ditabulasikan, diolah dan disajikan dalam bentuk statistik deskriptif, yaitu uji statistik univariat. Hasil ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan presentase .


(47)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan pengumpulan data pada bulan Mei – Juni 2016 di RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1Hasil Penelitian

Hasil penelitian dijabarkan mulai dari deskripsi karakteristik responden, dan deskripsi peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baringdi RSUP Haji Adam Malik Medan. Data hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Mei- Juni 2016 kepada 50 pasien di RA4, RB2, RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1.1 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik mencakup usia, jenis kelamin, dan lama dirawat responden. Hasil penelitian dari 50 responden yang terkumpul, diperoleh sebagian besar responden yaitu memiliki rentang usia 46-65 tahun (46%), berjenis kelamin perempuan (54%), dan telah di rawat 2-9 hari (58%), untuk lebih jelas dapat lihat (Tabel 5.1).


(48)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden (N=50)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Usia

26-45 tahun 46-65 tahun >65 tahun Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Lama dirawat 2-9 hari 10-17 hari 18-25 hari Total 22 23 5 23 27 29 11 10 50 44 46 10 46 54 58 22 20 100

5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan Hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian pada bulan mei-juni 2016 di ruangan RA4, RB2, RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan diperoleh peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring lebih dari setengah total pasien mempersepsikan kurang (58%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.2).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

Pernyataan Frekuensi (n) Persentase (%)

Peran perawat Baik Cukup Kurang Total 1 20 29 50 2 40 58 100


(49)

5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan lebih dari setengah responden mempersepsikan kurang (76%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.3).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

Pernyataan Frekuensi (n) Persentase (%)

pemberi asuhan keperawatan baik

cukup kurang total

3 9 38 50

6 18 76 100

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat tidak pernah memandikan pasien dengan menggunakan sabun 2 kali sehari (86%), dan perawat tidak pernah melakukan perubahan posisi setiap 2 jam sekali (86%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.4)


(50)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Tidak Pernah dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Tidak Pernah Total

f (%) f (%) 1 Memandikan dengan menggunakan sabun 43 (86) 50 (100) 2 Merubah posisi setiap 2 jam sekali 43 (86) 50 (100) 3 Memandikan dengan menggunakan air hangat 41 (82) 50 (100) 4 Memposisikan miring 30 derajat untuk

mengurangi tekanan

37 (74) 50 (100) 5 Melindungi bagian tubuh yang menonjol

seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

36 (72) 50 (100)

6 Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

33 (66) 50 (100) 7 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi 32 (64) 50 (100)

8 Memeriksa kulit 31 (62) 50 (100)

9 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas tidur kusut

17 (34) 50 (100) 10 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 15 (30) 50 (100)

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat jarang Meninggikan bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan (14%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.5).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Jarang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Jarang Total

f (%) f (%) 1 Meninggikan bagian kepala tempat tidur

setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

7 (14) 50 (100) 2 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas tidur

kusut

5 (10) 50 (100) 3 Melindungi bagian tubuh yang menonjol

seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

4 (8) 50 (100)

4 Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan

4 (8) 50 (100) 5 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 4 (8) 50 (100)


(51)

6 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi 4 (8) 50 (100) 7 Memandikan dengan menggunakan air hangat 2 (4) 50 (100)

8 Memeriksa kulit 1 (2) 50 (100)

9 Merubah posisi setiap 2 jam sekali 1 (2) 50 (100) 10 Memandikan dengan menggunakan sabun 0 (0) 50 (100)

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat kadang-kadang Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari (18%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.6).

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Kadang-Kadang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Kadang-kadang Total

f (%) f (%)

1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 9 (18) 50 (100) 2 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas

tidur kusut

8 (16) 50 (100) 3 Melindungi bagian tubuh yang menonjol

seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

7 (14) 50 (100)

4 Memeriksa kulit 7 (14) 50 (100)

5 Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan

5 (10) 50 (100) 6 Memperhatikan kulit pada saat merubah

posisi

5 (10) 50 (100) 7 Merubah posisi setiap 2 jam sekali 4 (8) 50 (100) 8 Memandikan dengan menggunakan sabun 2 (4) 50 (100) 9 Meninggikan bagian kepala tempat tidur

setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

2 (4) 50 (100)

10 Memandikan dengan menggunakan sabun 2 (4) 50 (100)

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat sering menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari (12%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.7).


(52)

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sering Total

f (%) f (%)

1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 6 (12) 50 (100)

2 Memeriksa kulit 5 (10) 50 (100)

3 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi

5 (10) 50 (100) 4 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas

tidur kusut

5 (10) 50 (100) 5 Memandikan dengan menggunakan sabun 2 (4) 50 (100) 6 Meninggikan bagian kepala tempat tidur

setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

2 (4) 50 (100)

7 Memandikan dengan menggunakan air hangat

2 (4) 50 (100) 8 Memposisikan miring 30 derajat untuk

mengurangi tekanan

1 (2) 50 (100) 9 Merubah posisi setiap 2 jam sekali 0 (0) 50 (100) 10 Melindungi bagian tubuh yang menonjol

seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

0 (0) 50 (100)

Pernyataan kuisioner tentang pemberi asuhan keperawatan sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat sangat sering menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari (32%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.8).

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Dilakukan Sangat Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sangat Sering Total

f (%) f (%)

1 Menjaga kebersihan tempat tidur setiap hari 16 (32) 50 (100) 2 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas

tidur kusut

15 (30) 50 (100) 3 Meninggikan bagian kepala tempat tidur

setinggi 30 derajat untuk mengurangi tekanan

6 (12) 50 (100)

4 Memeriksa kulit 6 (12) 50 (100)

5 Memandikan dengan menggunakan air hangat


(53)

6 Memperhatikan kulit pada saat merubah posisi

4 (8) 50 (100) 7 Melindungi bagian tubuh yang menonjol

seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal

3 (6) 50 (100)

8 Memposisikan miring 30 derajat untuk mengurangi tekanan

3 (6) 50 (100) 9 Memperhatikan kulit pada saat merubah

posisi

3 (6) 50 (100) 10 Memperbaiki alas tidur/ sprei apabila alas

tidur kusut

2 (4) 50 (100)

5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai edukator dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring sebagian besar pasien mempersepsikan kurang (52%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.9).

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

Pernyataan Frekuensi (n) Persentase (%)

Edukator baik cukup kurang total 6 18 26 50 12 36 52 100

Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat tidak pernah perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada


(54)

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Tidak Pernah dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Tidak Pernah Total

f (%) f (%)

1 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

36 (72) 50 (100)

2 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 35 (70) 50 (100) 3 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

32 (64) 50 (100)

4 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 27 (54) 50 (100) 5 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika

terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

2 (54) 50 (100) 6 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 23 (46) 50 (100) 7 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk

menjaga kebersihan

21 (42) 50 (100) 8 memotivasi dan memberikan dukungan

psikososial

21 (42) 50 (100) 9 mengajarkan untuk selalu mengusahakan

agar alas tidur tidak kusut

18 (36) 50 (100) 10 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,

terutama kulit

13 (26) 50 (100)

Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat tidak pernah perawat jarang menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat (16%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.11).


(55)

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Jarang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Jarang Total

f (%) f (%)

1 menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

8 (16) 50 (100)

2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan, terutama kulit

7 (14) 50 (100) 3 memotivasi dan memberikan dukungan

psikososial

6 (12) 50 (100) 4 mengajarkan untuk selalu mengusahakan

agar alas tidur tidak kusut

5 (10) 50 (100)

5 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

4 (8) 50 (100)

6 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan

4 (8) 50 (100) 7 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 3 (6) 50 (100) 8 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika

terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

3 (6) 50 (100) 9 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 3 (6) 50 (100) 10 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 0 (0) 50 (100)

Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat kadang-kadang memotivasi dan memberikan dukungan psikososial (20%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.12).

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Kadang-Kadang dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Kadang-kadang Total

f (%) f (%)

1 memotivasi dan memberikan dukungan psikososial

10 (20) 50 (100) 2 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 7 (14) 50 (100) 3 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 7 (14) 50 (100)


(56)

7 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

3 (6) 50 (100) 8 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

3 (6) 50 (100)

9 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

3 (6) 50 (100)

10 mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut

3 (6) 50 (100)

Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat sering menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan (18%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.13).

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sering Total

f (%) f (%)

1 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 9 (18) 50 (100) 2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,

terutama kulit

9 (18) 50 (100) 3 memotivasi dan memberikan dukungan

psikososial

9 (18) 50 (100) 4 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 8 (16) 50 (100) 5 mengajarkan untuk selalu mengusahakan

agar alas tidur tidak kusut

7 (14) 50 (100) 6 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 6 (12) 50 (100) 7 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika

terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

6 (12) 50 (100) 8 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

5 (10) 50 (100)

9 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan

5 (10) 50 (100) 10 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)


(57)

Pernyataan tentang peran perawat sebagai edukator sebagian besar responden mengatakan perawat sangat sering mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut (34%), untuk lebih jelas dapat dilihat (tabel 5.14).

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner Peran Perawat Sebagai Edukator Dilakukan Sangat Sering dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan (N=50)

No PERNYATAAN Sangat Sering Total

f (%) f (%)

1 mengajarkan untuk selalu mengusahakan agar alas tidur tidak kusut

17 (34) 50 (100) 2 mengajarkan selalu menjaga kebersihan,

terutama kulit

15 (30) 50 (100) 3 mengajarkan mandi 2 kali sehari untuk

menjaga kebersihan

14 (28) 50 (100) 4 menjelaskan siapa yang bisa dihubungi jika

terjadi tanda-tanda kerusakan kulit

11 (22) 50 (100) 5 mengajarkan cara merubah posisi yang baik 9 (18) 50 (100) 6 menjelaskan tentang Pencegahan luka tekan 8 (16) 50 (100) 7 memotivasi dan memberikan dukungan

psikososial

4 (8) 50 (100) 8 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit (mis: minyak zaitun, minyak kelapa)

3 (6) 50 (100)

9 menjelaskan tentang pentingnya

menggunakan pakaian yang yang lembut dan menyerap keringat

2 (4) 50 (100)

10 mengajarkan duduk tidak lebih dari 2 jam 2 (4) 50 (100)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan


(58)

perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring sangat dibutuhkan karena hampir 95% luka tekan dapat dicegah melalui tindakan keperawatan (The Agency for Health Care Policy and Research, 1994 dalam Potter & Perry, 2010). Hal ini menekankan bawah pencegahan menjadi sangat penting yang harus diperhatikan.

Hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap perawat di RSUP Haji Adam Malik Medan bahwa tidak sebandingnya rasio jumlah perawat dan jumlah pasien dengan intervensi yang harus dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti berasumsi bahwa adanya faktor hambatan terkait kuantitas jumlah perawat yang kurang sehingga peran perawat tidak dapat terlaksana dengan baik.

Hal ini didukung oleh penelitian Aprilis (2015) tentang analisis beban kerja keperawatan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga perawat dibagian rawat inap terpadu A RSUP Haji Adam Malik Medan mengatakan bahwa beban kerja yang beragam dan bertambahnya tugas dan tanggung jawab perawat, disamping perawat harus melakukan pekerjaan pokok yaitu memberikan asuhan keperawatan berdampak asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien tidak maksimal.

5.2.2 Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan lebih dari setengah responden (76%)


(59)

mempersepsikan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa perawat belum benar-benar melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring.

Hal ini didukung oleh sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat tidak pernah perawat tidak pernah memandikan pasien dengan menggunakan sabun 2 kali sehari (86%), dan memandikan pasien dengan menggunakan air hangat 2 kali sehari (82%). Menurut Potter and Perry (2010) bahwa perawat harus menjaga kulit pasien tetap bersih dan kering sebagai salah satu pecegahan dalam resiko luka tekan. Hal ini didukung oleh pernyataan Cammen (1991 dalam Pranarka, 1999) bahwa pada dekubitus Stadium I, kulit yang tertekan dan kemerahan harus dibersihkan menggunakan air hangat dan sabun 2-3 kali sehari agar luka tekan dapat dihindari.

Hal ini tidak sepenuhnya kesalahan perawat karena hasil observasi peneliti terhadap perawat bahwa perawat menyediakan air hangat untuk pasien, dan meminta bantuan keluarga untuk memandikan pasien. Hal ini didukung dengan wawancara peneliti terhadap perawat bahwa rasio jumlah perawat tidak sebanding dengan jumlah pasien. Peneliti berasumsi bahwa adanya beban kerja yang mengakibatkan perawat tidak memiliki waktu memandikan pasien sehingga perawat meminta keluarga untuk memandikan pasien 2 kali sehari.

Perawat tidak pernah melakukan perubahan posisi setiap 2 jam sekali (86%), tetapi masih ada perawat yang merubah posisi pasien setiap 2 jam sekali


(60)

tidak optimal dalam melakukan intervensi ini. Sedangkan, tindakan merubah posisi dapat mencegah terjadinya luka tekan (Potter and Perry ,2010).

Hal ini didukung oleh penelitian Bujang, Aini, dan Purwaningsih (2013) tentang pengaruh Alih Baring terhadap kejadian dekubitus pada pasien stroke yang mengalami hemiparesis di ruang yudistira RSUD semarang bahwa pengaruh alih baring dapat mengurangi kejadian dekubitus terhadap pasien stroke.

Perawat tidak pernah memposisikan pasien miring 30 derajat (74%). Menurut asumsi peneliti perawat tidak mengetahui bahwa memiringkan pasien 30 derajat dapat mencegah luka tekan. Sedangkan, menurut Potter and Perry (2010) bahwa memiringkan pasien 30 derajat dapat mencegah tekanan tepat diatas penonjolan tulang sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya ulkus tekan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Tarihoran, dkk (2010) tentang penurunan kejadian luka tekan grade I pada klien stroke melalui posisi miring 30 derajat bahwa adanya penurunan angka kejadian luka tekan setelah diberi intervensi posisi miring 30 derajat.

Perawat tidak pernah melindungi bagian tubuh pasien yang menonjol seperti siku, tumit, bokong dengan memberikan bantal (72%). Peneliti berasumsi bahwa perawat tidak mengetahui cara melindungi bagian tubuh yang menonjol, sedangkan, dengan melindungi bagian tonjolan tulang dapat mencegah terjadinya luka tekan pada kulit (Potter and Perry ,2010).

Perawat tidak pernah meninggikan kepala tempat tidur pasien setinggi 30 derajat (66%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap keluarga ternyata untuk tindakan meninggikan kepala tempat tidur pasien, perawat meminta


(61)

keluarga untuk melakukan tindakan tersebut. Hal ini tidak sepenuhnya kelalaian dari perawat atau pun perawat enggan melaksanakan nya karena perawat telah mengajarkan untuk melakukan tindakan tersebut, dan keluarga dapat melakukannya sendiri tanpa perlu dibantu oleh perawat dengan arahan yang diberikan perawat.

Tindakan meninggikan kepala tempat tidur sangat penting untuk dilakukan dalam hal mencegah luka tekan. Hal ini sejalan WOCN (2003 dalam Potter and Perry ,2010) yang mengatakan bahwa menaikkan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat akan mengurangi kesempatan berkembangnya luka tekan akibat gaya dorong.

Perawat tidak pernah memperhatikan kulit pasien pada saat merubah posisi (64%). Memperhatikan kulit pasien saat merubah posisi pasien sangat penting karena perawat harus menghindari terjadinya gesekan akibat merubah posisi Potter and Perry ,2010). Menurut asumsi peneliti bahwa keluarga tidak mengetahui saat perawat memperhatikan kulit pasien saat merubah posisi, karena perawat tidak selalu menginformasikan atas tindakan yang dilakukan perawat kepada pasien.

Perawat tidak pernah memeriksa kulit pasien (62%), tetapi ada perawat yang sangat sering memeriksa kulit pasien (82%). Hal ini dapat disebabkan sebagian perawat kurang mengetahui bahwa pasien beresiko mengalami luka tekan, sehingga perawat tidak memeriksa kulit pasien. Menurut Potter and Perry


(62)

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Suheri (2009) tentang gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada menyatakan bahwa lebih dari setengah total responden (88,8%) mengalami luka tekan derajat 1 pada hari kelima perawatan.

5.2.3 Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan

Peran perawat sebagai edukator merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit (Bastable, 2002). Hasil penelitian di peroleh bahwa peran perawat sebagai edukator dalam pencengahan luka tekan pada pasien tirah baring bahwa (52%) responden mempersepsikan kurang.

Hal ini didukung oleh sebagian besar responden mengatakan bahwa perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pelembab untuk mencegah kekeringan pada kulit pasien (72%). Peneliti berasumsi bahwa kurang pengetahuan perawat tentang penggunaan pelembab dapat mencegah luka tekan. Penggunaan pelembab dapat membuat lapisan kulit epidermis terlubrikasi dengan baik sehingga luka tekan dapat dicegah (Potter and Perry ,2010).

Hal ini sejalan dengan penelitian Sunaryanti (2015) tentang pencegahan dekubitus dengan pendidikan kesehatan reposisi dan minyak kelapa bahwa pemberian minyak kelapa efektif dalam mencegah terjadinya dekubitus.

Perawat tidak pernah pernah mengajarkan pasien duduk tidak lebih dari 2 jam pada saat pasien mampu duduk (70%). Menurut Potter and Perry (2010) bahwa duduk kurang dari 2 jam dapat mencegah terjadinya tekanan yang lama


(63)

yang dapat menyebabkan luka tekan. Tetapi dilihat dari kondisi pasien bahwa kebanyakan pasien tidak mampu duduk sehingga perawat tidak menjelaskan bahwa pasien saat duduk tidak boleh dari 2 jam.

Perawat tidak pernah menjelaskan tentang pentingnya menggunakan pakaian menyerap keringat (64%). Tetapi masih ada perawat yang sering mengingatkan pasien memakai pakaian yang lembut dan menyerap keringat (10%). Hasil observasi peneliti kepada pasien bahwa lebih banyak pasien tidak menggunakan baju karena kondisi ruangan di rumah sakit yang panas, sehingga tidak adanya keringat yang berlebih pada pasien. Oleh karena itu, perawat tidak menjelaskan pentingnya pakaian yang dapat menyerap keringat.

Perawat tidak pernah menjelaskan tentang pencegahan tentang luka tekan pada keluarga dan pasien (54%). Sedangkan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan luka tekan kepada pasien dan keluarga dapat membantu agar tindakan keperawatan yang diberikan perawat agar terlaksana dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perawat mementingkan diagnosa aktual tanpa memperhatikan diagnosa resiko. Menurut Potter and Perry (2010) pendidikan kesehatan tentang pencegahan luka tekan dapat mecegah terjadinya luka tekan.

Perawat tidak pernah menjelaskan kepada pasien siapa yang bisa dihubungi klien saat terjadi kerusakan kulit (54%). Tetapi masih ada perawat yang sangat sering menjelaskan bahwa pasien dapat melapor kepada tenaga kesehatan


(64)

tanda kerusakan kulit, sehingga keluarga tidak menganggap bahwa kerusakan kulit adalah suatu hal yang harus dilaporkan.

Perawat tidak pernah mengajarkan cara merubah posisi yang baik pada pasien (46%). Hal ini dapat terjadi akibat kurangnnya pengetahuan perawat bahwa dengan cara melakukan perubahan posisi dapat mencegah luka tekan, tetapi ada perawat yang memberikan pendidikan kesehatan tentang merubah posisi pada pasien sebanyak (17,9%).

Merubah posisi yang baik pada pasien yang berisiko mengalami luka tekan sangat penting diketahui oleh perawat dalam upaya pencegahan luka tekan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sulistyawati (2014) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan perawat sebagai upaya pencegahan luka dekubitus adalah pengetahuan.

Perawat tidak pernah memotivasi dan memberikan dukungan psikososial dalam mencegah terjadinya luka tekan (42%). Peneliti berasumsi bahwa hal ini dapat disebabkan karena keterbatasan perawat di ruangan tersebut, sedangkan banyak hal penting yang harus diprioritaskan untuk dilakukan, sehingga intervensi ini tidak dilaksanakan dengan optimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Husin, dkk (2009) menyatakan tentang pembinaan sikap profesional perawat dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin bahwa perawat hanya menjelaskan jika pasien bertanya. Hal ini dapat disebabkan karena adanya berbagai faktor hambatan dari perawat sehingga pendidikan kesehatan tidak dapat dilaksanakan dengan baik.


(65)

Hal ini didukung Bastable (2002) hambatan dari perawat antara lain perawat tidak siap memberikan pendidikan kesehatan. Ketidaksiapan ini dapat diakibatkan oleh masih kurang memadainya pendidikan perawat, Karakter pribadi parawat dan keterbatasan waktu. Selain itu perawat kurang mampu memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan pasien, kurang distandarisasikan dan kurang jelasnya materi pendidikan, delegasi, pendokumentasian dan koordinasi yang kurang juga mempengaruhi pendidikan kesehatan yang diberikan oleh seorang perawat, kurangnya komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatan yang lain serta materi diambil dari berbagai sumber yang belum valid.


(66)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa peran perawat dalam pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di RSUP Haji Adam Malik Medan lebih dari setengah total responden mempersepsikan kurang. Berdasarkan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan lebih dari setengah total responden mempersepsikan kurang. Peran perawat sebagai edukator lebih dari setengah total responden mempersepsikan kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan perawat, dan kuantitas jumlah perawat yang kurang sehingga peran yang dilakukan tidak terlaksana dengan baik.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa saran guna perbaikan dan pemanfaatan penelitian mengenai “Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan” antara lain :

6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tambahan untuk mahasiswa dan bermanfaat dalam pembelajaran mahasiswa keperawatan atau pendidikan kesehatan lainnya.


(67)

6.2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai peran perawat dalam pencegahan luka tekan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Melalui hasil penelitian ini disarankan bagi pihak RSUP Haji Adam Malik Medan agar dapat memfasilitasi pelatihan perawat dalam pencegahan luka tekan agar peran perawat dapat terlaksana dengan baik dan hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan terhadap kinerja perawat di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam mencegah terjadinya luka tekan.

6.2.3 Bagi Penelitian Keperawatan

Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pencegahan luka tekan.


(68)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Luka tekan

2.1.1 Pengertian luka tekan

Luka tekan adalah cedera pada kulit dan jaringan lain yang berada dibawahnya, biasanya di atas penonjolan tulang, akibat tekanan atau tekanan akibat gaya gesek dan/ atau pencukuran (Potter & Perry, 2010). 2.1.2 Faktor resiko luka tekan

Menurut Potter & Perry (2010) faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya luka tekan pada pasien ada 4, yaitu gangguan input sensorik, gangguan mobilisasi, perubahan tingkat kesadaran, penggunaan gips, Traksi, Alat Ortotik dan Peralatan Lain.

Gangguan Input Sensorik adalah pasien yang mengalami perubahan persepsi sensorik terhadap nyeri dan tekanan beresiko tinggi menggalami gangguan integritas kulit dari pada pasien yang sensasinya normal. Pasien yang mempunyai persesi sensorik yang utuh terhadap nyeri dan tekanan dapat mengetahui jika salah satu bagian tubuhnya merasakan tekanan atau nyeri yang terlalu besar. Sehingga ketika pasien sadar dan berorientasi, mereka dapat mengubah atau meminta bantuan untuk mengubah posisi.

Gangguan mobilisasi adalah pasien yang tidak mampu mengubah posisi secara mandiri beresiko tinggi mengalami luka tekan. Hal ini meningkatkan peluang terjadinya luka tekan. Pada pasien yang mengalami


(69)

cedera medulla spinalis atau tidak memiliki sensasi motorik dan sensorik serta tidak mampu mereposisi pada penonjolan tulang.

Perubahan tingkat kesadaran adalah pasien yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari luka tekan. Pasien bingung atau disorientasi mungkin dapat merasakan tekanan, tetapi tidak mampu untuk memahami bagaimana melepaskan tekanan atau mengkomunikasikan ketidaknyamanan mereka. Pasien koma tidak dapat merasakan tekanan dan tidak mampu bergerak secara volunter untuk melepaskan tekanan. Beberapa contoh adalah pada pasien yang berada di ruang operasi dan untuk perawatan intensif dengan pemberian sedasi.

Gips dan traksi mengurangi mobilisasi pasien dan ekstermitasnya. Pasien yang menggunakan gips beresiko tinggi terjadi luka tekan karena adanya gaya friksi eksternal mekanik dari permukaan gips yang bergesek pada kulit. Gaya mekanik kedua adalah tekanan yang dikeluarkan gips pada kulit jika gips terlalu ketat dikeringkan atau ekstremitasnya bengkak.

Peralatan ortotik seperti penyangga leher digunakan pada pengobatan pasien yang mengalami fraktur spinal servikal bagian atas. Luka tekan merupakan potensi komplikasi dari alat penyangga leher ini. Sebuah studi yang dilakukan Plaiser, dkk (1994) mengukur jumlah tekanan pada tulang tengkorak dan wajah yang diberikan oleh empat jenis penyangga leher yang berbeda dengan subjek berada posisi terlentang dan


(70)

Perawat perlu waspada terhadap resiko kerusakan kulit pada klien yang menggunakan penyangga leher ini. Perawat harus mengkaji kulit yang berada di bawah penyangga leher, alat penopang (braces), atau alat ortotik lain untuk mengobservasi tanda-tanda kerusakan kulit.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pembentukan luka tekan

Gangguan integritas kulit yang terjadi pada luka tekan merupakan akibat tekanan tetapi ada faktor-faktor tambahan yang dapat meningkatkan resiko terjadi luka tekan yang terjadi luka tekan yang lebih lanjut pada pasien. Menurut Potter & Perry (2010) faktor yang mempengaruhi pembentukan luka tekan diantaranya gaya gesek dan friksi, kelembaban, nutrisi buruk, anemia, infeksi, demam, gangguan sirkulasi perifer, obesitas, kakesia, dan usia.

1. Gaya Gesek dan friksi

Gaya gesek merupakan tekanan yang dberikan pada kulit dengan arah pararel terhadap permukaan tubuh (AHPCR, 1994 dalam Potter & Perry, 2010). Gaya ini terjadi saat pasien bergerak atau memperbaiki posisi tubuhnya diatas saat tempat tidur dengan cara didorong atau di geser kebawah saat berada pada posisi fowler yang tinggi. Jika terdapat gaya gesek maka kulit dan lapisan subkutan menempel pada permukaan tempat tidur, dan lapisan otot serta tulang bergeser sesuai dengan arah gerakan tubuh. Tulang pasien bergeser kearah kulit dan memberi gaya pada kulit.


(71)

Kapiler jaringan yang berada di bawahnya tertekan dan terbeban oleh tekanan tersebut. Akibatnya, tak lama setelah itu akan terjadi gangguan mikrosirkulasi lokal kemudian menyebabkan hipoksi, perdarahan dan nekrosis pada lapisan jaringan. Selain itu, terdapat Penurunan aliran darah kapiler akibat tekanan eksternal pada kulit. Lemak subkutan lebih rentan terhadap gesek dan hasil tekanan dari struktur tulang yang berada di bawahnya.akhirnya pada kulit akan terbuka sebuah saluran sebagai drainase dari area nekrotik.

Cedera ini melibatkan lapisan jaringan bagian dalam dan paling sering dimulai dari kontrol, seperti berada di bawah jaringan rusak. Dengan mempertahankan tinggi bagian kepala tempat tidur dibawah 30 derajat dapat menghindarkan cedera yang diakibatkan gaya gesek. Brayan, dkk ( 1992 dalam Potter & Perry, 2010) mengatakan juga bahwa gaya gesek tidak mungkin tanpa disertai friksi.

Friksi merupakan gaya mekanika yang diberikan pada kulit saat digeser pada permukaan kasar seperti alat tenun tempat tidur. Tidak seperti cedera akibat gaya gesek, cedera akibat friksi mempengaruhi epedermis atau lapisan kulit bagian atas, yang terkelupas ketika pasien mengubah posisinya. Seringkali terlihat cedera abrasi pada siku atau tumit. Karena cara terjadi luka seperti ini, maka perawat sering menyebut luka bakar seprei ”sheet burns”. Cedera ini terjadi pada


(72)

permukaan tempat tidur selama perubahan posisi (Maklebust & Siegreen, 1991 dalam Potter & Perry, 2010).

Tindakan keperawatan bertujuan mencegah cedera friksi antara lain sebagai berikut: memindahkan klien secara tepat dengn mengunakan teknik mengangkat siku dan tumit yang benar, meletakkan benda-benda dibawah siku dan tumit seperti pelindung dari kulit domba, penutup kulit, dan membran transparan dan balutan hidrokoloid untuk melindungi kulit, dan menggunakan pelembab untuk mempertahankan hidrasi epidermis.

2. Kelembaban

Adanya kelembaban pada kulit dan durasinya meningkatkan terjadinya kerusakan integritas kulit. Akibat kelembaban terjadi peningkatan resiko pembentukan dekubitus sebanyak lima kali lipat (Reuler & Cooney, 1981 dalam Potter & Perry, 2010). Kelembaban menurunkan resistensi kulit terhadap faktor fisik lain seperti tekenan atau gaya gesek.

Pasien imobilisasi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan higienisnya sendiri, tergantung untuk menjaga kulit pasien tetap kering dan utuh. Untuk itu perawat harus memasukkan higienis dalam rencana perawatan. Kelembaban kulit dapat berasal dari drainase luka, keringat, kondensasi dari sistem yang mengalirkan oksigen yang dilembabkan, muntah, dan inkontensia. Beberapa cairan tubuh seperti urine, feses,


(73)

dan inkontensia menyebabkan erosi kulit dan meningkatkan resiko terjadi luka akibat tekanan pada pasien.

3. Nutrisi Buruk

Pasien kurang nutrisi sering mengalami atrofi otot dan jaringan subkutan yang serius. Akibat perubahan ini maka jaringan yang berfungsi sebagai bantalan diantara kulit dan tulang menjadi semakin sedikit. Oleh karena itu efek tekanan meningkat pada jaringan tersebut. Malnutrisi merupakan penyebab kedua hanya pada tekanan yang berlebihan dalam etiologi, patogenesis, dekubitus yang tidak sembuh. Pasien yang mengalami malnutrisi mengalami defisiensi protein dan keseimbangan nitrogen negatif dan tidak adekuat asupan vitamin C. Status nutrisi buruk dapat diabaikan jika pasien mempunyai berat badan sama dengan atau lebih dari berat badan ideal. Pasien dengan status nutrisi buruk biasa mengalami hipoalbuminunea (level albumin serum dibawah 3g/100 ml) dan anemia.

Albumin adalah ukuran variable yang biasa digunakan untuk mengevaluasi status protein pasien. Pasien yang albumin serumnya dibawah 3g/100 ml beresiko tinggi. Selain itu, level albumin rendah dihubungkan dengan lambatnya penyembuhan luka (Kaminski et el, 1989; Hanan & Scheele, 1991 dalam Potter & Perry, 2010). Walaupun kadar albumin serum kurang tepat memperlihatkan perubahan protein


(74)

semua kelompok manusia (Hanan & Scheele, 1991 dalam Potter & Perry, 2010).

Level total protein juga mempunyai korelasi dengan luka tekan, level total protein dibawah 5,4 g/100 ml menurunkan tekanan osmotik koloid, yang akan menyebabkan edema interstisial dan penurunan oksigen ke jaringan (Hanan & Scheele, 1991 dalam Potter & Perry, 2010). Edema akan menurunkan toleransi kulit dan jaringan yang berada di bawahnya terhadap tekanan, friksi, dan gaya gesek. Selain itu, penurunan level oksigen meningkatkan kecepatan iskemi yang menyebabkan cedera jaringan (Potter & Perry, 2010). Nutrisi buruk juga mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada pasien yang mengalami kehilangan protein berat, hipoalbuminimea menyebabkan perpindahan volume cairan ekstrasel kedalam jaringan sehingga terjadi edema. Edema dapat meningkatkan resiko terjadi dekubitus di jaringan. Suplai darah pada suplai jaringan edema menurun dan produk sisa tetap tinggal karena terdapatnya perubahan tekanan pada sirkulasi dan dasar kapiler (Shkleton & Litwalk, 1991 dalam Potter & Perry, 2010).

4. Anemia

Pasien anemia beresiko terjadi luka tekan. Penurunan level hemoglobin mengurangi kapasitas darah membawa nutrisi dan oksigen serta mengurangi jumlah oksigen yang tersedia untuk jaringan. Anemia juga mengganggu metabolisme sel dan mengganggu penyembuhan luka (Potter & Perry, 2010).


(75)

5. Kakeksia

Kakeksia merupakan penyakit kesehatan dan malnutrisi umum, ditandai kelemahan dan kurus. Kakeksia biasa berhubungan dengan penyakit berat seperti kanker dan penyakit kardiopulmonal tahap akhir. Kondisi ini meningkatkan resiko luka tekan pada pasien. Pada dasarnya pasien kakesia mengalami kehilangan jaringan adipose yang berguna untuk melindungi tonjolan tulang dari tekanan ( Potter & Perry, 2010). 6. Obesitas

Obesitas dapat mengurangi luka tekan. Jaringan adipose pada jumlah kecil berguna sebagai bantalan tonjolan tulang sehingga melindungi kulit dari tekanan. Pada obesitas sedang ke berat, jaringan adipose memperoleh vaskularisasi yang buruk, sehingga jaringan adipose dan jaringan lain yang berada dibawahnya semakin rentan mengalami kerusakan akibat iskemi (Potter & Perry, 2010).

7. Demam

Infeksi disebabkan adanya patogen dalam tubuh. Pasien infeksi biasa mengalami demam. Infeksi dan demam menigkatkan kebutuhan metabolik tubuh, membuat jaringan yang telah hipoksia (penurunan oksigen) semakin rentan mengalami iskemi akibat (Skheleton & Litwalk, 1991 dalam Potter & Perry, 2010). Selain itu demam menyebabkan diaporesis (keringatan) dan meningkatkan kelembaban


(76)

8. Gangguan Sirkulasi Perifer

Penurunan sirkulasi menyebabkan jaringan hipoksia dan lebih rentan mengalami kerusakan iskemia. Gangguan sirkulasi pada pasien yang menderita penyakit vaskuler, pasien syok atau yang mendapatkan. 9. Usia

Studi yang dilakukan oleh Kane et al (1989 dalam Potter & Perry ,2010) mencatat adanya ulkus tekan yang terbasar pada penduduk berusia lebih dari 75 tahun. Lansia mempunyai potensi besar untuk mengalami luka tekan oleh karena berkaitan dengan perubahan kulit akibat bertambahnya usia, kecenderungan lansia yang lebih sering berbaring pada satu posisi oleh karena itu imobilisasi akan memperlancar resiko terjadinya ulkus tekan pada lansia. Imobilsasi berlangsung lama hampir pasti dapat menyebabkan luka tekan (Roah, 2000 dalam Potter & Perry, 2010). Menurut Pranaka (1999 dalam Potter & Perry, 2010) ada tiga faktor penyebab luka tekan pada lansia yaitu Faktor kondisi fisik lansia itu sendiri (perubahan kulit, status gizi, penyakit-penyakit neurogenik, pembuluh darah dan keadaan hidrasi atau cairan tubuh), faktor perawatan yang diberikan oleh petugas kesehatan, faktor kebersihan tempat tidur, alat tenun yang kusut dan kotor atau peralatan medik yang menyebabkan lansia terfiksasi pada suatu sikap tertentu.


(77)

2.1.4. Ukuran perkiraan resiko luka tekan

Pada saat seseorang masuk ke rumah sakit perawatan akut dan rehabilitasi, rumah perawatan, program perawatan rumah, fasilitas perawatan lain maka pasien harus dikaji risiko terjadi luka tekan (AHCPR,1992). Pengkajian risiko ulkus tekan harus dilakukan secara sistematis. Sangat dianjurkan menggunakan alat pengkajian yang tervalidasi untuk jenis populasi klien tertentu.

Bila klien terindentifikasi berisiko maka intervensi yang tepat diberikan untuk mempertahankan intgritas kulit. Pengkajian ulang untuk risiko luka tekan harus dilakukan secara teratur. Untuk menentukan nilai resiko luka tekan pada pasien kita dapat menggunakan skala ukur yaitu barden scale.

Skala Braden diciptakan di Amerika pada area nursing home (Braden, et all, 1987). Skala Braden terdiri dari 6 variabel yang meliputi persepsi-sensori, kelembaban, tingkat aktifitas, mobilitas, nutrisi, dan gesekan dengan permukaan kasur (matras). Skor maksimum pada skala Braden adalah 23. Skor diatas 20 risiko rendah, 16-20 risiko sedang, 11-15 risiko tinggi, dan kurang dari 10 risiko sangat tinggi.


(1)

8. Ibu Eryunita Lubis, S.Kep, Ns selaku dosen Pembimbing Akademik yang dengan sabar dan meluangkan waktunya selama membimbing penulis selama perkuliahan dari awal hingga akhir.

9. Seluruh Dosen, Pegawai dan Staf Universitas Sunatera Utara

10. Kepala ruangan RA4, RB2A, RB2B, dan RB3 yang sudah sangat membantu dalam penelitian ini.

11. Pasien ruangan RA4, RB2A, RB2B, dan RB3 Yang bersedia menjadi responden dan berbaik hati mendengarkan penulis menjelaskan penelitian 12. Segenap rekan-rekan, Anisa Sri Utami, Mahirah, Hayatun Nupus Simahate,

Dewi Anggraeni S, Chandra Iramawati, Fiqhi Nahdhiah M,Arisandhi Safana , Ade Rizki Fitra, Mutiara Carissa Yomanda Hsb, Imtihan Komahate, Ulfa Mutia Al rasyid, yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Dan untuk semua teman fakultas keperawatan angkatan 2012, suatu kehormatan bisa bersama kalian.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan tugas akhir ini.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama menjalani studi hingga selesai akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhir kata penulis hanya dapat mengaharapkan mudah-mudahan penulisan tugas akhir yang jauh dari kesempurnaan ini, dapat bermanfaat bagi kita semua dan juga kita harapkan mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Medan, Juli 2016 Penulis

Diana Ulfa Sari 121101139


(2)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Orisinalitas ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Prakata ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Skema ... x

Abstrak ... xi

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 6

1.4 Tujuan penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1 Luka tekan ... 8

2.1.1 Pengertian luka tekan ... 8

2.1.2 Faktor resiko luka tekan ... 8

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pembentukan luka tekan ... 10

2.1.4 Ukuran perkiraan resiko luka tekan ... 17

2.2 Tirah Baring ... 18

2.2.1 Defenisi ... 18

2.2.2 Tujuan ... 18

2.2.3 Beberapa Posisi yang efektif mencegah ulkus tekan pada pasien tirah baring ... 19


(3)

Bab 3 Kerangka Penelitian ... 26

3.1 Kerangka Konseptual ... 26

3.2 Definisi Operasional... 27

Bab 4 Metodologi Penelitian ... 29

4.1 Desain Penelitian ... 29

4.2 Populasi dan Sampel ... 29

4.2.1 Populasi Penelitian ... 29

4.2.2 Sampel Penelitian ... 29

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.4 Pertimbangan Etik ... 30

4.5 Instrument Penelitian ... 31

4.6 Uji Validitas dan Reliabelitas ... 33

4.6.1 Validitas ... 33

4.6.2 Realibilitas ... 34

4.7 Rencana Pengumpulan Data ... 34

4.8 Analisa Data ... 35

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 37

5.1 Hasil Penelitian ... 37

5.1.1 Karakteristi Responden ... 37

5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase Peran Perawat Dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 38

5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 39

5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 41


(4)

5.2.1 Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien

Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 43

5.2.2 Peran Perawat Sebagai Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 44

5.2.3 Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 48

Bab 6 kesimpulan dan Saran ... 52

6.1 Kesimpulan ... 52

6.2 Saran ... 52

Daftar Pustaka

Lampiran 1 Jadwal tentatif penelitian Lampiran 2 Iformed Consent

Lampiran 3 Instrument Penelitian

Lampiran 4 Lembar Bukti Bimbimbingan Lampiran 5 Taksasi Dana

Lampiran 6 Riwayat Hidup

Lampiran 7 Lembar Persetujuan Valid Lampiran 8 Surat Komisi Etik

Lampiran 9 Surat Izin Realibilitas Lampiran 10 Surat Selesai Realibilitas Lampiran 11 Surat Izin Penelitian Lampiran 12 Surat Selesai Penelitian Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Lampiran 14 Hasil Uji Realibilitas Lampiran 15 Master Data


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skala Braden ... 18 Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 27 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan

Karakteristik responden ... 38 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan PersentasePeran Perawat Dalam

Pencegahan Luka Tekan Pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 38 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai

Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan

pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 39 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner

Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di

RSUP Haji Adam Malik Medan ... 40 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Perawat Sebagai

Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah

Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 41 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pernyataan Kuisioner

Peran Perawat Sebagai Edukator dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 42


(6)

DAFTAR SKEMA