Kapasitas Capacity Permintaan Demand

29 BAB III ANALISIS BEBAN DORONG NONLINEAR STATIC PUSHOVER 3.1 Pengertian Analisis Beban Dorong Analisis nonlinear static pushover beban dorong merupakan penyerdehanaan dari analisis nonlinear dynamic time history riwayat waktu.Analisis beban dorong ini menerapkan beban dimana besar beban meningkat terus menerus sampai kondisi yang diinginkan. Dalam analisis ini, beban gempa terdistribusi vertikal dan diasumsikan sebagai beban static yang bekerja pada titik pusat massa disetiap lantai. Beban gempa inilah yang akan ditingkatkan secara bertahap sampai terjadi sendi plastis.

3.2 Analisis Beban Dorong Berdasarkan ATC-40 Capacity-Spectrum Method

Capacity-spectrum method merupakan analisis statis nonlinier yang memberikan hasil berupa grafik dari kurva global force-displacement capacity dengan respone spectra.Hasil tersebut memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana bangunan merespon gerakan gempa.Prinsip metode ini adalah mencari titik temu antara pada spectrum kapasitas dengan respon spectrum sesuai dengan permintaan demand.

3.2.1 Kapasitas Capacity

Kurva kapasitas dibuat untuk mewakili respons dari struktur pada mode pertama, dengan asumsi mode pertama ini adalah mode yang dominan yang bekerja pada struktur.Hal ini umumnya berlaku untuk bangunan dengan periode getaran sampai dengan 1 detik. Kurva kapasitas merupakan kurva yang memperlihatkan hubungan antara peralihan lantai atap dengan gaya geser dasar base shear akibat dari pemberian beban laterak secara bertahap pada struktur. Kurva kapasitas ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Kurva Kapasitas ATC-40 30

3.2.2 Permintaan Demand

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kinerja erat kaitannya dengan permintaan.Oleh karena itu, sebelum menentukan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk mendesain struktur gedung sesuai dengan permintaan, maka kita harus mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk memperoleh suatu nilai kinerja. Dimana dalam kondisi ini, lokasi titik kinerja performance berada pada perpotongan: 1. Titik berada di kurva spectrum kapasitas mewakili struktur saat terjadi perpindahan. 2. Titik berada pada demand spectrum. Demand spectrum tersebut merupakan reduksi dari kurva spectrum dengan redaman 5. Kurva spectrum dengan redaman 5 diperoleh dengan mengalikan kurva spectrum tersebut dengan suatu factor reduksi. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperoleh factor reduksi: 1. Mengubah kurva kapasitas menjadi spectrum kapasitas capacity spectrum Spectrum kapasitas adalah representasi dari kurva dengna format Acceleration-Displacement Respons Spectra ADRS atau disebut juga kurva S a versus S d . Persamaan yang digunakan untuk mengubah kurva kapasitas menjadi spectrum kapasitas adalah sebagai berikut:       N i i i N i i i m m PF 1 2 1 1 1 1 . .   3.1        N i i i N i i N i i i m m m 1 2 1 1 1 2 1 1 . . .    3.2 1  W V S a  3.3 31 1 . 1 roof roof d PF S    3.4 Dengan PF 1 = Modal participation factor untuk mode 1 α 1 = Modal mass coefficient untuk mode 1 m i = M assa lant ai ke-i ϕ i1 = Am plit udo dari mode 1 pada lant ai-i N = Tingkat ke N, t ingkat ut am a V = Gaya geser dasar W = Berat m at i bangunan ∆ roof = Peralihan at ap S a = Spect ral accelerat ion S d = Spect ral displacement Gam bar 3.2 m enunjukkan perubahan kurva kapasit as m enjadi spect rum kapasit as: Gambar 3.2 Kurva Kapasitas dan Spektrum Kapasitas ATC-40 2. Mengubah respons spectrum tradisional dengan redaman 5 menjadi demand spectrum dalam format ADRS. Persamaan yang digunakan untuk mengubah respons spectrum tradisional menjadi deman spectrum dalam format ADRS adalah sebagai berikut: 32 2 2 4 1 T S S a   Dengan: S a = Spectral acceleration S d = Spectral displacement T = Periode detik Gambar 3.3 menunjukkan perubahan respons spektrum tradisional menjadi demand spectrum: Gambar 3.3 Respons Spektrum Tradisional dan Demand Spectrum ATC-40 3. Menampilkan spectrum kapasitas dan demand spectrum dalam satu grafik Langkah ini dilakukan untuk menentukan perkiraan awal a pi dan d pi . Grafik kedua spectrum ini dapat dilihat pada gambar 3.4 Gambar 3.4 Plot Spektrum Kapasitas dan Demand Spektrum ATC-40 d pi = d elastik = d inelastik Spectral Displacement 33 4. Membentuk kurva representasi bilinier Kurva representasi bilinear dibentuk dari spectrum kapasitas dengan ketentuan sebagai berikut: Gambar 3.5 Represent asi Bilinear dari Spekt rum Kapasit as ATC-40 Kurva representasi bilinier ini dibuat dengan menyamakan luas A 1 dengan luas A 2 . Tujuan menyamakan kedua luasan ini adalah agar masing-masing daerah memiliki energi disipasi akibat damping yang sama. 5. Menentukan nilai β Untuk mendapatkan nilai β maka diperlukan damping energy ED yang diperoleh dengan rumus: E D = 4 a pi d pi – 2A 1 – 2A 2 – 2A 3 = 4 a pi d pi – 2d y a pi – a y – a y d y – d pi – d y a pi – a y = 4 a y d pi – d y a pi 3.6 Keterangan koefisien dari rumus diatas dapat dilihat dari Gambar 3.6. Gambar 3.6 Damping Energi ATC-40 34 Berikut adalah keterangan untuk Gambar 3.6: ED = Area tertutup dari hysteretic loop = Area dari luas jajar genjang yang lebih besar = 4 kali area jajar genjang yang diarsir Rumus untuk membuat area yang diarsir: A 1 = a pi - a y d y 3.7 A 2 = a y d y 2 3.8 A 3 = [a pi - a y d pi - d y ] 3.9 Selain nilai ED, untuk menentukan β juga diperlukan nilai maximum strain energy E S0 . Nilai E S0 diperoleh dari rumus berikut: E S0 = a pi d pi 2 3.10 Keterangan dari rumus 3.10 dapat dilihat dari Gambar 3.7. Gambar 3.7 Hysteretic Damping memperlihatkan Maximum Strain Energy ATC-40 35 Dari nilai-nilai yang telah diperoleh, maka dapat dihitung nilai β dengan rumus sebagai berikut: pi pi pi y pi y pi pi pi y pi y S D d a a d d a d a a d d a E E 637 . 2 4 4 1 4 1         3.11 pi pi pi y pi y d a a d d a 7 . 63    3.12 6. Menghitung factor reduksi spectral SRA dan SRV Rumus SRA dan SRV diperoleh dari rumus berikut: min 12 . 2 . 68 . 21 . 3 SRA Ln SRA eff     3.13 min 65 . 1 . 41 . 31 . 2 SRV Ln SRA eff     3.14 Nilai β eff diperoleh dari rumus: β eff = k β + 5 Nilai k diperoleh dari tabel berikut: Tabel 3.1 Nilai k ATC-40 Tipe Struktur β k Tipe A ≤ 16.25 1 16.25 pi pi pi y pi y d a a d d a 51 . 13 . 1   Tipe B ≤ 25 0.67 25 pi pi pi y pi y d a a d d a 446 .  Tipe C Any value 3.33 36 Nilai SRA min dan SRV min dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3.2 Nilai SRA min dan SRV min ATC-40 Tipe Struktur SRA min SRV min A 0.33 0.5 B 0.44 0.56 C 0.56 0.67 Tipe gedung di klasifikasikan berdasarkan ketentuan berikut: Tabel 3.3 Tipe Struktur ATC-40 Shaking Duration Essentially Existing Building Average Existing Building Poor Existing Building Short Type A Type B Type C Long Type B Type C Type C

3.2.3 Kinerja Performance