Pertumbuhan Ekonomi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA UKM DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA (STUDI EMPIRIS PADA USAHA KECIL MENENGAH MANUFAKTUR DI KABUPATEN BANTUL)

2. Komoditas andalan: pemakaian bahan baku lokal 60-69, menyerap tenaga kerja padat karya, nilai ekspor US0.5-1 juta, dengan tujuan ekspor dua negara, pertumbuhan ekspor 5-10 selama lima tahun terakhir; 3. Komoditas yang diunggulkan: pemakaian bahan baku lokal 50-59, menyerap tenaga kerja padat karya, nilai ekspor US0.5 juta, tujuan ekspor satu negara, dan pertumbuhan ekspor 5 selama lima tahun terakhir. Beberapa hal yang perlu dicatat dalam pengembangan sektor industri adalah kurangnya daya saing hasil industri pada pasar internasional, yang disebabkan oleh antara lain standar mutu dan desain yang belum dapat dicapai oleh para pengrajin serta kondisi penurunan permintaan pangsa pasar akibat dari penurunan perekonomian global. Sementara itu pasar domestik kurang berkembang akibat kondisi perekonomian domestik yang kurang stabil. Peningkatan daya saing dapat diintervensi melalui penyediaan sarana penunjang produksi bahan, modal, teknologi, kemampuan inovasi desain, finishing, dan packing serta perluasan jaringan pemasaran.

G. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan PDRB per kapita Tabel 4.4 dan Tabel 4.6 Tabel 4.4 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul Tahun 2012- 2013 Sumber: BPS, 2014 Angka sangat sementara Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa empat sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah pertanian; industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor jasa-jasa. Berdasarkan data perkembangan PDRB tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Bantul relatif stabil. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul pada tahun 2013berdasarkan harga konstan sebesar 5,46, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2012 sebesar 5,34. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 4.5. No Lapangan Usaha PDRB juta Rp 2012 PDRB juta Rp 2013 1 Pertanian 955.730 21,72 969.910 19,84 2 Pertambangan dan 39.568 0,9 40.539 0,83 3 Industri Pengolahan 692.762 15,74 715.653 18,77 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 40.373 0,92 43.132 1,07 5 Bangunan 511.749 11,63 538.336 11,65 6 Perdagangan, Hotel, dan 901.754 20,49 969.070 18,33 7 Pengangkutan dan 333.271 7,57 357.152 7,19 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 305.347 6,94 333.732 7,09 9 Jasa-jasa 619.758 14,09 672.852 15,23 PDRB 4.400.313 100,00 4.640.376 100,00 Tabel 4.5 Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul Tahun 2012-2013 Sumber: BPS, 2013 Angka sangat sementara Dari tahun ke tahun pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul selalu dipicu oleh beberapa sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi. Pada tahun 2013 sektor yang memiliki kecenderungan pertumbuhan paling tinggi adalah sektor keuangan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut jaga memberi pengaruh terhadap peningkatan PDRB per kapita di Kabupaten Bantul. Perkembangan PDRB per kapita selama dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul Tahun 2012-2013 No Tahun Harga Berlaku Harga Konstan tahun 2000 Nilai Rp Pertumbuhan Nilai Rp Pertumbuhan 1 2012 12.114.961 10,31 4.741.942 4,37 2 2013 13.551.037 11,85 4.944.813 4,28 Sumber: BPS, 2013 Angka sangat sementara No Tahun Harga Berlaku Harga Konstan tahun Nilai Juta Rp Pertumbuh an Nilai Juta Rp Pertumbuh an 1 2012 11.242.15 11,34 4.400.313 5,34 2 2013 12.716.74 13,12 4.640.376 5,46 66

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Responden