C. Potensi Pengembangan Wilayah
Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini berdasarkan:
1. Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut,
2. Topografi kawasan yang relatif datar, 3. Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air,
4. Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor hotel dan restoran.
Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030, potensi pengembangan kawasan di
Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan kawasan strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio-kultural, dan
pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. Kawasan strategis ekonomi kabupaten meliputi:
1. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta KPY; 2. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri BKM;
3. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai
Pandansimo;
4. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan 5. Kawasan Strategis Industri Piyungan.
Sedangkan kawasan strategis sosio –kultural kabupaten meliputi
Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan – Manding – Tembi
GMT dan Kasongan – Jipangan – Gendeng – Lemahdadi Kajigelem. Dan
kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi: 1. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di
Kecamatan Sanden, Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan
2. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.
D. Kondisi Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Bantul pada tahun 2013 berada pada kondisi yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi
mencapai 5,46, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 5,34 dan merupakan capaian yang tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Sembilan sector mengalami pertumbuhan positif. Sumber menguatnya pertumbuhan ekonomi tahun 2013 di Kabupaten Bantul terutama didukung oleh
kinerja pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran; pengangkutan dan
komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa yang mengalami laju pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun 2012.
Adapun sektor pertanian dan sector industri pengolahan sebagai penyumbang terbesar dalam aktivitas perekonomian Kabupaten Bantul mengalami
perlambatan laju pertumbuhan. Nilai tambah dari kedua sektor ini dalam menyumbang perekonomian Kabupaten Bantul tidak sebaik tahun sebelumnya.
Pada tahun 2013, Bantul belum mengalami perubahan dan masih didominasi oleh empat sektor meliputi sektor pertanian sebesar 19,84 industri
pengolahan sebesar 18,77 perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 18,33; serta sektor jasa-jasa sebesar 15,23.
Grafil 4.1
Kondisi ekonomi Kabupaten Bantul pada tahun 2013 juga ditandai dengan terjadinya transformasi struktural yaitu pergeseran struktur ekonomi
yang ditandai dengan pergeseran peranan lapangan usaha pada tiga sektor. Ketiga sektor tersebut adalah:
1. Sektor primer yang terdiri dari lapangan usaha 1 pertanian dan 2 pertambangan dan penggalian. S
2. Sektor sekunder yang terdiri dari lapangan usaha 1 industri pengolahan; 2 listrik, gas, dan air bersih; dan 3 bangunan.
3. Sektor tersier yang terdiri dari lapangan usaha 1 perdagangan, hotel, dan restoran; 2 pengangkutan dan komunikasi; 3 keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan; dan 4 jasa-jasa. Peran sektor primer dan sekunder mengalami penurunan dan sudah mengalami pergeseran ke arah sektor
tersier. Grafik 4.1 Berdasarkan Grafik 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan
perekonomian di Kabupaten Bantul menunjukkan perkembangan yang positif, khususnya pada sektor tersier sebagai sektor yang memiliki peran terbesar
dalam struktur perekonomian Kabupaten Bantul. Sedangkan sektor primer menunjukkan pertumbuhan yang kontraktif yang didominasi oleh penurunan
kontribusi dari sektor pertanian.
E. Teknologi Informasi