Diagram Alir Penelitian Teknik Manufaktur Komposit

commit to user 35

3.3.7 Diagram Alir Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir dapat dilihat pada gambar 3.13. Gambar 3.13. Diagram Alir Penelitian Gambar 3.13. Diagram Alir Penelitian Analisa Selesai Foto makro Postcure suhu 60 C selama 4 jam Pengujian Impak charpy Pemotongan spesimen ASTM D 5942 Cetak komposit sandwich variasi tebal skin 1 mm, 2 mm, 3 mm, 4 mm, dan 5 mm dan core 5 mm, 10 mm, 15 mm, dan 20 mm Pembuatan Core SGKSL + UF variasi tebal 5 mm, 10 mm, 15 mm, dan 20 mm Perlakuan alkali NaOH 5 4 jam Bahan Core SG- Mulai Serat aren Pengadaan Material Resin UPRS BQTN 157 dan MEKPO Pengeringan di oven suhu 105 ˚C 8 menit Urea formaldehida + hardener commit to user 36

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kekuatan Impak Komposit

Sandwich

4.1.1. Pengaruh Tebal

Skin Terhadap Kekuatan Impak Komposit Sandwich Data hasil pengujian impak sandwich core SG-KSL skin komposit serat aren dengan tebal core 10 mm dan V f skin 30 variasi tebal skin , 2 mm, 3 mm, 4 mm, dan 5 mm ditunjukkan pada tabel 4.1. Di dalam tabel 4.1 ini dipaparkan nilai energi serap dan nilai kekuatan impak pengujian impak komposit sandwich. Energi serap dan kekuatan impak komposit sandwich cenderung meningkat seiring dengan peningkatan tebal skin . Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan kekakuan dari skin sehingga kemampuan spesimen dalam menahan beban impak juga akan meningkat. Pada hasil pengujian komposit sandwich dengan tebal core 10 mm dan tebal skin 2 mm memiliki nilai rata-rata energi serap dan kekuatan impak sebesar 4,310 J dan 0,0179 Jmm 2 . Sedangkan pada komposit sandwich dengan tebal core 10 mm dan tebal skin 3 mm memiliki nilai energi serap sebesar 4,848 J dan energi impak sebesar 0,0198 Jmm 2 . Nilai energi serap dan kekuatan impak komposit sandwich dengan tebal skin 3 mm semakin meningkat bila dibandingkan dengan sandwich tebal skin 2 mm. Nilai rata-rata energi serap dan kekuatan impak yang tertinggi terdapat pada variasi komposit sandwich tebal core 10 mm dengan tebal skin 4 mm yaitu sebesar 7,262 J dan 0,0252 Jmm 2 . sedangkan pada variasi tebal core 10 mm dengan tebal skin 5 mm menunjukkan penurunan nilai yaitu 6,724 J untuk rata-rata energi serap dan 0,022 Jmm 2 untuk rata-rata kekuatan impak. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai kekuatan impak paling tinggi terdapat pada komposit sandwich tebal core 10 mm dengan tebal skin 4 mm. Pada komposit sandwich dengan tebal core 10 mm dan tebal skin 5 mm setelah dilakukan pengujian impak ternyata kegagalan yang terjadi pada spesimen adalah patah tetapi bukan pada daerah tumbukan. Padahal seharusnya daerah tumbukan mengalami beban yang paling besar tetapi ternyata kegagalan yang terjadi bukan pada derah tumbukan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada daerah yang patah tersebut mengalami konsentrasi tegangan yang mengakibatkan kegagalan terjadi lebih cepat sebelum komposit sandwich mencapai kekuatan maksimumnya.