commit to user 38
Tabel 4.1. Nilai energi serap komposit
sandwich
dengan tebal
core
10 mm dan V
f
skin
30 variasi tebal
skin
Tebal
skin
mm Energi serapJ
Min Max
Rata-rata 2
2,696 5,386
4,310 3
4,042 6,727
4,848 4
6,727 9,401
7,262 5
4,042 10,732
6,724
Tabel 4.2. Nilai kekuatan impak komposit
sandwich
dengan tebal
core
10 mm dan V
f
skin
30 variasi tebal
skin
Tebal
skin
mm Kekuatan impakJmm
2
Min Max
Rata-rata 2
0,012 0,022
0,0179 3
0,016 0,027
0,0198 4
0,023 0,033
0,0252 5
0,013 0,034
0,0220
4.4.2. Kekuatan impak komposit
sandwich core
SG-KSL dengan variasi tebal
Core
Pada pengujian impak dengan variasi tebal
core
didapatkan nilai energi serap dan kekuatan impak komposit
sandwich
dengan
skin
2 mm dan tebal
core
5 mm sebesar 1,214 J dan 0,009 Jmm
2
. Nilai energi serap dan kekuatan impak meningkat cukup signifikan pada komposit
sandwich
dengan tebal
skin
2 mm dan
core
10 mm yaitu menjadi 3,504 J dan 0,015 Jmm
2
. Pada variasi tebal
core
10 mm inilah didapatkan nilai kekuatan impak maksimum. Sedangkan pada komposit
sandwich
tebal
skin
2 mm dan tebal
core
15 mm mengalami kenaikan energi serap tetapi kekuatan impaknya lebih kecil dari komposit
sandwich
dengan tebal
core
10 mm. Nilai energi serap dan kekuatan impaknya berturut-turut yaitu 3,638 J dan 0,0123
Jmm
2
. Pada variasi komposit
sandwich
dengan tebal
skin
2 mm dan tebal
core
20 mm memiliki nilai energi serap sebesar 4,714 J dan kekuatan impak yang tidak berbeda
jauh dengan komposit
sandwich
tebal
core
15 mm yaitu sebesar 0,125 Jmm
2
. Pada komposit
sandwich
dengan tebal
core
10 mm memiliki nilai kekuatan impak tertinggi. Setelah itu nilai kekuatan impak menurun pada komposit
sandwich
commit to user 39
dengan tebal
core
15 mm dan 20 mm. Hal ini terjadi karena dengan adanya peningkatan tebal
core
maka kekuatan geser
core
akan semakin menurun. Apabila terkena beban impak,
skin
sebenarnya masih bisa menahan beban impak secara optimum. Tetapi
core
akan terlebih dahulu mengalami kegagalan geser akibat beban impak sehingga kekuatan impak komposit
sandwich
kurang maksimal. Pada komposit sandwich dengan core yang semakin tebal elastisitas komposit sandwich akan
meningkat, yang didindikasikan dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan sifat yang lebih elastis ini maka penetrasi indentor pada core lebih dalam dan
mengakibatkan kerusakan yang lebih berat. Tetapi jika kita lihat pada gambar 4.4 yang menggambarkan nilai kekuatan
impak, tidak terdapat keteraturan data hasil perhitungan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor penambahan ketebalan
core
yang mempengaruhi peningkatan nilai momen inersia. Nilai kekuatan impak maksimum terdapat pada komposit sandwich dengan
tebal core 10 mm. Hal ini disebabkan karena pada komposit sandwich dengan tebal core 10 mm mengalami peningkatan nilai kekuatan impak yang lebih besar bila
dibandingkan peningkatan ketebalan komposit sandwich yang menjadi faktor pembagi pada rumus kekuatan impak. Sedangkan pada komposit sandwich tebal core
15 mm dan 20 mm juga mengalami peningkatan nilai kekuatan impak tetapi juga diikuti dengan peningkatan tebal komposit sandwich yang cukup besar sebagai faktor
pembagi pada rumus kekuatan impak. Oleh karena itu nilai kekuatan impak komposit sandwich tebal core 15 mm dan 20 mm lebih kecil dari komposit sandwich dengan
tebal core 10 mm. Nilai kekuatan impak yang paling rendah terdapat pada komposit sandwich dengan tebal core 5 mm karena bersifat getas. Komposit sandwich ini
kurang dapat meredam beban yang bekerja yang diindikasikan dengan kecilnya nilai energi serap pada komposit sandwich ini. Dengan nilai energi serap yang cenderung
kecil, maka kekuatan impak dari komposit sandwich ini juga tidak terlalu besar. Komposit sandwich harus didukung dengan perpaduan antara skin dan core yang tepat
untuk mendapatkan nilai komposit sandwich yang maksimum. Kurva nilai energi serap dan kurva kekuatan impak komposit sandwich tebal
skin 2 mm dengan variasi tebal core dapat kita lihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 berikut ini :
commit to user 40
R
2
= 0,9262
1 2
3 4
5 6
7
5 10
15 20
tebal core mm e
n e
rg i
s e
ra p
J
Gambar 4.3. Kurva hubungan antara energi serap dengan variasi tebal
core
R
2
= 0,8134
0,000 0,002
0,004 0,006
0,008 0,010
0,012 0,014
0,016 0,018
0,020
5 10
15 20
T ebal c oremm K
e k
u a
ta n
i m
p a
k J
m m
2
Gambar 4.4. Kurva hubungan antara kekuatan impak dengan variasi tebal
core
Data hasil pengujian impak
sandwich core
SG-KSL
skin
komposit serat aren V
f
skin
30 tebal
skin
2 mm dengan variasi ketebalan
core
5 mm, 10 mm, 15 mm, dan 20 mm ditunjukkan pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.3. Nilai energi serap komposit
sandwich
dengan tebal
skin
2 mm variasi tebal
core
Tebal
Core Sandwich
mm Energi SerapJ
Min Max
Rata-rata 5
1,349 2,032
1,214 10
2,696 4,042
3,504 15
2,696 4,714
3,638 20
3,369 6,057
4,714
commit to user
Tabel 4.4. Nilai kekuatan impak komposit
sandwich
dengan tebal
skin
2 mm variasi tebal
core
Tebal
Core Sandwich
mm Kekuatan Impak Jmm
2
Min Max
Rata-rata 5
0,009 0,013
0,0090 10
0,011 0,018
0,0150 15
0,009 0,015
0,0123 20
0,009 0,016
0,0125
4.2 Pengamatan Makro Penampang Patahan pada Komposit