Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri pertambangan mengandung potensi dan faktor bahaya dengan risiko tinggi. Hal ini dapat mengancam dan menimbulkan kerusakan harta benda maupun korban cedera bahkan kematian. Perkembangan industri yang semakin pesat dengan menggunakan peralatan-peralatan yang modern dan canggih memberikan dampak risiko kecelakaan dan kerugian yang lebih besar. Setiap proses produksi, peralatanmesin dan tempat kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, selalu mengandung potensi bahaya tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar proses kerja Tarwaka, 2008. Sumber-sumber bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya, maka sumber-sumber bahaya tersebut harus ditemukan dengan melakukan identifikasi sumber bahaya potensial yang ada di tempat kerja Suma’mur, 1993. Setelah sumber bahaya teridentifikasi, maka dilakukan penilaian tingkat risiko sumber bahaya terhadap tenaga kerja. Dari kegiatan tersebut maka commit to user 2 diusahakan suatu pengendalian sampai tingkat yang aman untuk tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan produktifitas nasional dan dikeluarkannya. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555K26MPE1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertambangan Umum. Hal ini merupakan bukti bahwa Pemerintah telah memberikan perhatian yang besar terhadap perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dalam kegiatan industri khususnya dalam industri pertambangan. Prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko dan kontrol pengendalian telah masuk dalam persyaratan pemenuhan K3 secara internasional. Standar OSHAS 18001 : 2007 merupakan standar internasional yang mengatur pemenuhan sertifikasi persyaratan K3. Salah satu klausul yang termuat di dalamnya adalah klausul 4.3.1 yaitu “ Hazard Identification, Risk Assessment, And Determining Controls . Yang menyebutkan organisasi harus menetapkan mengimplementasikan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya dari kegiatan yang sedang berjalan, penilaian risiko dan menetapkan pengendalian yang diperlukan. Standar yang lain adalah ISO 14001:2004, yang lebih spesifik untuk ruang lingkup pengelolaan lingkungan. Di dalamnya terdapat klausul 4.3.1 “ Enviromental A spects” menyebutkan bahwa organisasi harus menetapkan, commit to user 3 mengimplementasikan, dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk dan jasa dalam lingkup sistem manajemen lingkungan serta menetukan aspek yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan. Dalam operasi penambangan batubara melibatkan berbagai proses pendukung. Proses blasting merupakan proses pendukung yang penting akan tetapi mempunyai potensi bahaya yang sangat besar. Aktivitas tersebut dapat mengancam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, unit kerja maupun masyarakat sekitar area operasi penambangan. Sebuah makalah yang dibuat oleh peneliti dari US Mine Safety and Health Administration pada tahun 2001 menunjukkan bahwa terdapat empat kategori utama kecelakaan kerja yang berhubungan dengan peledakan, yaitu keselamatan dan keamanan lokasi peledakan, batu terbang atau flying rock , peledakan prematur premature blasting dan peledakan mangkir misfre . Kasus kecelakaan kerja dalam peledakan akibat flying rock yang terjadi di PT. Adaro Indonesia perusahaan tambang batubara di Kalimantan Selatan yang mengakibatkan kematian seorang juru ledak pada sekitar Desember 2007 lalu merupakan salah satu bukti bahwa kecelakaan kerja dalam operasi peledakan merupakan risiko tinggi yang wajib dikendalikan dengan sebaik-baiknya. PT. Cipta Kridatama Jobsite Mahakam Sumber Jaya dalam operasional produksinya selalu melibatkan aktivitas blasting sehingga telah menjadi aktivitas rutin. Apalagi lokasi pertambangan yang berada di sekitar commit to user 4 jalur perlintasan jalan akses menuju pemukiman penduduk menyebabkan manajemen pengelolaan bahaya dengan risiko yang tinggi ini harus dilakukan dengan tepat. Kegagalan pengendalian bahaya ini dapat berakibat fatal baik luka kematian pada manusia, kerusakan pada unit kerja maupun pencemaran terhadap lingkungan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba untuk memberikan gambaran penerapan identifikasi potensi bahaya dan upaya pengendalian yang akan digunakan untuk membuat laporan dengan judul ” Kajian Penerapan Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan pada Proses Blasting di Area Pertambangan Batubara PT. Cipta Kridatama Jobsite Mahakam Sumber Jaya Kalimantan Timur ”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan manajemen risiko pada proses blasting di area pertambangan batubara PT. Cipta Kridatama Jobsite Mahakam Sumber Jaya? 2. Bagaimanakah efektifitas penerapan manajemen risiko pada proses blasting tersebut? 3. Apakah penerapan manajemen risiko tersebut telah sesuai dengan OHSAS 18001 : 2007 Klausul 4.3.1” Hazard Identification, Risk Assessment And Determining Control ” dan ISO 14001 : 2004 Klausul 4.3.1 “ Environmental Aspects ”? commit to user 5

C. Tujuan Penelitian