Konsep Diri TINJAUAN PUSTAKA

hormon ini akan mengganggu pusat lapar dan kenyang di otak yang menyebabkan nafsu makan meningkat sehingga terjadi kenaikan berat badan ataupun obesitas. Selain itu, juga terjadi penurunan kadar serotonin salah satu bentuk neurotransmitter sebagai akibat jumlah estrogen yang minim. Serotonin berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang, sehingga bila jumlahnya menurun akan mudah depresi dan sulit tidur Sugiyarti et al, 2011. Insomnia sulit tidur lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat dimalam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain Nugroho, 1995 dalam Safitri, 2009. 2. Gejala Psikologis Menopause Wanita banyak yang mengeluh dengan masalah psikologis saat menopause, tetapi sulit untuk menentukan apakah masalah ini timbul akibat defisiensi estrogen atau merupakan faktor sekunder akibat gejala lain seperti flush dan keringat malam Andrews, 2010. Episode keringat malam yang berkepanjangan dapat mengakibatkan gangguan pola tidur yang akhirnya menyebabkan gangguan konsentrasi, ingatan kurang baik, perubahan alam perasaan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala dan kelemahan. Gangguan psikologis minor sering muncul sebelum menstruasi terakhir dan tampak memiliki korelasi dengan kadar estrogen yang berfluktuasi. Gejala ini meliputi kehilangan rasa percaya diri, perubahan alam perasaan depresi, keletihan, perasaan tidak berharga, sering lupa dan kesulitan membuat keputusan Ballinger, 1975;Montgomery dan Studd, 1991 dalam Andrews, 2010.

2.2. Konsep Diri

Konsep diri mencakup semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Universitas Sumatera Utara Stuart and Sundeen 1991 mengemukakan ada 5 komponen konsep diri yaitu peran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri dan gambaran diri. 2.2.1. Peran diri Peran diri mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima keluarga, komunitas, dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi. Seorang dewasa lebih memperhatikan perilaku aktual yang sesuai dengan peran ketimbang mempelajari nilai dasar yang terdapat dalam peran dan diharapkan untuk membedakan antara harapan peran ideal dengan kemungkinan realistik. 2.2.2. Identitas diri Identitas diri mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain. 2.2.3. Harga diri Harga diri berkaitan dengan evaluasi individual terhadap keefektifan di sekolah atau tempat bekerja, di dalam keluarga, dan lingkungan sosial. Keefektifan diri berkaitan erat dengan ide harga diri misalnya. penilaian diri tentang kompetensi seseorang dalam melakukan berbagai tugas. 2.2.4.Ideal diri Universitas Sumatera Utara Ideal diri terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang dianggap ideal dan diupayakan untuk dicapai. Ideal diri berawal dalam tahun prasekolah dan berkembang sepanjang hidup karena dipengaruhi oleh norma masyarakat dan harapan serta tuntutan orang tua dan orang terdekat. 2.2.5.Gambaran diri Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu Stuart dan Sundeen, 1991 dalam Keliat, 1994. Potter Perry 2005 mendefenisikan gambaran diri sebagai persepsi seseorang mencakup perasaan dan sikap tentang tubuh baik secara internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh persepsi dari pandangan orang lain. Gambaran diri adalah fenomena yang kompleks yang muncul dan berubah selama proses pertumbuhan dan perkembangan yang terdiri atas sifat fisiologis persepsi tentang karakteristik fisik seseorang, psikologi nilai dan sikap terhadap tubuh, kemampuan dan ideal diri, dan sifat sosial tentang citra diri seseorang atau diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain Wong, 2009. Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap Universitas Sumatera Utara realisasi yang akan memacu sukses di dalam kehidupan. Persepsi dan pengalaman individu dapat merupakan gambaran diri secara dinamis Keliat,1994. Penurunan produksi hormon pada wanita yang biasanya disebut menopause seringkali mempengaruhi konsep diri seksual, gambaran diri dan identitas seksual individu. 2.2.5.1.Komponen Gambaran Diri Gambaran diri mempengaruhi aspek kesejahteraan sosial, spiritual, fisik dan psikologis Brooker, 2009. Adapun komponen gambaran diri yaitu realita, presentasipenampilan dan ideal. Realita berkaitan dengan kenyataannya tinggi atau pendek, gemuk atau kurus, gelap atau terang. Realita bukan merupakan keadaan yang konstan tetapi bergantung pada usia dan perubahan fisik. Presentasi atau penampilan berkaitan dengan pakaian atau mode dimana terdapatnya kontrol fungsi, pergerakan dan sikap tubuh dan bagaimana orang lain mempersepsikan seseorang. Ideal berkaitan dengan bagaimana tubuh harus terlihat dan bersikap yang ditentukan secara budaya dalam mencakup bentuk, ukuran, proporsi, bau, dan wangi dan merupakan norma perorangan untuk ruang personal Price, 1990 dalam Brooker, 2009. Gambaran diri tidak hanya bergantung pada respon individu terhadap tubuhnya sendiri, tetapi juga penampilan, sikap dan respon orang lain. Gambaran diri menjadi pusat kepercayaan diri individu, motivasi, dan sensasi pencapaian individu. Gambaran diri merupakan produk kepribadian individu, yang dibentuk oleh sosialisasi, dan menggambarkan Universitas Sumatera Utara penilaian harga diri. Jika ketiga komponen gambaran diri dalam keadaan seimbang memenuhi harapan personal dan sosial sehingga memungkinkan keberhasilan presentasi diri maka terdapat hubungan gambaran diri yang positif. Akan tetapi, jika perubahan salah satu atau lebih komponen maka gambaran diri yang negatif dapat terjadi Brooker, 2009. 2.2.5.2.Stressor dan Gangguan gambaran diri Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa operasi, kegagalan fungsi tubuh, waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh misalnya pada klien gangguan jiwa, klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh yang sangat berbeda dengan kenyataan, perubahan tubuh yang berkaitan dengan tumbuh kembang di mana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia, umpan balik interpersonal yang negatif yang ditandai dengan adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian, sehingga dapat membuat orang menarik diri, standar sosial budaya yang berkaitan dengan sosio budaya yang berbeda dengan keterbatasan serta keterbelakangan dari budaya tersebut yang dapat membuat timbulnya perasaan minder. Beberapa gangguan diri tersebut dapat menunjukkan respon yang adaptif dan maladaptif. Tanda dan gejala seperti syok psikologis, menarik diri, penerimaan dan pengakuan secara bertahap merupakan respon yang adaptif. Sedangkan respon yang Universitas Sumatera Utara maladaptif jika tampak gejala dan tanda-tanda secara menetap sehingga terjadi gangguan gambaran diri seperti menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah, tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh, mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri, perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan ditolak, depersonalisasi, dan menolak penjelasan tentang gambaran tubuh Salbiah, 2003. Penelitian yang dilakukan oleh Marga tahun 2008 bahwa ada hubungan yang bermakna antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan pada ibu Menopause yang berarti bahwa semakin menerima gambaran diri maka tingkat kecemasan berkurang. Hasil penelitian yang didapatkannya terdapat 18 responden 56,3 memiliki tingkat kecemasan ringan diikuti dengan tidak ada kecemasan sekitar 9 responden 28,1 dan kecemasan sedang ada 5 responden 25,6. Setiap perempuan yang memasuki masa menopause sering kali merasa cemas. kecemasan pada wanita menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat semangatdukungan dari orang-orang di sekitarnya. Namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberikan dukungan. Akan tetapi banyak juga wanita menopause yang tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Kecemasan itu berupa ketakutan akan hilangnya kemampuan untuk bereproduksi, menurunnya penampilan sebagai seorang wanita akibat ketakutan pada kulitnya dan yang paling tidak menguntungkan bila sudah merasa tua Anwar, 2007;Kuntjoro, 2007 dalam Marga, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.3 Gambaran diri pada ibu menopause