Gambaran Diri Ibu pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
Lampiran
Peneliti : Maruli Sirait
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
GAMBARAN DIRI IBU PADA MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLONIA MEDAN
Saya adalah Mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU yang sedang melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperlihatkan Gambaran Diri Ibu pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Jika Ibu bersedia, selanjutnya saya mohon kesediaan Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu.
Identitas pribadi Ibu sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Ibu berhak mengundurkan diri tanpa ada sanksi apapun. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya langsung kepada peneliti.
Terima kasih atas partisipasi Ibu dalam penelitian ini.
Tanda Tangan : Inisial Responden :
(2)
INSTRUMEN PENELITIAN
Gambaran diri Ibu pada masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner data demografi dan kuesioner gambaran diri ibu masa menopause. Kuesioner ini akan digunakan dalam melakukan pengumpulan data terhadap responden penelitian.
Ada dua bagian yang termasuk di dalam instrumen penelitian yaitu : Bagian 1 : Kuesioner data demografi
(3)
Kode :
Tanggal :
Petunjuk umum pengisian :
1. Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada setiap tempat yang disediakan.
2. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban
3. Pada kuesioner gambaran diri ibu masa menopause terdapat kolom keterangan atau alasan.
1. Kuesioner data demografi
1. Umur saat ini : tahun
2. Umur saat berhenti haid : tahun
3. Suku : □ Aceh □ Batak
□ Jawa □ Lain-lain
4. Agama : □ Islam □ Protestan
□ Khatolik □ Hindu
□ Budha
5. Pendidikan : □ Tidak sekolah □ SD
□ SMP □ SMA
□ Perguruan tinggi
6. Pekerjaan : □ Tidak bekerja □ PNS
□ Wiraswasta □ Lain-lain
7. Status Perkawinan : □ Menikah □Tidak Menikah
□ Janda
8. Tempat tinggal anak : □ Bersama orang tua □ Merantau
□ Dekat/tetanggaan
(4)
2. Kuesioner Gambaran Diri Ibu pada masa Menopause
Menopause adalah masa dimana seorang wanita tidak mengalami haid selama satu tahun yang berhubungan dengan kegagalan atau menurunnya fungsi reproduksi (alat kelamin wanita). Menopause ini di mulai dengan ketidakteraturan haid, gejolak panas, keringat malam hari banyak, nyeri saat berhubungan seksual, kulit yang menipis (keriput), adanya gangguan (pola tidur, BAK, jantung), sakit kepala, perubahan alam perasaan (takut, sedih, dan stress), tulang keropos, dan lain-lain. Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara sadar maupun tidak sadar yang mencakup ukuran, bentuk, fungsi, penampilan dan kemampuan tubuh saat ini dan masa lalu.
Pertanyaan di bawah ini berhubungan dengan pandangan ibu terhadap perubahan-perubahan terjadi saat mengalami menopause.
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ibu pernah menginginkan bentuk tubuh yang bagus lagi ?
2. Apakah setelah menopause ibu merasa senang karena tidak memikirkan repotnya haid dan kehamilan ?
3. Apakah ibu merasa lebih percaya diri setelah menopause ?
4. Apakah ibu mudah merasa lelah ketika melakukan aktivitas sehari-hari ?
5. Apakah ibu merasa sedih sekali ketika akan memasuki menopause ?
6. Apakah ibu merasa terganggu karena berkeringat yang
berkepanjangan di malam hari ?
7. Apakah setelah menopause ibu merasa tidak cantik ataupun tidak bugar lagi karena kulit ibu keriput ?
8. Apakah setelah menopause ini ibu pernah menginginkan kulit yang bagus sehingga ibu sering memakai lotion atau sejenisnya ?
9. Apakah menopause merupakan hal yang menakutkan bagi ibu ?
10. Apakah suami ibu memahami keadaan yang terjadi pada diri ibu setelah menopause ini ?
11. Apakah ibu mudah/sering merasa stress selama menopause ?
12. Apakah selama mengalami menopause ibu merasa tidak menjadi wanita yang seutuhnya ?
(5)
13. Apakah ibu sering menolak untuk melakukan hubungan suami isteri pasca menopause ?
14. Apakah ibu akan menerima dengan lapang dada jika ibu mengidap penyakit jantung, darah tinggi atau tulang keropos pasca menopause ?
15. Apakah dengan adanya keluhan-keluhan saat menopause ini ibu sering ke tenaga kesehatan ?
16. Apakah menopause merupakan hal yang tidak penting bagi seorang wanita ?
17. Apakah aktivitas dan hubungan sosial ibu menjadi terganggu karena sering merasakan nyeri tulang, sendi ataupun kemampuan berpikir dan ingatan yang menurun ?
18. Apakah ibu sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk tidur kembali ?
19. Apakah ibu merasa lebih tenang dan bahagia selama mengalami menopause ?
20. Apakah ibu bisa mengendalikan perubahan yang terjadi pada ibu saat mengalami menopause ?
(6)
(7)
(8)
(9)
HASIL (MASTER DATA)
UB.HAID
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid menopause normal (40-52
tahun) 61 78.2 78.2 78.2
menopause lambat (>52
tahun) 17 21.8 21.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
SUKU
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ACEH 1 1.3 1.3 1.3
BATAK 27 34.6 34.6 35.9
JAWA 35 44.9 44.9 80.8
LAIN-LAIN 15 19.2 19.2 100.0
Total 78 100.0 100.0
AGAMA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Statistics
UB.HAI
D SUKU AGAMA
PENDIDIK
AN PEKERJAAN
S.PERKA WINAN
T.TINGGALA NAK
JUMLAHA
NAK UMUR
N Valid 78 78 78 78 78 78 78 78 78
Missi
ng 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.2179 2.8205 1.5128 2.5128 3.7949 2.0000 4.5769 1.4487 1.2949
Median 2.0000 3.0000 1.0000 2.0000 4.0000 2.0000 5.0000 1.0000 1.0000
Std. Deviation .41552 .75151 .93619 .89361 .43720 1.00647 1.81994 .50058 .45894
Variance .173 .565 .876 .799 .191 1.013 3.312 .251 .211
Minimum 2.00 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00
(10)
Valid ISLAM 55 70.5 70.5 70.5
PROTESTAN 12 15.4 15.4 85.9
KATHOLIK 6 7.7 7.7 93.6
HINDU 4 5.1 5.1 98.7
BUDHA 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK SEKOLAH 4 5.1 5.1 5.1
SD 44 56.4 56.4 61.5
SMP 19 24.4 24.4 85.9
SMA 8 10.3 10.3 96.2
PERGURUAN TINGGI 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PNS 1 1.3 1.3 1.3
WIRASWASTA 14 17.9 17.9 19.2
LAIN-LAIN 63 80.8 80.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
S.PERKAWINAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid MENIKAH 39 50.0 50.0 50.0
JANDA 39 50.0 50.0 100.0
(11)
T.TINGGALANAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BERSAMA ORTU 6 7.7 7.7 7.7
MERANTAU 4 5.1 5.1 12.8
DEKAT 15 19.2 19.2 32.1
BERSAMA
ORTU&MERANTAU 8 10.3 10.3 42.3
BERSAMA ORTU&DEKAT 18 23.1 23.1 65.4
MERANTAU&DEKAT 13 16.7 16.7 82.1
BERSAMA
ORTU,MERANTAU&DEKAT 14 17.9 17.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
JUMLAHANAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <=4 43 55.1 55.1 55.1
>4 35 44.9 44.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 41-60 TAHUN (DEWASA
MADYA) 55 70.5 70.5 70.5
>60 TAHUN (DEWASA
AKHIR) 23 29.5 29.5 100.0
(12)
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 50 64.1 64.1 64.1
1 28 35.9 35.9 100.0
Total 78 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 5 6.4 6.4 6.4
1 73 93.6 93.6 100.0
Total 78 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 2.6 2.6 2.6
1 76 97.4 97.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 20.5 20.5 20.5
1 62 79.5 79.5 100.0
(13)
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 2.6 2.6 2.6
1 76 97.4 97.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 20 25.6 25.6 25.6
1 58 74.4 74.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 30 38.5 38.5 38.5
1 48 61.5 61.5 100.0
Total 78 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 38 48.7 48.7 48.7
1 40 51.3 51.3 100.0
(14)
P9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 3 3.8 3.8 3.8
1 75 96.2 96.2 100.0
Total 78 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 22 28.2 28.2 28.2
1 56 71.8 71.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 20.5 20.5 20.5
1 62 79.5 79.5 100.0
Total 78 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 13 16.7 16.7 16.7
1 65 83.3 83.3 100.0
(15)
P13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 32 41.0 41.0 41.0
1 46 59.0 59.0 100.0
Total 78 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 14 17.9 17.9 17.9
1 64 82.1 82.1 100.0
Total 78 100.0 100.0
P15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 34 43.6 43.6 43.6
1 44 56.4 56.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 10.3 10.3 10.3
1 70 89.7 89.7 100.0
(16)
P17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 34 43.6 43.6 43.6
1 44 56.4 56.4 100.0
Total 78 100.0 100.0
P18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 52 66.7 66.7 66.7
1 26 33.3 33.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
P19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 1 1.3 1.3 1.3
1 77 98.7 98.7 100.0
Total 78 100.0 100.0
P20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
TAKSASI DANA
1. Persiapan Proposal
a. Biaya memprint : Rp 150.000,-
b. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp 100.000,-
c. Perbanyak proposal : Rp 100.000,-
d. Biaya internet : Rp 150.000,-
e. Sidang proposal : Rp 100.000,-
2. Pengumpulan Data
a. Survei Puskesmas Polonia Izin penelitian : Rp 100.000,-
b. Transportasi : Rp 350.000,-
c. Penggandaan Kuisioner : Rp 50.000,-
d. Cendera Mata : Rp 250.000,-
3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Penelitian
a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp 200.000,-
b. Penjilidan : Rp 100.000,-
c. Penggandaan laporan penelitian : Rp 150.000,-
4. Biaya Tak Terduga : Rp 150.000,-
(23)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama lengkap : Maruli Sirait
2. NIM : 091101030
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Tempat/tgl. Lahir : Banjarganjang, 1 Juni 1991
5. Alamat lengkap : Desa Banjarganjang Kec.Parmaksian Kab.Toba Samosir Telp/Fax : -
Hp. : 089664305994/085262059723
E-mail : ullycrait@ymail.com
URL/ : facebook ully crait
6. Status pendidikan :
Semester : 8
Program Studi : S1- Keperawatan Jurusan : Ilmu Keperawatan Fakultas : Keperawatan
Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara 7. Riwayat pendidikan :
SD N 173643 Pangombusan : 1997 - 2003
SMP N 3 Porsea : 2003 - 2006
SMA N 2Balige : 2006 - 2009
(24)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,A.F. (2004).Membangun Positif Thinking secara Islam.Jakarta:Gema Insani Andrews, Gilly. (2010).Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita (Edisi 2).Jakarta:EGC
Anggraini, Merry Tiyas. (2001).Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche Dengan Usia Saat Terjadinya Menopause Wanita Di Kecamatan Kartasura.Jurnal
Unimus.Dosen FK UNIMUS.Diakses dari
November 2012
Aprillia & Puspitasari. (2007).faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada wanita perimenopause.The Indonesian Journal of Public Health. Diakses dari 2013
Arikunto, Suharsimi. (2006).Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:RINEKA CIPTA
Bobak, dkk.(2005).Buku Ajar Keperawatan Maternitas (edisi 4).Cetakan I.Jakarta:EGC Brashers, Valentine,L. (2003). Aplikasi klinis patofisiologi pemeriksaan dan manajemen
.Jakarta : EGC
Brooker, Chris. (2009).Ensiklopedia Keperawatan.Cetakan I.Jakarta:EGC Craig, Grace. (1986).Human Development.(4th ed).New Jersey:Prentice Hall
Diputra, Pandu. (2006).7Fakta dan Tips Menghadapi Menopause.Diakses dari
Friedmen, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik.Jakarta: EGC
Ghani, Lannywati. (2009).Seluk Beluk Menopause.Artikel.Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Volume XIX Nomor 4.Diakses dari 2012
Hidayat, Aziz Alimul. (2003).Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta:Salemba Medika
Irmawati. (2003).Tinjauan Psikologis Masalah Menopause dan Andropause.Seminar Ilmiah
Populer Regional Dental Meeting &Exhibition II.Diakses dari
2013
(25)
Kasdu, D. (2002).Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause.Cetakan I.Jakarta:Penerbit Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara
Keliat, Budi Ana. (1994).Gangguan Konsep Diri.Cetakan Kedua.Jakarta:EGC
---(1998).Gangguan Koping, Citra tubuh, dan Seksual pada Kanker.Cetakan I.Jakarta:EGC
Kozier,dkk. (2011).Buku Ajar Fundamental Keperawatan;Konsep Proses dan Praktik (Edisi
7).Jakarta:EGC
Kusumawardani, Devina. (2007). Kecemasan pada Wanita Pascamenopause Ditinjau dari Dukungan Sosial Suami.Skripsi.Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1999).Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:ARCAN Marga, Praju Susiana. (2008).Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa
Menopause di Kelurahan Lhok Ketaupang Tapaktuan.Skripsi.Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Northrup,C. (2006).Bijak di Saat Menopause.Cetakan Pertama.Bandung:Q-Press
Notoatmodjo, Soekidjo. (2002).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:RINEKA CIPTA Nurmadina, Mira. (2010).Hubungan antara Dukungan Sosial Suami dengan Kecemasan pada
Wanita Menopause.Skripsi.Fakultas Keperawatan USU Medan diakses dari
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.
Pieter, Herri Zan. (2011).Pengantar Psikologi untuk Kebidanan(edisi 1).Cetakan Kedua.Jakarta:Kencana
Potter & Perry. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan;Konsep, Proses, Praktik (Edisi
4).Jakarta:EGC
Pusdiknakes. (1992).Asuhan Kebidanan Pada System Reproduksi.Jakarta:Depkes RI
Putri. (2012).Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Depresi pada Wanita Perimenopause.Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.Diakses dari 2013
Rijanto,and Ria Rizki Astalina. (2011).Gambaran Pengetahuan Ibu Menopause Tentang Potensi Seksual.Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes.POLTEKKES kemenkes Surabaya,Jurusan Kebidanan
Rostiana, Triana et al. (2009).Kecemasan pada Wanita yang Mengahadapi Menopause.Jurnal
(26)
pada tanggal 14 Juli 2013
Safitri, Aina. (2009).Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause pada Wanita di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009.Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan
Salbiah.(2003).Konsep Diri.Diakses dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1937
Sari, Husna. (2011). Hubungan Kegiatan Keagamaan dengan Adaptasi Psikososial Wanita Menopause yang Beragama Islam di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal.Skripsi.Fakultas Keperawatan USU Medan diakses dari pada tanggal 25 Oktober 2012
Sarwono, Jonathan. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiadi. (2007).Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sherwood,Lauralee. (2001).Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Edisi 2).Cetakan I. Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne.C,and Brenda G bare. (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8).Cetakan I.Jakarta:EGC
Sugiyarti et al. (2011). Pengaruh Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga terhadap Kecemasan Menghadapi Menopause Dan Ibu Rumah Tangga.Jurnal Penelitian
Psikologi Dan Pendidikan diakses dari http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/JP3B/article/download/276/244
Sulastri & Badriah. (2011).Kajian Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 45-50 Tahun dalam Kesiapan menghadapi perubahan pada masa menopause.Jurnal Penelitian Suara
Forikes.Diakses dari
pada tanggal 12 Juli 2013
pada tanggal 23 November 2012
Tambunan, Erni. (2010).Gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia 40-50 tahun tentang menopause di wilayah kerja puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir.Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Medan
Winkjosastro,Hanifa,.dkk. (2008).Ilmu Kandungan (Edisi 2).Cetakan 6.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wirakusumah, 2004.Tips &Solusi Gizi agar Tetap Sehat, Cantik, dan Bahagia di Masa
Menopause dengan Terapi Estrogen Alami.Jakarta:PT Gramedia Pustska Utama)
Wong. (2009).Buku Ajar Keperawatan Pediatric (Edisi 6).Cetakan I Volume 1.Jakarta:EGC Wulandari et.al. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang menopause dengan
Dukungan Sosial Suami Saat Istri Menghadapi Menopause Di Desa Somagede Kecamatan Somagede Banyumas.Jurnal KESEHATAN MASYARAKAT UAD Vol. 3, No.
(27)
3.Diakses dari
12 Juli 2013
(28)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka ini merupakan
ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti
(Setiadi, 2007). Tujuan dari kerangka penelitian ini untuk memperlihatkan Gambaran Diri Ibu
pada Masa Menopause di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan.
Menopause didefenisikan secara klinis tidak mengalami menstruasi selama satu tahun
yang diawali dengan tidak teraturnya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya
periode menstruasi. Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa subur (Northrup, 2006).
Gambaran diri merupakan fenomena yang terjadi secara kompleks pada ibu menopause
yang muncul dan berubah selama proses pertumbuhan dan perkembangan yang terdiri dari
sifat fisiologis (perubahan fisik), psikologi (nilai dan sikap terhadap tubuh, kemampuan dan
ideal diri) dan sifat sosial tentang citra dirinya atau kaitannya dengan orang lain (Wong,
2009).
Gambaran diri mempengaruhi aspek kesejahteraan sosial, spiritual, fisik dan psikologis
(Brooker, 2009). Adapun komponen gambaran diri yaitu realita, presentasi/penampilan dan
ideal. Gambaran diri tidak hanya bergantung pada respon individu terhadap tubuhnya sendiri,
(29)
kepribadian individu, yang dibentuk oleh sosialisasi, dan menggambarkan penilaian harga
diri. Jika ketiga komponen citra tubuh dalam keadaan seimbang memenuhi harapan personal
dan sosial sehingga memungkinkan keberhasilan presentasi diri maka terdapat hubungan
gambaran diri yang positif. Akan tetapi, jika perubahan salah satu atau lebih komponen maka
gambaran diri yang negatif dapat terjadi (Brooker, 2009).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka konsep penelitian yang dapat dilihat
pada skema di bawah ini :
Konsep diri
- Peran diri - Ideal diri - Identitas diri - Gambaran diri - Harga diri
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Skema 1. Kerangka konseptual gambaran diri ibu pada masa menopause
3.2. Defenisi Operasional
Tabel 1. Defenisi Operasional variabel Penelitian Gambaran diri ibu masa menopause
Negatif Positif
(30)
Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
Gambaran
diri ibu
masa
menopause
Pandangan ibu
tentang perubahan
diri yang dilihat dari
segi fisik dan
psikologis saat
mengalami
menopause
Kuesioner
terdiri dari 20
dengan
pertanyaan
tertutup
0-10 =Negatif
11-20 =Positif
(31)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu mengidentifikasi Gambaran Diri
Ibu pada Masa Menopause di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan. Menurut Setiadi
(2007) bahwa penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.
4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1.Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan
di teliti (Hidayat, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang sudah mengalami masa
menopause di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan. Berdasarkan laporan kunjungan
Puskesmas Polonia Medan yang didapatkan oleh peneliti bahwa data yang diperoleh pada
tahun 2012 sampai bulan Oktober terdapat wanita yang berusia >40 tahun sebanyak 415
orang dan diperkirakan telah mengalami menopause.
4.2.2.Jumlah sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel pada
penelitian ini adalah ibu yang berusia diatas 40 tahun dan telah mengalami menopause di
(32)
Menurut Arikunto (2002) jika jumlah populasi yang kurang dari 100 orang, maka semua
populasi dijadikan sampel. Selanjutnya, jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil
antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 % dari
jumlah populasi. Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 83 orang. Namun karena
keterbatasan waktu dan kendala yang dialami peneliti, maka jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 78 orang.
4.2.3.Teknik Sampling
Teknik sampling diambil oleh penelitian ini adalah accidental sampling yaitu penetapan
sampel dengan mencari subjek atas dasar hal-hal yang dapat memudahkan peneliti
(Notoadmodjo, 2010). Jadi, sampel dalam penelitian ini yaitu ibu berusia di atas 40 tahun
yang telah mengalami menopause dan tersedia di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan
adalah 78 orang. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini, antara lain : Ibu yang berusia di
atas 40 tahun, sudah mengalami menopause selama 1 tahun, bersifat kooperatif dan
komunikatif, bersedia menjadi responden, dapat berbahasa Indonesia dengan baik, bertempat
tinggal di Kecamatan Medan Polonia.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan.
Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan dikarenakan belum pernah
dilakukan penelitian tentang gambaran diri ibu pada masa menopause dan lebih mudah
dijangkau oleh peneliti. Selain itu, di wilayah ini banyak ibu yang sudah mengalami
menopause. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai 7 Juni sampai dengan 5 Juli 2013.
(33)
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan surat permohonan kepada Dekan
Fakultas Keperawatan untuk mendapatkan izin persetujuan penelitian. Setelah itu, peneliti
mengajukan surat permohonan tersebut ke Dinas Kesehatan Medan untuk dirujuk ke
Puskesmas Polonia Medan agar dapat melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas
Polonia Medan. Penelitian ini dilakukan atas dasar pertimbangan etik yaitu memberikan
penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan
penelitian. Apabila bersedia dijadikan responden maka dipersilahkan untuk menandatangani
inform concent, tetapi jika tidak bersedia menjadi responden maka mereka berhak untuk
menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini
tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik fisik maupun
psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden (confidentially), dijaga dengan cara
menuliskan inisial pada instrumen dan hanya menuliskan nomor kode yang digunakan untuk
menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan. Data-data yang diperoleh dari
responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008).
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari data
demografi dan gambaran diri ibu masa menopause dengan berpedoman dari tinjauan pustaka
(34)
Kuesioner data demografi meliputi umur responden, umur saat berhenti haid, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tempat tinggal anak dan jumlah anak.
Kuesioner gambaran diri ibu masa menopause terdiri dari beberapa pertanyaan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi sikap ibu terhadap perubahan perubahan yang terjadi saat
mengalami menopause. Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaannya terdiri dari
pertanyaan positif dan negatif. Pertanyaan positif terdiri dari 10 pertanyaan (nomor
1,2,3,4,8,10,14,15,19,20) dan pertanyaan negatif terdiri dari 10 pertanyaan (nomor
5,6,7,9,11,12,13,16,17,18) dengan jawaban ya atau tidak (dichotomy). Pada pertanyaan
positif, untuk jawaban ya nilainya 1 dan untuk jawaban tidak nilainya 0. Sedangkan
pertanyaan yang negatif untuk jawaban ya nilainya 0 dan untuk jawaban tidak nilainya 1.
Nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 20. Dikategorikan jika skor 0-10 maka
gambaran diri ibu negatif akibat menolak perubahan fisik dan psikologis yang dialami setelah
menopause dan jika skor 11-20 maka gambaran diri ibu positif karena menerima perubahan
secara fisik dan psikologis yang dialami setelah menopause.
Berdasarkan rumus statistik p=rentang kelas
banyak kelas menurut Sudjana (1992) dimana p
merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) sebesar 20
dan banyak kelas dibagi atas 2 kategori kelas untuk gambaran diri (positif dan negatif), maka
akan diperoleh panjang kelas sebesar 10. Dengan menggunakan nilai p, maka gambaran diri
dikategorikan sebagai gambaran diri yang negatif (0-10) dan gambaran diri yang positif
(11-20).
(35)
Uji validitas kuesioner penelitian ini dilakukan dengan validitas isi. Validitas isi sebuah
instrumen adalah validitas yang merujuk sejauh mana instrumen penelitian tersebut memuat
rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu (Setiadi, 2007).
Validitas instrument diuji oleh dua orang dosen yaitu Departemen Jiwa Komunitas dan
Departemen Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji validitas
tidak menggunakan skoring.
4.7. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan sehingga hasil pengukurannya tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya atau lebih terhadap konstruk yang sama
(Notoatmodjo, 2010). Uji Reliabilitas yang digunakan untuk kuesioner gambaran diri
menggunakan rumus Kuder –Richardson (KR-21) karena data yang digunakan adalah
Dichotomy (Arikunto, 2002). Uji reliabilitas dilakukan terhadap 20 responden yang
memenuhi kriteria di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan dengan hasil reliabilitas 0,64
dan termasuk dalam kategori reliabilitas sedang (Setiadi, 2007).
4.8. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data primer, dimana data didapat
dari hasil pengukuran oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Polonia Medan pada tanggal 7 Juni sampai dengan 5 Juli 2013. Adapun tahap-tahap
pengumpulan data dimulai dari meminta surat izin dari Institusi Pendidikan Fakultas
(36)
Dinas Kesehatan Medan dan berlanjut ke Puskesmas Polonia Medan. Setelah mendapat izin
dari pihak Puskesmas, kemudian peneliti melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan mendatangi calon responden dari
rumah ke rumah. Ketika di rumah tersebut terdapat ibu yang sudah berhenti haid maka
peneliti kemudian menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur
pelaksanaan penelitian. Jika sesuai dengan kriteria sampel, peneliti meminta kesediaan calon
responden untuk berpartisipasi. Apabila calon responden setuju maka diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden. Jika responden menolak maka
peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak responden tersebut. Kemudian, peneliti
melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden.
4.9. Analisa Data
Setelah data yang terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui beberapa tahapan,
antara lain tahap pertama editing, yaitu mengecek nomor responden dan kelengkapannya serta
memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu
memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan
analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program
komputer. Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang
telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Langkah selanjutnya pengolahan
(37)
gambaran diri dengan skala nominal. Data demografi dan gambaran diri disajikan dalam
(38)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran
diri ibu pada masa menopause di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan. Penelitian ini telah
dilaksanakan mulai dari tanggal 7 Juni sampai 5 Juli 2013 dengan jumlah responden sebanyak
78 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi
dan data gambaran diri.
5.1.1 Data Demografi Responden
Berdasarkan hasil penelitian, usia responden mayoritas berada pada rentang usia dewasa
madya (41-60 tahun) dengan jumlah 55 (70,5%) yang berhenti haidnya mayoritas pada usia
40-52 tahun (menopause normal) dengan jumlah 61 (78,2%). Responden mayoritas suku Jawa
dengan jumlah 35 (44,9%). Agama mayoritas Islam dengan jumlah 55 (70,5%). Pendidikan
terakhir mayoritas SD dengan jumlah 44 (56,4%) dengan pekerjaan mayoritas lain-lain
(pedagang, penjahit, ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga) dengan jumlah 63
(80,8%). Status perkawinan mayoritas telah menikah dengan jumlah 39 (50%), tempat tinggal
anak paling banyak bersama dan dekat/tetanggaan dengan responden dengan jumlah 18
(23,1%) serta anak responden mayoritas berjumlah lebih kecil atau sama dengan 4 dengan
jumlah 43 (55,1 %).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden yang telah mengalami menopause di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan (n=78)
(39)
Karakteristik Frekuensi Presentase 1. Usia
Dewasa madya 41-60 tahun Dewasa akhir >60 tahun
55 23
70,5 29,5 2. Usia berhenti haid
Menopause dini (< 40 tahun) Menopause normal (40-52 tahun) Menopause lambat (> 52 tahun)
0 61 17 0 78,2 21,8 3. Suku Aceh Batak Jawa Lain-lain 1 27 35 15 1,3 34,6 44,9 19,2 4. Agama Islam Protestan Khatolik Hindu Budha 55 12 6 4 1 70,5 15,4 7,7 5,1 1,3 5. Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 4 44 19 8 3 5,1 56,4 24,4 10,3 3,8 6. Pekerjaan Tidak bekerja PNS Wiraswasta Lain-lain 0 1 14 63 0 1,3 17,9 80,8 7. Status Perkawinan
Tidak menikah Menikah Janda 0 39 39 0 50 50 8. Tempat Tinggal Anak
Bersama orang tua Merantau Dekat/tetanggaan
Bersama orang tua dan merantau Bersama orang tua dan dekat/tetanggaan Merantau dan dekat/tetanggaan
Bersama orang tua, merantau &dekat/tetanggaan 6 4 15 8 18 13 14 7,7 5,1 19,2 10,3 23,1 16,7 17,9
9. Jumlah Anak
≤4 >4 43 35 55,1 44,9
(40)
Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan presentasi
gambaran diri ibu pada masa menopause didapatkan mayoritas responden memiliki gambaran
diri positif dengan jumlah 77 (98,7%). Distribusi frekuensi dan presentasi gambaran diri ibu
pada masa menopause dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan presentasi gambaran diri ibu pada masa menopause
Gambaran diri Frekuensi Presentasi
Positif Negatif
77 1
98,7 1,3
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa proporsi usia berhenti haid responden di
wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan mayoritas pada kelompok 40-52 tahun dengan
jumlah 61 (78,2%). Hal ini sesuai dengan Teori Prawirohardjo (2008) dimana usia terjadinya
menopause berada dalam rentang 40-52 tahun dan termasuk dalam menopause normal.
Sedangkan jika wanita mengalami menopause sebelum umur 40 tahun, maka wanita
mengalami menopause dini dan jika pada usia diatas 52 tahun maka wanita tersebut dikatakan
mengalami menopause terlambat.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa gambaran diri ibu pada masa menopause di
wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan mayoritas gambaran diri positif dengan jumlah 77
(98,7%). Asumsi penulis menyatakan bahwa hal ini terjadi karena ibu menopause mayoritas
berlatarbelakang SD dengan jumlah 44 (56,4%). Penelitian ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa wanita berpendidikan rendah mempunyai reaksi pasif atau jarang
(41)
menopause itu sebagai hal yang tidak dapat dipungkiri (Pusdinakes, 1992). Informasi dapat
mereka peroleh dengan mengunjungi tenaga kesehatan dan berdiskusi dengan teman sebaya.
Memang kenyataannya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang
merubah tingkah lakunya (Desi, 2007 dalam Wulandari et al, 2009).
Keluarga juga merupakan lingkungan yang dapat menjadikan individu merasa aman.
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa adanya pemahaman suami yang sangat besar
(71,8%) dan tempat tinggal anak pun mayoritas bersama dan dekat/tetanggaan dengan mereka
(23,1%). Penelitian oleh Sugiyarti et al (2011) menyatakan bahwa dukungan dan peran positif
dari suami sebagai pasangan hidup dan anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat dapat
memberikan bantuan yang sangat besar dalam mengatasi kecemasan ataupun kekhawatiran
tersendiri ketika menghadapi menopause. Pada saat itu seorang wanita membutuhkan
pengertian atas ketidakstabilan emosi yang dialami dan dukungan positif sehingga mereka
merasa mendapat kepedulian, perlindungan serta rasa aman dari orang-orang disekitarnya.
Kasdu tahun 2002 (dalam Nurmadina, 2010) juga menyatakan bahwa untuk dapat menjalani
menopause dengan baik, seseorang membutuhkan kemauan untuk memandang hidup sebagai
sebuah harapan dan juga dibutuhkan pikiran positif dalam memandang setiap perubahan/
peristiwa yang mereka alami selama menopause. Pikiran sikap positif tersebut dapat muncul
apabila ada dukungan dari orang-orang sekitar termasuk suami sebagai pasangan hidup.
Responden dalam penelitian ini mayoritas lebih percaya diri setelah menopause dengan
jumlah 76 (97,4 %), Asumsi peneliti menyimpulkan bahwa mereka merasa lebih bebas karena
tidak kepikiran haid lagi, memaklumi ketuaan dan juga sudah ada suami, anak-anak dan cucu
yang selalu sayang dan memberi perhatian kepada mereka. Sesuai dengan teori Stein dan
(42)
diberikan keluarga (suami) seperti ungkapan normal, pertanyaan positif, atau bentuk-bentuk
respek lainnya, akan menimbulkan kepercayaan diri pada individu dan mengurangi rasa
bersalah. Dan juga Teori Priest tahun 1994 (dalam Sugiyarti, 2011) menyatakan bahwa
kepercayaan diri menjadi keyakinan individu untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan dalam menghadapi berbagai masalah termasuk, dalam menghadapi masa
pra-menopause wanita.
Selain itu, mayoritas responden (93,6%) merasa senang setelah menopause. Asumsi
peneliti mengatakan bahwa hal ini terjadi karena haid tidak akan merepotkan mereka lagi
karena tidak merasakan capek, nyeri, kotor dan bau dengan kata lain merasa bebas pergi
kemana-mana dan melakukan apa saja. Penelitian oleh Putri (2012) yang menyatakan bahwa
beberapa wanita memandang menopause dengan positif dan menerima perubahan dalam
dirinya, mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus kehidupannya. Mereka
yang berpandangan seperti itu menganggap setelah masa reproduksi berakhir, mereka tidak
direpotkan dengan haid yang datang rutin setiap bulan sehingga tidak mengganggu aktivitas
mereka terutama beribadah. Kondisi seperti inilah menggambarkan individu yang mempunyai
penerimaan diri dan symptom depresi tidak muncul (Burns, 1993 dalam Putri, 2012).
Dalam penelitian ini responden mayoritas beragama Islam (70,5%). Abdullah (2004)
menyatakan bahwa kebanyakan pemeluk agama Islam merasa tenang pada masa menopause
karena lebih leluasa untuk beribadah, sehingga kegiatan ibadah lebih meningkat di usia tua.
Asumsi penulis mengatakan bahwa ibu menopause di daerah kecamatan Medan Polonia ini
memasrahkan kepada Tuhan (sesuai dengan agamanya masing-masing) apa yang terjadi
dalam dirinya ketika menghadapi menopause. Penelitian oleh Sari (2011) mengemukakan
(43)
dikerjakan kecuali dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Menurut Chesler & Barbarin
(1987) dalam Friedmen (1998) kegiatan keagamaan diidentifikasi individu sebagai cara paling
penting dalam mengatasi suatu stressor yang berkaitan dengan proses kesehatan, atau sebagai
metode yang sangat penting dan sangat sering digunakan dalam membantu permasalahan
yang dihadapi seperti halnya permasalahan-permasalahan yang diderita wanita menopause,
serta dukungan spiritual juga membuat mampu mentoleransi ketegangan terhadap perubahan
yang terjadi dalam kehidupan. Ibrahim tahun 2002 (dalam Irmawati, 2003) mengatakan
apabila wanita menopause mampu mengalihkan perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan
ke hal-hal positif dengan cara melakukan berbagai aktivitas yang berguna maka mereka akan
memperoleh kebahagiaan dalam kehidupannya. Ada beberapa wanita pada masa ini justru
menemukan hiburan dengan cara mendekatkan diri dengan agama.
Dari hasil penelitian ini hanya berjumlah satu orang (1,3%) yang memiliki gambaran
diri negatif. Berdasarkan keterangan yang diberikan responden didapat bahwa hal ini terjadi
dikarenakan setelah berhenti haid responden merasa khawatir ketika akan memasuki
menopause, merasa tidak cantik lagi ataupun tidak bugar lagi serta tidak menjadi wanita yang
seutuhnya karena kulitnya sudah keriput dan sudah terlihat jelek. Responden juga mengatakan
bahwa lebih baik haid lagi supaya badannya tetap enak. Penelitian oleh Rostiana et al tahun
2009 menyatakan bahwa masalah fisik yang individu hadapi seperti merasa lebih gemuk dan
mudah lelah, tua keriput dan tidak cantik lagi membuat dirinya takut untuk menghadapi masa
menopause. Sesuai dengan pendapat Fredman dan Di Tomassco (1994), masalah fisik dapat
menyebabkan symptom seperti kelelahan atau depresi yang dapat mempengaruhi ambang
(44)
Lagi pula responden mudah/sering merasa stress akan penyakit diabetes mellitus yang
dideritanya. Dengan kata lain responden kurang bisa mengendalikan perubahan yang terjadi
saat mengalami menopause ini dan merasa lebih semangat dengan hidupnya masa muda dulu.
Hal ini sesuai dengan teori Cytrunbaum (dalam Craig, 1986) mengatakan bahwa pada saat
memasuki menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan internal atau perubahan
secara fisik dan hormonal dan juga mengalami transisi atau krisis dalam kehidupannya, baik
dalam pekerjaan, rumah tangga, hubungan sosial, dan lain-lain yang semuanya itu dapat
(45)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan serta rekomendasi mengenai gambaran
diri ibu pada masa menopause akan diuraikan pada bab ini.
6.1 Kesimpulan
Hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik demografi responden yang diperoleh
dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : usia responden pada rentang dewasa madya
(41-60 tahun), usia berhenti haid responden rata-rata pada umur 46-50 tahun, suku mayoritas
jawa, agama mayoritas islam, pendidikan mayoritas SD, status perkawinan mayoritas
menikah, tempat tinggal anak mayoritas bersama dan dekat/tetanggaan dengan responden
serta jumlah anak mayoritas lebih kecil atau sama dengan empat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran diri ibu pada masa menopause
didasarkan dengan jumlah 20 pertanyaan dengan kategori positif dan negatif sehingga didapat
jumlah responden yang memiki gambaran diri positif sebanyak 98,7 % sedangkan yang
memiliki gambaran diri negatif 1,3 %.
(46)
6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi pendidikan
keperawatan khususnya mata kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas untuk mengidentifikasi
gambaran diri ibu pada masa menopause.
6.2.1 Bagi Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan berupa konselor atau educator bagi ibu menopause agar menumbuhkan
pemahaman yang benar tentang menopause sehingga bisa mengambil sikap yang lebih positif
khususnya masalah menopause.
6.2.2 Bagi penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal bagi peneliti yang ingin
melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan untuk mendapatkan data yang lebih spesifik tentang gambaran diri ibu menopause
(47)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Menopause
2.1.1.Defenisi Menopause
Menopause berasal dari bahasa latin yaitu “mensis” yang berarti bulan dan bahasa
Yunani “pausis” yang artinya berhenti. Jadi, menopause hanya menggambarkan periode
menstruasi terakhir. Usia rata-rata terjadinya menopause alami ialah 51,4 tahun, dengan
rentang umur 35 sampai 60 tahun (Bobak, 2005).
Menurut Pieter (2011) klimakterium menopause adalah periode kritis dalam sistem
hormonal (hormon estrogen tidak dibentuk lagi) ditandai dengan berhentinya haid yang
mempengaruhi masalah psikosomatis. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
Menopause merupakan akhir periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak
diperhitungkan post menopause sampai wanita tersebut telah satu tahun mengalami
amenorrhea. Menopause membuat berakhirnya fase reproduksi pada kehidupan wanita
(Shimp & Smith, 2000 dalam Marga, 2008).
Menurut Dr. Boyke di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun.
Namun, proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah mulai sejak wanita berusia 40
tahun. Masa ini dikenal sebagai masa pra-menopause (Northup, 2006 dalam Safitri, 2009).
Menopause didefenisikan secara klinis sebagai waktu di mana seorang wanita tidak
mengalami menstruasi selama satu tahun, yang diawali dengan tidak teraturnya periode
(48)
dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur (Northrup,
2006).
Pengertian Menopause secara kesimpulan adalah masa di mana seorang wanita tidak
mengalami menstruasi selama satu tahun yang berhubungan dengan kegagalan fungsi
ovarium, selama fungsi reproduktif menurun dan berakhir. Umumnya dapat diambil
rata-ratanya seorang wanita akan mengalami menopause pada usia 40-60 tahun.
2.1.2.Fisiologis Menopause
Sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur yang belum berkembang.
Pada fase prapubertas, yaitu usia 8-12 tahun, mulai timbul aktivitas ringan dan fungsi
endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar 12-13 tahun, umumnya seorang wanita akan
mendapatkan menarche (haid pertama kalinya). Masa ini disebut sebagai pubertas dimana
organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap (Kasdu, 2004). Sekresi
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium aktif akan menginduksi pertumbuhan dan pematangan
saluran reproduksi wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder wanita.
Perubahan pubertas pada wanita yaitu pertumbuhan rambut ketiak dan pubis,
penimbunan lemak di lokasi strategis (misalnya payudara, bokong dan paha) dan munculnya
libido (Sherwood, 2001). Dalam masa pubertas genitalia eksterna dan genitalia interna lambat
laun tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa (Winkjosastro,
2008). Hal ini berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan dimana wanita akan mengalami
kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi
(49)
reproduktif ke periode non-produktif (Kasdu, 2004). Masa pramenopause, menopause dan
pascamenopause dikenal sebagai masa klimakterium (Winkjosastro, 2008).
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon
gonadotropin. Kadar hormon akhir ini tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah
menopause, kemudian menurun. Tingginya kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh
berkurangnya produksi estrogen, sehingga narrative feedback terhadap produksi gonadotropin
berkurang. Wanita dalam masa klimakterium mengalami perubahan-perubahan tertentu yang
dapat menimbulkan gangguan-gangguan ringan atau kadang-kadang berat. Gambaran klinis
dari defisiensi estrogen dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan
somatik dan gangguan siklus haid (Winkjosastro, 2008).
2.1.3. Gejala Menopause
1. Gejala Fisik menopause
Adapun gejala-gejala fisik yang terjadi pada masa menopause yaitu terdapatnya
gangguan neurovegetatif dan gangguan organik infark miokard. Gangguan neurovegetatif
(vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup gejolak panas (hot flushes), keringat malam
hari yang banyak, merasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang
fluktuatif, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi, gangguan usus (meteorismus).
Sedangkan gangguan organik infark miokard (gangguan sirkulasi), atero-sklerosis
(hiperkolesterolemia), osteoporosis, nyeri tulang, gangguan kemih (disuria), nyeri senggama
(dispareunia), kulit yang menipis, gangguan kardiovaskular (Pieter, 2011).
Pada masa pascamenopause ovarium sebagai penghasil utama estradiol (estrogen) sudah
(50)
hormon ini akan mengganggu pusat lapar dan kenyang di otak yang menyebabkan nafsu
makan meningkat sehingga terjadi kenaikan berat badan ataupun obesitas. Selain itu, juga
terjadi penurunan kadar serotonin (salah satu bentuk neurotransmitter) sebagai akibat jumlah
estrogen yang minim. Serotonin berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang,
sehingga bila jumlahnya menurun akan mudah depresi dan sulit tidur (Sugiyarti et al, 2011).
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada
kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat dimalam hari, wajah memerah dan
perubahan yang lain (Nugroho, 1995 dalam Safitri, 2009).
2. Gejala Psikologis Menopause
Wanita banyak yang mengeluh dengan masalah psikologis saat menopause, tetapi sulit
untuk menentukan apakah masalah ini timbul akibat defisiensi estrogen atau merupakan
faktor sekunder akibat gejala lain seperti flush dan keringat malam (Andrews, 2010). Episode
keringat malam yang berkepanjangan dapat mengakibatkan gangguan pola tidur yang
akhirnya menyebabkan gangguan konsentrasi, ingatan kurang baik, perubahan alam perasaan
bahkan gejala fisik seperti sakit kepala dan kelemahan. Gangguan psikologis minor sering
muncul sebelum menstruasi terakhir dan tampak memiliki korelasi dengan kadar estrogen
yang berfluktuasi. Gejala ini meliputi kehilangan rasa percaya diri, perubahan alam perasaan
(depresi), keletihan, perasaan tidak berharga, sering lupa dan kesulitan membuat keputusan
(Ballinger, 1975;Montgomery dan Studd, 1991 dalam Andrews, 2010).
2.2. Konsep Diri
Konsep diri mencakup semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
(51)
Stuart and Sundeen (1991) mengemukakan ada 5 komponen konsep diri yaitu peran diri,
identitas diri, harga diri, ideal diri dan gambaran diri.
2.2.1. Peran diri
Peran diri mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima keluarga,
komunitas, dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi.
Seorang dewasa lebih memperhatikan perilaku aktual yang sesuai dengan peran ketimbang
mempelajari nilai dasar yang terdapat dalam peran dan diharapkan untuk membedakan antara
harapan peran ideal dengan kemungkinan realistik.
2.2.2. Identitas diri
Identitas diri mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi
dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Pencapaian identitas diperlukan
untuk hubungan yang intim karena identitas seseorang diekspresikan dalam berhubungan
dengan orang lain.
2.2.3. Harga diri
Harga diri berkaitan dengan evaluasi individual terhadap keefektifan di sekolah atau
tempat bekerja, di dalam keluarga, dan lingkungan sosial. Keefektifan diri berkaitan erat
dengan ide harga diri (misalnya. penilaian diri tentang kompetensi seseorang dalam
melakukan berbagai tugas).
(52)
Ideal diri terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang dianggap ideal dan
diupayakan untuk dicapai. Ideal diri berawal dalam tahun prasekolah dan berkembang
sepanjang hidup karena dipengaruhi oleh norma masyarakat dan harapan serta tuntutan orang
tua dan orang terdekat.
2.2.5.Gambaran diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.
Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan
potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Stuart dan Sundeen, 1991 dalam Keliat, 1994).
Potter & Perry (2005) mendefenisikan gambaran diri sebagai persepsi seseorang
mencakup perasaan dan sikap tentang tubuh baik secara internal maupun eksternal yang
dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh persepsi
dari pandangan orang lain.
Gambaran diri adalah fenomena yang kompleks yang muncul dan berubah selama
proses pertumbuhan dan perkembangan yang terdiri atas sifat fisiologis (persepsi tentang
karakteristik fisik seseorang), psikologi (nilai dan sikap terhadap tubuh, kemampuan dan ideal
diri), dan sifat sosial tentang citra diri seseorang atau diri sendiri dalam kaitannya dengan
orang lain (Wong, 2009).
Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri
mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistik
terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga
terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Individu yang stabil, realistis dan
(53)
realisasi yang akan memacu sukses di dalam kehidupan. Persepsi dan pengalaman individu
dapat merupakan gambaran diri secara dinamis (Keliat,1994).
Penurunan produksi hormon pada wanita yang biasanya disebut menopause seringkali
mempengaruhi konsep diri seksual, gambaran diri dan identitas seksual individu.
2.2.5.1.Komponen Gambaran Diri
Gambaran diri mempengaruhi aspek kesejahteraan sosial, spiritual, fisik dan psikologis
(Brooker, 2009). Adapun komponen gambaran diri yaitu realita, presentasi/penampilan dan
ideal. Realita berkaitan dengan kenyataannya tinggi atau pendek, gemuk atau kurus, gelap
atau terang. Realita bukan merupakan keadaan yang konstan tetapi bergantung pada usia dan
perubahan fisik. Presentasi atau penampilan berkaitan dengan pakaian atau mode dimana
terdapatnya kontrol fungsi, pergerakan dan sikap tubuh dan bagaimana orang lain
mempersepsikan seseorang. Ideal berkaitan dengan bagaimana tubuh harus terlihat dan
bersikap yang ditentukan secara budaya dalam mencakup bentuk, ukuran, proporsi, bau, dan
wangi dan merupakan norma perorangan untuk ruang personal (Price, 1990 dalam Brooker,
2009).
Gambaran diri tidak hanya bergantung pada respon individu terhadap tubuhnya sendiri,
tetapi juga penampilan, sikap dan respon orang lain. Gambaran diri menjadi pusat
kepercayaan diri individu, motivasi, dan sensasi pencapaian individu. Gambaran diri
(54)
penilaian harga diri. Jika ketiga komponen gambaran diri dalam keadaan seimbang memenuhi
harapan personal dan sosial sehingga memungkinkan keberhasilan presentasi diri maka
terdapat hubungan gambaran diri yang positif. Akan tetapi, jika perubahan salah satu atau
lebih komponen maka gambaran diri yang negatif dapat terjadi (Brooker, 2009).
2.2.5.2.Stressor dan Gangguan gambaran diri
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan
memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam
kehidupan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang yang dapat
mengganggu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa operasi, kegagalan
fungsi tubuh, waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh (misalnya pada klien
gangguan jiwa, klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh yang sangat berbeda
dengan kenyataan), perubahan tubuh yang berkaitan dengan tumbuh kembang di mana
seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia, umpan
balik interpersonal yang negatif yang ditandai dengan adanya tanggapan yang tidak baik
(berupa celaan, makian,) sehingga dapat membuat orang menarik diri, standar sosial budaya
yang berkaitan dengan sosio budaya yang berbeda dengan keterbatasan serta keterbelakangan
dari budaya tersebut yang dapat membuat timbulnya perasaan minder.
Beberapa gangguan diri tersebut dapat menunjukkan respon yang adaptif dan
maladaptif. Tanda dan gejala seperti syok psikologis, menarik diri, penerimaan dan
(55)
maladaptif jika tampak gejala dan tanda-tanda secara menetap sehingga terjadi gangguan
gambaran diri seperti menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah, tidak
dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh, mengurangi kontak sosial sehingga
terjadi menarik diri, perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh, preokupasi dengan
bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan
ketakutan ditolak, depersonalisasi, dan menolak penjelasan tentang gambaran tubuh (Salbiah,
2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Marga tahun 2008 bahwa ada hubungan yang bermakna
antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan pada ibu Menopause yang berarti bahwa
semakin menerima gambaran diri maka tingkat kecemasan berkurang. Hasil penelitian yang
didapatkannya terdapat 18 responden (56,3%) memiliki tingkat kecemasan ringan diikuti
dengan tidak ada kecemasan sekitar 9 responden (28,1%) dan kecemasan sedang ada 5
responden (25,6%). Setiap perempuan yang memasuki masa menopause sering kali merasa
cemas. kecemasan pada wanita menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang
cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat semangat/dukungan dari orang-orang di
sekitarnya. Namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya
telah memberikan dukungan. Akan tetapi banyak juga wanita menopause yang tidak
mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Kecemasan itu berupa ketakutan
akan hilangnya kemampuan untuk bereproduksi, menurunnya penampilan sebagai seorang
wanita akibat ketakutan pada kulitnya dan yang paling tidak menguntungkan bila sudah
(56)
2.3 Gambaran diri pada ibu menopause
Menurut Smelzter (2002) menopause digambarkan sebagai penghentian fisiologis haid
berhubungan dengan kegagalan fungsi ovarium, selama fungsi reproduktif menurun dan
berakhir. Menopause berhubungan dengan atropi beberapa jaringan payudara dan organ-organ
genital, kehilangan densitas tulang, serta perubahan vascular. selain itu, termasuk juga rasa
panas atau keringat malam yang dapat mengganggu pola tidur, adanya rasa tidak nyaman dan
malu, penambahan berat badan dan lain-lain. Kehilangan kapasitas reproduktif dapat berarti
kekecewaan pada beberapa wanita dan kelegaan bagi wanita lainnya. Bagi wanita dengan
keluarga yang sedang berkembang dan menganut nilai-nilai tradisional, menopause dapat
mengakibatkan konfusi peran untuk merasakan kebebasan seksual dan personal. Situasi
individual mempengaruhi respons dari setiap wanita dan harus dipertimbangkan.
2.4 Peran Perawat terkait Gambaran Diri
Gambaran diri merupakan salah satu bagian dari konsep diri. Konsep diri dan persepsi
tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan
tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri (Potter & Perry, 2005).
Konsep diri yang positif penting untuk kesehatan mental dan fisik individu. Individu yang
memiliki konsep diri yang lebih positif lebih mampu mengembangkan dan mempertahankan
hubungan interpersonal dan lebih tahan terhadap penyakit psikologis dan fisik. Individu yang
memiliki konsep diri yang kuat seharusnya lebih mampu menerima atau beradaptasi dengan
perubahan yang mungkin terjadi sepanjang hidupnya. Selain mengidentifikasi konsep diri
individu yang negatif, perawat juga bertanggung jawab mengidentifikasi kemungkinan
(57)
positif tentang dirinya. Individu yang memiliki konsep diri yang buruk dapat mengungkapkan
perasaan tidak berharga, tidak menyukai diri sendiri, atau bahkan membenci diri sendiri, yang
dapat diproyeksikan kepada orang lain. Individu tersebut juga dapat merasa sedih atau putus
asa dan dapat menyatakan tidak memiliki energi bahkan untuk melakukan tugas yang paling
sederhana sekalipun.
Tujuan dari dilakukannya tindakan keperawatan bagi klien dengan perubahan gambaran
diri adalah yaitu meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta klien
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan gambaran diri,
menerima perasaan dan pikirannya, menetapkan masalah yang dihadapi, mengidentifikasi
kemampuan koping dan sumber pendukung lain dan melakukan tindakan yang dapat
mengembalikan integritas diri (Keliat, 1998).
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu pertama sekali membina hubungan
perawat-klien yang terapeutik dengan saling percaya untuk program pendidikan, dukungan,
konseling dan rujukan; kedua memberikan pendidikan kesehatan yang disiapkan untuk fase
awal klien dalam menghadapi perubahan citra tubuh yang sangat perlu dilakukan untuk
mendukung eksplorasi klien yang dapat menguatkan konsep diri klien, mengurangi ansietas
dan menunjukkan bahwa klien mempunyai kontrol; ketiga dorong klien untuk merawat diri
dan berperan serta dalam proses keperawatan yang akan mempercepat proses penerimaan
terhadap perubahan tubuh yang dialami; keempat tingkatkan peran serta kelompok sesama
klien. Anggota kelompok klien dengan masalah yang sama dapat memberi dukungan bahwa
apa yang dirasakan klien adalah normal dan ada jalan keluarnya; kelima tingkatkan dukungan
(58)
harus mencari bantuan dari professional lain seperti perawat kesehatan mental atau merujuk
(59)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menopause merupakan hal yang terjadi secara alami sebagai siklus kehidupan yang
harus dijalani oleh wanita ketika akan memasuki usia tua. Untuk sebagian wanita, menjadi tua
sering kali menjadi momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari
pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi
tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Sehingga munculnya rasa
kekhawatiran seperti itu menyebabkan mereka sangat sulit untuk menjalani masa ini (Kasdu,
2002).
Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memberikan respon terhadap
hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga pematangan sel telur berhenti secara teratur. Keadaan ini
menurunkan kadar estrogen dan progesteron (dua hormon wanita yang diproduksi oleh
ovarium). Penurunan kadar hormon ini menyebabkan gejala-gejala menopause (Women’s
Health Concern, 2007 dalam Marga, 2008). Menopause terjadi dalam masa klimakterium,
sebuah masa dimana terjadi peralihan dari fase reproduktif ke fase non-reproduktif (Diputra,
2006 dalam Safitri, 2009).
Menopause biasanya di alami seorang wanita antara usia 40 tahun sampai 60 tahun,
rata-rata dimulai pada usia 51 tahun (Brashers, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh
Anggraini pada tahun 2001 dengan jumlah sampel 60 orang didapatkan terjadinya menopause
pada usia 36-39 tahun (3,33%), 40-43 tahun (8,33%), 44-47 tahun (5%), 48-51 tahun
(60)
bahwa wanita yang mengalami menarche pada usia 14-16 tahun dan mengalami menopause
pada usia 48-51 tahun sebesar 31,67 %.
Pada tahun 2030, jumlah wanita di dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan
mencapai 1,2 milyar orang. Menurut proyeksi badan pusat statistik, jumlah penduduk wanita
di Indonesia tahun 2025 diperkirakan ada 60 juta wanita menopause. Namun, sekarang ini
masih banyak wanita yang belum siap menerima perubahan-perubahan pada masa
menopause, hal ini dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80 %
wanita Eropa, 60 % di Amerika, 57 % di Malaysia, 18 % di Cina dan 10 % di Jepang dan
Indonesia (Sulastri & Badriah, 2011). Menurut BPS tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah
Sumatera utara tahun 2010 adalah 12.982.204 jiwa. Jumlah penduduk wanita tahun 2010 yaitu
sebanyak 6.498.850 jiwa sedangkan laki-laki sebanyak 6.483.354 jiwa. Jumlah penduduk
tahun 2010 yang berusia 45-59 tahun yaitu 1.718.267 jiwa dengan berjenis kelamin wanita
sebanyak 870.887 jiwa.
Dengan bertambahnya populasi perempuan berusia lebih 50 tahun, berarti bertambah
tahun akan makin banyak perempuan yang akan melewati fase menopause di dalam
kehidupannya dan harus dipikirkan untuk bisa melalui sebuah kualitas kehidupan yang
berkualitas dan bermakna. Selain itu perempuan yang berusia lima puluhan itu termasuk
kelompok yang bekerja sendiri atau menjadi professional. Biasanya sudah termasuk manager
puncak yang memerlukan stamina tinggi untuk menjalani pekerjaannya. Ketidakpahaman
suami terhadap proses alamiah yang sedang dialami istrinya bisa jadi menimbulkan gejolak di
dalam hubungan suami istri. Keluhan-keluhan yang muncul mungkin mendorong seseorang
perempuan usia lima puluhan datang pada seorang dokter ahli penyakit dalam, psikiater, atau
(61)
Wanita dalam usia klimakterik sekitar 40-85 % mempunyai keluhan, baik keluhan fisik
maupun psikologis. Beberapa wanita mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus
dengan sedikit ketidaknyamanan fisik. Sedangkan beberapa wanita lain mengalami banyak
gejala yang tidak nyaman atau reaksi fisik negatif (Manuaba, 2001;Nirmala, 2003;dalam
Tambunan, 2010).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh RSU Cipto Mangunkusumo pada tahun
2001 menunjukkan bahwa permasalahan fisik yang disebabkan adalah 86% wanita
mengalami masalah libido, 31 % orgasme, 21% aurosal dan 21 % gangguan nyeri saat
bersenggama (Rijanto, 2011).
Keluhan psikologis yang terjadi seperti menurunnya kemampuan berpikir dan ingatan
sehingga menimbulkan pikun, gangguan berupa rasa takut bila disebut tua dan tidak menarik,
sukar tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan
spontan, keinginan seks menurun, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Rasa
takut kehilangan suami, anak dan ditinggalkan sendiri. Situasi demikian dapat diperkirakan
individu belum siap untuk menghadapi menopause (Manuaba, 1999). Ketika seorang
memasuki menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang
dapat terjadi secara tiba–tiba disekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher, dan dada bagian
atas. Kadang–kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening,
kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1993 dalam Safitri,
2009).
Perubahan yang muncul saat menopause seringkali mempengaruhi konsep diri seksual,
(62)
gabungan dari sikap, kesadaran dan ketidaksadaran, yang dimiliki seseorang terhadap
tubuhnya. Gambaran diri dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep
diri. Perubahan hormonal terjadi selama masa remaja dan pada akhir tahun kehidupan juga
mempengaruhi gambaran diri (misalnya menopause selama masa dewasa tengah). Penuaan
mencakup penurunan ketajaman penglihatan, pendengaran, dan mobilitas; perubahan ini dapat
mempengaruhi gambaran diri (Potter & Perry, 2005).
Seseorang dengan perubahan gambaran diri seperti mereka yang mengalami perubahan
pada wajah sering merasa ditolak dan terasing. Perasaan tidak berdaya dan isolasi sosial juga
sering didasarkan pada realitas yaitu individu merasa takut dan malu serta merasa bersalah
karena mengalami perubahan diri sehingga menghindari kontak mata dengan orang lain
(Potter & Perry, 2005). Secara psikologis, menopause merupakan masa yang dapat
menimbulkan ansietas, terutama apabila kemampuan untuk mengandung merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari konsep diri seorang wanita (Kozier, 2011).
Berdasarkan laporan kunjungan Puskesmas Polonia Medan dari survei awal yang
didapatkan oleh peneliti tanggal 13-14 November 2012 bahwa data yang diperoleh pada tahun
2012 sampai bulan Oktober terdapat wanita yang berusia >40 tahun sebanyak 415 orang dan
diperkirakan telah mengalami menopause.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengidentifikasi “Gambaran diri Ibu pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
(63)
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Diri Ibu pada Masa Menopause di wilayah
kerja Puskesmas Polonia Medan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi Gambaran Diri Ibu
pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat untuk
perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan Maternitas.
1.4.2. Bagi Praktek Keperawatan
Memberikan informasi tambahan bagi perawat mengenai gambaran diri ibu pada masa
menopause sehingga dapat memberi asuhan keperawatan dengan tepat.
(64)
Memberikan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
gambaran diri ibu masa menopause.
(65)
Title : A Mother’s Self-Image During Menopause Period In The Working Area Of Polonia Puskesmas, Medan
Name : Maruli Sirait
Std. ID Number : 091101030
Study Program : Nursing
Academic Year : 2013
Abstract
Self image is someone’s, particularly a woman’s attitude, either consciously or unconsciously, toward her body which includes the perception and feeling about measurement and shape, function, appearance, and potential of her body now and in the past. Positive self-image occurs when she accepts the changes which occur during menopause period, while negative self-image is caused by the rejection of the changes with occur during menopause period so that she feels that she is rejected, alienated, helpless, and socially isolated. The objective of the study was to identify a mother’s self-image during menopause in the Working area of Polonia Puskesmas, Medan, with descriptive design. The data were gathered from June 7 to July 5, 2013. The samples comprised 78 mothers above 40 years old who had experienced menopause, taken by using accidental sampling technique. The instruments of the study were 20 questionnaires which comprised ten positive questions and ten negative questions. The instruments of reliability test, given to 20 respondents who had fulfilled the criteria in the Working area of Polonia Puskesmas, Medan, using KR-21 formula, indicated 0.64 (moderate reliability). The result of the study showed that almost all respondents had positive self-images (98,7 %).
(66)
Judul : Gambaran Diri Ibu pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
Nama : Maruli Sirait
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Nim : 091101030
Tahun : 2013
ABSTRAK
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar yang mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri positif terjadi jika menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause sedangkan gambaran diri negatif diakibatkan karena menolak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause sehingga merasa ditolak, terasing, tidak berdaya dan isolasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran diri ibu pada masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan tanggal 7 Juni sampai dengan 5 Juli 2013 yang melibatkan 78 orang ibu yang berusia 40 tahun ke atas dan telah mengalami menopause dengan metode pengambilan sampel
accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari 20 pertanyaan
dimana 10 pertanyaan positif dan 10 pertanyaan negatif. Uji reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 20 responden yang memenuhi kriteria di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan menggunakan rumus KR-21 adalah 0,64 (reliabilitas sedang). Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden memiliki gambaran diri positif (98,7%).
(67)
GAMBARAN DIRI IBU PADA MASA MENOPAUSE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLONIA MEDAN
SKRIPSI
OLEH
MARULI SIRAIT
091101030
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(68)
Title : A Mother’s Self-Image During Menopause Period In The Working Area Of Polonia Puskesmas, Medan
Name : Maruli Sirait
Std. ID Number : 091101030
Study Program : Nursing
Academic Year : 2013
Abstract
Self image is someone’s, particularly a woman’s attitude, either consciously or unconsciously, toward her body which includes the perception and feeling about measurement and shape, function, appearance, and potential of her body now and in the past. Positive self-image occurs when she accepts the changes which occur during menopause period, while negative self-image is caused by the rejection of the changes with occur during menopause period so that she feels that she is rejected, alienated, helpless, and socially isolated. The objective of the study was to identify a mother’s self-image during menopause in the Working area of Polonia Puskesmas, Medan, with descriptive design. The data were gathered from June 7 to July 5, 2013. The samples comprised 78 mothers above 40 years old who had experienced menopause, taken by using accidental sampling technique. The instruments of the study were 20 questionnaires which comprised ten positive questions and ten negative questions. The instruments of reliability test, given to 20 respondents who had fulfilled the criteria in the Working area of Polonia Puskesmas, Medan, using KR-21 formula, indicated 0.64 (moderate reliability). The result of the study showed that almost all respondents had positive self-images (98,7 %).
(69)
Judul : Gambaran Diri Ibu pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan
Nama : Maruli Sirait
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Nim : 091101030
Tahun : 2013
ABSTRAK
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar yang mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri positif terjadi jika menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause sedangkan gambaran diri negatif diakibatkan karena menolak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause sehingga merasa ditolak, terasing, tidak berdaya dan isolasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran diri ibu pada masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan tanggal 7 Juni sampai dengan 5 Juli 2013 yang melibatkan 78 orang ibu yang berusia 40 tahun ke atas dan telah mengalami menopause dengan metode pengambilan sampel
accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari 20 pertanyaan
dimana 10 pertanyaan positif dan 10 pertanyaan negatif. Uji reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 20 responden yang memenuhi kriteria di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan menggunakan rumus KR-21 adalah 0,64 (reliabilitas sedang). Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden memiliki gambaran diri positif (98,7%).
(70)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Gambaran Diri Ibu pada Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan”
yang merupakan salah satu syarat bagi penulis menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumater
Utara
2. Erniyati, S.Kp., MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dalam
penyusunan skripsi saya
3. Pihak Puskesmas Polonia Medan yang telah memberikan izin dan membantu dalam
proses pengambilan data pada saat penelitian.
4. Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan
waktu untuk membimbing, memberikan arahan, ilmu dan saran yang berharga dalam
penyusunan skripsi ini
5. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan saran dalam penyusunan skripsi saya
6. Roxana Devi Tumanggor, M.Nurs dan Nur Asiah, S.Kp., Ns selaku Dosen yang telah
(71)
7. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah
banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf non-akademik yang
membantu memfasilitasi secara administratif
8. Teristimewa kepada Ayahanda M.Sirait dan Ibunda R.Sitorus tercinta yang selalu
mendoakan, menyayangiku, dan memberikan dukungan baik moril maupun materil,
serta senantiasa memberikan yang terbaik untukku. Terimakasih juga kuucapkan untuk
abang-abangku (Manongam, Marton, Marjasa) dan kakak-kakakku (Maslina, Marista,
Marini) yang telah memotivasiku dalam penyelesaian skripsi ini
9. Terima kasih buat teman KTB ku (Kelompok Tumbuh Bersama) yang saya sayangi
(Kak Meylona Zendrato, Kak Corry Siahaan, Junita Laura Simangunsong, Siska
Riantiarni Tarigan, dan Riska Liani Hutagalung), Kelompok Kecilku (Asnita, Hana,
Indah, Ranafika Dan Aster), sahabat-sahabatku (Dian, Novia, Aggrey, Melva, Mariana,
Imelda, Erica, Friska dan Susi) yang memberikan semangat, doa, serta kebersamaan
dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Teman-teman Fakultas Keperawatan Stambuk 2009 (Delfitra, Heppy, Dewinta, dan
Martha) yang telah memberikan dukungan dan doa
11. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu yang telah
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung penulis. Penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
(72)
Medan, Juli 2013
(73)
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Abstrak ... iv
Prakata ... v
Daftar isi ... vii
Daftar tabel ... viii
Daftar skema ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Pertanyaan penelitian ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Menopause ... 7
2.2 Gambaran diri ... 11
2.3 Peran perawat terkait gambaran diri ... 15
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 18
3.1 Kerangka Konseptual ... 18
3.2 Definisi Operasional ... 20
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 21
4.1 Desain Penelitian ... 21
4.2 Populasi dan sampel ... 21
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
4.4 Pertimbangan Etik ... 23
(74)
4.6 Uji Validitas ... 25
4.7 Uji Reliabilitas ... 25
4.8 Pengumpulan Data ... 26
4.9 Analisa Data ... 26
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
5.1 Hasil Penelitian ... 28
5.2 Pembahasan ... 30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
6.1 Kesimpulan ... 36
6.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian
3. Surat Validasi 4. Surat Reliabilitas
5. Hasil (Master data) Penelitian 6. Surat izin Penelitian
7. Surat selesai Penelitian 8. Taksasi Dana
(75)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Definisi Operasional ... 20 Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
yang telah Mengalami Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan ... 29 Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi dan presentasi gambaran diri ibu
(76)
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Kerangka konseptual gambaran diri ibu pada masa menopause……… 19
(1)
7. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf non-akademik yang membantu memfasilitasi secara administratif
8. Teristimewa kepada Ayahanda M.Sirait dan Ibunda R.Sitorus tercinta yang selalu mendoakan, menyayangiku, dan memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta senantiasa memberikan yang terbaik untukku. Terimakasih juga kuucapkan untuk abang-abangku (Manongam, Marton, Marjasa) dan kakak-kakakku (Maslina, Marista, Marini) yang telah memotivasiku dalam penyelesaian skripsi ini
9. Terima kasih buat teman KTB ku (Kelompok Tumbuh Bersama) yang saya sayangi (Kak Meylona Zendrato, Kak Corry Siahaan, Junita Laura Simangunsong, Siska Riantiarni Tarigan, dan Riska Liani Hutagalung), Kelompok Kecilku (Asnita, Hana, Indah, Ranafika Dan Aster), sahabat-sahabatku (Dian, Novia, Aggrey, Melva, Mariana, Imelda, Erica, Friska dan Susi) yang memberikan semangat, doa, serta kebersamaan dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Teman-teman Fakultas Keperawatan Stambuk 2009 (Delfitra, Heppy, Dewinta, dan Martha) yang telah memberikan dukungan dan doa
11. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis. Penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
(2)
Medan, Juli 2013
(3)
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Abstrak ... iv
Prakata ... v
Daftar isi ... vii
Daftar tabel ... viii
Daftar skema ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Pertanyaan penelitian ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Menopause ... 7
2.2 Gambaran diri ... 11
2.3 Peran perawat terkait gambaran diri ... 15
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 18
3.1 Kerangka Konseptual ... 18
3.2 Definisi Operasional ... 20
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 21
4.1 Desain Penelitian ... 21
4.2 Populasi dan sampel ... 21
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
(4)
4.6 Uji Validitas ... 25
4.7 Uji Reliabilitas ... 25
4.8 Pengumpulan Data ... 26
4.9 Analisa Data ... 26
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
5.1 Hasil Penelitian ... 28
5.2 Pembahasan ... 30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
6.1 Kesimpulan ... 36
6.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian
3. Surat Validasi 4. Surat Reliabilitas
5. Hasil (Master data) Penelitian 6. Surat izin Penelitian
7. Surat selesai Penelitian 8. Taksasi Dana
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Definisi Operasional ... 20 Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
yang telah Mengalami Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan ... 29 Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi dan presentasi gambaran diri ibu
(6)
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Kerangka konseptual gambaran diri ibu pada masa menopause……… 19