Analisis Regresi Linear Sederhana Tabel 4.8 Pengujian Koefisien Determinan R² Uji F Uji Secara SerempakSimultan

62 27. Untuk penilaian pertanyaan ke dua puluh tujuh pada variabel jiwa kewirausahaandiperoleh 9.9 sebanyak 20 orang memilih ragu-ragu, 47 sebanyak 95 orang memilih setuju, 43.1 sebanyak 87 orang memilih sangat setuju dengan rata – rata sebesar 4,33. Hal ini berarti responden sangat setuju bahwa responden berusaha menghasilkan karya yang murni dari diri saya sendiri. 28. Untuk penilaian pertanyaan kedua puluh delapan pada variabel jiwa kewirausahaandiperoleh 3.5 sebanyak 7 orang memilih ragu-ragu, 33.2 sebanyak 67 orang memilih setuju, 63.4 sebanyak 128 orang memilih sangat setuju dengan rata – rata sebesar 4,59. Hal ini berarti responden sangat setuju bahwa responden menyukai perubahan. 29. Untuk penilaian pertanyaan dua puluh sembilan pada variabel jiwa kewirausahaandiperoleh 7.4 dengan 15 orang memilih tidak setuju, 8.4 sebanyak 17 orang memilih ragu-ragu, 37.6 sebanyak 76 orang memilih setuju, 46.5 sebanyak 94 orang memilih sangat setuju dengan rata – rata sebesar 4,23. Hal ini berarti responden sangat setuju bahwa responden ingin tampil beda dengan yang lain.

4.2.10 Analisis Regresi Linear Sederhana Tabel 4.8

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 72.571 6.621 10.962 .000 KeahlianManajemen .546 .071 .478 7.688 .000 Sumber: Hasil Pengelolahan Kuesioner Menggunakan SPSS Agustus, 2015 63 a Dependent Variable: JiwaKewirausahaan Pada Tabel 4.8 maka dapat diperolehmodel persamaan regresi linear sederhanasebagai berikut: Y = α +β X Y = 72,571 + 0,546 X

4.2.11 Pengujian Koefisien Determinan R²

Koefisien detreminan R² pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat.Koefisien determinan berkisar antara 0 sampai dengan 1, 0 ≤ �² ≤ 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan berlaku sebalikya jika semakin kecil R² mendekati nol, maka semakin kecil pengaruh variabel indepeden terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Koefisien Determinan R² Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .478a .228 .224 6.38828 Sumber: Hasil Pengelolahan Kuesioner Menggunakan SPSS Agustus, 2015 a Predictors: Constant, KeahlianManajemen 64 Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai R = 0,478 berarti hubungan antarakeahlian manajemen dalam membentuk jiwa kewirausahaan pengurus organisasi sebesar 65,8 yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. R Square sebesar 0,228 berarti 22,8 faktor-faktor yang membentuk jiwa kewirausahaan pengurus organisasi dapat dijelaskan oleh keahlian manajemen sedangkan sisanya 77,2 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.2.12 Uji F Uji Secara SerempakSimultan

Uji F uji serempaksimultan dilakukan untuk melihat secara bersama- sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel independenterhadap variabel dependen.Kriteria pengujiannya adalah: a. H 0 : b 1 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen. b. H a : b1 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan dari variabel independen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: a. H o diterima jika F hitung F tabel pada � = 5 b. H a diterima jika F hitung F tabel pada � = 5 Hasil pengujiannya adalah : Tingkat kesalahan � = 5 dan derajat kebebasan df = n-k ; k-1 Derajat kebebasan pembilang : k – 1 = 2 – 1 = 1 Derajat kebebasan penyebut : n – k = 202 – 2 = 200 65 Maka : � ����� 0,05 1;200 = 3,888 Nilai � ℎ����� untuk variabel yang diperoleh dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Uji F Uji Secara SerempakSimultan ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2412.017 1 2412.017 59.103 .000a Residual 8162.027 200 40.810 Total 10574.045 201 Sumber: Hasil Pengelolahan Kuesioner Menggunakan SPSS Agustus, 2015 a Predictors: Constant, KeahlianManajemen b Dependent Variable: JiwaKewirausahaan Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai F hitung 59,103 F tabel 3,888 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independenkeahlian manajemen secara serentak berpengaruhsignifikan terhadap variabel dependen jiwa kewirausahaan. 4.3Pembahasan Penelitian ini bertujuan menganalisis tentang keahlian manajemendapat membentuk jiwa kewirausahaan pengurus organisasiHMI tingkat Komisariat di kota Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan metode statisitik, pada metode deskriptif diperoleh informasi dari responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden yaitu usia, fakultas, pekerjaan orang tua, lama berorganisasi, dan jabatan organisasi. 66 Sedangkan pada metode statistik pengolahan data dilakukan dengan program SPSS. Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai R = 0,478 berarti hubungan antarakeahlian manajemen dalam membentuk jiwa kewirausahaan pengurus organisasisebesar 47,8 yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. R Square sebesar 0,228 berarti 22,8 faktor-faktor yang membentuk jiwa kewirausahaan pengurus organisasi dapat dijelaskan oleh keahlian manajemen sedangkan sisanya 77,2 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini, seperti motivasi, mental kewirausahaan, strategi pengembangan, faktor pribadi seperti latar belakang pendidikan, faktor lingkungan seperti pekerjaan orang tua, dan demografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian manajemen berpengaruh signifikan terhadap jiwa kewirausahaan pengurus organisasi komisariat Himpunan Mahasiswa Islam dengan nilai 59,103 dan tingakt signifikan sebesar 0,000.Artinya variabel ini memiliki pengaruh terhadap pembentukkan jiwa kewirausahaan pengurus organisasi komisariat Himpunan Mahasiswa Islam, yang dapat dilihat dari pengaruh serempaksimultan Uji F.Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utomo 2010 yang menyatakan bahwa dalam membentuk jiwa kewirausahaan selalu ada peluang untuk mencari pelaku perubahan.Soft skill menjadi langkah kecil penting dan mendesak untuk perubahan. Pengembangan Soft skill dilaksanakan dengan tersistem, terintegrasi, terukur dan berkesinambungan. 67 Melihat keahlian manajemen yang diaktifitaskan pada organisasi, maka organisasi juga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa, hal ini juga menjadi dari hasil penelitian yang dilakukan olehDarabi, Neyestani, Ghafari, Maidanipour, dan Mard 2013 yang menyatakan bahwaada hubunganyang signifikan antaraiklim organisasidan Jiwakewirausahaansiswa. Selanjutnya hal ini di perinci dari hasil penelitian Som Pal,dan Pritika 2014 bahwa internal organisasi, strutur organisasi dan budaya yang ada di organisasi efektif pada pengembangan kewirausahaan. Dari data hasil pengisian kuesioner oleh responden juga dilihat ada dominasi pengaruh dari pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta terhadap jiwa kewirausahaan. Karakteristik lama berorganisasi dan jabatan juga memiliki hubungan dengan variable keahlian manajemen dan jiwa kewirausahaan yang dimiliki responden, bagi responden yang lama berorganisasi lebih dari 3 tahun memiliki jababatan ketua bidang dan ketua,responden yang memiliki karakteristik ini umumnya lebih menonjol dari responden berkarakteristik lainnya. Bila memperhatikan hal tersebut semakin lama berorganisasi dan semakin tinggi posisi dalam sebuah organisasi terkhusus di HMI maka akan memiliki kesempatan untuk memiliki keterampilan manajemen sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Keahlian manajemen yang memiliki dimensi keahlian konseptual, keahlian personal, dan kehalian teknis dapat pula menjadi kemampuan khusus dan umum yang dimiliki responden sesuai jabatan.Berhubungan dengan jabatan responden khusus sebagai ketua memiliki kehalian konseptual yang paling baik, lalu 68 menyusul responden dengan jabatan ketua bidang.Namun kedua jabatan tersebut juga baik dalam keahlian keahlian lainnya.Sedangkan responden berkarakteristik jabatan sebagai wakil sekretaris dan wakil bendahara umumnya hanya lebih baik dalam keahlian personal dan keahlian teknis. Dari hal di atas dapat dihubungkan dengan fakta bahwa pada umumnya keahlian konseptual lebih banyak diaktualisasikan oleh top manager dan middlemanageryang dalam penelitian ini sebagai ketua dan ketua bidang di komisariat HMI yang ada di Cabang Medan, sehingga tentunya masing-masing memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dalam jiwa kewirausaaan. Bila memperhatikan jiwa kewirausahaan dengan kritis, jiwa kewirausahaan tidak hanya ditujukan kepada wirausawan saja, namun jiwa kewirausahaan ini juga dapat menjadi sesuatu yang harus dimiliki setiap orang yang ingin menjadi pemimpin, sehingga hal ini tidak hanya dalam hal memimpin sebuah usaha, namun juga memimpin dalam segala bidang baik itu profesi maupun social masyarakat. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN