Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan

Menurut Peraturan Daerah No.3 Tahun 20011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas Bumi dan atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang di gunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan.Oleh karena itu bagi mereka yang memperolah manfaat dari bumi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya wajar menyerahkan sebagian dari kenikmatan yang diperolehnya pada negara melalui pembayaran pajak.

II.5.1 Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan

Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar terhadap kepemilikan atas pajak bumi dan bangunan. Berdasarkan Peraturan Daerah No.3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan adalah nilai jual objek pajak NJOP. Besarnya nilai jual objek pajak NJOP ditetapkan setiap 3 tiga tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.Dalam penetapan besarnya nilai jual objek pajak NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan sebagai berikut : 1. untuk NJOP sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah ditetapkan sebesar 0,2 nol koma dua persen pertahun; Universitas Sumatera Utara 2. untuk NJOP diatas Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah ditetapkan sebesar 0,3 nol koma tiga persen pertahun. Besaran Pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dihitungdengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan Pajak setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak. Hasil perhitungan besaran Pokok Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang ditetapkan minimal sebesar Rp. 20.000,00 dua puluh ribu rupiah.

II.5.2 Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan

Berdasarkan Perda No.3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dijelaskan Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempuyai suatu hak atas Bumi danatau memperoleh manfaat atas Bumi, danatau memiliki, menguasai, danatau memperoleh manfaat atas Bangunan. Sedangkan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi danatau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Termasuk dalam pengertian bangunan adalah : 1. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik dan emplasemennya, yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut Universitas Sumatera Utara 2. Jalan tol 3. Kolam renang 4. pagar mewah 5. Tempat olah raga 6. Galangan kapal atau dermaga 7. Taman mewah; 8. Tempat penampungankilang minyak,air dan gas, pipa minyak 9. Menara. Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang : 1. Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan. 2. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksud untuk memperolehkeuntungan. 3. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu. 4. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional dan tanahnegara yang belum dibebani suatu hak. 5. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbale balik. 6. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan denganPeraturan Menteri Keuangan.

II.6 Defenisi Konsep