27
tempat tugasnya, melalui Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang bersangkutan A.P.Parlindungan, 1999: 217.
Setelah itu, PPAT yang bersangkutan mengajukan permohonan pengangkatan kembali PPAT yang berhenti kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia, dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pertanahan di daerah kerja
semula dan daerah kerja tujuan. Permohonan pengangkatan kembali tersebut
dapat diajukan
setelah PPAT
yang bersangkutan
melaksanakan tugasnya paling kurang tiga tahun.
g. Pengangkatan Sumpah Jabatan PPAT
PPAT wajib mengangkat sumpah jabatan PPAT di hadapan Kepala Pertanahan KabupatenKotamadya di daerah kerja PPAT yang
bersangkutan, sebelum menjalankan jabatannya. PPAT yang daerah kerjanya disesuaikan karena pemecahan wilayah Kabupaten
Kotamadya, tidak perlu mengangkat sumpah jabatan PPAT untuk melaksanakan
tugasnya di
daerah kerjanya
yang baru
A.P.Parlindungan, 1999: 194,195. Untuk keperluan pengangkatan sumpah, PPAT wajib lapor
kepada Kepala Kantor Pertanahan mengenai pengangkatannya sebagai PPAT, apabila laporan tersebut tidak dilakukan dalam jangka waktu 3
tiga bulan terhitung sejak tanggal ditetapkannya surat keputusan pengangkatan tersebut batal demi hukum.
Kepala Kantor Pertanahan melaksanakan pengambilan sumpah jabatan dalam waktu 1 satu bulan setelah diterimanya laporan
tersebut. Pengangkatan sumpah jabatan PPAT dilakukan sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dengan pengucapan kata-kata
sumpah jabatan sebagai berikut :
28
“Demi Allah Saya bersumpah” “Bahwa Saya, untuk diangkat menjadi PPAT, akan setia, dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, dan Pemerintah Republik Indonesia”.
“Bahwa Saya, akan menaati peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan dan yang berkaitan dengan ke-PPAT-an serta peraturan
perundang-undangan lainnya”. “Bahwa Saya, akan menjalankan jabatan Saya dengan jujur, tertib,
cermat, dan penuh kesadaran, bertanggung jawab serta tidak berpihak”. “Bahwa Saya, akan selalu senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
Negara, Pemerintah, dan martabat PPAT”. “Bahwa Saya, akan merahasiakan isi akta-akta yang dibuat dihadapan
Saya dan protokol yang menjadi tanggung jawab Saya, yang menurut sifatnya atau berdasarkan peraturan perundang-undangan harus
dirahasiakan”. “Bahwa Saya, untuk diangkat dalam jabatan Saya sebagai PPAT
secara langsung atau tidak secara langsung dengan dalih atau alasan apapun juga, tidak pernah memberikan atau berjanji untuk memberikan
sesuatu kepada siapapun juga, demikian juga tidak akan memberikan atau berjanji memberikan sesuatu kepada siapapun juga”
Boedi Harsono, 1999: 709.
Sebagai bukti
telah dilaksanakannya
pelantikan dan
pengangkatan sumpah jabatan, dibuatkan suatu Berita Acara Pelantikan dan Berita Acara Sumpah Jabatan yang disaksikan paling
kurang dua orang saksi. Setelah PPAT mengangkat sumpah wajib menandatangani surat pernyataan kesanggupan pelaksanaan jabatan
PPAT sesuai dengan keputusan pengangkatannya.
29
h. Pelaksanaan PPAT