Pemikiran Arsitektur Metabolist Pada Hunian Vertikal

Green Urban Vertical Container House Movement. Para anggotanya dikenal sebagai Metabolist. Salah satu karya arsitektu Kisho Kurakawa adalah Nagakin Capsul Tower Tokyo. Kurokawa dan grup menolak untuk menjadikan pemikiran mereka sebagai basis terbentuknya gaya baru. Pemikiran mereka bersifat teoritis dan filosofis semata, sedangkan form dan style terjadi akibat unsur sejarah, ruang,waktu, material, keadaan sosial, kondisi geografi dan kadang-kadang murni dari kondisi seseorang. Para penggagas metabolis dan Kurokawa mempunyai pemikiran bahwa arsitektur seharusnya adalah hasil buah pikiran oleh masyarakatnya sendiri, sehingga terciptalah interaksi yang kuat antara sosial masyarakat dan arsitekturnya sendiri. Secara konkrit, Kurokawa mengajukan sebuah gagasan akan perancangan yang memanfaatkan teknologi prefabrikasi untuk hunian apartemen. Caranya dengan membaginya menjadi unit terkecil fungsi dan kegiatan yang penting seperti ruang tidur sehingga ditambahkan dari luar untuk kebutuhan servis. Kurokawa menyebut elemen ini sebagai unit kapsul ruang atau Capsule Space. Gagasan seperti ini akhirnya diharapkan bisa menjadi produk yang dihasilkan secara massal dengan melibatkan industri dan teknologi, dengan menonjolkan manusia melalui karakter individunya. Untuk merealisasikannya, Kurokawa kemudian memikirkan untuk mempopulerkan gagasan tersebut agar pihak industrialisasi dapat ikut berpartisipasi Capsulisation . Proses berpikir seperti ini sejalan dengan ide yang pernah dilontarkan Le Corbusier pada masanya.

3. Pemikiran Arsitektur Metabolist Pada Hunian Vertikal

Terbatas dan mahalnya harga tanah juga dipertimbangkan dengan cara menetapkan bagian ruang yang mana yang harus dilindungi dan tidak berubah bagi tersedianya tempat untuk manusia hidup, tinggal, kerja, dan rekreasi. Disini para penggagas metabolis dan Kurokawa sendiri beranggapan bahwa arsitektur dan keindahan kota seharusnya dikerjakan oleh masyarakatnya sendiri, sehingga mendorong terciptanya komunikasi antara komunitas serta arsitekturnya. Dari uraian di atas marilah kita merenungkan kembali gagasan ruang tinggal dan menyoroti mulai tumbuhnya ruang tinggal vertikal, bernama rumah susun sewamilik bersubsidi yang semakin menjamur hari-hari ini. Kita juga perlu mengawasi dan peka apakah memang benar peruntukannya tepat sasaran atau tidak. Sambil kita juga Green Urban Vertical Container House merenungkan mungkin atau tidak, sambil menafsirkan kembali gagasan para metabolis guna diterapkan di ruang-ruang marjinal bagi mereka yang memang miskin dan tidak mungkin menyewa rumah bahkan membeli rusunawarusunami ini. Di bantaran kali dan pinggiran rel kereta masih ada dan banyak penduduk miskin kota yang memang tinggal, hidup, dan tidur di ruang yang sepetak, mirip dengan kemungkinan ruang tinggal kapsul dan bentuk yang digagas Kurokawa. Mungkin pemerintah lebih baik menyediakan ruang kapsul vertikal bagi mereka daripada menyediakan rusunawarusunami yang dibangun swasta, dan dikampanyekan di berbagai media, bahkan di televisi swasta kita di akhir pekan yang belum tentu tepat sasaran. Bagi mereka yang disubsidi dengan penghasilan kurang dari Rp.2 jutasebulan, membayar ongkos service charge sinking fund Rp.7000,- m2 tentunya kelak akan menjadi beban tersendiri lagi, diluar beban sewa atau mencicil sekalipun disubsidi. Oleh karena itulah pemikiran Kurokawa tentang ruang tinggal kapsul bisa saja menjadi relevan untuk dikembangkan lagi dengan konteks yang tepat.

E. Konsep Green Metabolist Arsitektur