Biwa Agrotourism Guest House: Green Architecture
BIWA AGROTOURISM AND GUEST HOUSE ( GREEN ARCHITECTURE )
LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
LIZA TIFANNI ZUHRA 06 0406 054
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
(2)
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010
BIWA AGROTOURISM AND GUEST HOUSE (GREEN ARCHITECTURE)
Oleh :
LIZA TIFANNI ZUHRA 06 0406 054 Medan, 21 Juni 2010
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820
Firman Eddy, ST., MT.
NIP: 132 258 266
Devin Defriza, ST., MT.
NIP: 132 206 818132
208 818
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : LIZA TIFANNI ZUHRA
NIM : 06 0406 054
Judul Proyek Tugas Akhir : Biwa Agrotourism and Guest House
Tema : Green Architecture
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing I
Paraf Pembimbing II
Koordinator TKA-490
1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, Juni 2010
A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 132 206 820
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Biwa Agrotourism and Guest House. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Bapak Firman Eddy ST, MT dan kepada bapak Devin Defriza ST, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho., MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, dan selaku koordinator Tugas Akhir , Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof.Ir. M. Nawawiy Lubis, M.Phil, Ph.D , dan Bapak Hilma Tamiami F
ST, M.SC selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.
3. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.
5. Orang tua saya yang tercinta, Babah H. Didi Duharsa SH, M.Hum dan Ibu Hj. Akmalun Nazli atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Adik saya tersayang, Filza Aldina Humaira yang memberikan motivasi , serta perhatiannya.
7. Kakak-kakak dan abang-abang satu kelompok siding kak Uli, kak Julia, bang Daniel, bang Kurniawan, bang Wahidin serta teman saya satu bimbingan dosen Sri Lestari yang memotivasi penulis untuk berjuang dalam Tugas Akhir ini.
8. Semua teman – teman satu studio tugas akhir Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Irma Zuastika, Marlita
(5)
Surya, Novi Rahmadhani, Widya Lestari, Zhilli Izzadati, dan Indra Kurniadi yang memotivasi penulis untuk berjuang dalam Tugas Akhir ini.
9. Teman – teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Suria Wiyadi, Efran Saumi, Elbi Septriadi, Ian Dwiki, dan Denni Wahyudi. Terima kasih atas dukungan, pendapat, waktu, dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini. 10. Abang-abang dan kakak-kakak yang telah membantu dan memberi masukan
yang baik, terutama kak Ostovia yang telah membantu dan memberi arahan pada lokasi survey.
11. Adik – adik stambuk 2007 - 2009, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Rahardian Pradityo (2009), Vicky Abdillah (2009), Abadsyah Haris (2009), Willy Ardiles (2009), Ahmad Faisal Putra(2009). Terima kasih atas dukungan, pendapat, waktu, dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, Juni 2010 Hormat saya,
LIZA TIFANNI ZUHRA 060406054
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR DIAGRAM x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 2
1.3 MASALAH PERANCANGAN 2
1.4 PENDEKATAN MASALAH 3
1.5 LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN 3
1.6 KERANGKA BERFIKIR 4
1.7 KERANGKA BERFIKIR METODOLOGI PEMBAHASAN 6
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN 6
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 8
2.1 TERMINOLOGI JUDUL 8
2.2 LOKASI SITE 9
2.2.1 Tata Guna Lahan Kawasan 10
2.2.2 Luas dan kondisi Lahan 11
2.3 TINJAUAN UMUM PROYEK 12
2.3.1 Pengertian Agrowisata 12
2.3.2 Prinsip Perencanaan sebuah Agrowisata 13
2.3.3 Klasifikasi Penginapan 13
2.3.4 Ruangan pada Bangunan Penginapan 15
2.4 TINJAUAN FUNGSI 20
2.4.1 Tinjauan Pengguna dan Kegiatan 20
2.4.2 Deskripsi Perilaku 25
2.4.3 Fungsi Bangunan 26
2.5 DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG 28
2.6 DESKRIPSI KAPASITAS BANGUNAN 32
2.7 STUDI BANDING ARSITEKTUR DENGAN FUGSI SEJENIS 33
(7)
2.7.2 Kusuma Agrowisata Hotel, Batu, Malang 35 2.7.3 Sea Sun Sand Guest House, Phuket Island, Thailand 38
2.7.4 Hester Basoeki Guest House, Bogor 40
2.6.5 VIP Guest House, Sindh Colony, Pune, India 43
BAB 3 ELABORASI TEMA 46
3.1 PENGERTIAN TEMA 46
3.2 INTERPRETASI TEMA 50
3.3 STUDI BANDING ARSITEKTUR DENGAN TEMA SEJENIS 52 3.3.1 School of Art, Design and Media, Nanyang Technology University 52
3.3.2 Trafacon Office building 57
3.3.3 Hilton Hotel, Bariloche, Argentina 61
BAB 4 ANALISA 63
4.1 ANALISA TAPAK 63
4.1.1 Kondisi Eksisting Lahan 63
4.1.2 Batas dan Ukuran Tapak 64
4.1.3 Analisa Orientasi 65
4.1.4 Analisa Sirkulasi Pada Site 66
4.1.5 Analisa View 67
4.1.6 Analisa Vegetasi 69
4.1.7 Analisa Matahari 70
4.2 ANALISA FUNGSIONAL 71
4.2.1 Analisa Pengguna 71
4.2.2 Analisa Aliran Kegiatan 71
4.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang 73
4.3 ANALISA MASSA BANGUNAN 81
4.3.1 Bentuk Massa 81
4.3.2 Pola Massa Bangunan 84
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 85
5.1 ZONING RUANG LUAR 85
5.2 KONSEP BENTUKAN MASSA 86
5.3 KONSEP FITUR GREEN ARCHITECTURE 88
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 91
6.1 SITE PLAN 92
(8)
6.3 DENAH LANTAI 1 DAN 2 GUEST HOUSE 94
6.4 DENAH LANTAI 3 DAN TAMPAK GUEST HOUSE 95
6.5 TAMPAK GUEST HOUSE 96
6.6 POTONGAN GUEST HOUSE 97
6.7 DENAH BANGUNAN PENDUKUNG DAN PABRIK 98
PENGOLAHAN BIWA
6.8 TAMPAK DAN POTONGAN PABRIK PENGOLAHAN BIWA 99
6.9 TAMPAK DAN POTONGAN BANGUNAN PENDUKUNG 100
6.10 TAMPAK KAWASAN 101
6.11 POTONGAN KAWASAN 102
6.12 RENCANA PONDASI 103
6.13 RENCANA PEMBALOKAN 104
6.14 RENCANA ELEKTRIKAL 108
6.15 RENCANA ATAP 110
6.17 RENCANA ELEKTRIKAL 110
6.18 RENCANA SANITASI 113
6.19 RENCANA AC 118
6.20 RENCANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN 119
6.21 DETAIL-DETAIL 123
6.22 3D BANGUNAN 124
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Site Biwa Agrotourism and Guest House 9
Gambar 2.2 Master Plan Taman Simalem Resort 10
Gambar 2.3 Kondisi sekitar site 12
Gambar 2.4 Junior Suite 26
Gambar 2.5 Superior Suite 26
Gambar 2.6 Presidential Suite 27
Gambar 2.7 Lobby 27
Gambar 2.8 fasilitas-fasilitas pendukung Guest House 28
Gambar 2.9 suasana reception area 34
Gambar 2.10 Budget room 34
Gambar 2.11 suasana deluxe room 35
Gambar 2.12 Suasana eksterior bangunan dan suasana Guest Room 35
Gambar 2.13 Suasana Restoran, Coffee Shop dan Bar 36
Gambar 2.14 buah apel, suasana kebun, dan buah stroberi 36 Gambar 2.15 proses pembuatan sari apel dan jambu dari buah sampai pengemasan 37
Gambar 2.16 hasil pengolahan buah 38
Gambar 2.17. suasana area bermain anak 38
Gambar 2.18 suasana jogging track, lapangan tenis, dan lapangan sepak bola 38 Gambar 2.19 enterance masuk ke Sea Sun Sand Guest House 39 Gambar 2.20 Suasana double bed dan twin bed guest room 39
Gambar 2.21 suasana kolam renang dan spa 39
Gambar 2.22 suasana restoran 40
Gambar 2.23 Suasana tapak Hester Basoeki Guest House, Bogor 40 Gambar 2.24 suasana interior dan eksterior kamar tidur 42
Gambar 2.25 fasilitas-fasilitas pendukung 43
Gambar 2.26 Suasana Eksterior VIP Guset House, Sindh Colony, Pune, India 43
Gambar 2.27 detail balkon 44
Gambar 2.28 permainan cahaya pada void atrium 44
Gambar 3.1 green roof dan proses pemanfaatan air 51
Gambar 3.2 pemanfaatan Solar Panel 51
Gambar 3.3 Site Plan School of Art, Design and Media,
(10)
Gambar 3.4 Denah School of Art, Design and Media,
Nanyang Technological University 53
Gambar 3.5 denah auditorium 54
Gambar. 3.6 denah Perpustakaan 54
Gambar 3.7 Potongan 54
Gambar 3.8 Sunken Plaza 55
Gambar 3.9 suasana interior Bangunan 55
Gambar 3.10 School of Art, Design and Media Nanyang Technological University pada 56 malam hari.
Gambar 3.11 Trafacon Office Building 57
Gambar 3.12 Suasana roof garden pada Trafacon Office 57
Gambar 3.13 Suasana Interior 58
Gambar 3.14 ground floor plan 58
Gambar 3.15 Konsep Massa Bangunan 59
Gambar 3.16 Site Plan Trafacon Office Building 59
Gambar 3.17 diagram pemanfaatan air hujan 60
Gambar 3.18 Hilton Hotel, Bariloche, Argentina 61
Gambar 3.19 Hilton Hotel yang menghadap ke Nahuel Huapi lake 61 Gambar 3.20 suasana eksterior Hilton Hotel pada musim dingin 62
Gambar 3.21 suasana interior Hilton Hotel 62
Gambar 4.1 lokasi site Simalem VIP Guest House 63
Gambar 4.2 Batas-batas site 64
Gambar 4.3 Analisa Orientasi 65
Gambar 4.4 analisa sirkulasi sekitar site 66
Gambar 4.5 Analisa view ke luar site 67
Gambar 4.6 analisa view ke dalam site 68
Gambar 3.7 analisa vegetasi 69
Gambar 3.8 analisa matahari 70
Gambar 5.1 Konsep zoning ruang luar 85
Gambar 5.2 Konsep bentukan massa 86
Gambar 5.3 Denah lantai 1 Guest house 86
Gambar 5.4 Denah lantai 1 bangunan pendukung 87
Gambar 5.5 Tampak samping kiri bangunan pendukung 87
(11)
Gambar 5.7 Tampak masing-masing bangunan 88
Gambar 5.8 Konsep penerapan fitur ekologis 88
Gambar 5.9 Lapisan-lapisan green roof 89
Gambar 5.10 atap photovoltaic dan sistem penggunaan secara skematik 89
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 deskripsi kebutuhan ruang 28
Tabel 2.2 Jumlah pengungjung Taman Simalem Resort 32
Tabel 4.1 kebutuhan dan sifat ruang 73
Tabel 4.2 program ruang fasilitas penerima 76
Tabel 4.3 program ruang fasilitas utama 76
Tabel 4.4 program ruang fasilitas pendukung 77
Tabel 4.5 program ruang fasilitas agrotourism 79
Tabel 4.6 program ruang fasilitas pengelola 80
Tabel 4.7 program ruang fasilitas servis 80
Tabel 4.8 bentuk dasar bangunan dengan kriterianya 82
Tabel 4.9 kriteria massa tunggal dan massa majemuk 83
(13)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 kerangka berfikir 5
Diagram 2.1 diagram alur kegiatan pengunjung yang menginap di Guest House 21 Diagram 2. 2 diagram alur kegiatan pengunjung agrowisata yang tidak 22
menginap di Guest House
Diagram 2.3 diagram struktur pengelola Taman Simalem Resort 23
Diagram 2.4 diagram alur kegiatan pengelola 24
Diagram 2.5 diagram alur kegiatan karyawan 25
Diagram 4.1 aliran kegiatan pengunjung 71
Diagram 4.2 diagram alur kegiatan pengunjung agrowisata yang tidak 71 menginap di Guest House
Diagram 4.3 aliran kegiatan karyawan 72
Diagram 4.4 aliran kegiatan pengelola 72
BAB 1 PENDAHULUAN
(14)
1.1 LATAR BELAKANG
Latar Belakang adalah sebuah perihal atau peristiwa yang menjadi sebab, alasan, awal, sejarah untuk melahirkan suatu perihal dan peristiwa yang baru di masa mendatang. Dalam hal ini akan dibahas mengenai peristiwa yang melatar belakangi munculnya gagasan pembuatan Biwa Agrotourism and Guest House.
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa dan memiliki banyak danau. Dengan keindahan alam yang terdapat di danau-danau yang ada di Indonesia, maka Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan objek wisata di daerah danau tersebut. Beberapa daerah di Indonesia sudah sangat dikenal dengan objek wisata danaunya seperti Parapat di pinggir Danau Toba, dll.
Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia, dan yang terbesar dan terpopuler di Indonesia. Lokasinya berada pada beberapa kabupaten, antara lain kabupaten Simalungun, kabupaten Samosir, kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten Humbang Hasundutan, kabupaten Karo, kabupaten Dairi, di Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini seperti lautan yang luasnya lebih kurang 100 km x 30 km. keindahan danau Toba sangat mengagumkan. Danau ini dikelilingi perbukitan, sehingga suasana di sekitar danau terasa nyaman, udaranya segar dan sejuk. Danau Toba merupakan salah satu objek wisata yang paling terkenal di Indonesia pada umumnya, dan di Sumatera Utara pada khususnya.
Taman Simalem Resort adalah merupakan Salah satu objek wisata terbaru & termegah di Provinsi Sumatera Utara. Terletak di kawasan Bukit Merek, Sidikalang objek wisata ini menghadirkan pemandangan Danau Toba dari sudut pandang yang sangat luas. Luas areal kawasan wisata ini mencapai 206 ha dgn lebih dr 25 ha telah ditanami tanaman buah jeruk, biwa, markisa, terong belanda, alpukat,dll. Taman Simalem ini dikembangkan oleh PT MEREK INDAH LESTARI (perusahaan yang terkait dgn Hotel Sibayak Berastagi) dan NEXUS INVESTMENT Pte Ltd (perusahaan investasi dr Singapore). Dilengkapi berbagai fasilitas modern dan pilihan rekreasi antara lain wisata alam, agrowisata, lounge-cafe, dan resort/villa yang masih dalam rencana pembangunan. Objek wisata ini akan berprospek tinggi karna didukung fasilitas yang sangat modern dengan objek alam yg spektakuler (Danau Toba sbg danau terbesar di Asia Tenggara & terdalam di dunia serta air terjun kembar & hutan alami).
Perkembangan pariwisata di Sumatera Utara menunjukkan kenaikan positif yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dengan penambahan jumlah wisatawan mancanegara dari beberapa daerah yang datang ke Sumatera Utara, baik dari Bandar udara maupun pelabuhan laut. Secara kumulatif (Januari-Juli 2009), jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di
(15)
Sumatera Utara meningkat 15,09 % dibanding pada periode yang sama tahun 2008. Dibandingkan dengan bulan Juli 2008, wisatawan mancanegara pada bulan Juli 2009 mengalami peningkatan sebesar 12,75 %. Dengan peningkatan jumlah wisatawan yang signifikan ini, maka sangat diperlukan sebuah tempat alternatif wisata yang bisa menjadi ciri khas Sumatera Utara yang dapat menampung dan mengakomodasi kegiatan pariwisata di Sumatera Utara.
Oleh karena pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dibangunnya sebuah penginapan atau guest house ekslusif berupa Biwa Agrotourism and Guest House mempunyai potensi yang besar guna mendukung citra wisata Taman Simalem Resort dan Danau Toba sendiri menjadi lebih baik lagi di mata Indonesia dan seluruh Indonesia.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan adalah perihal yang menjadi keinginan untuk dicapai dan dilaksanakan. Dalam hal ini akan dibahas maksud dan tujuan dari pembuatan Biwa Agrotourism and Guest House ini yakni:
Menyediakan fasilitas hunian sementara alternatif yang berada di Taman Simalem Resort yang dapat mengakomodasi para wisatawan yang ingin berwisata ke daerah tersebut, menyediakan kegiatan rekreasi yang berhubungan dengan alam dan agrowisata dan menikmati kenyamanan bertempat tinggal serta melihat keindahan alam sekitar Danau Toba yang masih asri.
Mengoptimalkan potensi alam, hutan, dan danau yang ada menjadi suatu kesatuan sebagai objek wisata alam di kawasan Danau Toba khususnya daerah Merek.
1.3 MASALAH PERANCANGAN
Masalah perancangan adalah perihal yang akan menjadi kendala dalam perancangan Biwa Agrotourism and Guest House ini dan seterusnya akan dicari jalan penyelesaian untuk mengatasi masalah tersebut.
Masalah perancangan yang ada pada kasus proyek ini adalah:
a. Masalah bangunan meliputi programming, sirkulasi, dan bentuk massa bangunan yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pengguna bangunan dan memiliki nilai estetika yang tinggi.
b. Bagaimana merancang suatu desain yang sesuai dengan tema yang dipilih.
c. Bagaimana struktur bangunan yang digunakan pada lahan berkontur dan metode konstruksi yang digunakan tidak mengganggu ekosistem kawasan tersebut.
(16)
1.4 PENDEKATAN MASALAH
Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat. Dalam hal ini pendekatan pada masalah perancangan Biwa Agrotourism and Guest House.
Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemecahan permasalahan dilakukan berdasarkan:
1). Studi literatur yang berkaitan langsung dengan permasalahan diangkat sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.
2). Studi literatur tentang tema yang terpilih sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literature yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat pendekatan dengan tema secara ilmiah.
3). Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
4). Studi banding terhadap proyek-proyek yang menggunakan tema sejenis dengan menggunakan pendekatan tema pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet dan lain sebagainya.
5). Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.
6). Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap banyak mengetahui mengenai kasus dalam proyek tersebut sehingga diperoleh kejelasan yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan juga dapat memberikan ide dan inspirasi tersendiri.
1.5 LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN
Lingkup atau batasan adalah suatu perihal yang menjadi cakupan, wilayah pembahasan suatu peristiwa agar pembahasannya tersebut tepat sasaran dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini akan dibahas sejauh mana hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Biwa Agrotourism and Guest House yaitu:
1). Pemahaman tentang konsep perencanaan dan perancangan sebuah kawasan agrowisata dan Guest House.
2). Pemahaman mengenai prinsip-prinsip tema yang terpilih untuk bangunan Biwa Agrotourism and Guest House dan aplikasi-aplikasi yang sesuai dengan tema tersebut.
(17)
17 3). Fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam pembangunan sebuah Agrotourism and Guest
House.
4). Kajian terhadap tapak dengan keberadaan/eksisting yang ada sesuai dengan peruntukan tapak (Masterplan Taman Simalem Resort).
1.6 KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfikir adalah konsep yang meliputi proses pola berfikir dalam melaksanakan sebuah kegiatan sebagai gambaran perencanaan dari seluruh kegiatan yang akan di lakukan. Berikut adalah kerangka berpikir dalam mewujudkan Biwa Agrotourism and Guest House;
LATAR BELAKANG KASUS
• Danau toba merupakan danau terbesar di Indonesia bahkan di Asia tenggara dengan BIWA AGROTOURISM AND GUEST HOUSE
(18)
Diagram 1.1 kerangka berfikir (Sumber: Olah data primer) 1.7 KERANGKA BERFIKIR METODOLOGI PEMBAHASAN
(19)
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan – bahan terkait baik itu dari buku, majalah, internet, ataupun koran yang membahas tentang topik yang berkaitan.
b. STUDI LAPANGAN
Dilakukan dengan survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan dan wawancara langsung dengan orang pihak yang terkait dan penduduk setempat.
c. STUDI ANALISA
Menganalisa data dan permasalahan yang muncul, khususnya dalam kaitannya dengan fungsi bangunan sebagai sarana pendidikan serta wisata edukatif dalam bidang perikanan.
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Biwa Agrotourism and Guest House
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek, status, kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut sosial budaya, tinjauan literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.
(20)
Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan, prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan / view, sirkulasi / pencapaian, ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang, bentuk massa / bangunan, sistem struktur, mekanikal / elektrikal, sosial buadaya, kepadatan penduduk, kunjungan kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.
BAB VI DESAIN
berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.
LAMPIRAN
(21)
DESKRIPSI PROYEK
2.1 TERMINOLOGI JUDUL
Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.
Adapun judul dari proyek ini adalah “Biwa Agrotourism and Guest House”.
Biwa adalah jenis pohon langka yang cocok ditanam di dataran tinggi yang mempunyai buah yang memiliki antioksidan tinggi sehingga bagus untuk kesehatan
Agrotourism (Agrowisata), menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):
Wisata yang sasarannya adalah pertanian (perkebunan, kehutanan dsb).
Guest, menurut Oxford Anvanced Learner’s Dictionary:
A person who staying at the hotel (seseorang yang menginap di hotel)
A person that you have invited to your house or to a particular event that you are paying for (seseorang yang diundang ke rumah anda atau ke sebuah acara yang
anda buat)
Guest (tamu), menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):
Orang yang datang berkunjung (melawat dsb) ke tempat orang lain atau ke penjamuan
Orang yang datang untuk menginap (di hotel), untuk membeli-beli (di toko).
House, menurut Oxford Anvanced Learner’s Dictionary:
A building for people to live in, usually for one family (sebuah bangunan tempat
orang tinggal, biasanya untuk satu keluarga)
A building used for a particular purpose (sebuah bangunan yang digunakan
untuk kebutuhan tertentu)
House (rumah), menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):
Bangunan untuk tempat tinggal
Bangunan pada umumnya (seperti gedung dsb).
Berdasarkan pengertian di atas, maka Biwa Agrotourism and Guest House adalah suatu bangunan dengan fungsi sebagai tempat tinggal sementara untuk orang yang datang untuk menginap yang memiliki fasilitas agrowisata khusus tanaman Biwa.
(22)
Lokasi adalah kata lain dari sebuah tempat yang menjadi wadah sebuah benda ataupun peristiwa berada, dalam hal ini lokasi berdirinya Biwa Agrotourism and Guest House.
Lokasi bangunan Biwa Agrotourism and Guest House berada di kawasan Taman Simalem Resort, Bukit Merek, Sidikalang dengan panorama ke arah danau Toba.
Gambar 2.1 Lokasi Site Biwa Agrotourism and Guest House (Sumber: google earth, Arsip PT. Merek Indah Lestari)
2.2.1 Tata Guna Lahan Kawasan
Lokasi Site Biwa
agrotourism and
(23)
Tata guna lahan di kawasan Taman Simalem Resort akan mengakomodasi fungsi-fungsi hunian sementara, rekreasi, komersial, hiburan, olahraga, dan agrowisata. Untuk itu guna lahan kawasan Taman Simalem Resort dibagi menjadi kawasan-kawasan:
Gambar 2.2 Master Plan Taman Simalem Resort (Sumber: Arsip PT. Merek Indah Lestari)
Area entry sign Area portal Area bokasi
Area pengambatan valley Area waterfall logde
Area perumahan simpang tangki Area management office
(24)
Area biwa Area silang 4 Area jeruk
Area guest house Area vihara Area labyrinth Area tobacafe Area golf
Area karo agrotourism farm Pearl of lake toba
Area tongging point Area kodon-kodon café Area traditional village Hidro elektrik (bendungan) One tree hill villa resort Area kopi dan teh
Sidompak camping ground Avocado
2.2.2 Luas dan kondisi Lahan
Luas lahan pada proyek Biwa Agrotourism Guest House ini sekitar 3,5 ha. Kondisi lahan bangunan berada pada bukit kebun biwa, dengan lahan berkontur. Berikut batas-batas di sekitar lahan:
Utara : berbatasan dengan kebun biwa dan kebun markisa
Selatan : berbatasan dengan kebun biwa, persimpangan jalan, fontain, area labyrinth
Barat : berbatasan dengan kebun biwa, jalan, lapangan golf
Timur : berbatasan dengan kebun biwa, jalan, kebun jeruk, kantor manajemen
(25)
Gambar 2.3 Kondisi sekitar site (sumber: Olah data primer)
Kondisi sekitar lahan merupakan lahan yang diperuntukkan bagi perkebunan buah, seperti kebun biwa, marqisa, dan jeruk. Selain itu, terdapat juga area olahraga seperti lapangan golf dan area rekreasi petualangan seperti labyrinth. Hal-hal tersebut akan menguntungkan bangunan dalam segi view dan potensi sekitar bangunan.
2.3 TINJAUAN UMUM PROYEK 2.3.1 Pengertian Agrowisata
Agrotourism (Agrowisata) adalah sebuah bentuk wisata yang memberikan nuansa pedesaan dan pertanian sebagai suatu penarik wisatawan.
(26)
Agrowisata telah banyak dikembangkan di Indonesia, mengingat Indonesia yang merupakan Negara agraris yang memiliki banyak sumber daya alam berupa jenis-jenis tanaman pangan yang beragam, sehingga pariwisata dalam bentuk ini cukup banyak menarik minat para wisatawan yang datang berkunjung untuk menikmati keindahan alam dan menambah pengetahuan mereka tentang pertanian.
2.3.2 Prinsip Perencanaan sebuah Agrowisata
Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah kawasan agrowisata: Sebuah kawasan lansekap yang besar dan alami.
Dalam menciptakan keindahan dari lansekap tersebut, ketertarikan terhadap budaya, sejarah dan kealamian adalah penting.
Jalur transportasi yang bagus, karena sebuah kawasan agrowisata tidak akan dapat dipasarkan jika tidak memiliki akses yang baik dari pusat populasi di sekitar daerah tersebut.
Beberapa jenis infrasruktur harus disediakan dalam kawasan tersebut: seperti sistem transportasi, akomodasi dan fasilitas catering
2.3.3 Klasifikasi Penginapan
Meskipun kegiatan utama yang diwadahi sama, beberapa penginapan memiliki keunikan rancangan yang berbeda-beda, baik dari sisi kelengkapan ruang, kelengkapan layanan, penampilan bangunan, maupun suasana dalam bangunan yang dirancang. Hal ini secara spesifik ditimbulkan dari analisa pengguna-pengguna spesifik ataupun aktivitas-aktivitas spesifik yang diwadahi dalam setiap penginapan. Proses perencanaan setiap penginapan perlu memperhatikan berbagai komponen terkait, yang berbeda-beda sesuai dengan jenis hotel yang direncanakan. Oleh karena itu, pemahaman pada beberapa klasifikasi penginapan perlu dilakukan, yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, yaitu ditinjau dari tujuan kedatangan tamu, lama tamu menginap, jumlah kamar dan lokasi.
Berikut klasifikasi penginapan menurut beberapa aspek:1 a. Jenis penginapan menurut tujuan kedatangan tamu
Business hotel, merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang
bertujuan bisnis.
Pleasure hotel, merupakan penginapan yang sebagian besar fasilitasnya ditujukan
untuk memfasilitasi tamu yang bertujuan berekreasi.
1
(27)
Country hotel,merupakan penginapan khusus bagi tamu antarnegara.
Sport hotel, merupakan penginapan yang fasilitasnya ditujukan terutama untuk
melayani tamu yang bertujuan untuk berolah raga.
b. Jenis penginapan menurut lamanya tamu menginap
Transit hotel, yaitu penginapan dengan waktu inap tidak lama (harian).
Semiresidential hotel, yaitu penginapan dengan rata-rata waktu inap konsumen
cukup lama (mingguan).
Residential hotel, merupakan penginapan dengan waktu kunjungan tamu yang tergolong
lama (bulanan).
c. Jenis penginapan menurut jumlah kamar
Small hotel, yaitu penginapan dengan jumlah kamar yang kecil (maksimal 25
kamar).
Medium hotel, yaitu penginapan dengan jumlah kamar yang sedang (sekitar 29 –
299 kamar).
Large hotel, yaitu penginapan dengan jumlah kamar yang besar (minimum 300
kamar).
d. Jenis penginapan menurut lokasinya
City hotel, adalah penginapan yang terletak di pusat kota dan biasanya menampung
tamu yang bertujuan bisnis dan dinas.
Down town hotel, adalah penginapan yang berlokasi di dekat pusat perdagangan
dan perbelanjaan.
Surburban hotel/motel, merupakan penginapan yang berlokasi di pinggir kota. Resort hotel, merupakan penginapan yang dibangun di tempat-tempat wisata..
Berdasarkan letak dan fasilitasnya, resort hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Beach Resort Hotel Marina Resort Hotel Mountain Resort Hotel Health Resort and Spa
Rural Resort and Country Hotel Themed Resort
(28)
Condominium, time share, and residential development All-suites Hotels
Sight-seeing Resort Hotel
Berdasarkan periode pemakainya, resort hotel dapat dibagi menjadi:
Winter Resort Hotel Summer Resort Hotel Year Round Hotel
Guest House adalah sebuah tempat yang di bangun untuk penginapan , perbedaan yang mendasar dengan hotel adalah disini biasanya para pengelola menawarkan untuk sewa kamar harian dan bulanan. Dari beberapa klasifikasi penginapan yang telah diuraikan di atas, maka Simalem VIP Guest House termasuk dalam klasifikasi:
Ditinjau dari tujuan kedatangan tamu VIP Guest House ini merupakan Pleasure hotel, karena penginapan ini merupakan penginapan yang sebagian besar fasilitasnya ditujukan untuk memfasilitasi tamu yang bertujuan berekreasi.
Ditinjau dari jumlah kamar, VIP Guest House ini merupakan Medium hotel, karena penginapan ini merupakan penginapan dengan jumlah kamar yang sedang (50 kamar). Ditinjau dari lokasi, VIP Guest House ini merupakan Resort hotel, karena penginapan ini merupakan penginapan yang dibangun di tempat wisata, yaitu Taman Simalem Resort.
2.3.4 Ruangan pada Bangunan Penginapan
Menurut Time Saver Standard, ruang-ruang dalam penginapan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bagian depan (front of the house) dan bagian belakang (back of the house), yang pengaturan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Front of the house, berisi ruang-ruang sebagai berikut: Ruang registrasi tamu
Penempatan ruang registrasi harus terlihat dan berada di area lobby. Tidak ada aturan yang pasti tentang panjang meja registrasi ini. Dalam area tersebut juga dipasang alat pengontrol yang bekerja secara elektrik untuk mrmbantu tamu yang akan check in dan check out.
Servis penyimpanan kunci
Pada penginapan mewah, area penyimpanan kunci kamar dan area penerima ditempatkan terpisah
(29)
Perletakan ruang administrasi harus berhubungan langsung dengan lobby. Untuk penginapan mewah, terdapat ruang manajer administrasi beserta ruang asistennya dan juga ruang manajer. Untuk penginapan yang lebih modern, terdapat ruang untuk menyediakan makanan bagi manajer dan asistennya.
Lobby
Lobby adalah ruangan yang cukup luas yang terletak dekat penerimaan tamu di
front office. Ruang tempat duduk-duduk hotel biasanya berada di lobby, yang
merupakan semacam ruang tunggu. Selain itu, ruangan ini dilengkapi tempat duduk-duduk terpisah yang disediakan bagi tamu untuk beristirahat sambil membaca atau menonton televisi, dan lain-lain.
Kebutuhan ruang lobby berbeda-beda pada setiap penginapan, tergantung jenis hotel tersebut.
Guest room
Guest room yang paling umum terdapat dalam suatu penginapan adalah twin bed
room, single bed room dan suite room.
Sebagai aspek fasilitas komersial, kenyamanan merupakan aspek penting yang sangat berkaitan dengan tinggi rendahnya angka kunjungan pada penginapan tersebut. Salah satu realisasi kenyamanan pada penginapan dapat diklasifikasikan berdasarkan fasilitas yang disediakan pada setiap kamarnya. Klasifikasi kelas kamar pada sebuah penginapan adalah sebagai berikut:
Standard room
Adalah jenis kamar yang harganya paling murah di suati penginapan karena fasilitas yang tersedia di dalam kamar tersebut berlaku umum di semua penginapan. Perlengkapan standar dalam suatu penginapan biasanya adalah sebagai berikut:
Kamar tidur dilengkapi dengan fasilitas: tempat tidur yang digunakan di penginapan pada umumnya memakai spring bed supaya lebih kuat, lembut dan tidak perlu dijemur.
Meja malam yaitu meja yang diletakkan di atas satu sisi tempat tidur. Umumnya bentuk meja itu kecil dan biasanya dimanfaatkan sebagai sentral tempat pemasangan tombol-tombol seperti lampu, AC, TV, dan radio.
Meja lampu malam yaitu meja yang diletakkan di sisi salah satu tempat tidur sebagai tempat untuk menaruh lampu tidur.
(30)
Telepon, letaknya di atas meja malam
Almari pakaian umumnya terbagi dua bagian, yaitu untuk menggantungkan pakaian dan untuk menaruh barang-barang. Almari tersebtu berdekatan dengan kamar mandi, di depa dan atau berseberangan dengan kamar mandi.
Rak barang yaitu untuk menaruh koper. Biasanya terbuat dari kayu yandilapisi dengan bahan, di depan dan atau kayu yang dilapisi dengan bahan yang tahan gesekan untuk menghindari kemungkinan goresan dari koper.
Meja tulis yang dibuat dengan bentuk praktis karena meja ini juga berfungsi sebagai meja rias. Oleh karena itu di dekat meja tersebut disediakan cermin yang menempel di dinding atau meja.
Lain-lain seperti: kursi untuk meja hias, kursi minum, meja kursi serambi, cermin tembok, keranjang sampah, serta gorden tipis dan tebal (untuk malam hari).
Pada standard room terdapat kamar mandi dengan kelengkapan sebagai berikut: bak mandi, shower, keran air panas dan dingin, saluran bak mandi dan tutupnya, rak handuk mandi, tempat tisu, pegangan pengaman, tirai mandi, toilet bowl, tangki air, meja wastafel, pembuka tutup botol, gantungan pakaian dan tempat sampah.
Deluxe room
Adalah jenis kamar dengan fasilitas yang lebih baik dari kamar standard, misalnya dengan ukuran kamar yang lebih besar dan tambahan fasilitas lain seperti televisi, lemari es, dan lain-lain.
Suite
Adalah jenis kamar yang paling mahal dalam satu penginapan kamar ini merupakan kebanggaan dari suatu penginapan yang dapat memberikan ciri khas dan biasanya digunakan sebagai alat promosi. Fasilitas kamar ini lebih lengkap dibandingkan dengan deluxe room, misalnya meja kursi baca, sofa untuk bersantai, meja kursi tamu, kamar mandi yang lebih besar dan lebih mewah, serta ukuran kamar yang lebih luas.
(31)
Guest room perlu dilengkapi dengan kamar mandi yang kelengkapannya berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemewahan guest room tersebut. Kamar mandi yang digunakan di antaranya adalah:
Kamar mandi tamu yang memiliki tab-shower, water closet, dan wastafel sehingga luasan minimal adalah 1,45mx2,50 m.
Kamar mandi yang memiliki wastafel, bathtub, dan kloset sehingga luasan minimal adalah 1,55mx2,50m.
Kamar mandi yang memiliki bathtub, wastafel, kloset dan tab-shower sehingga luasan minimal adalah 2,76mx2,15m.
Kamar mandi juga perlu dilengkapi dengan kotak obat di luar kamar mandi, perletakan handuk yang strategis dan mudah dicapai, serta dengan material dinding dan lantai antilicin.
Fasilitas restoran
Restoran pada penginapan harus memperhatikan kenyamanan termasuk coffee shop, yang dapat dipenuhi dengan pelayanan yang cepat dan variasi menu. Tamu-tamu yang ingin makan di restoran dan bar yang ada di penginapan dapat memesan di tempat yang disediakan oleh penginapan. Ada beberapa penginapan yang menyediakan klab-klab malam di mana para tamu dapat menikmati music dan berdansa sambil menikmati hidangan makanan dan minuman yang dipesan.
b. Back of the house, biasanya diisi berbagai fasilitas sebagai berikut: Fasilitas laundry
Luasan ruang laundry tergantung dari aktivitas yang ada di dalamnya. Untuk penginapan mewah, laundry berukuran cukup luas dan berfungsi sebagai tempat mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press yang digunakan untuk melayani tamu dan juga karyawan.
Housekeeping department
Ruang ini mempunyai berbagai fungsi yang meliputi ruang kepala department dan ruang asisten. Selain itu, juga dibuat gudang untuk menyimpan peralatan yang digunakan oleh housekeeper dan tempat khusus yang digunakan oleh housekeeper dan tempat khusu untuk menjahit kain seprei, sarung bantal dan gorden yang dipersiapkan untuk pelayanan kamar tamu hotel.
(32)
Aktivitas ini tidak terlalu membutuhkan ruang yang luas karena makanan dan sayuran tersebut selalu berjalan dan tidak bertahan lama di tempat tersebut. Setelah selesai diperiksa, ditimbang dan disahkan, bahan pangan akan dikirim ke gudang yang kering atau basah sesuai kebutuhan, atau dimasukkan ke dalam pendingin untuk diawetkan. Khusus makanan kaleng, botol, atau makanan instan lainnya yang tidak membutuhkan lemari pendingin, akan dipindahkan ke gudan yang kering. Sayuran akan langsung dibawa ke tempat memasak. Pada bagian ini lemari es sangat diperlukan. Board untuk memotong sayuran juga harus sesuai dengan ketinggian manusia sehingga memudahkan pekerjaan memasak. Untuk minumanseperti susu, penyimpanan dilakukan di dalam lemari es khusu yang terpisah dari sayuran, ikan, dan daging.
Apabila terdapat perbedaan ketinggian lantai pada bagian ini, diperlukan ramp yang akan memudahkan pembersihan dengan air dan memudahkan pergerakan bahan makanan dengan kereta dorong atau meja dorong.
Ruang mekanikal
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tanki dan pompa untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan .
Selain pengorganisasian ruang, ukuran-ukuran standar masing-masing ruang juga perlu diperhatikan untuk mencapai keberhasilan fungsi bangunan. Penggunaan standar ini juga merupakan upaya untuk mencapai kenyamanan pengguna, khusunya yang terkait dengan ruang gerak pada setiap ruang. Untuk menambah kenyamanan dan meningkatkan daya tarik kunjungan pada sebuah penginapan, disediakan pula beberapa fasilitas public yang dapat difungsikan bagi kegiatan insidentil, sementara beberapa dapat pula disewa oleh umum, seperti:
1. Lobby
Lobby adalah tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar.
Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby: • Entrance hall
Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance denga ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka denga besaran ruang yang cukup luas • Front desk / Reception desk
(33)
Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk memproses dan mengelola administrative pengunjung
• Sirkulasi
Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung
• Seating Area
Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara pengunjung • Retail Area
Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari • Bell man
Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper pengunjung.
• Support function
Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain
2. Arcade
Arcade adalah toko-toko maupun kios-kios yang ada di penginapan dan biasanya disewakan kepada pihak lain yang digunakan untuk menjual koran, majalah, cinderamata, obat-obatan, kantor perjalanan wisata, bank, money changer, dan sebagainya.
3. Children playroom
Ruang bermain anak-anak yang disediakan oleh pihak penginapan yang biasanya dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan dengan berbagai macam tipe alat permainan yang baik untuk menarik anak-anak yang dibawa tamu-tamu penginapan. 4. Swimming pool
Ada dua macam kolam dalam penginapan, yaitu indoor swimming pool dan outdoor swimming pool. Fasilitas ini biasanya dilengkapi tempat mandi, sauna dan didekorasi dengan indah.
5. Conference room
Ruangan-ruangan yang ada pada suatu penginapan yang digunakan untuk seminar-seminar, rapat-rapat, perjamuan, dan konferensi yang memang disediaka untuk
(34)
maksud-maksud ini. Ruang konferensi biasanya dilengkapi peralatan dan perlengkapan yang baik dengan fasilitas-fasilitas konvensi.
6. Fasilitas-fasilitas pendukung yang dianggap perlu dalam memenuhi kebutuhan para pengunjung penginapan, seperti:
Spa dan sauna
Karaoke dan mini theatre room Perpustakaan
2.4 TINJAUAN FUNGSI
2.4.1 Tinjauan Pengguna dan Kegiatan
Adapun pengguna Biwa Agrotourism and Guest House adalah: a. Pengunjung/ tamu
Masyarakat umum yang hendak menginap dan berlibur di Taman Simalem Resort, sekaligus menikmati fasilitas agrowisata di kawasan kebun biwa tersebut Masyarakat umum yang hanya ingin menikmati agrowisata di kawasan kebun biwa tersebut, tanpa harus menginap pada Guest House yang disediakan
Karakteristik pengunjung: Ditinjau dari segi usia
Pemakai dari bangunan ini tidak memiliki batasan usia Ditinjau dari strata ekonomi
Pemakaian bangunan Guest House secara umum merupakan kalangan menengah ke atas mengingat bangunan ini merupakan guest house eksklusif, sedangkan untuk agrowisata, pemakai dapat berasal dari semua kalangan. Berikut ini merupakan diagram alur kegiatan para pengunjung di Biwa Agrotourism and Guest House:
(35)
Diagram 2.1 diagram alur kegiatan pengunjung yang menginap di Guest House (sumber: Olah data primer)
Diagram 2.2 diagram alur kegiatan pengunjung agrowisata yang tidak menginap di Guest House (sumber: Olah data primer)
parkir
parkir datang
Check in
makan
menginap
agrowisata bersantai
Check out
pulang
parkir parkir
makan rekreasi
pulang datang
Membeli tiket
Agrowisata
(36)
b. Pengelola
Simalem VIP Guest House ini merupakan sebuah penginapan yang manajemennya berada di bawah kepengelolaan PT. Merek Indah Lestari.
Berikut ini merupakan diagram struktur organisasi pengelola Taman Simalem Resort:
Diagram 2.3 diagram struktur pengelola Taman Simalem Resort (Sumber: Arsip PT. Merek Indah Lestari)
KEPALA PENGAWAS KEBUN JERUK KEPALA PENGAWAS KEBUN MARQUISA KEPALA PENGAWAS KEBUN BIWA KEPALA PENGAWAS KEBUN ALPUKAT KEPALA PENGAWAS KEBUN KOPI DAN
TEH KEPALA PENGELOLA WATERFALL LOGDE KEPALA PENGELOLA BIWA AGROTOURISM GUEST HOUSE KEPALA PENGELOLA VIHARA KEPALA PENGELOLA TOBA CAFE KEPALA PENGELOLA AGRO CENTER KEPALA PENGELOLA TONGGING LOGDE KEPALA PENGELOLA KODON-KODON CAFE KEPALA PENGELOLA TRADITIONAL VILLAGE KEPALA PENGELOLA ONE TREE HILL VILLA
DIREKSI MANAGER DIRECTOR GENERAL MANAGER ESTATE MANAGER OPERATIONAL MANAGER FARM MANAGER ACCOUNTING MANAGER
(37)
Berikut ini merupakan diagram alur kegiatan pengelola di Biwa Agrotourism and Guest House:
Diagram 2.4 diagram alur kegiatan pengelola (Sumber: Olah data primer)
c. Karyawan
Receptionist
Karyawan yang menjaga dan mengawasi setiap ruang fasilitas pendukung Cleaning service
Chef dan karyawan yang bekerja di restoran Karyawan pabrik pengolahan buah biwa
Para researcher yang meneliti tentang pohon biwa, khasiat dan variasi pengolahan dari hasil panen buah biwa tersebut.
Datang
Parkir
Aktifitas
Makan Istirahat, sholat
Parkir
(38)
Berikut ini diagram alur kegiatan para karyawan Biwa Agrotourism and Guest House:
Diagram 2.5 diagram alur kegiatan karyawan (Sumber: Olah data Primer)
Adapun beberapa kegiatan yang terdapat di Biwa Agrotourism and Guest House adalah: a. Kegiatan rekreasi
b. Kegiatan pendidikan
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Berdasarkan sifat aktifitas yang dapat dilakukan perilaku pengguna bangunan Biwa Agrotourism and Guest House dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu:
Bersifat Statis
Perilaku pengguna bangunan yang lebih bersifat menetap pada satu tempat, atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intesitas waktu yang lebih lama seperti aktifitas tamu yang menginap di kamar, pengelola, receptionist, koki dan karyawan fasilitas-fasilitas pendukung guest house.
Makan
Aktifitas pendukung
Istirahat, sholat
Parkir
Pulang Menerima
tamu
Melayani tamu
Menjaga kebersihan
Mengolah buah biwa
Melakukan penelitian Datang
Aktifitas
(39)
Bersifat Dinamis
Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktifitas tamu pada fasilitas-fasilitas pendukung.
2.4.3 Fungsi Bangunan
Dari lingkup fungsi dan kegiatan pada Biwa Agrotourism and Guest House, ada beberapa fungsi yang akan berlangsung pada bangunan Biwa Agrotourism and Guest House ini nantinya yaitu :
Fungsi Utama, yaitu:
Kamar, yaitu ruangan tempat para tamu menghabiskan waktunya untuk istirahat dan melakukan kegiatan Biwa Agrotourism Guest House terdiri dari tiga jenis, yaitu:
Junior Suite, memiliki fasilitas lounge, kamar tidur, mini bar dan pantry, dan kamar mandi.
Gambar 2.4 Junior Suite
Superior Suite, dengan fasilitas lounge, kamar tidur, ruang makan dan pantry, study room, walk in wardrobe, dan kamar mandi
(40)
Presidential Suite, dengan fasilitas lounge, kamar tidur, ruang makan dan pantry, study room, walk in wardrobe, kamar mandi, dan Jacuzzi.
Gambar 2.6 Presidential Suite
Hall penerima, yaitu ruangan penerima para tamu yang berisi lobby, lounge, serta reception area yang berfungsi untuk memesan kamar yang ada di Guest House tersebut.
Gambar 2.7 Lobby
Fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, yaitu fasilitas yang disediakan Guest House untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan para tamu. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah:
Restaurant Hall
Karaoke room and mini theatre Mini theatre
Spa and sauna Gym
Game room Perpustakaan
(41)
Kolam renang Jacuzzi
Gambar 2.8 fasilitas-fasilitas pendukung Guest House
Fasilitas Agrowisata, yaitu fasilitas yang disediakan dalam kawasan agrowisata kebun biwa. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah:
Ticketing area Coffee shop
Souvenir shop and Juice Bar Business area
Pabrik pengolahan buah biwa Gazebo biwa
KTV room / Mini Theatre
Jacuzzi
Sauna Spa
Kolam Renang
(42)
2.5 DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG
Tabel 2.1 deskripsi kebutuhan ruang
FUNGSI FASILITAS PEMAKAI KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Kamar inap Junior Suite pengunjung Istirahat Makan, minum Mandi, buang air
Lounge
Mini bar + Pantry R. tidur
KM / WC karyawan Membesihkan ruangan
Merawat barang-barang Superior Suite Pengunjung Istirahat
Makan, Minum Mandi, buang air Kerja
Lounge
R. Makan + Pantry R. Tidur
Study Room KM /WC Jacuzzi Karyawan Membersihkan ruangan
Merawat barang-barang Presidential
Suite
Pengunjung Istirahat Makan, minum Mandi, buang air Kerja
Lounge
R. Makan + Pantry R. Tidur
Study Room KM / WC Jacuzzy Karyawan Membersihkan ruangan
Merawat barang-barang Hall
Penerima
Penerima tamu
Pengunjung Duduk-duduk Bersantai bercengkrama Memesan kamar Membayar tarif kamar Menanyakan informasi kawasan TSR Hall Lounge Reception area Tourism information center Security post
Karyawan Menerima tamu Melayani tamu Memberikan informasi kawasan TSR Menjaga keamanan Fasilitas pendukung
Restoran Pengunjung Makan, minum Bercengkrama
Area makan Area makan VIP Bar R. Persiapan Dapur Pantry Wine Cellar Washing area Storage karyawan Memasak makanan
Mempersiapkan makanan
Membuat minuman Mencuci piring
Menyimpan bahan masakan dan minuman
Melayani pengunjung Family
Karaoke room and mini theatre
pengunjung Bernyanyi Bersantai Bercengkrama
Lobby
Reception area Family room karyawan Menjaga kebersihan
(43)
Kolam renang Pengunjung Berenang Bermain Melakukan kegiatan sanitasi Ganti baju Kolam renang dewasa
Kolam renang anak-anak
Toilet
Shower room R ganti / locker Karyawan Menjaga kebersihan
Merawat peralatan Spa and
Sauna
pengunjung Rileks
Perawatan tubuh Mandi, buang air
Lobby + reception area
Ruang sauna Ruang spa Toilet Shower karyawan Merawat tubuh
Menjaga kebersihan Merawat peralatan Fitness area pengunjung Senam
Aerobic
Berolah raga dengan alat
Mandi, ganti baju, buang air R. alat R. aerobic Shower Locker Toilet
karyawan Menjaga kebersihan Merawat peralatan Perpustakaan pengunjung Baca buku
Duduk-duduk
Lobby R. Baca
R. Koleksi Buku karyawan Menjaga kebersihan
Merawat peralatan Hall
Serbaguna
pengunjung Mengadakan acara
skala besar
Mengadakan pesta
Lobby
Ruang persiapan Ruang utama karyawan Menjaga kebersihan
Merawat peralatan Game room pengunjung Bermain
Melepas penat Hobby
Ticketing area Area permainan Gudang
karyawan Menjaga kebersihan Merawat peralatan R. tidur supir
dan pelayan
Pengunjung Beristirahat Mandi, Buang air Bersantai
Kamar tidur KM/WC
Karyawan Membersihkan ruangan Merawat barang-barang Fasilitas
Agrowisata
Ticketing area Pengunjung Membeli tiket
Menanyakan informasi
Ticketing area Information area karyawan Menjual tiket
Memberi informasi Coffee shop Pengunjung Makan, minum
bercengkrama Area makan Bar R. Persiapan DapurPantry Washing Area Karyawan Memasak makanan
Membuat minuman Mempersiapkan
(44)
makanan dan minuman Menjaga jebersihan Menjaga peralatan
Storage
Souvenir Shop and Juice Bar
Pengunjung Membeli Barang Melihat-lihat
Kasir R. Display Juice bar Karyawan Menjaga Kebersihan
Merawat peralatan Menjual barang Bussiness
Area
Pengunjung Mencari informasi
melalui internet Membaca surat kabar
Internet room Lounge baca
karyawan Menjaga kebersihan Merawat barang-barang Pabrik
pengolahan Buah biwa
pengunjung Mengetahui
pengetahuan teoritis pohon biwa
Mengetahui cara pengolahan buah biwa
Mengetahui tentang khasiat dari buah biwa
Buang air
R. penerima galeri
perpustakaan laboratoriun
R. utama pengolahan biwa
R. penyimpanan buah sebelum diolah R. penyimpanan produk olahan Area cuci Area jemur R. karyawan R. pengawas R.arsip Toilet Gudang karyawan Mengolah buah biwa
Mengadakan penelitian tentang pertumbuhan, khasiat dan variasi pengolahan biwa
Menjaga kebersihan Merawat peralatan Istirahat, buang air pengelola Mengawasi keadaan
Gazebo Biwa pengunjung Berekreasi, menikmati pemandangan alam
Bersantai Bermain
Gazebo
Area bermain anak
karyawan Menjaga kebersihan Merawat peralatan Fasilitas
pengelola
Kantor pengelola
pengelola Mengelola bangunan
Melakukan kegiatan rapat
Lobby R tunggu
R kepala pengelola R staff
R rapat pengunjung Menunggu
Melakukan interkasi dengan pengelola
karyawan Menjaga kebersihan Merawat peralatan R. Servis tata
graha
pengelola Melakukan kegiatan
sanitasi Beristirahat Makan, minum Sholat Menyimpan barang Laundry post House keeping R. makan Pantry R. istirahat Musholla
(45)
Karyawan Melakukan laundry Menjaga kebersihan Merawat peralatan Melakukan kegiatan sanitasi Beristirahat Makan, minum sholat Toilet Gudang Janitor Fasilitas servis
R utilitas Pengunjung Memarkirkan kendaraan Menunggu Melakukan interaksi dengan karyawan Parkir R keamanan Gudang
R istirahat karyawan Pantry
R ganti / locker R ME
R pumbling R P3K
Toilet karyawan Karyawan Mrngawasi keamanan
Mengawasi kebersihan Mengawasi mekanikal dan elektrikal Mengganti pakaian Melakukan kegiatan sanitasi Mendapatkan perawatan medis
(Sumber: Olah data primer)
2.6 DESKRIPSI KAPASITAS BANGUNAN
Menurut Architect’s Handbook karangan Quentin Pickard, jumlah kamar menurut klasifikasi penginapan adalah sebagai berikut:
Guest House : 25 – 50 kamar
Independent Hotel, Country Hotel : 50 – 80 kamar
Budget Inn, Logdes : 80 – 120 kamar
Suburban Hotel, Airport Hotel : 120 – 200 kamar
Resort Hotel : 200 – 300 kamar
Luxury Hotel, Boutique Hotel : 150 – 250 kamar City Center Convention Hotel : 300 – 500 kamar Integrated Resort Village : 300 – 800 kamar Mega resort, casino hotel : 500 – 1000 kamar
Dari data diatas, maka diperoleh kapasitas kamar Guest House ini adalah 26 kamar, yang terdiri dari 12junior suite, 12 superior suite, dan 2 presidential suite.
Untuk mengetahui jumlah pengunjung fasilitas agrowisatanya, maka terlebih dahulu mengetahui jumlah pengunjung Taman Simalem Resort. Berikut ini merupakan tabel jumlah pengunjung yang berekreasi di TamanSimalem Resort dari Oktober 2007 sampai Januari 2010 dan tabel data jumlah wisatawan asing yang datang ke Sumatera Utara:
(46)
Tabel 2.2 Jumlah pengungjung Taman Simalem Resort
2007 (mobil) 2008 (mobil) 2009 (mobil) 2010 (mobil)
Januari - 702 3842 2802
Februari - 1030 1177 -
Maret - 1336 1906 -
April - 649 1458 -
Mei - 867 1614 -
Juni - 1115 1909 -
Juli - 1490 2845 -
Agustus - 1416 1792 -
September - 770 3742 -
Oktober 691 3402 1169 -
November 451 918 1352 -
Desember 764 2113 2188 -
Rata-rata kendaraan
635 1065 1788 2802
Total kendaraan 1906 15806 24994 2802
Estimasi jumlah pengunjung (x
5)
9530 79030 124970 14010
(Sumber: Arsip PT. Merek Indah Lestari)
Berdasarkan tabel diatas, kunjungan wisatawan yang datang ke Taman Simalem Resort mengalami kenaikan persentasi sebanyak 40 % tiap tahunnya. Diperkirakan hingga tahun 2015, kunjungan wisatawan yang datang ke Taman Simalem Resort mencapai 940.986 orang. Untuk mengetahui jumlah kamar guest house nantinya perlu dilakukan perhitungan jumlah wisatawan sebagai berikut:
Jumlah wisatawan yang datang ke Taman Simalem Resort = 940.986 = 2578 / hari Diasumsikan sebanyak 60% pengunjung yang datang ke Taman Simalem Resort ingin
menikmati kawasan agrowisata di kawasan Taman Simalem Resort ini : 60% x 2578 orang = 1546 orang
(47)
o Kebun jeruk
o Kebun marquisa
o Kebun biwa
o Kebun avocado
o Kebun kopi dan teh
Diperkirakan sekitar 20 % dari wisatawan yang ingin beragrowisata di kawasan ini, beragrowisata ke Kebun biwa: 20 % x 1546 orang = 309 orang
2.7 STUDI BANDING ARSITEKTUR DENGAN FUGSI SEJENIS 2.7.1 Casa Jip Guest House, Thaiand
Casa Jip adalah sebuah guest house yang terletak tepat di pusat Patong Beach, dekat dengan pantai, shopping center dan area entertainment. Fasilitas kamar pada guest house ini terdiri dari 10 budget room dengan fasilitas AC, TV kabel, WiFi, dan 20 deluxe room dengan fasilitas yang telah disebutkan diatas, ditambah mini bar, dan safety deposit box.
Gambar 2.9 suasana reception area
(48)
(49)
2.7.2 Kusuma Agrowisata Hotel, Batu, Malang
Kusuma Agrowisata Hotel Batu – Malang terletak di daerah Batu, Malang, Jawa TImur. Semua Guest room memiliki teras privat, tempat tidur, shower dengan air hangat dan sejuk, telepon, TV aneka channel, dan 24 jam Room Service.
Gambar 2.12 Suasana eksterior bangunan dan suasana Guest Room
Fasilitas Hotel ini adalah: Business centre
Baby Sitting on Request Laundry and Dry Cleaning Pelayanan kamar 24 jam Restoran
Terdiri dari sebuah restoran yang memiliki view ke arah kolam renang dan taman, coffee shop yang berada di looby hotel dan sebuah bar yang menyediakan live music.
(50)
Gambar 2.13 Suasana Restoran, Coffee Shop dan Bar Kolam renang
Spa
Agrowisata
Terdiri dari agrowisata Apel dan Stroberi. Tersedia dengan berbagai macam pilihan agrowisata dengan tarif yang berbeda.
Gambar 2.14 buah apel, suasana kebun, dan buah stroberi
Selain kebun Apel dan stroberi, terdapat juga pabrik pengolahan buah dengan pemggunakan buah asli alami dan segar, diproses dengan menggunakan teknologi pangan yang modern dan didukung dengan quality control yang ketat menjamin produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi.
(51)
(52)
Gambar 2.16 hasil pengolahan buah Area bermain anak
Taman bermain anak yang indah, asri dan sejuk dilengkapi dengan berbagai alat permainan dan gazebo.
Gambar 2.17. suasana area bermain anak Billiard
Sport Center
Terdiri dari lapangan sepak bola dengan kualitas rumput standar Internasional, lapangan tenis yang dirancang menurut standar nasional, dan jogging track.
Gambar 2.18 suasana jogging track, lapangan tenis, dan lapangan sepak bola Karaoke room
2.7.3 Sea Sun Sand Guest House, Phuket Island, Thailand
Sea Sun Sand terletak di Patong Beach, daerah pantai terindah di Phuket. Letak guest house ini dekat dengan pantai, tempat-tempat entertainment dan taman tropis, membuat guest house ini memiliki atmosfer yang damai dan tenang.Guest house ini memiliki 78 standar room yang menghadap ke kolam renang dan taman. Semua ruangan memiliki perabotan yang
(53)
nyaman dengan AC, kamar mandi privat dengan shower air hangat dan dingin, telepon, TV satelit dan minibar.
Gambar 2.19 enterance masuk ke Sea Sun Sand Guest House
Gambar 2.20 Suasana double bed dan twin bed guest room
Servis dan Fasilitas yang terdapat di Guest House ini adalah telepon, fax, e-mail dan internet, wireless broadband, wifi, kios Koran dan majalah, safe deposit box, penukaran uang, laundry dan dry cleaning, peralatan pertolongan pertama keselamatan, pusat fitness, fasilitas parkir mobil dan van. Fasilitas rekreasinya berupa kolam renang dewasa dan anak-anak yang dilengkapi dengan Jacuzzi, spa, ruang sauna dan pool bar, yang dikelilingi oleh taman tropis. Selain itu, terdapat juga Bai Bua Restoran yang menyediakan makanan khas Thailand dan hidangan internasional, serta The Sabai Dee Bar yang merupakan tempat santai yang menyediakan berbagai jenis minuman yang menyegarkan.
(54)
Gambar 2.21 suasana kolam renang dan spa
Gambar 2.22 suasana restoran
2.7.4 Hester Basoeki Guest House, Bogor
Desa Cinangneng dipilih karena sampai sekarang adalah salah satu desa di Jawa Barat yang masih menyimpan adat dan tradisi yang tetap mereka lakukan. Meskipun modernisasi dan globalisasi bergulir. Kebiasaan dan adat isitiadat masyarakat desa Cinangneng sampai sekarang masih tetap terpelihara. Di desa kecil di kabupaten Bogor Jawa Barat inilah kesenian khas Indonesia seperti wayang kulit, tarian adat Sunda, hidangan khas, serta upacara dan ritual bertani dan berkebun dapat kita jumpai secara lengkap dari zaman ke zaman.
Eksotisme harmoni inilah yang ingin kami sampaikan ke masyarakat internasional bahwa Tradisi dan Modernisasi dapat terus hidup berdampingan di Indonesia.
(55)
Gambar 2.23 Suasana tapak Hester Basoeki Guest House, Bogor
Akomodasi:
- 2 standard rooms berlokasi di sekitar pinggir kolam renang - 2 standard rooms dengan view ke arah sungai
- 2 rooms dengan view ke arah sawah - 1 deluxe room dengan view ke arah taman - 1 family room dengan view ke arah sawah
Setiap ruangan dilengkapi dengan AC, Televisi, Kamar mandi dengan shower air panas dan air dingin dan teras sendiri.
(56)
Gambar 2.24 suasana interior dan eksterior kamar tidur
Facility and Service: - Lobby / Lounge
(57)
- Restaurant
- Swimming pool with natural spring water - Garden
- Car Park - Gift Shop - Room service - Laundry - Car Rental
(58)
2.6.5 VIP Guest House, Sindh Colony, Pune, India
Project Name: V.I.P Guest House Client: Bharati Vidyapeeth, Pune Project Type: Residential
Principal Designer/s: Shirish Beri Design Team: Aniruddha Deshpande
Contractor/s: Gada & Vikram Shinde, Pune (main civil)
Location of site: Sindh Colony, Pune, IndiaSite Area: 850 sq. m Built-up Area: 840 sq. m
Gambar 2.26 Suasana Eksterior VIP Guset House, Sindh Colony, Pune, India
Guest House ini memiliki tujuh suites dengan satu VVIP suite terpisah dengan ruang tamu dan area massage, sauna dan pantry. Area bersama seperti reception area, ruang tunggu, ruang tamu, ruang makan, ruang kumpul keluarga, terletak di luar dan didesain secara khusus. Ruang generator set, pompa, dan ruang manajer terletak di level parkir.
Selagi mendesain sebuah rumah sosial Sindh yang berharga di Pune dengan bungalow yang besar memamerkan fasad post modern dengan kolom Romawi, serambi yang bertiang-tiang, atap miring pada lahan sekitar 800 m2, Shirish dikonfrontasi dengan tantangan disain sebagai berikut.
Gambar 2.27 detail balkon
(59)
Fasad terluar dibuat dengan cara seperti di gambar untuk membuat privasi yang maksimum untuk penghuni tanpa membuat mereka merasa berdekatan dan claustrophobia. Dinding yang berbentuk kurva, lipatan, tekukan ke dalam atau tekukan ke luar membuat pengalaman yang unik, dan keluar dari kebiasaan ruangan. Teras dan balkon dengan pola perkerasan yang special, tanaman, tempat duduk dll juga memiliki potensi besar sebagai ruangan fungsional.
Area tamu dan ruanga makan yang mengalir ke beranda tempat duduk dan taman untuk pesta pada satu bagian dan atrium lansekap pada bagian yang lain, balkon dan teras lansekap, pemandangan dari tanaman di atrium dari semua lantai membantu memintegrasi alam pada lingkungan urban ini.
Gambar 2.28 permainan cahaya pada void atrium
Kesatuan ruangan dibaea oleh tiga lantai special yang berlipat, sky lit, lobby atrium lansekap – yang terlihat dari semua kamar dan lobby pada semua lantai. Pencahayaan alami yang menyinari atrium terlihat sangat indah, mistis dan hampir meberikan efek surreal. Bentuk lipatan pada dinding, sandaran, dan railing membantu menciptakan bentuk sculptural di dalam maupun di luar bangunan.
(60)
BAB 3 ELABORASI TEMA
3.1 PENGERTIAN TEMA
Adapun tema yang diambil untuk diterapkan pada bangunan Biwa Agrotourism Guest House adalah Green Architecture .
Istilah Green, berasal dari bahasa Inggris yang berarti hijau. Architecture berasal dari Arsitektur berakar dari bahasa Yunani 1) Arche : yang asli, yang utama, yang awal
2) Tektoon : sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb. 3) Archetektoon : pembangun utama, tukang ahli bangunan yang utama.2
Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan, yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya.
Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah-langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.
Beberapa pemahaman akan green architecture dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut:
a. Green Architecture oleh Brenda dan Robert Vale 1. Penghematan Energi
Bangunan harusnya meminimalisasi penggunaan kebutuhan akan energy. 2. Bekerja dengan Iklim
Bangunan harusnya didesain untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya energi yang alami.
3. Menimimalisasi penggunaan sumber daya alam baru
Bangunan harusnya didesain untuk meminimalisasi penggunaan sumberdaya alam baru dan menggunakan material ramah lingkungan.
4. Menghargai pengguna
Green architecture menyadari pentingnya semua orang yang bersangkutan dengan bangunan tersebut.
5. Menghargai site
Meminimalisasi perusakan site. 6. Holistik
2
(61)
Semua prinsip green architecture membutuhkan mendekatan holistic kepada lingkungan pembangunan.
b. Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. (1996:51) 1. Solusi berawal dari tempat perancangan
Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan tentang tempat dimana bangunan akan dirancang. Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan tersebut tanpa harus merusak lingkungan.
2. Perhitungan Ekologis menginformasikan desain
Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain. Gunakan informasi-informasi lingkungan untuk menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di daerah tersebut.
3. Mendesain dengan alam
Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses yang meregenerasi daripada menganti secara keseluruhan, kita menjadi lebih hidup.
4. Semua orang adalah perancang
Dengarkan setiap suara pada proses desain ini. Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau perancang saja: semua orang adalah perancang dan partisipan. Hargai pengetahuan special yang setiap orang bawakan. Jika manusia bekerja bersama untuk merawat lingkungan mereka, mereka juga merawat diri mereka sendiri.
5. Membuat yang alami terlihat
Lingkungan yang mengubah sifat lingkungan tersebut mengabaikan kebutuhan kita dan potensi kita untuk belajar. Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian lingkungan tersebut.
(62)
c. Ecological Design oleh Ken Yeang (1995:187)
Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana perancangnya meminimalisir efek yang merugikan dari produk desain dengan penuh pemahaman tentang ekosistem bumi,dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan peminimalisasi efek merugikan tersebut.
1. Hemat energi
• “Penurunan biaya sebagai hasil dari penurunan konsumsi energi dalam pengoperasian bangunan.”
• “Penurunan konsumsi energi secara umum berasal dari penggunaan peralatan struktur pasif (non mekanikal).”
2. Humanisme
“Mempertinggi indera pengguna yang sesuai sambil mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal dari daerah tersebut”
3. Estetika natural dan kebebasan ekspresi
• “Sosial-ekonomi dan kondisi politik dapat berubah secara nyata dalam satu periode, seperti juga rasa visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim dan mengubah siklus.”
• “Menyediakan dengan prinsip teori dari bentuk bangunan yang akan memperbolehkan kebebasan interpretasi dari desain.”
• “Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal tersebut juga mengurangi dampak dari wajah bangunan yang rata dank keras pada lingkungan eksternalnya dan menyediakan area shading pada bagian atas bangunan.”
• “Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi keuntungan baru dari fitur desain.” 4. Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal
• “Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan aspek yang paling penting dari daerah tersebut dan seharusnya menjadi faktor desain yang penting, disamping menjadi aspek ekologisnya.”
• “Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan bangunan dalam keadaan yang sangat umum.”
5. Pengudaraan natural
“Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan. Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrim yang besar dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-covering, atau skycourt yang besar”
(63)
6. Tanggap orientasi matahari
“Eksplorasi dalam lapisan dinding luar bangunan dari dalam ke luar lingkungan, dihubungkan melalui area transisi, menghadap ke concentrasi udara untuk desain dinding yang variable. Studi tentang dinding eksternal sebagai kulit yang bervariasi mengubah profil massa tergantung pada orientasi matahari.”
d. Bioshelters oleh Nancy Jack Todd et.al.
1. Dunia ini adalah matriks dari semua desain.
2. Desain harusnya mengikuti, bukan melawan, hukum alam. 3. Keadilan biologis harus mengikuti desain.
4. Desain harus merefleksikan bioreionalitas.
5. Proyek harus didasarkan dalam penggunaan daur ulang sumber daya alam. 6. Desain harus berkelanjutan melalui integrasi sistem kehidupan.
7. Desain harus ikut berevolusi dengan alam.
8. Bangunan dan desain harus membantu menyehatkan planet 9. Desain harus mengikuti ekologi sacral.
e. Green architecture oleh standar Leadership in Energy and Enviromental Design (LEED): 1. Penggunaan pengembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat menggunakan
material-material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan sekitar. Penggunan roof garden dan penanaman vegetasi di sekitar bangunan dan di dalam site sangat mendukung.
2. Penggunaan pendaur ulang air kotor (air yang telah digunakan) dan penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan . penggunaan dan penyediaan air perlu dimonitari.
3. Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam-macam, contohnya, pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternatif energi seperti energi solar dan energi angin.
4. Pengunaan material yang didaur ulang yang tidak memerlukan energy yang banyak untuk membuatnya lagi. Selain itu, dapat juga menggunakan material lokal yang rendah polusi.
5. Pengkontrolan air indoor quality menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan personal space, ventilasi, pengkontrol suhu, dan menggunaan material yang tidak mengandung gas beracun.
(64)
f. Menurut buku Green Architecture, terbitan Taschen, tahun 2005, standar dari bangunan eco-friendly adalah:
1. Bangunan yang lebih kecil 2. Penggunaan material daur ulang 3. Penggunaan material hemat energy
4. Penggunaan kayu hasil panen daerah sekitar (untuk masa pembangunan dan furnishing) dan menghindari kayu import
5. Menggunakan sistem penggunaan air alternative 6. Perawatan bangunan yang murah
7. Pendaur ulangan bangunan
8. Pengurangan bahan kimia perusak ozon 9. Pemeliharaan lingkungan sekitar
10. Efisiensi energy 11. Orientasi matahari
12. Akses ke transportasi publik
3.2 INTERPRETASI TEMA
Dari beberapa prinsip-prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang tela diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok-pokok pikiran atau prinsip Green Architecture itu sendiri adalah:
• Sumber energy alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik.
• Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang-buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan. • Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang
telah dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat.
• Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site.
Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur-fitur sebagai berikut:
(65)
Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan.
Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, tidak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia.
Pemakaian green roof ini tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang, tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan untuk sanitasi bangunan seperti flush kloset.
Gambar 3.1 green roof dan proses pemanfaatan air hujan
Memanfaatkan panas matahari daerah khatulistiwa yang bersinar sepanjang tahun lalu mengubahnya menjadi energy listrik yang dapat digunakan untuk pemakaian listrik bangunan.
(66)
3.3 STUDI BANDING ARSITEKTUR DENGAN TEMA SEJENIS 3.3.1 School of Art, Design and Media, Nanyang Technology University
Terletak pada daerah lembah pada lansekap kampus, sekolah ini terdiri dari tiga bagian yang membentuk komposisi organik. Dibangun dengan finishing dasar dari kaca dan beton kasar dan beratapatap berumput (roof garden), bangunan ini dibuat sebagai landmark arsitektur pada universitas tersebut.
Kepala Firma: CPG Consultants Pte Ltd Anggota Tim:
Hoonh Bee Lok, CPG Consultant Pte Ltd, Direktur (proyek) Dr. Timothy Seow, CPG Consultant Pte Ltd, Managing Director Yong Wei Lee, CPG Consultant Pte Ltd, Senior Vice President
Johnny Lim, CPG Consultants Pte Ltd, Senior Vice President Design / DD
Site terletak pada lembah yang mana harusnya menjadi paru-paru kota pada masterplan dari kampus universitas seluas 200 ha. Daripada mengesankan bangunan diatas tapak, perancang membiarkan tapak bermain dengan aturan kritikal dalam mencetak bangunan. Hal ini mengizinkan aspek hijau pada site untuk membuat bangunan menjadi “bukan bangunan” dalam settingan umum.
Desain bangunan ini menantang sistem linear tradisional tentang edukasi dengan pengaturan yang jelas tentang guru dan para mahasiswanya. Di sini, para pendesain membuat tipe yang berbeda tentang space – dari tempat duduk auditorium yang formal ke studio yang lebih informal, lobbi, koridor-koridor dan tempat istirahat. Terdapat juga pojok-pojok outdoor yang nyaman, sunken plaza yang dibentuk dari seperti tangan yang berpelukan dari bangunan tersebut dan atap roof garden.
Bersama-sama, semua hal di atas menyediakan space yang beragam bagi para mahasiswa untuk berinteraksi, mengeksplor diri mereka, dan belajar sebaik memejangkan karya-karya kreatif mereka.
Bangunan yang digunakan sebagai kampus ini memiliki luas sekitar 202.357 kaki2 atau sekitar 4,639 ha. Pembangunan School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University ini selesai pada Juni 2006, dan bekapasitas 900 mahasiswa.
(67)
SITE PLAN
Desain terdiri dari tiga blok terjalin dengan green roof pada seluruh atap yang menimbulkan kesan natural seperti di atas tanah. Blok-blok ini mengelilingi untuk membuat Sunken Plaza yang indah, yang mana meliputi kolam dengan air terjun dan lansekap yang indah.
Gambar 3.3 Site Plan School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University
FLOOR PLAN
Bentangan dari dua blok membentuk sebuah pintu masuk yang mengundang bagi kampus ini. Pintu masuk dobel mengarahkan ke dalam lobbi yang luas dengan elemen sirkulasi seperti lift, tangga terbuka dan jembatan penghubung. Dari area lobbi tersebut, mahasisawa dapat langsung mengakses ke bagian lain dari bangunan.
(68)
Gambar 3.4 Denah School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University Auditorium bangunan ini terdiri dari dua lantai. Juga terdapat sebuah perpustakaan luas, lengkap dengan ruang fotokopi, area santai (lounge) dan area belajar.
(69)
Gambar. 3.6 denah Perpustakaan
Gambar 3.7 Potongan
Enterance utama kampus ini terletak pada tapak drop-off yang mana dibuat oleh bentangan dari dua blok yang terjalin.
(70)
Gambar 3.8 Sunken Plaza
Gambar 3.9 suasana interior Bangunan
(71)
Gambar 3.10 School of Art, Design and Media Nanyang Technological University pada malam hari.
Fitur Green Architecture
Energi Matahari dan Pencahayaan Alami: Kaca yang menyelubungi bangunan membuat pencahayaan alami dapat masuk ke dalam bangunan. Dalam studio, pencahayaan alami membantu dalam memberikan warna asli dalam rendering pada pekerjaan para mahasiswa. Pencahayaan alami yang di-filter melalui daun-daunan dan pohon memberikan sensasi kenyamanan pada pengguna bangunan.
Elemen dan Bangunan Sustainable: performa yang tinggi dari fasad kaca menghalagi panas matahari yang masuk tetapi membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi interior bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi energy yang dihabiskan pada pemakaian AC (Pendingin ruangan). Atap yang seluruhnya ditanami rumput Zoysia matrella memberikan insulasi yang sangat bagus pada space di bawahnya. Tempat penyimpanan air dibawah tanah yang ringan membantu untuk memberikan suplai yang konstan dalam rangka merawat pertumbuhan rumput. Air hujan juga dikumpulkan dari atap dan disalurkan ke dalam tangki penyimpanan untuk irigasi pada atap.
(72)
Penanda lokal: desain bangunan terinspirasi dari lahan yang berbukit-bukit dari topografi yang berkontur dan lingkungan hutan sekitar kampus. Dengan bentuk massa bangunan ini, bersama-sama dengan roof gardennya, membantu untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya.
Menghubungkan Komunitas: Kampus ini terletak pada jantung dari 4 ha kampus. Di samping menjadi sebuah bangunan ramah lingkungan, roof garden dan plaza dapat menjadi area berkumpul bagi mahasiswa lainnya dalam kampus.
3.3.2 Trafacon Office building
Gambar 3.11 Trafacon Office Building Data Proyek:
Nama Proyek : Trafacon Office Building
Lokasi : Jl. Durian No. 11, Jagakarsa, Jakarta, Indonesia
Luas Site : 1.883 m2
Luas lantai : 1.451 m2
Jumlah ruangan : 33 ruangan
Tinggi bangunan : 10 m
Client / Owner : PT. Bumi Trafacon Indonesia Firma Arsitektur : 12akitek
Arsitek Prinsipal : M. Hikmat Subarkah, Ginanjar Ramdhani Arsitek Proyek : M. HIkmat SUbarkah
Tim Proyek : Ginanjar Ramdhani, Anggie Radik Priyanto, Irwan Kontraktor Utama : PT. Bumi Trafacon Indonesia
Insinyur Mekanikal dan Elektrikal : PT. Bumi Trafacon Indonesia Insinyur Sipil dan Struktural : Mohamad Samsi, Iqbal
(73)
Gambar 3.12 Suasana roof garden pada Trafacon Office
Sebuah bangunan seharusnya tidak hanya merespon tentang keindahaannya atau fungsinya, tetapi juga kelokalitasnya seperti kebudayaan, sosial dan iklimnya. Dalam konteks Jakarta, di mana kota tersebut sering terjadi bencana banjir, arsitek butuh untuk mengambil alih masalah selama proses desain dapat dipertanggung jawabkan antara struktur dan lingkungan.
Gambar 3.13 Suasana Interior
Bangunan Trafacon Office dibangun dalam rangka melawan masalah bencana banjir di Jakarta, dan untuk mendemontrasi arsitektur kontemporari dapat diaplikasikan tanpa mengorbankan prinsip dasar dari arsitektur tropis. Berlokasi pada lahan area hijau kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, bangunan ini merupakan kantor pusat Trafacon, perusahaan kontruksi. Di dalamnya terdapat kantor pusat, kantor pemasaran, studio fotografi dan fasilitas pendukung lainnya.
(74)
Gambar 3.14 ground floor plan
Konsep utamanya adalah untuk menciptakan pencampuran suasana antara bangunan dan lingkungannya. teknik perlipatan kertas digunakan untuk membentuk ruangan, menghasilkan bentuk yang dinamis dan tidak konvensional. Bagian luar bangunan ditutupi dengan green roof.terpisahdari keuntungan pemilikdengan apa yang ditawarkan green roof, hal ini juga merupakan strategi untuk mengganti area hijau yang terpakau oleh pembangunan bangunan ini. Prinsip dasar dari overhang, cahaya dan aliran udara diadaptasi dar fitur sustainable tradisional seperti sistem manajemen air sebaik teknik ventilasi silang terintegrasi ke arsitektur kontemporer untuk mendapatkan performa lingkungan yang baik.
Gambar 3.15 Konsep Massa Bangunan
Fitur Green Architecture
Energi: Fungsi yang sama dikelompokkan bersama untuk meningkatkan efisiensi. Melalui pengaturan zoning secara hati-hati, aktivitas manusia menjadi lebih kecil, yang berakibat
(75)
menurunnya emisi panas. Terpisah dari zona kerja, semua zona lainnya bergantung pada ventilasi alami. Walaupun AC digunakan di zona kerja, sistem didisain untuk membuat performa yang optimal, yang mengakibatkan terhindarnya pembuangan energy yang sia-sia. Dindinga kaca yang besar membantu mengurangi kebutuhan cahaya.
Gambar 3.16 Site Plan Trafacon Office Building
Air: Metode konvensional dan hi tech digunakan untuk menyimpan air. Green roof yang luas digunakan untuk menyimpan dan menyaring air hujan, yang mana disalurkan ke ground water tank untuk keperluan flushing toilet dan pengairan tumbuhan. Sistem filtrasi dimodifikasi seperti yang digunakan oleh rumah tradisional Indonesia. Terlepas dari ruang penyimpanan yang kecil dan saringan dari kelapa, tanah dan rumput digunakan sebagai lapisan filter yang biasa. Dipasangkan dengan penggunaan teknologi peralatan air lokal, yang mana mengurangi kontaminasi dari besi, magnesium, organic, dan zat ammonium, gabungan zat yang tidak diketahui, bau dan keruh, pengumpulan air hujan juga dapat diubah menjadi air yang dapat diminum.
Gambar 3.17 diagram pemanfaatan air hujan
(1)
137 Universitas Sumatera Utara
(2)
138 Universitas Sumatera Utara
(3)
139 Universitas Sumatera Utara
(4)
140 6.21 DETAIL-DETAIL
6.22 3D BANGUNAN
(5)
141 Universitas Sumatera Utara
(6)
144 DAFTAR PUSTAKA
• Baud-Bovy M. and Lawson F.R (1999) Tourism and Recreation Planning and Design, The
Architectural Press, Oxford •
• Lawson F.R. (1995) Hotels and Resorts Planning, Design and Refurbishment, the Architectural Press, Oxford.
• Lawson F.R. (2000) Congress, Convention, and Exhibition Facilities: Planning, Design and
Management, The Architectural Press, Oxford
• Rutes W. and Penner R. (1985) Hotel Planning and Design, Watson Guptill, New York
• John G. and Campbell K. (1993), Outdoor Sports, Handbook of Sports and Recreational Building Design, Vol.1, Butterworth Architecture and The Sports Council, Oxford
• Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., 2006, Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
• De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for Building Types.Mcgraw Hill Book Company.New York.
•
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
•
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
• Snyder, James C.& Catanese, Anthony J. (1989) Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga, • WJS Poerwadarminta, (1976) Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
•
Badan Pusat Statistik Medan (2006) Medan Dalam Angka
• TAMAN SIMGuiding Principles of Sustainable Design (1993),