Interpretasi hasil pengujian Random Effect model

secara positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu sektor yang terdapat pada laju pertumbuhan PDRB adalah sektor industri. Sektor industri juga merupakan salah satu sektor yang menyediakan peluang kerja bagi tenaga kerja. Menurut BPS, sektor industri dibedakan menjadi industri kecil, sedang, besar dan industri rumahtangga. Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang adalah perusahaan dengan tenaga kerja sebesar 20 sampai 99 orang, industri kecil adalah perusahaan dengan tenaga kerja sebesar 5 sampai 19 orang, dan industri kecil adalah perusahaan dengan tenaga kerja 1 sampai 4 orang. Menurut penelitian Jaunita 2016, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, banyaknya jumlah perusahaan atau unit usaha berpengaruh positif terhadap penyerapan jumlah tenaga kerja pada sektor industri tahun 2011-2013 di Provinsi Jawa Tengah. Yanng artinya, semakin banyak jumlah perusahaan atau unit usaha di suatu wilayah maka akan semakin banyak tega kerja yang digunakan. Tabel 5.7 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Kota-Kota Jawa Tengah Tahun 2010-2015 Tahun Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Semarang 314 314 325 300 328 328 Surakarta 171 171 172 139 132 132 Magelang 26 26 24 26 25 25 Pekalongan 204 204 179 172 173 173 Salatiga 23 23 26 32 32 32 Tegal 85 85 93 110 116 116 Sumber:BPS Jawa tengah dalam angka Sejalan dengan penelitian diatas dapat dilihat bahwa pada Tabel 5.7 terlihat bahwa jumlah perusahaan atau unit usaha yang ada di enam kota di Jawa Tengah, pada periode tahun 2010-2015 tidak mengalami perubahan signifikan. Bahkan, di Kota Magelang banyaknya perusahaan dari tahun 2010-2016 mengalami penurunan. Hal ini tentu saja tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk yang setiap tahunnya meningkat, 3. Pengaruh Upah Minimum Kota terhadap Pengangguran Terbuka Hasil penelitian yang didapatkan pada regresi ini menunjukkan bahwa variabel upah minimum kota memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran terbuka untuk semua kota-kota yang ada di Jawa Tengah pada derajat kepercayaan 5. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Koefisien upah minimum kota memiliki nilai sebesar 0,7226 yang berarti apabila terjadi kenaikan upah minimal kota sebesar 1 maka akan menurunkan pengangguran rata-rata sebesar 0,72. Seperti halnya pada pasar kompetitif, dimana di dalamnya terdapat banyak pembeli dan penjual, sehingga penjual dan pembeli memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap harga pasar Menkiw, 2006. Kita asumsikan jika ini merupakan pasar tenaga kerja dimana penjualnya adalah tenaga kerja dan pembelinya adalah pengusaha, sedangkan harga adalah upah. Jumlah permintaan quantity demanded akan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang mampu di bayar oleh pengusaha. Dengan demikian maka jumlah permintaan berhubungan secara negatif terhadap upah Menkiw, 2006. Sehingga di pasar tenaga kerja penurunan tingkat upah akan meyebabkan peningkatan jumlah pengangguran karena disebabkan oleh adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya, tingkat upah akan naik jika terjadi kelebihan permintaan tenaga kerja atau jumlah pengangguran akan meningkat dan jumlah pencari kerja bertambah, maka tingkat upah akan turun. Demikian pula tenaga kerja meningkat. Pada dasarnya penelitian ini juga sesuai pada teori yang di tulis oleh A.W. Philips tahun 1958 dalam Izzah 2015, dimana pada hasil studinya menyimpulkan bahwa hubungan antara kenaikan upah dan pengangguran adalah hubungan yang negatif. Dimana ketika kenaikan upah rendah, maka tingkat pengangguran tinggi, begitupun ketika pengangguran rendah kenaikan upah tinggi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiyati 2016, yang menunjukkan bahwa upah minimum kota berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di kota-kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Yang mana artinya, semakin naik tingkat upah maka akan menyebabkan turunnya jumlah pengangguran terbuka. 78 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Tengah Periode 2010-2015, dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap pengangguran terbuka di kota- kota Provinsi Jawa Tengah. Karena memiliki nilai koefisien sebesar 0,065 0,05. Hal ini menunjukan bahwa inflasi tidak mempengaruhi pengangguran terbuka di kota- kota Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian hipotesis tidak terbukti. 2. Pada penelitian ini variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di kota- kota Provinsi Jawa Tengah, dengan nilai koefisien sebesar 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besarnya jumlah penduduk mengakibatkan sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Dengan demikian hipotesis terbukti benar. Pada penelitian ini variabel Upah Minimum Kota UMK berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di kota- kota Provinsi Jawa Tengah, dengan nilai koefisien sebesar 0,001 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan upah minimum akan berpengaruh terhadap pengangguran terbuka di kota- kota Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian hipotesis terbukti benar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, pemerintah Provinsi Jawa Tengah diharapkan mampu mengendalikan lonjakan pertumbuhan penduduk, dengan terus melakukan sosialisasi tentang program keluarga berencana. Dengan demikian pemerintah dapat meminimalisir lonjakan pertumbuhan penduduk yang tinggi. Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih besar terhadap penduduk yang ada di wilayah perkotaan dengan meningkatkan mutu pendidikan, dan memberikan lebih banyak fasilitas pelatihan tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan dalam mencari pekerjaan maupun menciptakan lapangan pekerjaan baru. Pemerintah juga diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, mendirikan industri-industri baru yang bersifat padat karya, serta mengembangkan UMKM. Bagi setiap warga negara diharapkan terus ikut berpartisipasi dalam upaya mengurangi pengangguran dengan terus melakukan inovasi dan membangun ide-ide kreatif agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk disekitarnya. Dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel- variabel lain yang berpengaruh terhadap pengangguran. Lebih memperluas pembahasan mengenai pengangguran dan dapat melihat pengangguran dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga dapat menciptakan solusi-solusi baru dalam mengurangi masalah pengagguran.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Seperti, sedikitnya variabel yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada pengangguran, dan pendeknya tahun penelitian yang digunakan. Sehingga berpengaruh pada hasil signifikasi variabel independen terhadap variabel dependen. DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, R., Seftarita, C. 2016. Analisis Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Perbatasan Timur Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Unsyiah. Ajija, S. 2011. Cara Cerdas Menguasai EViews. Jakarta: Salemba. Albarqi, D. 2016. Kajian Empiris Tentang Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur Studi Pada 8 KabupatenKota di Jawa Timur. Skripsi Universitas Brawijaya. Amin, M. B. 2016. Pengaruh Upah Minimum Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur Tahun 2005- 2013. Skripsi Universitas Brawijaya Malang. Azizah, F. I. 2016. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka di KabKota Jateng Tahun 2010-2014. Skripsi UIN Sunan Kalijaga. Badan Pusat Statistik. 2010. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2011. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2012. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2013. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2014. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2015. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2016. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. Baltagi, B. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. England: Jhon Wiley Sons. Basuki, A. T. 2015. Regresi dalam Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Danisa Media.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2009-2015)

4 52 129

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kota-Kota Provinsi Jawa Tengah.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kota-Kota Provinsi Jawa Tengah.

0 3 16

DAFTAR PUSTAKA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kota-Kota Provinsi Jawa Tengah.

0 6 4

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Jawa Tengah Tahun 1991 Sampai 2011.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Jawa Tengah Tahun 1991 Sampai 2011.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR PENENTU PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1991– 2013.

1 3 80

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran di provinsi Jawa Timur tahun 2011-2014 COVER

0 0 14

Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di propinsi Jawa Tengah tahun 2008 - 2013 AWAL

0 1 16

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial

0 1 7