2.3.4 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga biomassa mirip dengan pembangkit listrik tenaga uap, namun sumber bahan bakar yang digunakan bukan batubara
melainkan biomassa. Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung pada Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa PLTBm adalah konversi energi biomassa
menjadi energi panas kalor. Hal ini dilakukan dalam ruang bakar dari ketel uap boiler. Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap. Dalam turbin uap, energi
entalpy uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak generator, kemudian generator akan mengubah energi magnetik menjadi energi listrik seperti
yang terlihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3
Skema Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Sumber : http:pembangkit-uap.blogspot.co.id201503pembangkit-listrik-
tenaga-biomassa.html Kedalam ruang bakar ketel disemprotkan bahan bakar dan udara
pembakaran. Udara pembakaran dihasilkan oleh kompresor. Kompresor adalah sebuah alat yang berfungsi menekan udara yang masuk pada ruang pembakaran.
Hal ini dilakukan agar udara memiliki rasio tekanan yang tinggi. Bahan bakar yang dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran
dalam ruang bakar. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mengubah energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi panas kalor. Energi
panas hasil pembakaran ini dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel melalui
proses radiasi, konduksi dan konveksi kemudian dialirkan ke turbin uap sehingga terjadi gerakan mekanis pada turbin. Turbin kemudian memutar generator yang
fungsinya mengubah energi megnetik menjadi energi listrik. Dari turbin uap, uap juga dialirkan ke kondensor untuk diembunkan. Kondensor memerlukan air
pendingin untuk mengembunkan uap yang keluar dari turbin. Setelah air diembunkan dalam kondensor, air kemudian dipompa ke tangki
pengolah air, terdapat penambahan air untuk mengkompensasi kehilangan air karena kebocoran. Dalam tangki pengolah air, air diolah agar memenuhi mutu yang
diinginkan untuk air ketel. Mutu air ketel antara lain menyangkut kandungan NaCI, Cl, O2, dan derajat keasaman pH. Dari tangki pengolah air, air dipompa kembali
ke ketel, tetapi terlebih dahulu melalui economizer. Dalam economizer, air mengambil energi panas dari gas buang sehingga suhunya naik, kemudian baru
mengalir ke ketel uap. Gas hasil pembakaran dalam ruang bakar setelah diberi “kesempatan” memindahkan energi panasnya ke air yang ada di dalam pipa air
ketel, dialirkan melalui saluran pembuangan untuk selanjutnya dibuang ke udara melalui cerobong. Gas buang sisa pembakaran ini masih mengandung banyak
energi panas karena tidak semua energi panasnya dapat dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pembangkit listrik tenaga biomassa adalah sebagai berikut:
Penilaian lokasi Lokasi yang dipilih harus memiliki ketersediaan bahan baku yang cukup
banyak mencukupi untuk jangka panjang serta memenuhi beberapa syarat dan kriteria seperti area yang cukup luas untuk metode pengeringan udara
terbuka dan memiliki ruang yang cukup untuk struktur peralatan. Masyarakat pada lokasi tersebut tentu juga harus memiliki ketertarikan atau
setidaknya dapat menerima teknologi baru yang akan diterapkan. Ketersediaan sumberdaya, lahan air, sarana transportasi dan tingkat
kebutuhan yang tinggi akan menjadi faktor penentuan lokasi yang paling dominan.