Metode-Metode dalam LEAP Prinsip Kerja LEAP dalam Pemodelan Sistem Energi Heaps, 2012

endegenous dilakukan secara otomatis oleh LEAP. LEAP akan menentukan besar kapasitas dan waktu penambahan kapasitas tersebut sesuai dengan jenis pembangkit listirk yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam menentukan kapasitas secara endogenous, kapasitas yang dihasilkan oleh LEAP bertujuan untuk mempertahankan reserve margin yang telah ditentukan. Terdapat dua metode dispatch sistem pembangkit listrik di dalam LEAP, yaitu berdasarkan pembangkitan energi listrik secara historis dan berdasarkan dispatch rule sistem pembangkit listrik. Metode dispatch rule yang ada di dalam LEAP mulai dari yang paling sederhana dengan menggunakan persentase dari pembangkitan energi listrik sampai metode merit order dan running cost. LEAP juga dapat mensimulasikan berbagai jenis sistem pembangkit dengan metode dispatch yang berbeda-beda. Sebagai contoh, jenis pembangkit listrik dengan energi primer dari energi terbarukan menggunakan dispatch berdasarkan presentase pembangkitan energi listrik sedangkan jenis pembangkit listrik lainnya menggunakan metode dispatch berdasarkan merit order. Untuk perhitungan biaya sistem pembangkit listrik, LEAP melakukan perhitungan cost-benefit dari sudut pandang social-cost dengan metode menghitung semua biaya yang berhubungan dengan sistem energi yang dimodelkan dan kemudian membandingkan hasil perhitungan biaya dari beberapa skenario yang dirancang. LEAP melakukan perhitungan elemen-elemen biaya yang terdiri dari: 1. Biaya dari sisi permintaan energi yang dapat dinyatakan dalam biaya total, biaya per-aktivitas, atau biaya efisiensi energi relatif terhadap suatu skenario. 2. Biaya kapital transformasi energi. 3. Biaya tetap dan variabel operasi dan pemeliharaan. 4. Biaya sumber daya energi primer biaya bahan bakar. 5. Biaya sumber daya energi primer yang diimpor. 6. Keuntungan biaya dari aktivitas ekspor sumber daya energi primer. 7. Biaya externality polusi dari sektor transformasi energi, dan 8. Biaya-biaya lainnya yang dapat didefinisikan seperti biaya program efisiensi energi. Perhitungan biaya kapital di dalam LEAP merupakan biaya kapital selama periode lifetime dari suatu sistem pembangkit listrik. Metode yang digunakan dalam perhitungan biaya ini menggunakan standard mortage seperti pada persamaan 2.1, 2.2 dan 2.3. Dalam persamaan 2.2 dan 2.3, i merupakan interest rate, n lifetime sistem pembangkit listrik, dan CRF adalah capital recovery factor. Total Cost = Jumlah Cost x CRF 2.1 ��� = . − 2.2 = 1 + �

2.3 2.4.4 Perhitungan Permintaan Energi

Di dalam LEAP, perhitungan permintaan energi dilakukan menggunakan dua metode, yaitu metode energi final dan energi useful. Di dalam analisis permintaan energi final, permintaan energi dihitung sebagai perkalian antara level aktivitas dan intensitas energi. Level aktivitas merupakan ukuran aktivitas sosial dan ekonomi yang mempengaruhi permintaan energi.Sedangkan intensitas energi adalah rata-rata konsumsi energi per teknologi pengguna energi atau per satuan level aktivitas. Selanjutnya, permintaan energi dihitung untuk tahun dasar dan periode simulasi LEAP dengan menggunakan persamaan 2.4: D b,s,t = TA b,s,t x EI b,s,t 2.4 Dimana : D : permintaan energi listrik TA : level aktivitas, EI : intensitas energi, b : cabang yang didefinisikan di dalam LEAP s : skenario. t : tahun dari tahun dasar sampai dengan akhir tahun simulasi.

2.4.5 Perhitungan Kapasitas Pembangkit Listrik

Kapasitas pembangkit listik dapat dihitung secara endogenous untuk mempertahankan nilai planning reserve margin PRM yang telah ditentukan. Perhitungan kapasitas pembangkit diawali dengan menghitung nilai kapasitas yang ada dengan persamaan 2.5. C BA = C EX + C EN x C value 2.5 Di mana: CBA : kapasitas awal MW. CEX : kapasitas exogenous MW. CEN : kapasitas endogenous yang telah ditambahkan MW. Cvalue : persentase nilai kapasitas aktual MW. Sedangkan kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi beban puncak dihitung dengan menggunakan persamaan 2.6. C peak = � [ � �ℎ ] 2.6 Di mana: Cpeak : kapasitas untuk memenuhi beban puncak MW, D : permintaan energi listrik MWh, LF : faktor beban sistem. PRM sebelum ada penambahan kapasitas secara endogenous dihitung berdasarkan persamaan 2.7.