2.1.4. Epidemiologi Partus tidak maju
Penelitian Gessesssew dan Mesfin di R.S Adigrat Zonal tahun 2001 diperoleh 195 kasus partus tak maju, 114 kasus terjadi pada wanita usia 20-34
tahun dengan proporsi 58,4, 60 kasus terjadi pada wanita usia 34 tahun dengan proporsi 30,8 dan 21 kasus terjadi pada wanita usia 20 tahun dengan proporsi
10,8. Sedangkan pada paritas diperoleh 90 kasus terjadi pada paritas 1-4 dengan proporsi 46,2, 59 kasus terjadi pada paritas 0 dengan proporsi 30,2 dan 46
kasus terjadi pada paritas ≥ 5 dengan proporsi 23,6.16 .Penelitian Simbolon di
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang tahun 2007 diperoleh 273 kasus partus tak maju, 201 kasus terjadi pada wanita usia 20-35 tahun dengan proporsi 73,6, 63
kasus terjadi pada wanita usia 35 tahun dengan proporsi 23,1 dan 9 kasus terjadi pada wanita usia 20 tahun dengan proporsi 3,3. Sedangkan pada paritas
diperoleh 118 kasus terjadi pada paritas 0 dengan proporsi 43,2, 98 kasus terjadi pada paritas 1-3 dengan proporsi 35,9 dan 57 kasus terjadi pada paritas 3
dengan proporsi 20,9 Simbolon,D,2008. Di negara-negara maju panggul kecil telah berkurang sebagai penyebab
distosia.namun pada kelompok ekonomi lemah di negara maju dan penduduk kota yang miskin di negara berkembang, panggul kecil masih ada dan menyebabkan
partus tak maju. Di negara-negara maju 70 wanita bentuk panggul normal dan di Asia 80 wanita bentuk panggul normal 36. Penelitian Adhikari dkk di RS di
India tahun 1993-1998 diperoleh 43.906 persalinan terdapat 245 kasus partus tak maju dengan proporsi 1.37 Penelitian Ikojo dkk di RS Pendidikan Enugu
Nigeria tahun 1999-2004 diperoleh 4.521 persalinan terdapat 120 kasus partus tak maju dengan proporsi 2,7.
Di Indonesia proporsi partus tak maju 9 dari penyebab kematian ibu langsung.8 Penelitian Olva di RSU Unit Swadana Subang Jawa Barat tahun 2001
diperoleh 400 persalinan terdapat 200 kasus partus tak maju dengan proporsi 50.Hasil penelitian Sidabutar di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2000-2004
diperoleh proporsi partus tak maju 19,7 yaitu 1.418 kasus dari 7.163 persalinan. 40 Hasil penelitian Idriyani di RSIA Fatimah Makasar tahun 2006 diperoleh
proporsi partus tak maju 2,9 yaitu 74 kasus dari 2.552 persalinan Idriyani,A,R,2007.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Seksio Sesarea
2.2.1. Definisi Seksio Sesarea
Istilah Seksio Sesarea berasal dari perkataan Latin Caedere yang artinya memotong. Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina Mochtar, 1998.
Seksio sesarea atau kelahiran sesarea adalah melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut laparatomi dan dinding uterus histerektomi. Defenisi
ini tidak termasuk melahirkan janin dari rongga perut pada kasus ruptura uteri atau kehamilan abdominal Pritchard dkk, 1991.
2.2.2. Klasifikasi Seksio Sesarea
Ada beberapa jenis seksio sesarea yaitu seksio sesarea klasik atau corporal yaitu insisi pada segmen atas uterus atau korpus uteri.Pembedahan ini dilakukan
bila segmen bawah rahim tidak dapat dicapai dengan aman, bayi besar dengan kelainan letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Manuaba, 1999.Seksio
sesarea ismika atau profundal low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim merupakan suatu pembedahan dengan melakukan insisi pada segmen
bawah uterus Prawiroharjo, 2008.Hampir 99 dari seluruh kasus seksio sesarea memilih teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti kesembuhan
lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan. Seksio sesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus
setelah seksio sesarea karena atoni uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan lain, pada miomatousus yang besar dan atau banyak atau pada ruptur uteri yang
tidak dapat diatasi dengan jahitan Manuaba, 1999. Seksio sesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke dalam rongga uterus Manuaba,
1999.Seksio sesarea ekstraperitoneal yaitu seksio yang dilakukan tanpa insisi peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung kemih ke
bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi di segmen bawah Manuaba, 1999.
Universitas Sumatera Utara