2.2. Seksio Sesarea
2.2.1. Definisi Seksio Sesarea
Istilah Seksio Sesarea berasal dari perkataan Latin Caedere yang artinya memotong. Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina Mochtar, 1998.
Seksio sesarea atau kelahiran sesarea adalah melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut laparatomi dan dinding uterus histerektomi. Defenisi
ini tidak termasuk melahirkan janin dari rongga perut pada kasus ruptura uteri atau kehamilan abdominal Pritchard dkk, 1991.
2.2.2. Klasifikasi Seksio Sesarea
Ada beberapa jenis seksio sesarea yaitu seksio sesarea klasik atau corporal yaitu insisi pada segmen atas uterus atau korpus uteri.Pembedahan ini dilakukan
bila segmen bawah rahim tidak dapat dicapai dengan aman, bayi besar dengan kelainan letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Manuaba, 1999.Seksio
sesarea ismika atau profundal low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim merupakan suatu pembedahan dengan melakukan insisi pada segmen
bawah uterus Prawiroharjo, 2008.Hampir 99 dari seluruh kasus seksio sesarea memilih teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti kesembuhan
lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan. Seksio sesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus
setelah seksio sesarea karena atoni uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan lain, pada miomatousus yang besar dan atau banyak atau pada ruptur uteri yang
tidak dapat diatasi dengan jahitan Manuaba, 1999. Seksio sesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke dalam rongga uterus Manuaba,
1999.Seksio sesarea ekstraperitoneal yaitu seksio yang dilakukan tanpa insisi peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung kemih ke
bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi di segmen bawah Manuaba, 1999.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Indikasi Seksio Sesarea
Dalam persalinan ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan suatu persalinan yaitu jalan lahir, janin, kekuatan ibu, psikologi ibu dan penolong.
Apabila terdapat salah satu gangguan pada salah satu faktor tersebut akan mengakibatkan persalinan tidak berjalan dengan lancar bahkan dapat
menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janin Mohctar, 1998.
Operasi seksio sesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin. Adapun indikasi dilakukannya
seksio sesarea adalah persalinan berkepanjangan, malpresentasi atau malposisi, disproporsi sefalo-pelvis, distress janin, prolaps tali pusat, plasenta previa,
abrupsio plasenta, penyakit pada calon ibu, bedah sesarea ulangan Simkin dkk, 2008.
Persalinan berkepanjangan dimana kontraksi dengan kualitas rendah, pembukaan yang tidak berkembang, bayi yang tidak turun meskipun sudah
dilakukan usaha untuk mengistirahatkan rahim atau merangsang kontraksi lebih kuat; malpresentasi atau malposisi dimana letak bayi dalam rahim tidak
menguntungkan untuk melahirkan lewat vagina. Contoh malpresentasi adalah posisi transversal, presentasi sungsang. Malposisi mencakup posisi oksiput
posterior yang persisten atau asinklitisme; disproporsi sefalo-pelvis dimana kepala bayi terlalu besar, struktur panggul ibu terlalu kecil atau kombinasi keduanya;
distress janin dimana perubahan tertentu pada kecepatan denyut jantung janin dapat menunjukkan adanya masalah pada bayi.
Perubahan kecepatan jantung ini dapat terjadi jika tali pusat tertekan atau berkurangnya aliran darah teroksigenasi ke plasenta. Memantau respon kecepatan
jantung janin terhadap rangsang kulit kepala atau menggunakan pemantauan kejenuhan oksigen janin dapat membantu pemberi perawatan mengetahui apakah
bayi mengompensasi keadaan ini dengan baik atau mulai mengalami efek kekurangan oksigen. Jika bayi tidak mampu lagi mengompensasinya, perlu
dilakukan bedah sesar; prolaps tali pusat dimana jika tali pusat turun melalui leher rahim sebelum si bayi, kepala atau tubuh bayi dapat menjepit tali pusat tersebut
Universitas Sumatera Utara
dan secara drastis mengurangi pasokan oksigen sehingga mengharuskan dilakukannya melahirkan secara bedah sesar segera; plasenta previa dimana
plasenta menutupi sebagian leher rahim. Saat leher rahim melebar, plasenta terlepas dari rahim menyebabkan perdarahan yang tidak sakit pada calon ibu.Hal
ini dapat mengurangi pasokan oksigen ke janin. Melahirkan lewat vagina yang aman tidak dimungkinkan pada plasenta previa, karenaplasenta akan keluar
sebelum si bayi Duffet, 1995; Kasdu, 2003; Simkin dkk, 2008. Abrupsio plasenta dimana plasenta secara dini terlepas dari dinding
rahim.Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan vagina atau perdarahan tersembunyi dengan sakit perut yang spontan. Pemisahan ini merupakan pasokan
oksigen ke janin dan bergantung pada seberapa banyak plasenta yang terlepas, perlu dilakukan bedah sesar; penyakit pada calon ibu misalnya ibu mempunyai
sakit jantung atau kondisi medis lain yang serius, ibu mungkin tidak akan mampu menahan stress persalinan dan melahirkan lewat vagina. Adanya luka herpes pada
atau di dekat vagina pada saat persalinan juga merupakan indikasi untuk melahirkan sesar karena bayi akan tertular infeksi jika dilahirkan melewati jalan
lahir. Seorang ibu yang positif HIV akan dapat mengurangi risiko penularan virus ke bayinya jika ia menjalani melahirkan sesar yang sudah direncanakan Duffet,
1995; Simkin dkk, 2008.
2.2.4. Jenis-jenis Seksio Sesarea