Minyak Atsiri TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan air. Minyak tersebut disintesis dalam sel kelenjar jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari pohon pinus. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman dapat juga terbentuk dari hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat secara sintesis Lutony dan Rahmayati, 2002. Pada mulanya istilah minyak atsiri atau minyak eteris adalah istilah yang digunakan untuk minyak mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan uap. Definisi ini, dimaksudkan untuk membedakan minyak atau lemak dengan minyak atsiri yang berbeda tanaman penghasilnya. Definisi ini akan lebih lengkap jika ke dalam kelompok ini dicantumkan pula minyak yang mudah menguap dengan metode ekstraksi yaitu dengan cara menggunakan penyulingan uap Guenther, 1987. Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon C, Hidrogen H dan Oksigen O serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen N dan Belerang S. Umumnya komponen kimia minyak atsiri terdiri dari campuran hidrogen dan turunannya yang mengandung oksigen yang disebut dengan Terpen atau terpenoid. Terpen merupakan persenyawaan hidrogen tidak jenuh dan satuan terkecil dari molekulnya disebut isoprene Guenther, 1987. Universitas Sumatera Utara Dari 70 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasaran internasional, sekitar 9-12 macam atau jenis minyak atsiri di suplai dari Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia termasuk negara produsen besar yang cukup diandalkan dan menjadi negara pengekspor minyak atsiri dengan kualitas terbaik. Kondisi tersebut disebabkan faktor dan kondisi iklim serta jenis dan tingkat kesuburan tanah yang dimiliki Indonesia, yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman nilam patchouli, akar wangi vetyver, kenanga cananga, kayu putih cajeput, serta melati yasmin Lutony dan Rahmayati, 2002. 2.2.1 Penggolongan Minyak Atsiri Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bersifat kimia, fisika serta mempunyai bau dan aroma yang khas, demikian pula peranannya sangat besar sebagai obat. Komponen penyusun minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut: a. Minyak Atsiri Hidrokarbon Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus famili Pinaceae. Terpentin larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial dan bersifat optis aktif. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler dan merangsang keluarnya keringat. Terpentin jarang digunakan sebagai obat dalam Gunawan dan Mulyani, 2004. Universitas Sumatera Utara b. Minyak Atsiri Alkohol Minyak pipermin dihasilkan dari daun tananaman Mentha piperita Linn, yang penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai antigatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat. Sementara pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi Gunawan dan Mulyani, 2004. c. Minyak Atsiri Fenol Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum famili Myrtaceae. Bagian yang dimanfaatkan adalah bunga dan daun. Minyak cengkeh tersusun dari eugenol yaitu sampai 95 dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseton- eugenol, beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta bahan-bahan yang tidak mudah menguap seperti tanin, lilin, dan bahan seperti damar. Kegunaan minyak cengkeh antara lain mengobati masuk angin serta menghilangkan rasa mual dan muntah Gunawan dan Mulyani, 2004. d. Minyak Atsiri Eter Fenol Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare famili Apiaceae atau Umbelliferae. Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun dari komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan felandrena. Minyak adas digunakan sebagai pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan parfum Gunawan dan Mulyani, 2004 Universitas Sumatera Utara e. Minyak Atsiri Oksida Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L famili Myrtaceae. Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih palig utama adalah sineol 85 Gunawan dan Mulyani, 2004. f. Minyak Atsiri Ester Minyak gandapura merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L famili Erycaceae. Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan parfum, industri permen dan minuman tidak beralkohol Gunawan dan Mulyani, 2004. 2.2.2 Keberadaan Minyak Atsiri dalam Tanaman Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ tanaman, seperti di dalam rambut kelenjar famili Labiatae, di dalam sel-sel parenkim famili Piperaceae, di dalam saluran minyak seperti vittae family Umbelliferae, di dalam rongga- rongga skizogen dan lisigen famili Pinaceae dan Rutaceae, terkadang dalam semua jaringan famili Conaferae. Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu Gunawan dan Mulyani, 2004. 2.2.3 Kandungan Minyak Atsiri Dengan pesatnya kemajuan instrumentasi analitik, telah dapat dilakukan identifikasi yang tepat atas penyusun minyak atsiri, termasuk konstituen runutannya. Minyak atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa terpen, yaitu suatu senyawa produk alami yang strukturnya dapat dibagi ke dalam satuan-satuan Universitas Sumatera Utara isopren. Satuan-satuan isopren C 5 H 8 ini membentuk asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat dan merupakan rantai bercabang lima dari satuan atom karbon yang mengandung dua ikatan rangkap Gunawan dan Mulyani, 2004. Terpen yang paling sering terdapat dalam komponen penyusun minyak atsiri adalah monoterpen. Monoterpen banyak ditemukan dalam bentuk asiklis, monosiklis, serta bisiklis sebagai hidrokarbon dan turunan yang teroksidasi seperti alkohol, aldehid, keton, fenol, oksidasi dan ester. Terpen lain di bawah monoterpen yang berperan penting sebagai penyusun minyak atsiri adalah seskuiterpen dan diterpen Gunawan dan Mulyani, 2004. Kelompok besar lain dari komponen penyusun minyak atsiri adalah senyawa golongan fenil propan. Senyawa ini mengandung cincin fenil C 6 dengan rantai samping berupa propana C 3 Gunawan dan Mulyani, 2004. 2.2.4 Sifat-Sifat Minyak Atsiri Sebagian besar minyak atsiri mempunyai sifat fisika kimia sebagai berikut: a. bau khas b. tidak larut dalam pelarut air, larut dalam eter, kloroform dan pelarut organik lain c. sebagian komponen kandungan minyak mudah menguap d. yang mengandung fenol dapat membentuk garam e. dapat membentuk kristal Universitas Sumatera Utara Kandungan kimia semua minyak atsiri merupakan senyawa campuran dan tidak pernah dalam bentuk tunggal, misalnya minyak kapulaga mengandung 5 komponen besar seperti cineol, borneol, limonen, alfa-terpinilasetat dan alfa terpinen. Jika diuraikan, cineol berbau sedap tapi pedas seperti minyak kayu putih. Borneol berbau kamper seperti kapur barus, limonen harum seperti jeruk keprok, alfa-terpinilasetat berbau jeruk purut, sedang alfa terpinen berbau jeruk citrun. Campuran dari kelima komponen itulah yang membuat aroma khas kapulaga. Dari semua jenis minyak atsiri, sebenarnya tersusun dari jalur biosintesis metabolit sekunder: a. Asetat- mevalonat untuk golongan terpenoid b. Jalur sikimat-fenil propan untuk golongan aromatik Contoh kerangka minyak atsiri: a. Monoterpen yaitu: i. Asiklis ii. Siklis b. Seskuiterpen c. Senyawa fenil propanoid Gunawan dan Mulyani, 2004.

2.3 Parameter Minyak Atsiri