Metode Penyulingan Minyak Atsiri

2.4 Metode Penyulingan Minyak Atsiri

Penyulingan adalah proses pemisahan antara komponen cair atau padat dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya dan dilakukan untuk minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Dalam industri minyak atsiri dikenal tiga metode penyulingan, yaitu: 2.4.1 Penyulingan dengan Air Metode ini merupakan metode paling sederhana dibandingakan dengan metode yang lainnya. Proses penyulingan dengan cara ini hampir sama dengan perebusan. Bahan baku yang sudah keringlayu dimasukkan kedalam ketel suling yang telah terisi air. Perbandingan berat air dengan bahan baku pada umumnya 1:3. Selanjutnya ketel ditutup rapat agar tidak ada uap yang keluar, kemudian ketel dipanaskan sampai uap air dan minyaknya mengalir melalui pipa didalam kondensor. Air dan minyak yang keluar ditampung didalam tangki pemisah. Pemisahan minyak dengan air berdasarkan pada berat jenisnya. Namun metode penyulingan dengan air mempunyai beberapa kelemahan, yaitu hanya cocok untuk bahan baku dalam jumlah sedikit dan tidak cocok untuk bahan baku yang larut dalam air. Metode ini diterapkan untuk penyulingan minyak jahe, palmarosa dan kemangi Yuliani dan Suyanti, 2012.. 2.4.2 Penyulingan dengan Uap Pada metode ini, ketel suling dan tangki air berisi sumber uap panas boiler diletakan secara terpisah. Di dalam boiler terdapat pipa yang berhubungan dengan ketel suling. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan tekanan uap yang rendah sekitar 0,5-1 bar. Setelah itu, secara berangsur-angsur tekanan Universitas Sumatera Utara di boiler ditingkatkan sampai suhu uap mencapai 150°C dan tekanan mencapai 5 bar. Air dari boiler akan mendidih lalu uapnya mengalir kedalam ketel suling yang sudah ada bahan di dalamnya. Uap air akan menembus sel-sel bahan dan membawa uap minyak atsiri yang selanjutnya akan mengalir melalui kondensor, uap minyak akan mengembun menjadi cairan yang kemudian ditampung ditangki pemisah. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah tekanan pada boiler yang harus dikontrol. Suhu di ketel penyulingan harus diatur sekitar 110-120°C, sedangkan tekanan pada ketel suling disesuaikan dengan ketebalan ketelnya. Metode ini cocok untuk menyuling minyak atsiri yang diambil dari bagian tanaman yang keras, seperti kulit batang, kayu dan biji-biji yang keras Yuliani dan Suyanti, 2012.. 2.4.3 Penyulingan dengan Uap dan Air Metode ini disebut dengan sistem kukus atau sistem uap tidak langsung. Alat yang digunakan pada metode ini menyerupai dandang nasi. Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air ke bagian dasar ketel sampai 13 bagian. Bahan baku diletakan di bagian atas lempeng penyekat. Bahan baku sebaiknya jangan terlalu padat karena akan mempersulit jalannya uap air untuk menembus bahan baku. Setelah itu ketel ditutup rapat lalu dipanaskan. Pada saat air mendidih uap air akan melewati lubang-lubang pada lempeng penyekat dan celah-celah bahan. Minyak atsiri yang ada di dalam bahan akan terbawa uap panas menuju ke pipa kondensor. Selanjutnya uap air dan minyak atsiri akan mengembun dan ditampung dalam tangki pemisah. Universitas Sumatera Utara Keuntungan dari metode ini adalah adanya penetrasi uap yang terjadi secara merata kedalam jaringan bahan. Selain itu, suhu dapat dipertahankan sampai 100°C, harga alat lebih murah, dan rendemen minyak yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan dengan metode penyulingan air Yuliani dan Suyanti, 2012.

2.5 Minyak Akar Wangi