35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk eksperimen semu Quasi eksperiment yaitu meneliti efektifitas ekstrak andaliman Zanthoxylum acanthopodium sebagai
insektisida nabati dalam pengendalian nyamuk, dan tidak mengabaikan faktor yang mempengaruhi kehidupan nyamuk, yaitu suhu dan kelembaban udara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap RAL dimana percobaan dilakukan dengan 5 macam perlakuan dan satu
kontrol, perlakuan penyemprotan dengan konsentrasi ekstrak andaliman 0, 5,
7,5, 10, 12,5 dan 15 serta 3 kali pengulangan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kota Medan dan pembuatan ekstrak dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan September-Desember 2015.
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah nyamuk stadium dewasa yang diambil dari kotak pemeliharaan, dan dimasukkan kedalam kotak perlakuan berukuran 45cm x 45cm
x 30cm p x l x t. Jumlah nyamuk dewasa untuk satu kotak perlakuan sebanyak 20 ekor.
Universitas Sumatera Utara
36
Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Jumlah sampel diambil berdasarkan kebutuhkan penelitian sebanyak 360 ekor, dimana jumlah sampel
nyamuk dewasa diperoleh dari jumlah unit percobaan dikali jumlah sampel satu unit percobaan dikali tiga tahap pengulangan.
Jumlah sampel = 6 unit percobaaan x 20 ekor nyamuk x 3 pengulangan = 360. Jadi jumlah nyamuk yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 360 ekor
nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa yang digunakan pada percobaan ini adalah jenis nyamuk
Culex karena paling mudah didapatkan. Nyamuk merupakan nyamuk biakan yaitu nyamuk yang diternakkan sendiri hingga dewasa.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil penelitian yang akan dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kota Medan berupa data
jumlah nyamuk dewasa yang mati setelah disemprotkan ekstrak andaliman dengan konsentrasi 5, 7,5, 10, 12,5 dan 15.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku dan jurnal serta literatur-literatur yang mendukung sebagai bahan kepustakaan.
3.5 Alat dan Bahan Penelitian
3.5.1 Alat Penelitian
1. Alat penyemprot 2. Aspirator
Universitas Sumatera Utara
37
3. Blender 4. Cawan Porselin
5. Hygrometer 6. Kain Kasa
7. Kotak pemeliharaan 8. Kotak pengamatan
9. Lemari Pengering 10. Lumpang Porselin
11. Peciduk Jentik 12. Penangas Air
13. Perkolator 14. Pipet
15. Rotary Evaporator 16. Thermometer
17. Timbangan 18. Wadah tempat andaliman
19. Wadah tempat larva
3.5.2 Bahan Penelitian 1. Air gula
2. Aquadest
3. Andaliman Zanthoxylum acanthopodium
4. Etanol 96
Universitas Sumatera Utara
38
5. Jentik nyamuk 6. Nyamuk stadium dewasa
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1. Cara Mendapatkan Nyamuk Stadium Dewasa
Untuk mendapatkan nyamuk stadium dewasa dilakukan dengan
memelihara larva nyamuk dengan cara sebagai berikut :
1. Siapkan kotak pemeliharaan nyamuk dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm.
2. Sediakan wadah kecil yang berisi air. 3. Kemudian masukkan larva nyamuk ke dalam wadah kecil yang berisi air
dan letakkan di dalam kotak pemeliharaan. 4. Atur suhu dan kelembaban yang cocok untuk pertumbuhan nyamuk di
dalam kotak pemeliharaan. 5. Amati kotak pemeliharaan dan apabila jentik telah berubah menjadi
kepompong lalu masukkan air gulamadu kedalam kotak pemeliharaan untuk makanan nyamuk setelah keluar dari kepompong.
6. Setelah nyamuk tersebut keluar dari kepompong nyamuk tersebut ditangkap dengan aspirator dan dipindahkan ke kotak perlakuan masing-
masing sebanyak 20 ekor sebagai sampel penelitian. 7. Pada akhir penelitian nyamuk yang masih hidup dibunuh menggunakan
tangan.
Universitas Sumatera Utara
39
3.6.2 Cara Mendapatkan Ekstrak Andaliman
Untuk mendapatkan ekstrak andaliman dilakukan dengan cara sebagai berikut Oktavianingrum, 2007 :
1. Siapkan andaliman sebanyak 2500 gram kemudian dikeringkan hingga dalam lemari pengering selama 1-2 hari.
2. Andaliman yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan cara ditumbuk atau dibelender.
3. Serbuk andaliman yang telah diblender kemudian dicampur dengan etanol 96 sebanyak ± 10 liter dan diaduk, kemudian dibiarkan selama
±12 jam agar seluruh serbuk andaliman yang terendam tercampur rata. 4. Serbuk andaliman dimasukkan ke dalam perkolator dan direndam
dengan etanol selama 24 jam. 5. Ekstrak diperkolasi selama 1-2 minggu
6. Ekstrak kasar etanol dipekatkan dengan rotary evaporator membentuk ekstrak pekat etanol.
7. Ekstrak pekat etanol kemudian di uapkan dengan penangas air untuk menghasilkan ekstrak kental.
8. Banyaknya ekstrak yang dibutuhkan selama penelitian adalah 75 gram.
3.6.3 Cara Melakukan Pengenceran Konsentrasi Larutan Ekstrak Andaliman
Cara untuk mendapatkan masing-masing konsentrasi andaliman dapat dilakukan dengan menimbang masing-masing ekstrak untuk masing-masing
konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
40
i. Konsentrasi 5 =
= 5 gram Maka untuk konsentrasi 5 diperlukan 5 gram ekstrak kental andaliman
kemudian diencerkan dengan etanol 96 sampai dengan volume 100 ml. ii.
Konsentrasi 7,5 = = 7,5 gram
Maka untuk konsentrasi 7,5 diperlukan 7,5 gram ekstrak kental andaliman kemudian diencerkan dengan etanol 96 sampai dengan
volume 100 ml. iii.
Konsentrasi 10 = = 10 gram
Maka untuk konsentrasi 10 diperlukan 10 gram ekstrak kental andaliman kemudian diencerkan dengan etanol 96 sampai dengan
volume 100 ml. iv.
Konsentrasi 12,5 = = 12,5 gram
Maka untuk konsentrasi 12,5 diperlukan 12,5 gram ekstrak kental andaliman kemudian diencerkan dengan etanol 96 sampai dengan
volume 100 ml. v.
Konsentrasi 15 = = 15 gram
Maka untuk konsentrasi 15 diperlukan 15 gram ekstrak kental andaliman kemudian diencerkan dengan etanol 96 sampai dengan
volume 100 ml.
Universitas Sumatera Utara
41
3.6.4 Cara Pembuatan Kotak Pengamatan dan Kotak Pemeliharaan
Kotak pemeliharaan berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm p x l x t, dan kotak pengamatan dengan ukuran 45 cm x 45 cm x 30 cm p x l x t. Tiap sisi
kotak ditutup dengan kain kasa kasa nyamuk.
3.6.5 Penggunaan Botol Sprayer untuk Percobaan
Botol sprayer yang digunakan adalah botol jenis hand sprayer kapasitas 500 ml. Jenis nozzle yang digunakan adalah Cone jenis kerucut yang memiliki
ukuran droplet ± 40 µm.
3.6.6 Cara Melakukan Percobaan
1. Masing-masing 20 ekor nyamuk stadium dewasa diambil dari kotak pemeliharaan dengan menggunakan alat aspirator dan dimasukkan ke
dalam kotak perlakuan.
2. Lakukan penggunaan penyemprotan sesuai dengan konsentrasi ekstrak
andaliman dengan jarak 30 cm dari masing-masing kotak perlakuan.
3. Penyemprotan dilakukan secara merata dan tidak boleh terlalu basah
sebanyak 4 kali dari setiap sisi kotak. 4. Amati dan catat nyamuk yang knock down setelah 1 jam
5. Amati dan catat nyamuk yang mati setelah 24 jam.
6. Untuk kotak perlakuan dan kotak kontrol dilakukan pencucian dan di
jemur setiap akan dilakukan pengulangan. 3.7
Defenisi Operasional
1. Ekstrak andaliman adalah andaliman biji yang berwarna hijau kecoklatan yang telah diekstraksi dengan penambahan pelarut dan diencerkan dengan
Universitas Sumatera Utara
42
etanol 96 untuk mendapatkan konsentrasi 5, 7,5, 10, 12,5, dan 15 yang kemudian digunakan sebagai insektisida nabati terhadap
nyamuk. 2. Jumlah nyamuk yang mati adalah : banyaknya nyamuk yang mati setelah
dilakukan perlakuan penyemprotan hasil beberapa konsentrasi ekstrak andaliman yang diamati setelah 24 jam dan ditandai dengan nyamuk tidak
bergerak, dan tidak dapat terbang. 3. Suhu adalah temperatur yang diukur selama penelitian dilakukan dengan
menggunakan alat thermometer, dinyatakan dalam derajat celcius. 4. Kelembaban adalah : kelembaban udara di tempat penelitian yang diukur
dengan menggunakan alat hygrometer, dinyatakan dalam persen. 5. Keefektifan ekstrak andaliman adalah : kosentrasi ekstrak andaliman yang
paling rendah yang dapat membunuh nyamuk uji sebanyak 90 hewan percobaan LD90.
3.8 Analisis Data
3.8.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian dilakukan
terhadap data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kriteria pengujian yaitu jika nilai p signifikansi 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal dan jika nilai p 0,05 maka data berdisrtibusi normal.
Universitas Sumatera Utara
43
Apabila hasil uji menunjukkan sebaran data berdistribusi normal, maka dapat langsung dilanjutkan dengan uji Anova. Jika sebaran data tidak normal,
maka dilanjutkan dengan uji non parametrik uji kruskal-wallis.
3.8.2 Uji Anova
Uji Anova satu faktor yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kematian nyamuk, pada berbagai konsentrasi ekstrak
andaliman dalam beberapa waktu pengamatan.
3.8.3 Uji Lanjutan Post Hoc Test
Jika hasil uji Anova menunjukkan adanya perbedaan rata-rata kematian nyamuk akibat penyemprotan ekstrak andaliman, maka analisis dilanjutkan
dengan uji lanjutanpost hoc test uji beda rerata. Post hoc test digunakan karena uji Anova hanya memberikan informasi tentang ada tidaknya beda antar rata-rata
dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang ada tidaknya perbedaan antara perlakuan yang satu dengan perlakuan yang lainnya.
Salah satu post hoc test yang dapat digunakan adalah prosedur uji Tukey atau metode uji LSD Least Significance Different.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Saat penelitian dilakukan pengukuran suhu ruangan dan kelembaban ruangan sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan hidup nyamuk.
4.1.1 Suhu Udara
Hasil pengukuran suhu udara ruangan yang diukur menggunakan thermometer
pada seluruh perlakuan dan pada setiap pengulangan selama penelitian berlangsung adalah 29
o
C.
4.1.2 Kelembaban Udara
Hasil pengukuran kelembaban udara ruangan yang diukur menggunakan hygrometer
pada seluruh perlakuan dan pada setiap pengulangan selama penelitian berlangsung adalah 80.
4.2 Pengaruh Ekstrak Andaliman Zanthoxylum acanthopodium sebagai
Insektisida Nabati Nyamuk
Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya pengaruh insektisida nabati terhadap nyamuk yang terbuat dari ekstrak andaliman Zanthoxylum
acanthopodium . Konsentrasi yang diberikan sebagai perlakuan pada penelitian
adalah 0 sebagai kontrol, 5, 7,5, 10, 12,5 dan 15 dengan 3 kali pengulangan. Ekstrak diujikan kepada nyamuk dewasa yang telah dimasukkan ke
dalam kotak percobaan sebanyak 20 ekor dengan cara disemprotkan. Jumlah nyamuk yang Knock Down dihitung setelah 1 jam perlakuan sedangkan jumlah
nyamuk yang mati dihitung setelah 24 jam perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
45
Pada perlakuan kontrol 0 tidak didapat nyamuk yang mengalami knock down
setelah 1 jam perlakuan dan juga nyamuk yang mati setelah 24 jam perlakuan atau jumlah kematian pada konsentrasi kontrol adalah 0.
Hasil pengamatan untuk konsentrasi 5, 7,5, 10, 12,5 dan 15 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Kematian Nyamuk pada konsentrasi 5 Ekstrak Andaliman
Zanthoxylum acanthopodium
Pengulangan Nyamuk
Uji per Percobaan
Ekor Knock
Down Setelah
1 Jam Persentase
Kematian Setelah 24
jam Persentase
I 20
4 20
5 25
II
20 6
30 6
30
III 20
8 40
9 45
Rata-Rata 6
30 6,67
33,35 Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 5
didapatkan efek knock-down setelah 1 jam perlakuan dengan rata-rata nyamuk yang lumpuh sebanyak 6 ekor, dan rata-rata kematian nyamuk setelah 24 jam
perlakuan adalah sebanyak 6-7 ekor nyamuk. Tabel 4.2
Kematian Nyamuk pada konsentrasi 7,5 Ekstrak Andaliman Zanthoxylum acanthopodium
Pengulangan Nyamuk
Uji per Percobaan
Ekor Knock
Down Setelah
1 Jam Persentase
Kematian Setelah 24
jam Persentase
I 20
10 50
9 45
II
20 15
75 11
55
III 20
15 75
10 50
Rata-Rata Ekor 13,33
66,65 10
50 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 7,5
didapatkan efek knock-down setelah 1 jam perlakuan dengan rata-rata nyamuk
Universitas Sumatera Utara
46
yang lumpuh sebanyak 12-13 ekor, dan rata-rata kematian nyamuk setelah 24 jam perlakuan adalah sebanyak 10 ekor nyamuk.
Tabel 4.3 Kematian Nyamuk pada konsentrasi 10 Ekstrak Andaliman
Zanthoxylum acanthopodium
Pengulangan Nyamuk
Uji per Percobaan
Ekor Knock
Down Setelah
1 Jam Persentase
Kematian Setelah 24
jam Persentase
I 20
12 60
11 55
II 20
13 65
13 65
III 20
18 90
11 55
Rata-Rata Ekor 14,33
71,65 11,67
58,35 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 10
didapatkan efek knock-down setelah 1 jam perlakuan dengan rata-rata nyamuk yang lumpuh sebanyak 13-14 ekor, dan rata-rata kematian nyamuk setelah 24 jam
perlakuan adalah sebanyak 11-12 ekor nyamuk. Tabel 4.4
Kematian Nyamuk pada konsentrasi 12,5 Ekstrak Andaliman Zanthoxylum acanthopodium
Pengulangan Nyamuk
Uji per Percobaan
Ekor Knock
Down Setelah
1 Jam Persentase
Kematian Setelah 24
jam Persentase
I
20 17
85 18
90
II 20
18 90
16 80
III 20
19 95
16 80
Rata-Rata Ekor
18 90
16,67 83,35
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 12,5 didapatkan efek knock-down setelah 1 jam perlakuan dengan rata-rata nyamuk
yang lumpuh sebanyak 18 ekor, dan rata-rata kematian nyamuk setelah 24 jam perlakuan adalah sebanyak 16-17 ekor nyamuk.
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.5 Kematian Nyamuk pada konsentrasi 15 Ekstrak Andaliman
Zanthoxylum acanthopodium
Pengulangan Nyamuk
Uji per Percobaan
Ekor Knock
Down Setelah
1 Jam Persentase
Kematian Setelah 24
jam Persentase
I 20
18 90
17 85
II
20 17
85 20
100
III 20
19 95
19 95
Rata-Rata Ekor 18
90 18,67
93,35 Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 15
didapatkan efek knock-down setelah 1 jam perlakuan dengan rata-rata nyamuk yang lumpuh sebanyak 18 ekor, dan rata-rata kematian nyamuk setelah 24 jam
perlakuan adalah sebanyak 18-19 ekor nyamuk. Tabel 4.6
Rata-Rata Kematian Nyamuk pada 6 jenis konsentrasi Ekstrak Andaliman Zanthoxylum acanthopodium
Konsentrasi Jumlah Nyamuk
Ekor Rata-Rata Kematian Nyamuk
Jumlah Ekor
Persentase
20 5
20
6,67 33,35
7,5 20
10 50
10 20
11,67 58,35
12,5 20
16,67 83,35
15 20
18,67 93,35
Tabel 4.6 di atas menunjukkan rata-rata kematian nyamuk dewasa pada 6 konsentrasi yang diberikan mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan
konsentrasi. Kematian nyamuk sebesar 50 didapatkan pada konsentrasi 7,5 dan kematian nyamuk di atas 93,35 didapatkan pada konsentrasi 15.
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 3. Grafik Persentase Kematian Nyamuk setelah 24 jam perlakuan Gambar 3. Di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
andaliman Zanthoxylum acanthopodium yang diberikan, semakin tinggi juga jumlah nyamuk yang mati. Total kematian nyamuk berbanding lurus dengan
peningkatan konsentrasi ekstrak andaliman yang diberikan.
4.3 Analisis Statistik