Tata Cara Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Padi Irigasi Sawah

1. Pemilik sawah 2. Pemilik penggarap sawah 3. Pemakai air limbah sebagai air irigasi Setiap anggota P3A mempunyai hak sebagai berikut; a. Mendapatkan pelayanan air irigasi sesuai dengan hak dan ketentuan yang ditetapkan dalam musyawarah bersama b. Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus P3A c. Menyatakan pendapat dalam rapat anggota Kewajiban anggota adalah sebagai berikut; a. Membayar iuran anggota sesuai yang sudah dimusyawarahkan bersama b. Melaksanakan dan mentaati sanksi-sanksi yang diputuskan oleh rapat anggota c. Menerima dan mentaati sistem pembagian air irigasi

1. Tata Cara Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Padi Irigasi Sawah

Air limbah di daerah penelitian berasal dari air sungai yang sudah tercemar dari berbagai jenis limbah seperti; limbah rumah tangga, limbah industri, limbah rumah sakit dan limbah pertanian. Kemudian air limbah yang berasal dari sungai ini yang digunakan petani sebagai air irigasi padi sawah. Adapun sistem penyaluran air limbah menjadi air irigasi yaitu dengan teknik pompanisasi dimana mesin pompanisasi ini sendiri dapat digerakkan dengan menggunakan tenaga listrik. Adapun tata cara penggunaan air limbah sebagai air irigasi sawah antara lain sebagai berikut: 1. Membuat dinding yang terbuat dari tepas untuk penyaring sampah di saluran pipa mesin pompa supaya sampah yang ada disungai tersebut tidak Universitas Sumatera Utara ikut tersedot pompa, karena sungai yang berada di daerah penelitian terdapat banyak sampah yang ikut juga mengalir dengan air dan ada juga sampah yang bertumpuk-tumpuk disekitar sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Tepas untuk menyaring sampah 2. Setelah itu membuat saluran tali air kecil yang terbuat dari beton yang alirannya sampai kelahan petani. Maka dilihat pada gambar 4 Gambar 4. Saluran tali air kecil Universitas Sumatera Utara 3. Kemudian setelah dinding tepas untuk penyaring sampahnya sudah dipasang dan dibuat saluran tali air kecil lalu disedot dengan menggunakan mesin pompa dan airnya sampai kelahan-lahan petani. Untuk itu dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Mesin Pompa untuk menyedot air dari sungai 2. Mekanisme Pengumpulan dan Penggunaan Iuran Pelayanan Irigasi IPAIR Segala pekerjaan yang dilakukan oleh P3A baik untuk keperluan pendayagunaan air, pemeliharaan dan perbaikan jaringan irigasi maupun untuk kegiatan lainnya dibiayai oleh P3A yang bersangkutan. Iuran Pelayanan Air Irigasi IPAIR adalah iuran yang dipungut, disimpan dan dimanfaatkan oleh P3A secara otonom dan transparan untuk menyelenggarakan tugas dan kewajiban serta biaya pengelolaan irigasi. Adapun mekanisme pengumpulan dan penggunaan Iuran Pelayanan Air Irigasi IPAIR pada organisasi P3A adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Organisasi P3A memperoleh dana dari iuran anggota, sumbangan dan bantuan serta usaha – usaha lain yang sah. Iuran anggota pada P3A yaitu berupa iuran wajib yang harus dibayar pada saat musim panen tiba. Iuran wajib ditetapkan berdasarkan hasil rapat musyawarah anggota yaitu sebesar 15 kg gabah padi per rante pada saat musim hujan dan 20 kg pada saat musim kemarau. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan kebutuhan air irgasi lebih sedikit sehingga mesin pompa tidak terlalu lama digunakan karena air irigasinya dibantu dengan air hujan sedangkan pada saat musim kemarau kebutuhan air irigasi lebih banyak sehingga mesin pompa lebih lama digunakan. Iuran ini dikumpul setiap kali musim tanam, dimana pada daerah penelitian terdapat 2 kali musim tanam dalam setahun. Iuran wajib harus dibayar setelah hasil panen diambil tiap petak sawah dan dikumpulkan melalui pelaksana lapangan setelah itu diserahkan kepada bendahara. Dalam pembayaran iuran wajib, petani diberikan kesempatan waktu membayar satu musim tanam, dan apabila petani tidak membayar iuran wajib maka akan dikenakan sanksi yaitu dengan tidak menjalankan air irigasi ke lahan petani yang bersangkutan. Iuran wajib digunakan untuk imbalan jasa ketuawakil ketua, sekretaris, bendahara dan pelaksana lapangan sebesar 40, untuk biaya memperbaiki mesin yang rusak, untuk biaya pemeliharaan, rehabilitas, dan pembangunan jaringan sebesar 60. Besar IPAIR Iuaran Pelayanan Air Irigasi yang terkumpul pada saat penelitian dapat dilihat pada tabel 11. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Besarnya IPAIR yang Terkumpul Iuran Luas Lahan Ha IPAIR yang terkumpul IPAIR yang seharusnya Iuran Wajib 29,6 28.087,5 KgThn 28.087,5 KgThn Sumber : Diolah dari lampiran 1 Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa iuran wajib yang terkumpul dan iuran wajib yang seharusnya terkumpul sama yaitu sebesar 28.087,5 KgThn. Artinya bahwa petani didaerah penelitian selalu rutin membayar Iuran Pelayanan Air Irigasi IPAIR. Organisasi P3A dalam hal IPAIR mempunyai laporan pertanggungjawaban yang akan dijelaskan pada saat musim tanam. Adapun mekanisme pengumpulan IPAIR dapat dilihat pada skema berikut ini ; Keterangan : Memiliki hubungan Arahan Gambar 6. Skema Mekanisme Pengumpulan IPAIR Bendahara yang diketahui oleh ketua bertugas menerima IPAIR dari petugas lapangan, lalu ketua menyuruh sekretaris untuk mencatat iuran yang sudah terkumpul dalam pembukuan. Sedangkan petugas lapangan bertugas mengumpulkan IPAIR langsung ke lahan petani setiap musim panen tiba. Petani memberikan IPAIR langsung kepada petugas lapangan. Pelaksana Lapangan Bendahara IPAIR Petani Sekretaris Diketahui oleh Ketua Universitas Sumatera Utara

3. Tingkat Partisipasi Petani Terhadap Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Irigasi Padi Sawah

Dokumen yang terkait

Efisiensi Penyaluran Air Irigasi di Kawasan Sungai Ular Daerah Timbang Deli Kabupaten Deli Serdang

4 60 74

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Evaluasi Rancangan Bendung Daerah Irigasi Belutu Kabupaten Serdang Berdagai

29 164 148

Kualitas Air Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

1 87 92

Partisipasi Petani Dalam Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Irigasi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

Partisipasi Petani Dalam Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Irigasi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Partisipasi Petani Dalam Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Irigasi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang)

0 0 6

Partisipasi Petani Dalam Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Irigasi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang)

0 0 14

Partisipasi Petani Dalam Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Irigasi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Partisipasi Petani Dalam Penggunaan Air Limbah Sebagai Air Irigasi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2