Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar “E25” Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar “H2,5”

Tabel 4.22 Efisiensi thermal hasil pengujian dengan bahan bakar “Et” Bahan Bakar Parameter Performansi Jumlah lampu 100 Watt 2 4 6 8 10 12 Et n rpm 4191 4262 4333 4224 4171 4026 P Watt 200 412, 625 636,75 649,44 651,48 LHV kJkg 35142,45 35142,45 35142,45 35142,45 35142,45 35142,45 ṁf kgjam 0,675 0,75 0,878 0,9153 0,9818 1,08 η b 3,12 5,8 7,51 7,34 6,98 6,37

4.5.3 Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar “E25”

Perhitungan Efisiensi termal menggunakan persamaan 4.10, dengan mensubtitusi data pada persamaan. Namun harus terlebih dahulu dicari nilai LHV dengan persamaan 4.11 dimana besar HHV untuk campuran ini adalah 43235,4 kjkg hasil pengujian bom kalorimeter. Sehingga nilai LHV menjadi LHV = 43235 – 3240 = 39995,4 kjkg Seperti yang diketahui pada pembebanan 2 lampu 200 watt pada putaran 4290 rpm. Didapat data sebagai berikut : P = 202,5 watt = 0,2025 kW n = 4290 rpm ṁf = 0,6353 kgjam dengan mensubtitusi nilai kepersamaan 4.10 maka akan didapat: η b = � � ṁ � . ���. η p � 3600 Universitas Sumatera Utara η b = 0,2025 0,6353.3999,54.0,97 � 3600 η b = 0,0295 η b = 2,95 Dengan melakukan hal yang sama pada pembebanan 4, 6, 8, 10, dan 12 lampu akan dihasilkan Efisiensi termal seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.23. Tabel 4.23 Efisiensi thermal hasil pengujian dengan bahan bakar “E25” Bahan Bakar Parameter Performansi Jumlah lampu 100 Watt 2 4 6 8 10 12 E25 n rpm 4290 4380 4475 4550 4610 4493 P Watt 202,5 402,5 627,5 812,5 1025 1035 LHV kJkg 39995,4 39995,4 39995,4 39995,4 39995,4 39995,4 ṁf kgjam 0,6352 0,7248 0,8308 0,8438 0,9643 1,0286 η b 2,95 5,15 7 8,93 9,86 9,33

4.5.4 Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar “H2,5”

Perhitungan Efisiensi termal menggunakan persamaan 4.10 hanya saja dalam campuran ini persamaan kita modifikasi menjadi: η b = � � �̇.η p � 3600.................4.12 Dimana �̇ = ṁ.LHV Mencari nilai kalor campuran “H2,5” digunakan persamaan, �̇ = �̇ 1 + �̇ 2 ....................4.13 Dimana : �̇ = nilai kalor total �̇ 1 = nilai kalor campuran bahan bakar premium dan etanol Universitas Sumatera Utara �̇ 2 = nilai kalor hidrogen. menghitung massa hidrogen Dari data diketahui : V H = 9 liter ρ = 0,081kgm 3 sehingga massa hidrogen dapat dihitung menggunakan rumus � ℎ = � × �............4.14 � ℎ = 9 � × 0,081 1000 �� � 3 � × 1 � 3 � � � ℎ = 0,000729 �� Seperti yang diketahui pada pembebanan 2 lampu 200 watt pada putaran 4310 rpm. Didapat data sebagai berikut : P = 205 watt = 0,205 kW n = 4310 rpm t = 171 detik mt = 30 gr dengan adanya data diatas maka dapat dihitung laju aliran massa hidrogen dan campuran bahan bakar dengan cara : �̇ ℎ = � � �̇ ℎ = 0,000729 171 × 3600 �̇ ℎ = 0,0153 ����� Dan Universitas Sumatera Utara �̇ �� = ��� � �̇ �� = 0,030 − 0,000729 171 × 3600 �̇ �� = 0,6162 ����� Dengan didapatnya laju aliran massa ini dapat dihitung kalor dengan memasukkan angka pada persamaan sebelumnya yaitu : �̇ = ṁ.LHV Dimana LHV hidrogen = 119930 kjkg LHV campuran premium 75 + etanol 99 25 = 39995,4 kjkg Maka didapat : �̇ 1 = 0,0153 × 119930 = 1840,61 ������� �̇ 1 = 0,6162 × 39995,4 = 24646,43 ������� Sehingga : �̇ = 1840,61 �� ����� + 24646,43 �� ����� = 26487,04 ������� Dengan didapatnya nilai kalor total, dengan mensubtitusi nilainya ke persamaan 4.12 akan didapat efisiensi termal sebesar : η b = � � �̇. η p � 3600 η b = 0,205 26487,04.0,97 � 3600 η b = 0,0287 η b = 2,87 Dengan melakukan hal yang sama pada pembebanan 4, 6, 8, 10, dan 12 lampu akan dihasilkan Efisiensi termal seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.24. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.24 Efisiensi thermal hasil pengujian dengan bahan bakar “H2,5” Bahan Bakar Parameter Performansi Jumlah lampu 100 Watt 2 4 6 8 10 12 H2,5 n rpm 4310 4393 4500 4570 4590 4436 P Watt 205 412,5 630,01 825 1050 1104 Q kJkgjam 26487,04 30195,23 33800,63 35385,03 36823,45 39730,56 ṁf kgjam 0,6316 0,72 0,806 0,8438 0,878 0,9474 η b 2,87 5,07 6,91 8,65 10,58 10,31 Perbandingan harga efisiensi thermal brake dan Putaran untuk masing- masing pengujian pada setiap variasi bahan bakar dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.9 Grafik Efisiensi Thermal Brake vs Beban Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10 Grafik Efisiensi Termal vs Putaran rpm tiap bahan bakar Berdasarkan hasil perhitungan dengan variasi pembebanan yang terlihat pada grafik 4.9 tampak efisiensi termal mesin meningkat saat beban dinaikkan hingga batas maksimum daya yang dihasilkan oleh bahan bakar batas daya masih terpenuhi dan kemudian turun pada pembebanan yang telah berlebih. Pada grafik 4.10 terlihat juga bahwa efisiensi termal meningkat setara dengan putaran yang meningkat dan saat putaran mulai turun efisiensipun ikut turun. Dan dari hasil perhutungan efisiensi thermal brake terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar “P” dengan efisiensi pada beban puncaknya adalah 9,13 diputaran 4690 rpm. Sementara efisiensi “Et” tertinggi pada pembebanan puncaknya yaitu pembebanan 6 lampu 600 watt diputaran 4333 rpm yaitu 7,51. Dengan dilakukannya pencampuran E25, efisiensi thermal brake meningkat bila dibandingkan dengan “P” pada beban puncaknya adalah 9,86 pada putaran 4610 rpm. Dengan ditambahkannya hidrogen dalam campuran efisiensi termal brake meningkat menjadi 10,58 dipembebanan puncaknya diputaran 4590 rpm. Dengan ini dinyatakan bahwa pencampuran etanol pada premium dapat meningkatkan efisiensi thermal dan menambahkan hidrogen dalam campuran juga meningkatkan efisiensi thermal.

4.6 Hasil Pembakaran