tertinggi mesin terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar “H2,5”
pada putaran mesin 4437 rpm yaitu sebesar 2,3778 Nm. Besar kecil torsi mesin bergantung pada besar kecil daya dan putaran
mesin. Semakin besar daya mesin maka torsi semakin besar, sebaliknya semakin kecil daya mesin maka torsi semakin kecil. Namun, besar kecil torsi berbanding
terbalik dengan putaran mesin. Semakin besar putaran mesin maka torsi semakin kecil, sebaliknya semakin kecil putaran mesin maka torsi semakin besar.
4.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung konsumsi bahan bakar spesifik spesific fuel consumption, sfc dari masing-masing pengujian pada
tiap variasi beban dan putaran yaitu : ��� =
�̇� �10
3
�
�
...............................4.4 dimana :
Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.jam �̇� = laju aliran bahan bakar kgjam
Besarnya laju aliran massa bahan bahan bakar �̇� dihitung
dengan persamaan berikut : �̇� =
��.10
−3
�
�
× 3600 .........................4.5
dimana : �� = massa bahan bakar yang habis
�
�
= waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik.
4.3.1 Sfc yang dihasilkan menggunakan bahan bakar “P”
Perhitungan Sfc menggunakan persamaan 4.4, dengan mensubtitusi data pada persamaan. Namun terlebih dahulu dihutung laju aliran massa dengan
Universitas Sumatera Utara
subtitusi data kepersamaan 4.5. Pada pembebanan 2 lampu 200 watt pada putaran 4330 rpm.
Didapat data sebagai berikut : •
P = 201,6 watt = 0,2016 kW
• n
= 4330 rpm •
�� = 30 ��
•
t
f
= 176 detik
�̇� = ��. 10
−3
�
�
× 3600 �̇� =
30 × 10
−3
176 × 3600
�̇� = 0,6136 ����� Dengan subtitusi nilai akan didapat Sfc sebesar :
��� = �̇� �10
3
�
�
��� = 0,6136
�10
3
0,2016 ��� = 3043,831 ������
Dengan melakukan hal yang sama pada pembebanan 4, 6, 8, 10, dan 12 lampu akan dihasilkan laju aliran massa dan Sfc seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.9
dan 4.10.
Tabel 4.9 laju aliran massa hasil pengujian dengan bahan bakar “P”
Bahan Bakar Parameter
Performansi Jumlah lampu 100 Watt
2 4
6 8
10 12
P
n rpm
4330 4410
4510 4600
4690 4560
m gr
30 30
30 30
30 30
t
f
detik
176 152
136 134
116 108
m
f
kgjam
0,6136 0,7105 0,7941 0,806
0,931 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Sfc hasil pengujian dengan bahan bakar “P”
Bahan Bakar
Parameter Performansi
Jumlah lampu 100 Watt 2
4 6
8 10
12
P
n rpm
4330 4410
4510 4600
4690 4560
m
f
kgjam
0,6136 0,7105
0,7941 0,806
0,931 1
P
B
Kw
0,2016 0,4016
0,6072 0,8064
1,008 1,012
SfcgKw jam
3043,831 1769,239
1307,835 999,467 923,6453
987,6543
4.3.2 Sfc yang dihasilkan menggunakan bahan bakar “Et”
Perhitungan Sfc menggunakan persamaan 4.4, dengan mensubtitusi data pada persamaan. Namun terlebih dahulu dihutung laju aliran massa dengan
subtitusi data kepersamaan 4.5. Pada pembebanan 2 lampu 200 watt pada putaran 4191 rpm.
Didapat data sebagai berikut : •
P = 200 watt = 0,2 kW
• n
= 4191 rpm •
�� = 30 ��
•
t
f
= 160 detik
�̇� = ��. 10
−3
�
�
× 3600 �̇� =
30 × 10
−3
160 × 3600
�̇� = 0,675 ����� Dengan subtitusi nilai akan didapat Sfc sebesar :
��� = �̇� �10
3
�
�
��� = 0,675
�10
3
0,2 ��� = 3375 ������
Universitas Sumatera Utara
Dengan melakukan hal yang sama pada pembebanan 4, 6, 8, 10, dan 12 lampu akan dihasilkan laju aliran massa dan Sfc seperti yang ditampilkan dalam tabel
4.11 dan 4.12.
Tabel 4.11 laju aliran massa hasil pengujian dengan bahan bakar “Et”
Bahan Bakar Parameter
Performansi Jumlah lampu 100 Watt
2 4
6 8
10 12
Et
n rpm
4191 4262
4333 4224
4171 4026
m gr
30 30
30 30
30 30
t
f
detik
160 144
123 118
110 100
m
f
kgjam
0,675 0,75 0,878
0,9153 0,9818
1,08
Tabel 4.12 Sfc hasil pengujian dengan bahan bakar “Et”
Bahan Bakar
Parameter Performansi
Jumlah lampu 100 Watt 2
4 6
8 10
12
Et n rpm
4191 4262
4333 4224
4171 4026
m
f
kgjam
0,675 0,75
0,878 0,9153
0,9818 1,08
P
B
Kw
0,2 0,4125
0,625 0,63675
0,64944 0,65148
SfcgKw jam
3375 1818,182
1404,878 1437,384
1511,792 1657,764
4.3.3 Sfc yang dihasilkan menggunakan bahan bakar “E25”