85
BAB IV PENYAJIAN DATA
Setelah melakukan pengumpulan data dan penelitian tentang Fungsi Koordinasi camat dalam meningkatkan pembangunan di Kecamatan Silima
Pungga-pungga, Maka peneliti akan menyajikan hasilnya. Data yang ada diperoleh melalui wawancara dan observasi atau pengamatan secara langsung di
lapangan.
4.1 Komunikasi
Salah satu hal penting yang harus selalu diingat oleh seorang pemimpin tentang komunikasi adalah kenyataan bahwa “berkata saja tidak cukup”. Bilamana
ia memberi informasi, instruksi, penafsiran, atau petunjuk pada seorang bawahan, manajer harus yakin betul bahwa bawahan mengerti dan menerimanya. Ini dapat
dicapai dengan berbagai cara “mengulang” sesuai dengan situasi. Dimana ada kekurangan pengertian didalam satu organisasi, penyebabnya mungkin terdapat
dibidang komunikasi, dan ini akan berpengaruh langsung terhadap keberbagai tahap koordinasi. Kemampuan organisasi untuk mengadakan kegiatan yang
kompleks tergantung pada cara bagaimana orang mempergunakan sistem komunikasi dalam suatu organisasi. Semakin besar toleransi atau rasa saling
tergantung dan bersatu para anggota organisasi dan semakin mudah komunikasi. Dalam memberitahu ataupun mengarahkan bawahan oleh atasan
memerlukan kemampuan komunikasi yang baik, sehingga perintah yang diterima
Universitas Sumatera Utara
86
dapat dipahami dengan jelas dan kesalahan komunikasi tidak menimbulkan permasalahan yang berbenturan diantara orang-orang yang terlibat. Berikut hasil
wawancara dengan bapak Kadir Boang Manalu selaku Camat di kecamatan silima pungga-pungga.
Didalam proses pembangunan bapak camat diharuskan berkomunikasi dengan orang lain maupun instansi lain yang terkait, bagaimana bapak melakukan
komunikasi dengan mereka?
“Saya selaku camat, Komunikasi yang saya sampaikan dengan orang lain ataupun instansi lain saya lakukan dengan cara SMS, telepon, surat
menyurat, lisan, maupun juga pendekatan secara personal. Semua cara ini dapat dilakukan disaat rapat resmi, jam kerja maupun saat istrahat.
Didalam masalah pembangunan komunikasi harus terus saya lakukan dengan rutin,ini disebabkan juga karna dimana saya yang berperan juga
memonitoring atau mengawasi pembangunan memerlukan banyak informasi dari berbagai pihak.”
wawancara dilakukan pada tanggal 21 April 2015
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Bapak Camat dari kecamatan silima Pungga-pungga dalam melakukan komunikasi menggunakan
telepon, surat menyurat, penyampaian secara lisan, dan juga melalui pendekatan personal. Beliau melakukan komunikasi disegala situasi baik formal dan
Universitas Sumatera Utara
87
nonformal dengan pihak lain maupun instansi terkait dengan rutin untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan dan juga memberikan arahan.
Didalam melaksanakan pembangunan apakah masyarakat turut diikut sertakan dalam melaksanakan pembangunan? Jika ia bagaimana bapak melakukan
komunikasi dengan masyarakat ? “ Tentu saja masyarakat harus dilibatkan dalam melaksanakan
pembangunan, sebab pembangunan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat, sesuai motto bapak bupati
bekerja untuk rakyat dengan penekanan tiga pilar pembangunan yatu pendidikan, kesehatan, dan pertanian. Masyarakat perlu dilibatkan
karna masyarakat adalah yang mengerti kebutuhan penting apa yang mereka perlukan. Di dalam musrenbang tingkat kecamatan menjadi
wadah yang sangat tepat bagi saya untuk berdialog dengan masyarakat.”
wawancara dilakukan pada tanggal 21 April 2015
Berdasarkan dengan jawaban bapak camat tersebut disimpulkan bahwa masyarakat diajak berpartisipasi didalam proses pembangunan dan saat rapat
musrenbang tingkat kecamatan menjadi moment yang sangat tepat dalam melakuakan komunikasi berdialog dengan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
88
Kemudian saya juga menanyakan, apakah ada hambatan yang dialamai bapak selama ini dalam melakukan komunikasi dengan orang lain atau pihak lain
dalam melaksanakan pembangunan? Jika ada tolong dijelaskan. Berikut jawaban Bapak Kadir Boang Manalu selaku Camat di kecamatan silima pungga-pungga.
“Tentunya ada sedikit hambatan yang telah saya alami dalam melakukan komunikasi dengan orang lain, contohnya saja adalah
perbedaan persepsi dengan orang lain, ini bisa saja menimbulkan perdebatan didalam pembicaraan. Kemudian pengaruh emosi kurang
stabil seseorang juga turut mempersulit untuk diajak berkomunikasi dengan orang lain. Kesalahan-kesalahan teknis media teknologi
komunikasi ataupun administrasi surat-menyurat terkadang juga turut mempengaruhinya. Namun terlepas dari semua masalah itu kami bisa
mengatasinya”. wawancara dilakukan pada tanggal 21 April 2015
Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tiga hal yang menghambat komunikasi dengan pihak lain dalam melaksanakan
pembangunan seperti hal perbedaan persepsi, kestabilan emosi seseorang, dan juga kesalahan teknis teknologi dan surat menyurat. Namun semua hambatan ini
dapat diatasi oleh camat dan pegawainya dikantornya.
4.2 Penentuan waktu