Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas

Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Tabel 2.3, pada tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar 178 dan 194, quick ratio pada koperasi menunjukkan kriteria Sangat Baik. d. Net Working Capital ������ ������ − ��������� ������ ����� ������ × 100 Tahun 2013 = 1.538.397.217 −845.688.380 1.558 .093.589 x 100 = 44,5 Tahun 2014 = 1.570.627.516 −795.650.222 1.597.139.888 x 100 =48,5 Net working capital pada tahun 2013 sebesar 44,5 dan 2014 sebesar 48,5. Nilai dari net working capital ini menunjukkan total likuiditas dari total aktiva. Jika disesuaikan dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Tabel 2.3, maka kondisi net working capital pda koperasi ini menunjukan kriteria yang Buruk yaitu sebesar 44,5 tahun 2013 dan 48,5 pada tahun 2014.

2. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turnover ����� ��������� ����� ������ Tahun 2013 = 125 .398.100 1.558.093.589 = 0,08 x Tahun 2014 = 111 .552.000 1.597.139.888 = 0,07 x Total assets turnover pada tahun 2013 sebesar 0,08 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,08 kali dalam setahun. Sementara pada tahun 2014 total assets turnover sebesar 0,07 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,07 kali dalam setahun. Dapat disimpulkan sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas Tabel 2.4, total assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk karena dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar kurang dari 1 kali setahun, baik pada tahun 2013 maupun pada tahun 2014. b. Fixed Assets Turnover ����� ��������� ������ ������ Tahun 2013 = 125 .398.100 1.538.397.217 = 0,08 x Tahun 2014 = 111 .552 .000 1.570.627.516 = 0,07 x Fixed assets turnover pada tahun 2013 sebesar 0,08 kali, artinya efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset lancar dalam menghasilkan pendapatan sebesar 0,08 kali. Sementara pada tahun 2014 sebesar 0,07 kali, artinya efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset lancar dalam menghasilkan pendapatan sebesar 0,07 kali. Dapat disimpulkan sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Aktivitas Tabel 2.4, fixed assets turnover menunjukkan posisi yang Buruk karena efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset lancar dalam menghasilkan pendapatan kurang dari 1 kali setahun, baik pada tahun 2013 maupun pada tahun 2014.

3. Rasio Profitabilitas

a. Return On Assets ROA ���� ����� ℎ ����� ������ x 100 Tahun 2013 = 50.361.643 1.558.093.589 x 100 = 3,23 Tahun 2014 = 33.875.523 1.597.139.888 x 100 = 2,12 Return on assets perusahaan pada tahun 2013 sebesar 3,23 dan pada tahun 2014 sebesar 2,12. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva mampu menghasilkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 3.23,- pada tahun 2013 dan Rp 2.12,- pada tahun 2014. Menurut Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia mengenai Standar Perhitungan Rasio Profitabilitas Tabel 2.5, return on assets mendapatkan kriteria Cukup Baik pada tahun 2013 yaitu sebesar 3,23, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 2,12 dan tergolong kriteria Kurang Baik. b. Net Profit Margin ���� �����ℎ ����� ��������� × 100 Tahun 2013 = 45.325.479 125 .398.100 x 100 = 36,1 Tahun 2014 = 30.487 .971 111 .552.000 x 100 = 27,3 Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 36,1 dan pada tahun 2014 sebesar 27,3. Artinya, setiap Rp 1,- aktiva mampu menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp 36.1,- pada tahun 2013 dan Rp 27.3,- pada tahun 2014. Berdasarkan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Tabel 2.5 pada tahun 2013 dan 2014 net profit margin menunjukkan posisi yang bagus dan tergolong kriteria Sangat Baik, karena aktiva mampu menghasilkan keuntungan neto yang besar. c. Return On Investment ROI ���� �����ℎ ����� ������ × 100 Tahun 2013 = 45.325 .479 1.558.093.589 x 100 = 3 Tahun 2014 = 30.487 .971 1.597.139.888 x 100 = 2 Return on investment pada tahun 2013 sebesar 3 dan 2014 sebesar 2, artinya pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan sebesar 3 dan pada tahun 2014 sebesar 2. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Tabel 2.5, pada tahun 2013 return on investment tergolong kriteria Cukup Baik, sedangkan pada tahun 2014 tergolong Kurang Baik. d. Return On Equity ���� �����ℎ ����� ������� × 100 Tahun 2013 = 45.325.479 712 .405.209 x 100 = 6,4 Tahun 2014 = 30.487.971 801 .489.666 x 100 = 3,8 Return on equity pada tahun 2013 sebesar 6,4 dan pada tahun 2014 sebesar 3,8. Artinya, setiap Rp 1,- modal sendiri menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp 6.4,- pada tahun 2013 dan Rp 3.8,- pada tahun 2014. Berdasarkan pada Peraturan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Tabel 2.5, posisi return on equity berada pada kriteria Cukup Baik, baik pada tahun 2013 maupun tahun 2014. 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah analisis dan pembahasan laporan keuangan pada Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia Persero Pematang Siantar yaitu mengenai sejarah, struktur organisasi, serta analisis laporan keuangan perusahaan, maka penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan dan saran-saran yang didasarkan atas hasil penelitian terhadap laporan keuangan pada Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia Persero Pematang Siantar. Diharapkan kesimpulan tersebut dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan khususnya bagi pihak Koperasi Karyawan PT.Pos Indonesia Persero Pematang Siantar dalam menjalankan usahanya yang akan datang.

A. Kesimpulan