Masalah Penentuan Pekerja Full-time

Misalkan c f adalah biaya pekerja full- time per orang per hari. Karena setiap pekerja bekerja 5 hari setiap pekan, maka banyaknya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan W pekerja full-time selama B pekan adalah 5 . f C W BWc = Contoh 2. Untuk menjalankan usahanya selama 5 pekan B=5, sebuah perusahaan mempekerjakan pekerja full-time tanpa pekerja part-time. Setiap pekerja mempunyai 2 hari libur tiap pekannya, termasuk di dalamnya libur 2 akhir pekan A=2 dari 5 akhir pekan yang tersedia. Perusahaan memutuskan bahwa dari seluruh pekerja yang dimiliki, harus terdapat 8 pekerja yang bekerja pada setiap hari kerja D=8, dan 10 pekerja pada setiap hari akhir pekan E=10. Diputuskan juga bahwa biaya pekerja per orang per hari sebesar 7 satuan c f =7. Dengan menggunakan Persamaan 3.1.1, ditentukan 510 50 16, 67 5 2 3 e BE b B A = = = = − − dan dengan menggunakan Persamaan 3.1.2, ditentukan 2 5 210 58 12. 5 5 t E D b + + = = = Jadi dari Persamaan 3.1.3, dapat ditentukan banyaknya pekerja full-time yang harus dipekerjakan perusahaan selama 5 pekan, yaitu: { } { } { } max , max 16, 67 , 12 max 17,12 17. e t W b b = ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ = ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ = = Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar seluruh pekerja adalah 5 17 55177 2975 satuan. f C W BWc C = = = Jadi selama 5 pekan beroperasi, perusahaan harus mempekerjakan sebanyak 17 pekerja full-time, dengan biaya pekerja seluruhnya sebesar 2975 satuan.

3.2 Masalah Penentuan Pekerja Full-time

dan Dua Jenis Pekerja Part-time Selain menggunakan pekerja full-time, terkadang perusahaan juga memerlukan pekerja part-time. Pekerja part-time terdiri atas dua jenis, yaitu limited part-time dengan jumlah yang terbatas tetapi biaya lebih kecil daripada biaya pekerja full-time, dan pekerja unlimited part-time, dengan jumlah yang tidak dibatasi tetapi biaya yang lebih besar daripada biaya pekerja full-time. Jika dimisalkan biaya pekerja - per orang per hari, biaya pekerja - per orang per hari, dan biaya pekerja - per orang per hari, f p p c full time c limited part time c unlimited part time = = = maka diketahui bahwa p f p c c c . Kemudian didefinisikan banyaknya pekerja - yang tersedia selama pekan, = perbandingan antara banyaknya akhir pekan tiap pekerja yang dapat dipakai libur, dengan banyaknya akhir pekan seluruhnya = G limited part time B A B θ = ; karena dan 0 maka 0 1, banyaknya pekerja - yang dibutuhkan setiap hari kerja, = banyaknya pekerja - yang dibutuhkan setiap hari akhir pekan, = rata-rata banyaknya pek A B B D full time E full time g θ ≠ = erja - tiap pekan selama pekan = , limited part time se B G B sehingga akan ditentukan banyaknya pekerja - yang dibutuhkan perusahaan selama pekan, dan F full time B = = banyaknya pekerja - yang dibutuhkan perusahaan selama pekan. P part time B Banyaknya pekerja part-time ditentukan oleh banyaknya shift kerja pekerja full-time yang tidak ter-cover. Jadi dalam menentukan pekerja part-time, terlebih dahulu diasumsikan bahwa pekerja yang bekerja pada perusahaan hanyalah pekerja full-time. Akibat dari kendala hari libur yang telah diuraikan di atas, maka diketahui bahwa total ada sebanyak 2AF shift libur di akhir pekan. Hal ini berarti ada 2B-AF shift kerja di akhir pekan. Karena disyaratkan terdapat 2BE shift 4 kerja di akhir pekan seluruhnya, maka didefinisikan [ ] 2 2 2 1 . 3.2.1 e u BE B A F B E F θ = − − = − − Jika u e bernilai positif, maka u e disebut weekend underage, yaitu terdapat shift kerja pekerja full-time pada akhir pekan yang tidak ter-cover. Namun jika u e bernilai negatif, maka u e disebut weekend overage, yaitu terdapat kelebihan shift kerja pekerja full-time pada akhir pekan. Dengan mendefinisikan max{0, }, x x + = didefinisikan = banyaknya pekerja - yang diperlukan di akhir pekan selama pekan, dan - = banyaknya kelebihan pekerja - pada akhir pekan. e e u part time B u full time + + Karena setiap pekerja mempunyai hari libur 2 hari tiap pekannya, maka terdapat 2BF shift libur pekerja selama B pekan dan 2AF di antaranya adalah hari akhir pekan. Hal ini berarti bahwa ada 2 - B A F shift libur pekerja pada hari kerja. Karena perusahaan mensyaratkan hanya D pekerja full-time yang bekerja pada setiap hari kerja, maka disyaratkan terdapat 5BD shift kerja pada hari kerja seluruhnya. Selanjutnya dengan mendefinisikan 5BF adalah banyaknya shift pada hari kerja seluruhnya, maka didefinisikan [ ] [ ] 5 5 2 5 3 2 . 3.2.2 d u BD BF B A F B D F θ = − − − = − + Jika u d bernilai positif, maka u d disebut weekday underage, yaitu terdapat shift kerja pekerja full-time pada hari kerja yang tidak ter-cover. Namun jika u d bernilai negatif, maka u d disebut weekday overage, yaitu terdapat kelebihan shift kerja pekerja full- time pada hari kerja. Dengan penotasian seperti sebelumnya, didefinisikan = banyaknya pada hari kerja yang disusun oleh kelebihan pekerja - pada akhir pekan, ditambah pekerja - jika ada, dan d u shift full time part time + - = banyaknya kelebihan pekerja - pada hari kerja. d u full time + Dengan u e dan u d yang telah didefinisikan di atas, selanjutnya akan ditentukan P P F = , yaitu total banyaknya pekerja part-time yang dibutuhkan perusahaan. • Jika e u dan d u maka e d P u u = + . • Jika e u dan d u , maka kelebihan pekerja pada akhir pekan dapat digunakan untuk meng-cover kebutuhan pekerja pada hari kerja. Jadi e d P u u + = + . • Jika e u dan d u , maka e P u = . • Jika e u dan d u , maka perusahaan tidak memerlukan pekerja part-time. Jadi P = . Pernyataan-pernyataan di atas dapat dikombinasikan menjadi sebuah rumusan untuk menentukan besarnya P, yaitu 3.2.3 e d P u u + + = + Dimisalkan CF adalah biaya F pekerja full-time ditambah minimum pekerja part-time selama B pekan. Karena biaya pekerja limited part-time lebih kecil daripada biaya pekerja unlimited part-time, pemakaian pekerja limited part-time lebih diprioritaskan daripada pemakaian pekerja unlimited part-time. Selagi masih tersedia pekerja limited part-time, pekerja part-time yang digunakan perusahaan sebagai tambahan pekerja full-time adalah pekerja limited part-time. Jika masih kurang, barulah perusahaan mempekerjakan pekerja unlimited part-time. Jika pekerja limited part- time tidak tersedia G=0, maka pekerja part- time yang digunakan perusahaan sebagai tambahan pekerja full-time adalah pekerja unlimited part-time. Jadi . , , , , 3.2.4 5 = 5 p p p p p p f f c c P P G c G c P G P G c P c P G C F BFc BFc ⎧⎪ ⎨ ⎪⎩ + ≤ + + − + + − − = Dengan menyubstitusi Persamaan 3.2.3 ke Persamaan 3.2.4 maka didapat . 3.2.5 5 f p e e p p d d C F BFc c u u c c u u G ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ + + + + + = + + + − + − 5 e u dan d u adalah fungsi linear dari F. Karena kemiringan e u dan d u terhadap F adalah negatif, maka e u dan d u adalah fungsi turun. Selanjutnya ditentukan: { : 0} 1 , dan 3.2.6 { : 0} 5 3 2 . 3.2.7 e e d d b F u E b F u D θ θ = = = − = = = + Nilai e b dan d b akan membagi daerah asal F menjadi tiga, seperti yang terlihat pada Gambar 1. 5 10 15 20 25 -100 100 200 300 400 Gambar 1 Grafik d u dan e u dengan 8, 12, dan 0, 4 D E θ = = = . Hal ini mengakibatkan P terdefinisi oleh rumus yang berlainan sesuai dengan daerah asal F. 5 10 15 20 25 100 200 300 400 500 600 700 Gambar 2 Grafik P jika d u dan e u seperti pada Gambar 1. Karena CF dipengaruhi oleh P, maka CF juga terdefinisi oleh rumus yang berlainan sesuai dengan daerah asal F Gambar 2. Jadi CF merupakan fungsi sesepenggal piecewise function, seperti yang terlihat pada Gambar 3. 5 10 15 20 25 2000 4000 6000 8000 10000 Gambar 3 Grafik CF jika P seperti pada Gambar 2 dan dengan G=7. Selanjutnya akan ditentukan 0 P , yaitu P pada saat F terkecil F=0. 0 P adalah banyaknya pekerja part-time yang diperlukan perusahaan jika perusahaan tidak mempekerjakan pekerja full-time. P juga dapat diartikan sebagai maksimum banyaknya pekerja part-time yang mungkin diperlukan oleh perusahaan. Dari Persamaan 3.2.1 dan Persamaan 3.2.2, pada saat F=0, 2 e u BE = dan 5 d u BD = . Karena B, E, D positif, maka e u dan d u positif, sehingga dengan menggunakan Persamaan 3.2.3, didapat 2 5 . e d e d e d e d P u u P F u F u F P u u u u BE BD + + + + + + = + = + = + = + = + Misalkan G adalah banyaknya pekerja limited part-time yang tersedia selama B pekan. Karena pemakaian pekerja limited part-time lebih diprioritaskan, maka selanjutnya diasumsikan G . Karena pemrioritasan itu pula, maka bagian p p c c P G + − − pada Persamaan 3.2.4 akan dibuat nol. 0 atau karena , maka tidak mungkin 0. Jadi 0. max{0, } p p p p p p p p c c P G c c P G c c c c P G P G P G P G + + + + − − = ⇔ − = − = − = − = ⇔ − = ⇔ − = ⇔ − ≤ ⇔ P G ≤ Jadi untuk mengnolkan p p c c P G + − − pada Persamaan 3.2.4, P dibuat lebih dari atau sama dengan G P G ≤ , sehingga dengan e u d u e b F , d e u u F P C C F F e b d b d b 6 2 5 P P B E D = = + dan G gB = , didapat beberapa kasus Kasus 1. 2 5 g E D ≥ + Akibat dari p p c c P G + − − pada Persamaan 3.2.4 bernilai nol, Persamaan 3.2.4 menjadi 5 5 . f p f e d p C F BFc c P BFc c u u + + = + = + + Dengan F yang cukup kecil, u e dan u d yang didefinisikan oleh Persamaan 3.2.1 dan 3.2.2 bernilai positif, sehingga 2 2 5 5 2 2 5 5 . e d BE B A F u u BD BF B A F B E D F + + − − + ⎛ ⎞ + = ⎜ ⎟ − − − ⎝ ⎠ = + − Jadi 5 2 5 5 5 2 5 . f p f p p C F BFc c B E D F B c c F Bc E D = + + − = − + + Karena f p c c , CF mempunyai kemiringan yang positif, yaitu 5 f p B c c − seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4 Grafik CF jika 2 5 g E D ≥ + . Jadi minimum pekerja full-time yang diperlukan perusahaan untuk meminimumkan biaya adalah 0. F = Kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pekerja setiap harinya, perusahaan hanya mempekerjakan pekerja limited part-time tanpa pekerja full- time. Hal yang seperti ini bukan suatu perencanaan yang diharapkan. Kasus 2. 2 5 g E D + Berdasarkan nilai e b , d b dan ketersediaan pekerja limited part-time, Kasus 2 akan dibagi menjadi beberapa subkasus dan subsubkasus sebagai berikut: a e d b b ≤ ƒ pada saat pekerja limited part-time tersedia G . ƒ pada saat pekerja limited part-time tidak tersedia G = . b e d b b i. 21 e d g b b θ ≥ − − ƒ pada saat pekerja limited part-time tersedia G . ii. 21 e d g b b θ − − ƒ pada saat pekerja limited part-time tersedia G . ƒ pada saat pekerja limited part-time tidak tersedia G = . Selanjutnya akan dilakukan peninjauan kepada masing-masing subkasus sebagai berikut a e d b b ≤ ƒ pada saat pekerja limited part-time tersedia G . Pada saat e F b , [ ] 1 1 2 1 0. e E F E F B E F u θ θ θ − ⇔ − − ⇔ − − ⇔ Pada saat e F b = , dari Persamaan 3.2.6 diperoleh 0. e u = Pada saat e F b , [ ] 1 1 2 1 0. e E F E F B E F u θ θ θ − ⇔ − − ⇔ − − ⇔ Pada saat d F b , [ ] 5 3 2 5 3 2 5 3 2 0. d D F D F B D F u θ θ θ + ⇔ − + ⇔ − + ⇔ C C F F 7 Pada saat d F b = , dari Persamaan 3.2.7 diperoleh d u = . Pada saat d F b , 5 3 2 5 3 2 D F D F θ θ + ⇔ − + [ ] 5 3 2 0. d B D F u θ ⇔ − + ⇔ Selanjutnya akan diberikan tabel nilai e d P u u + + = + untuk beberapa kasus nilai F jika e d b b . Tabel 1 Nilai e d P u u + + = + untuk beberapa kasus nilai F jika e d b b d F b d F b = d F b e F b e d u u + Tidak mungkin untuk kasus e d b b Tidak mungkin untuk kasus e d b b e F b = d u Tidak mungkin untuk kasus e d b b Tidak mungkin untuk kasus e d b b e F b e d u u + + + 0 0 Pada saat e F b dan d F b , P bernilai nol jika e d u u + = atau e d u u + . Dari Persamaan 3.2.1 dan Persamaan 3.2.2 diperoleh 2 5 5 3.2.8 e d u u B E D F + = + − Jika didefinisikan { } : 2 5 5, 3.2.9 t e d b F u u E D = + = = + maka P bernilai nol pada saat t F b = atau t F b . Jadi grafik P untuk subkasus e d b b akan tersaji seperti pada Gambar 5. Gambar 5 Grafik P jika e d b b . Selanjutnya akan diberikan tabel nilai e d P u u + + = + untuk beberapa kasus nilai F jika e d b b = . Tabel 2 Nilai e d P u u + + = + untuk beberapa kasus nilai F jika e d b b = d F b d F b = d F b e F b e d u u + Tidak mungkin untuk kasus e d b b = Tidak mungkin untuk kasus e d b b = e F b = Tidak mungkin untuk kasus e d b b = Tidak mungkin untuk kasus e d b b = e F b Tidak mungkin untuk kasus e d b b = Tidak mungkin untuk kasus e d b b = d b e b t b P F 8 sehingga grafik P tersaji seperti Gambar 6. Gambar 6 Grafik P jika e d b b = . Jadi pada subkasus e d b b ≤ , . e d e d P u u u u + + = + = + Pemakaian pekerja limited part-time di samping pekerja full-time terjadi jika terdapat pekerja limited part-time G dan P G ≤ , sedangkan jika P G , maka perusahaan menggunakan pekerja limited part-time dan unlimited part-time sebagai tambahan pekerja full-time. Jika G , maka dengan mendefinisikan { } : 2 5 5, 3.2.10 g e d b F u u G E D g = + = = + − maka grafik P akan menjadi seperti pada Gambar 7, Gambar 7 Grafik P jika e d b b ≤ . sehingga CF pada Persamaan 3.2.4 akan ditentukan oleh fungsi , e d P u u G = + , e d P u u G = + ≤ dan 0. e d P u u = + = Jika e d P u u G = + , maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.8 diperoleh 5 2 5 5 f p p C F B Fc E D F g c gc = + + − − + lihat Lampiran 1. Jika e d P u u G = + ≤ , maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.8 diperoleh 5 2 5 - 5 f p C F B Fc E D F c = + + lihat Lampiran 1. Jika 0, e d P u u = + = maka dari Persamaan 3.2.4 diperoleh 5 f C F BFc = lihat Lampiran 1. Jadi 5 2 5 5 , 0 , 5 2 5 - 5 , , 3.2.11 5 , . p g p f g t p f t f Fc E D F g c gc F b C F B Fc E D F c b F b Fc b F ⎧ ⎪ ⎪ ⎨ ⎪ ⎪⎩ + + − − + ≤ ≤ = + + ≤ CF mempunyai dua break point, yaitu g b dan t b . Misalkan 1 2 3 5 2 5 5 , 5 2 5 5 , 5 , p f p f p f C F B Fc E D F g c gc C F B Fc E D F c C F BFc = + + − − + = + + − = maka 1 2 3 , , , , , . g g t t C F F b C F C F b F b C F b F ≤ ≤ ⎧ ⎪ = ≤ ⎨ ⎪ ⎩ Karena f p p c c c , maka CF akan minimum pada g F b = lihat Lampiran 2. e d b b = t b P F P t b g b G 9 Karena F adalah banyaknya pekerja full- time yang dibutuhkan perusahaan, F haruslah bilangan bulat. Jika g F b = bukan bilangan bulat, maka F bernilai g b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ atau g b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ bergantung pada biaya pekerja yang paling kecil yang dihasilkan dari keduanya. Nilai g F b ⎢ ⎥ = ⎣ ⎦ terdapat pada selang 0, g b ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan g b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ pekerja full-time adalah 1 g C b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . Sedangkan g F b ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ terdapat pada selang , ] g t b b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan g b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ pekerja full-time adalah 2 g C b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ . Jadi jika g F b = bukan bilangan bulat maka 1 2 1 2 , , , . 3.2.12 { g g g g g g b C b C b b C b C b F ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ≥ = Pertaksamaan 1 2 g g C b C b ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ pada Persamaan 3.2.12 ekuivalen dengan p g g g g f p b b c b b c c ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ − + − ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ lihat Lampiran 3. ƒ pada saat pekerja limited part-time tidak tersedia G = . Jika pekerja limited part-time tidak tersedia G=0, maka g = dan p c = . Persamaan 3.2.10 menjadi 2 5 5, t F b E D = = + sehingga Persamaan 3.2.11 menjadi 5 +2 5 -5 , 0 , 5 , . { f p t f t Fc E D F c F b B Fc b F C F + ≤ ≤ = 3.2.13 Misalkan 4 3 5 2 5 5 , dan 5 , f p f C F B Fc E D F c C F BFc = + + − = maka 4 3 , . t t C F F b C F C F b F ≤ ≤ ⎧ = ⎨ ⎩ Fungsi CF akan minimum pada t F b = lihat Lampiran 4. Jika t F b = bukan bilangan bulat, maka F bernilai t b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ atau t b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ bergantung pada biaya pekerja yang paling kecil yang dihasilkan dari keduanya. Nilai t F b = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ terdapat pada selang [ ] 0, t b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan t b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ pekerja full-time adalah 4 t C b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . t F b = ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ terdapat pada selang , t b ∞ , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan t b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ pekerja full-time adalah 3 t C b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ . Jadi jika t F b = bukan bilangan bulat maka 4 3 4 3 , , 3.2.14 , . t t t t t t b C b C b F b C b C b ⎧ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ = ⎨ ≥ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ⎩ P ertaksamaan 4 3 t t C b C b ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ pada Persamaan 3.2.14 ekuivalen dengan f t t p c b b c − ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ lihat Lampiran 5. b e d b b Dengan menggunakan e u dan d u yang telah ditentukan pada awal kasus 2a, maka diberikan tabel nilai e d P u u + + = + untuk beberapa nilai F dengan e d b b . 10 Tabel 3 Nilai e d P u u + + = + untuk beberapa kasus nilai F jika e d b b d F b d F b = d F b e F b e d u u + e u e u e F b = Tidak mungkin untuk kasus e d b b Tidak mungkin untuk kasus e d b b e F b Tidak mungkin untuk kasus e d b b Tidak mungkin untuk kasus e d b b Jika digambarkan, grafik P akan tersaji seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Grafik P jika e d b b . Dari Persamaan 3.2.1, nilai P pada saat d F b = adalah 2 1 2 1 . d e d d e d P b u b B E b B b b θ θ = = − − ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ = − − Dengan 2 1 d e d P b B b b θ = − − dan G gB = , subkasus ini akan dibagi menjadi 2 subsubkasus, yaitu i. 21 e d g b b θ ≥ − − ƒ pada saat pekerja limited part-time tersedia G . Pada subsubkasus 21 e d g b b θ ≥ − − , d F b dan e F b , sehingga dari Tabel 3 diperoleh e d e d P u u u u + + = + = + . Jika didefinisikan { } : 2 5 5, g e d b F u u G E D g = + = = + − maka grafik P pada Gambar 8 akan menjadi seperti yang terlihat pada Gambar 9. Gambar 9 Grafik P untuk kasus 21 e d g b b θ ≥ − − . Fungsi CF pada Persamaan 3.2.4 akan ditentukan oleh fungsi , e d P u u G = + , e d P u u G = + ≤ P = e u G dan 0. P = Jika , e d P u u G = + maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.8 diperoleh 5 2 5 5 f p p C F B Fc E D F g c gc = + + − − + lihat Lampiran 6. Jika , e d P u u G = + ≤ maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.8 diperoleh 5 2 5 5 f p C F B Fc E D F c = + + − lihat Lampiran 6. Jika , e P u G = maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.1 diperoleh 5 2 21 f p C F B Fc E F c θ = + − − lihat Lampiran 6. Jika P = , maka dari Persamaan 3.2.4 diperoleh 5 . f C F BFc = lihat Lampiran 6, sehingga didapat d b e b g b F P G d b e b P F 5 2 5 5 , 0 , 5 2 5 5 , , . 5 2 21 , , 5 , p g p f g p f d e p f d f Fc E D F g c gc F b Fc E D F c b F b C F B Fc E F c b F b Fc θ + + − − + ≤ ≤ + + − ≤ = + − − ≤ 3.2.15 . e b F ⎧ ⎪ ⎪ ⎪ ⎨ ⎪ ⎪ ⎪ ⎩ CF mempunyai tiga break point, yaitu g b , d b dan e b . Misalkan 1 2 5 3 5 2 5 5 , 5 2 5 5 , 5 2 21 , 5 , p f p f p f p f C F B Fc E D F g gc C F B Fc E D F c C F B Fc E F c C F BFc c θ = + + − − + = + + − = + − − = maka 1 2 5 3 , g g d d e e F b C F b F b C F C F C F b F b C F b F ≤ ≤ ⎧ ⎪ ≤ ⎪ = ⎨ ≤ ⎪ ⎪ ⎩ Fungsi CF akan minimum pada g F b = lihat Lampiran 7. Jika g F b = bukan bilangan bulat maka nilai F ditentukan oleh Persamaan 3.2.12. ii. 21 e d g b b θ − − ƒ pada saat pekerja limited part-time tersedia G . Pada subsubkasus 21 e d g b b θ − − , d F b dan e F b , sehingga dari Tabel 3 diperoleh . e d e P u u u + + = + = Jika didefinisikan { } : 2 21 3.2.16 h e b F u G E g θ = = = − − maka grafik P pada Gambar 8 akan menjadi seperti yang terlihat pada Gambar 10. Gambar 10 Grafik P untuk kasus 21 e d g b b θ − − . CF pada Persamaan 3.2.4 akan ditentukan oleh , e d P u u G = + , e P u G = e P u G = ≤ dan 0. P = Jika , e d P u u G = + maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.8 diperoleh 5 2 5 5 f p p C F B Fc E D F g c gc = + + − − + lihat Lampiran 8. Jika , e P u G = maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.1 diperoleh 5 2 21 f p p C F B Fc E F g c gc θ = + − − − + lihat Lampiran 8. Jika , e P u G = ≤ maka dari Persamaan 3.2.4 dan Persamaan 3.2.1 diperoleh 5 2 21 f p C F B Fc E F c θ = + − − lihat Lampiran 8. Jika P = , maka dari Persamaan 3.2.4 diperoleh 5 . f C F BFc = lihat Lampiran 8, sehingga didapat d b e b h b F P G 5 2 5 5 , , 5 2 21 , , 3.2.17 5 2 21 , , 5 , . p p f d p p f d h e p f h e f Fc E D F g c gc F b Fc E F g c gc b F b C F B Fc E F c b F b Fc b F θ θ ⎧ ⎪ ⎪⎪ ⎨ ⎪ ⎪ ⎪⎩ + + − − + ≤ ≤ + − − − + ≤ = + − − ≤ CF mempunyai 3 break point, yaitu, d b , h b dan e b . Misalkan 1 6 5 3 5 2 5 5 , 5 2 21 , 5 2 21 , 5 , p f p f p p f p f C F B Fc E D F g c gc C F B Fc E F g c g c C F B Fc E F c C F BFc θ θ = + + − − + = + − − − + = + − − = maka 1 6 5 3 , , , , , , , , d d h h e e C F F b C F b F b C F C F b F b C F b F ≤ ≤ ⎧ ⎪ ≤ ⎪ = ⎨ ≤ ⎪ ⎪ ⎩ Fungsi CF akan minimum pada d F b = atau h F b = lihat Lampiran 9. Jika d F b = bukan bilangan bulat, maka F bernilai d b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ atau d b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ bergantung pada biaya pekerja yang paling kecil yang dihasilkan dari keduanya. Nilai d F b = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ terdapat pada selang [ ] 0, d b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan d b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ pekerja full-time adalah 1 d C b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . Sedangkan d F b = ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ terdapat pada selang , ] d h b b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan d b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ pekerja full-time adalah 6 d C b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ . Jadi jika d F b = bukan bilangan bulat maka 1 6 1 6 , , 3.2.18 , . d d d d d d b C b C b F b C b C b ⎧ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ = ⎨ ≥ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ⎩ Pertaksamaan 1 6 d d C b C b ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ pada Persamaan 3.2.18 dapat ditulis sebagai 5 21 3 2 d d p f p b b c c c θ θ ⎡ ⎤ − − − + ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ lihat Lampiran 10. Jika h F b = bukan bilangan bulat, maka F bernilai h b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ atau h b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ bergantung pada biaya pekerja yang paling kecil yang ditimbulkan dari keduanya. Nilai h F b = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ terdapat pada selang ] , d h b b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan h b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ pekerja full-time adalah 6 h C b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . Sedangkan h F b = ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ terdapat pada selang , ] h e b b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan h b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ pekerja full-time adalah 5 h C b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ . Jadi jika h F b = bukan bilangan bulat maka 6 5 6 5 , , 3.2.19 , . h h h h h h b C b C b F b C b C b ⎧ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ = ⎨ ≥ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ⎩ Pertaksamaan 6 5 h h C b C b ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ pada Persamaan 3.2.19 dapat ditulis sebagai 5 21 p h h h h f p b b c b b c c θ − + − − ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ lihat Lampiran 11. ƒ pada saat pekerja limited part-time tidak tersedia G = . Jika pekerja limited part-time tidak tersedia G=0 maka g = dan p c = . Persamaan 3.2.16 menjadi 1 e F b E θ = = − , sehingga Persamaan 3.2.17 menjadi 13 5 2 5 5 , , 5 2 21 , , 3.2.20 5 , . f p d f p d e f e Fc E D F c F b C F B Fc E F c b F b Fc b F θ ⎧ + + − ≤ ≤ ⎪⎪ = + − − ≤ ⎨ ⎪ ⎪⎩ Misalkan 4 7 3 5 +2 5 - 5 , = 5 +2 21 dan 5 , f p f p f C F B Fc E D F c C F B Fc E F c C F BFc θ = + − − = maka 4 7 3 , , , , , . d d e e C F F b C F b F b C F B C F b F ≤ ≤ ⎧ ⎪ ≤ = ⎨ ⎪ ⎩ Fungsi CF akan minimum pada d F b = atau e F b = lihat Lampiran 12 Jika d F b = bukan bilangan bulat, maka F bernilai d b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ atau d b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ bergantung pada biaya pekerja yang paling kecil yang dihasilkan dari keduanya. Nilai d F b = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ terdapat pada selang [ ] 0, d b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan d b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ pekerja full-time adalah 4 d C b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ , sedangkan d F b = ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ terdapat pada selang , ] d e b b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan d b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ pekerja full-time adalah 7 d C b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ . Jadi jika d F b = bukan bilangan bulat, maka 4 7 4 7 , , 3.2.21 , . d d d d d d b C b C b F b C b C b ⎧ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ = ⎨ ≥ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ⎩ Pertaksamaan 4 7 e e C b C b ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ pada Persamaan 3.2.21 dapat ditulis sebagai 5 21 3 2 d d p f p b b c c c θ θ ⎡ ⎤ − − − + ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ lihat Lampiran 13. Jika e F b = bukan bilangan bulat, maka F bernilai e b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ atau e b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ bergantung pada biaya pekerja yang paling kecil yang dihasilkan dari keduanya. Nilai e F b = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ terdapat pada selang ] , d e b b , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan e b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ pekerja full-time adalah 7 e C b ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ , sedangkan e F b = ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ terdapat pada selang , e b ∞ , sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan e b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ pekerja full-time adalah 3 e C b ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ . Jadi jika e F b = bukan bilangan bulat maka 7 3 7 3 , , 3.2.22 , . e e e e e e b C b C b F b C b C b ⎧ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ = ⎨ ≥ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎪⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ ⎩ Pertaksamaan 7 3 e e C b C b ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ ⎢ ⎥ pada Persamaan 3.2.22 dapat ditulis sebagai 5 21 e e f p b b c c θ − − ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ lihat Lampiran 14.

3.3 Contoh Permasalahan