Algoritme untuk Perusahaan yang

3.6 Algoritme untuk Perusahaan yang

Memulai Usaha pada Hari Minggu Dalam subbab ini akan diberikan algoritme pembangkit jadwal dan modifikasinya jika perusahaan memulai usahanya pada hari Minggu. 3.6.1 Algoritme Pembangkit Jadwal Langkah-langkah dalam menentukan jadwal kerja adalah sebagai berikut: Langkah 1. Inisialisasi a. Diberikan A, B, D, E, f c , p c , p c , dan G. Dengan menggunakan rumusan- rumusan yang telah diberikan, ditentukan i F ii d u , e u dan P dengan menggunakan Persamaan 3.2.1 sampai dengan Persamaan 3.2.3 P pekerja part-time terdiri atas min , P G pekerja limited part-time ditambah P G + − pekerja unlimited part-time. b. Ditentukan pekerja full-time 1, 2,... F pada semua pekerja full-time dan pekan 1, 2,....B pada seluruh pekan yang akan dijadwalkan. Setiap pekan dimulai dari hari Minggu. Dimisalkan hari Sabtu pada pekan B dan hari Minggu pada pekan 1 adalah akhir pekan 1, hari Sabtu pada pekan 1 dan hari Minggu pada pekan 2 adalah akhir pekan 2 dan seterusnya. Langkah 2. Pemberian A libur akhir pekan Setiap pekerja full-time diberikan tepat A libur akhir pekan dari B akhir pekan yang ada dengan menjaga banyaknya pekerja yang libur akhir pekan pada setiap pekannya adalah seimbang. Caranya yaitu: a. Dimisalkan mod X AF B = dan Y AF B ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ b. Untuk X akhir pekan pertama, diberikan libur akhir pekan berturut-turut kepada Y pekerja. Sedangkan untuk akhir pekan lainnya diberikan libur akhir pekan kepada Y-1 pekerja. Langkah 3. Pemberian tambahan libur akhir pekan Jika e u , maka terdapat kelebihan pekerja full-time pada akhir pekan. Karena diasumsikan pemberian libur akhir pekan lebih baik daripada pemberian libur hari kerja, maka kelebihan pekerja full-time pada akhir pekan tersebut dapat dipekerjakan pada hari kerja. Hal ini terjadi jika nilai d u . Jadi kelebihan pekerja pada hari kerja lebih baik daripada kelebihan pekerja pada hari akhir pekan. Jadi jika e u dan d u , diberikan libur akhir pekan tambahan kepada 2 e u − pekerja. Hal ini dapat diberlakukan pada akhir pekan mana saja yang mempunyai kelebihan pekerja dengan tetap menjaga banyaknya libur akhir pekan per pekerja dan banyaknya pekerja yang libur per akhir pekan adalah seseimbang mungkin. Langkah 4. Pemberian libur hari kerja Untuk setiap pekan, untuk memenuhi persyaratan setiap pekerja libur 2 hari, diberikan 0, 1 atau 2 hari libur hari kerja untuk setiap pekerja yang bergantung pada banyaknya hari libur akhir pekan pekerja tersebut pada pekan yang bersangkutan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan libur hari kerja untuk setiap pekerja berturut-turut dari pekerja full-time 1 sampai pekerja full-time F dengan menggunakan urutan hari kerja: Senin, Selasa,..., Jum’at, Senin,.... Langkah 5. Pemberian pekerja part-time Diberikan pekerja part-time pada hari-hari yang membutuhkan pekerja sehingga kebutuhan pekerja pada hari tesebut dapat terpenuhi. Dengan menggunakan algoritme tersebut untuk Contoh 4 dan Contoh 5, maka akan didapat berturut-turut Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8 Penjadwalan pekerja untuk Contoh 4 dengan hari Minggu sebagai awal usaha Pekerja Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 4 Pekan 5 Full-Time Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb 1 o o o o o o o o o o 2 o o o o o o o o o o 3 o o o o o o o o o o 4 o o o o o o o o o o 5 o o o o o o o o o o 6 o o o o o o o o o o 7 o o o o o o o o o o 8 o o o o o o o o o o 9 o o o o o o o o o o 10 o o o o o o o o o o 11 o o o o o o o o o o 12 o o o o o o o o o o 13 o o o o o o o o o o 14 o o o o o o o o o o 15 o o o o o o o o o o 16 o o o o o o o o o o Banyaknya Pekerja 9 12 12 12 13 13 9 9 12 12 12 12 13 10 10 12 12 12 12 12 10 10 12 12 12 12 12 10 10 12 12 12 12 13 9 Part-time 1 1 1 1 24 Tabel 9 Penjadwalan pekerja untuk Contoh 5 dengan hari Minggu sebagai awal usaha Pekerja Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 4 Pekan 5 Full-Time Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb 1 o o o o o o o o o o 2 o o o o o o o o o o 3 o o o o o o o o o o 4 o o o o o o o o o o 5 o o o o o o o o o o 6 o o o o o o o o o o 7 o o o o o o o o o o 8 o o o o o o o o o o 9 o o o o o o o o o o 10 o o o o o o o o o o Banyaknya Pekerja 6 7 7 8 8 8 6 6 7 7 8 8 8 6 6 7 7 8 8 8 6 6 7 7 8 8 8 6 6 7 7 8 8 8 6 Part-time 4 1 1 4 4 1 1 4 4 1 1 4 4 1 1 4 4 1 1 4 25 3.6.2 Algoritme modifikasi untuk penjadwalan libur hari kerja Pada Tabel 8 dapat ditemukan workstretch 9 hari, yang artinya terdapat pekerja yang bekerja sembilan hari berturut- turut. Untuk itu, dalam subbab ini akan dibahas algoritme penjadwalan yang menghasilkan workstretch lebih pendek. Perbedaan algoritme penjadwalan yang dimodifikasi ini dengan algoritme sebelumnya adalah hanya pada langkah keempat saja. Jadi hanya langkah keempat dari algoritme yang dimodifikasi. Untuk memulainya, perlu diperkenalkan sebelumnya, beberapa ketentuan dasar yang akan dipakai. Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penjadwalan kerja seorang pekerja selama 1 pekan, yaitu hari Minggu sampai hari Sabtu disebut slot. 2. Slot yang memiliki libur akhir pekan hanya pada salah satu hari akhir pekan saja disebut 1-slot, karena hanya membutuhkan 1 hari libur hari kerja saja. 3. Slot dengan libur akhir pekan hanya pada hari akhir pekan pertama disebut 01-slot dan slot dengan libur akhir pekan hanya pada akhir pekan kedua disebut 10-slot. 4. Slot yang tidak memiliki libur akhir pekan disebut 2-slot, karena membutuhkan 2 hari libur hari kerja. Selanjutnya akan dipasangkan sebuah 01-slot dengan sebuah 10-slot menjadi pasangan 1-slot yang kemudian akan diberikan sepasang hari libur hari kerja, lebih dianjurkan Senin, Jum’at dengan hari pertama dari pasangan tersebut berada pada 10-slot. Karena banyaknya libur akhir pekan dibuat seimbang untuk setiap pekannya, maka banyaknya 01-slot sama dengan banyaknya 10-slot. Selanjutnya pasangan hari libur hari kerja akan dijadwalkan ke dalam pasangan 1-slot dan 2-slot. Untuk lebih memahami tentang slot, diberikan ilustrasi di bawah ini Ilustrasi 2 Pekan 1 Pekerja Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb a o b o c o d o e o f o g o h Tabel di atas menggambarkan jadwal kerja 8 pekerja full-time pada pekan 1 dengan menggunakan algoritme pada subbab sebelumnya tetapi hanya sampai pada langkah kedua. Dari tabel, dapat diketahui bahwa terdapat 8 slot. Dimisalkan, slot yang dimiliki pekerja a adalah slot 1, slot yang dimiliki pekerja b adalah slot 2, dan seterusnya. Slot 1, slot 2 dan slot 3 disebut 01-slot. slot 4, slot 5, slot 6, dan slot 7 disebut 10-slot. Slot 8 disebut 2-slot. sedangkan yang dinamakan pasangan 1- slot, yaitu slot 1 dan slot 4, slot 2 dan slot 5 serta slot 3 dan slot 6. Untuk membuat agar kebanyakan workstretch berkisar antara 3 dan 4 hari, maka dianjurkan untuk memberikan 01-slot libur hari Jum’at atau hari Kamis dan memberikan 10-slot libur hari Senin atau hari Selasa. Jadi untuk pasangan 1-slot, Senin, Jum’at adalah pasangan hari libur hari kerja yang paling baik untuk dijadwalkan dan Selasa, Jum’at atau Senin, Kamis adalah alternatif pasangan hari libur hari kerja lainnya yang dapat dijadwalkan. Untuk 2-slot, Selasa, Rabu atau Rabu, Kamis lebih dianjurkan karena dalam hal ini berarti bahwa pekerja tersebut bekerja di 2 akhir pekan berturut-turut, sehingga langkah terbaik adalah menjadwalkan salah satu pasangan hari libur hari kerja tersebut. Untuk selanjutnya diberikan urutan pasangan hari libur hari kerja sebagai berikut: Senin, Jum’at, Selasa, Rabu, Rabu, Kamis, Senin, Kamis, Selasa, Jum’at. Misalkan diinginkan untuk menempatkan pasangan hari libur pertama ke dalam sepasang 1-slot dan dua pasang berikutnya ke dalam 2- slot. Jika banyaknya 2-slot yang tersisa adalah lebih dari dua kali banyaknya pasangan 1-slot, maka diberikan 2 pasang hari libur terakhir ke dalam 2-slot dan pasangan hari libur lainnya ke dalam pasangan 1-slot. Terdapat 2 cara penggunaan urutan pasangan hari libur, yaitu mode 1 dan mode 2. Dikatakan mode 1, jika pasangan hari libur pertama Senin, Jum’at ditempatkan ke dalam pasangan 1-slot dan pasangan hari libur kedua Selasa, Rabu serta pasangan hari libur ketiga Rabu, Kamis ditempatkan ke dalam 2-slot. 26 Sedangkan mode 2 adalah jika pasangan hari libur pertama, keempat dan kelima ditempatkan ke dalam pasangan 1-slot dan pasangan hari libur kedua dan ketiga ditempatkan ke dalam 2-slot. Prinsip penjadwalan seperti pada subbab ini akan menjaga workstretch antara 2 dan 5 hari, kecuali jika libur hari Rabu diikuti oleh libur hari Rabu pada pekan berikutnya dengan hari di antaranya adalah hari bekerja pekerja. Hal seperti ini terjadi jika 2 slot berturut-turut diberikan libur hari Rabu atau Selasa, Rabu untuk slot pertama dan libur hari Rabu atau Rabu, Kamis untuk slot kedua. Misalkan diberikan prosedur sederhana dengan menjadwalkan pekerja setiap pekannya secara terpisah. Dari Contoh 4 didapat 2 A = , 5 B = , dan 16 F = . Selanjutnya dengan menggunakan persamaan pada Langkah 2a, didapat 2 X = dan 7 Y = . Jadi diberikan 7 pekerja full-time libur akhir pekan untuk 2 pekan pertama dan 6 pekerja full-time pada akhir pekan sisanya. Karena e u , maka Langkah 3 tidak diproses. Selanjutnya diberikan Langkah 4 yang telah dimodifikasi: Langkah 4. Pemberian libur hari kerja modifikasi a Ditentukan pekan 1, 2, 3,..., B, berturut- turut untuk pekan k. b Didefinisikan 1 n adalah banyaknya pasangan 1-slot yang dapat dibentuk dan 2 n adalah banyaknya 2-slot. c Jika 1 2 5 n n + ≤ , maka prosedur dilanjutkan ke bagian g. d Jika 1 2 5 n n ≤ , maka prosedur dilanjutkan ke bagian f. e Ditentukan 5 pasang hari libur dengan menggunakan urutan pasangan hari libur pada mode 2. Jika sisa 2-slot kurang dari 2, maka ditempatkan tambahan pasangan hari libur pada 1-slot. Dengan 1 n dan 2 n yang tersisa, prosedur dilanjutkan ke bagian c. f Ditentukan 5 pasang hari libur menggunakan urutan pasangan hari libur pada mode 1. Jika tidak ada pasangan 1-slot tersisa, maka ditempatkan hari libur untuk 2-slot. Dengan 1 n dan 2 n yang tersisa, prosedur dilanjutkan ke bagian c. g Jika 1 n = , maka ditempatkan urutan Selasa, Rabu, Senin, Kamis, Selasa, Jum’at, Rabu, Kamis, Senin, Jum’at pada 2-slot yang tersisa. Jika 1 1 n ≥ dan 2 2 n ≥ , maka digunakan urutan pada mode 1. Jika 1 1 n ≥ dan 2 2 n , maka ditempatkan Selasa, Rabu ke dalam 2-slot jika ada, dan prosedur dilanjutkan ke bagian h. h Untuk 1-slot yang tersisa, termasuk 1- slot yang tidak pernah dipasangkan, jika ada, digunakan penempatan hari libur: • Senin atau Selasa atau Rabu untuk 10-slot, dan • Jum’at atau Kamis atau rabu untuk 01-slot. Dengan menggunakan prosedur di atas untuk Contoh 4, maka diketahui pada pekan 1, 1 7 n = dan 2 2 n = . Hal ini mengakibatkan prosedur dilanjutkan ke bagian e. Pada bagian e, dihasilkan 5 pasangan hari libur hari kerja ditempatkan pada 3 pasang 1-slot dan dua 2- slot. kemudian dengan 1 4 n = dan 2 n = , prosedur kembali ke bagian c yang mengakibatkan prosedur dilanjutkan ke bagian g dan bagian h, dan seterusnya sampai pekan ke-5, sehingga didapat jadwal kerja yang lengkap yang ditunjukkan oleh Tabel 6 dengan terlebih dahulu dilakukan Langkah 5 seperti pada algoritme sebelumnya. Dari Tabel 10 tersebut, dapat diketahui bahwa workstretch 1 hari ada sebanyak 9 buah workstretch 2 hari ada sebanyak 12 buah, workstretch 3 hari sebanyak 45 buah, workstretch 4 hari sebanyak 42 buah, workstretch 5 hari ada sebanyak 11 buah dan workstretch 6 hari ada sebanyak 1 buah. Tabel 11 adalah penjadwalan kerja pekerja yang telah dimodifikasi yang bersesuaian dengan Contoh 5. 27 Tabel 10 Penjadwalan pekerja yang telah dimodifikasi untuk Contoh 4 dengan hari Minggu sebagai awal usaha Pekerja Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 4 Pekan 5 Full-Time Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb 1 o o o o o o o o o o 2 o o o o o o o o o o 3 o o o o o o o o o o 4 o o o o o o o o o o 5 o o o o o o o o o o 6 o o o o o o o o o o 7 o o o o o o o o o o 8 o o o o o o o o o o 9 o o o o o o o o o o 10 o o o o o o o o 11 o o o o o o o o o o 12 o o o o o o o o o o 13 o o o o o o o o o o 14 o o o o o o o o o o 15 o o o o o o o o o o 16 o o o o o o o o o o Banyaknya Pekerja 9 12 13 12 13 12 9 9 13 12 12 12 12 10 10 12 12 12 12 12 10 10 12 12 12 12 12 10 10 13 13 12 12 13 9 Part-time 1 1 1 1 28 Tabel 11 Penjadwalan pekerja yang telah dimodifikasi untuk Contoh 5 dengan hari Minggu sebagai awal usaha Pekerja Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 4 Pekan 5 Full-Time Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb 1 o o o o o o o o o o 2 o o o o o o o o o o 3 o o o o o o o o o o 4 o o o o o o o o o o 5 o o o o o o o o o o 6 o o o o o o o o o o 7 o o o o o o o o o o 8 o o o o o o o o o o 9 o o o o o o o o o o 10 o o o o o o o o o o Banyaknya Pekerja 6 7 8 8 8 7 6 6 8 8 7 8 7 6 6 7 8 8 8 7 6 6 7 8 8 8 7 6 6 7 8 8 8 7 6 Part-time 4 1 1 4 4 1 1 4 4 1 1 4 4 1 1 4 4 1 1 4 29 IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan