BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu hasil dari pertanian
yang melimpah dan beraneka ragam yaitu buah-buahan, diantaranya pisang. Menurut Suyanti 2008:12 tanaman pisang memiliki potensi untuk
dikembangkan, mengingat tanaman tersebut tidak hanya di ambil buahnya saja namun hampir semua bagian tanaman tersebut memiliki manfaat. pisang
merupakan jenis buah-buahan tropis yang banyak dihasilkan di Indonesia terutama di pulau jawa dan madura.
Pisang adalah tanaman tropis yang berasal dari kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan
Afrika Madagaskar, Amerika Serikat, dan Amerika Tengah. Tanaman pisang ini hampir menyebar di seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis,
dimulai dari Asia Tenggara ke timur melalui lautan teduh sampai ke Hawai. Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik , antara lain
menyediakan energi yang cukup tinggi di bandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor, dan
kalsium, terutama provitamin A berupa betakaroten 45mg 100 gram berat kering. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan
1
vitamin B6 piridoksin. Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5mg100gram. Selain berfungsi koenzim untuk beberapa reaksi dalam
metabolisme, vitamin B6 berperan dalam proses sintesis dan metabolisme protein khususnya seretonin. Suyanti dan Ahmad Supriyadi,2008.
Waktu panen buah pisang di Indonesia pada umumnya ditentukan oleh kebutuhan ekonomi dan keamanan bukan berdasarkan tingkat ketuaan atau umur
petiknya sehingga sering kali dijumpai buah pisang yang belum tua benar sudah dijual dipasaran. Buah pisang yang tingkat ketuaannya kurang akan mengurangi
kualitas dan harga karena rasanya yang kurang manis dan aromanya yang kurang kuat. Secara fisik tanda-tanda katuan buah pisang, diantaranta yaitu buah tampak
berisi bagian lingi tepi sudak tidak tampak lagi, warna buah hijau kekuningan, tangkai diputiknya telah gugur. Waktu yang diperlukan sejak tanaman ditanam
sampai panen adalah sekitar 12-15 bulan, bila dihitung sejak pisang mulai berbunga sekitar 4-6 bulan atau tergantung varietasnya. suyanti dan ahmad
supriyadi 85:2010 Madu mongso merupakan salah satu jenis makanan tradisonal yang telah
dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat baik di kota maupun di desa. Madu mongso merupakan campuran tape ketan, gula, santan yang didihkan sampai
kental. Adapun kualitas madu mongso yang baik secara umum menurut Suyanti Satuhu 2005: 6 yaitu memiliki cita rasa yang manis, gurih, berwarna coklat
kehitaman, teksturnya lunak dan kalis serta beraroma sedikit asam khas tape,
sedangkan aroma khas tape berasal dari bahan baku yang digunakan maupun dengan bahan tambahan.
Seiring perkembangan zaman, bahan pembuatan madu mongso juga mengalami variasi bahan baku pembuatan selain menggunakan tape ketan. Salah
satu variasinya dengan penggunaan bahan lain yaitu menggunakan tape pisang. Mengingat karakteristik yang berbeda dari tiap-tiap pisang maka akan dilakukan
percobaan dengan pisang yang berbeda yaitu pisang raja, pisang raja nangka dan pisang kepok. Pisang tersebut sebagai bahan dasar pembuatan madu mongso.
Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dan mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul “ Pengaruh
Penggunaan Tape Pisang Terhadap Kualitas Inderawi Madu Mongso”.
1.2 RUMUSAN MASALAH