PERBEDAAN KUALITAS INDERAWI EGG ROLL DARI TEPUNG SUWEG DENGAN PENAMBAHAN DAUN KATUK YANG BERBEDA
i
PERBEDAAN KUALITAS INDERAWI EGG ROLL
DARI TEPUNG SUWEG DENGAN PENAMBAHAN
DAUN KATUK YANG BERBEDA
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
Oleh : Dayu Pradewi
5401408064
JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
(2)
ii
Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian Skripsi
Ketua Sekretaris
Dra. Wahyuningsih, M. Pd Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M. Pd
NIP. 196008081986012001 NIP. 196805271993032010
Penguji
Saptariana, S.Pd, M.Pd NIP.197011121994032002
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
Dr. Sus Widayani, M.Si Pudji Astuti, S.Pd., M.Pd
NIP.196509211992032001 NIP.197105031999032002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd NIP.1960215199102100
(3)
iii
berjudul “ Perbedaan Kualitas Inderawi Egg roll dari Tepung suweg dengan Penambahan Daun katuk yang Berbeda” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi ataupun kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis diperguruan tinggi manapun.
Semarang, Maret 2013 Penulis
Dayu Pradewi NIM.5401408064
(4)
iv
“Tuhan selalu memberikan yang terbaik, meski kadang tak sesuai keinginan. Tapi percayalah, Tuhan punya rencana yang jauh lebih indah”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta terimakasih untuk semua
doa, dukungan dan pengorbanannya.
2. Saudara-saudaraku tersayang terimakasih atas
semua doanya.
3. Sahabat-sahabatku tersayang, terima kasih atas
doa dan nasehatnya.
4. Temen-temen Boga S1‟08, terimakasih atas doa, nasehat dan bantuannya.
(5)
v
Negeri Semarang. Dosen pembimbing I Dr. Sus Widayani, M.Si dan Dosen pembimbing II Pudji Astuti, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci : Egg roll, Tepung suweg, Daun katuk
Egg roll merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya dengan cara dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit. Ciri khas dari egg roll ini adalah rasanya manis dan gurih, teksturnya rapuh. Umumnya egg roll yang berada dipasaran terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur dan margarin. Dalam penelitian ini egg roll yang dbuat dari bahan dasar tepung suweg dan bahan tambahan daun katuk. Tepung suweg adalah hasil dari gaplek suweg kering yang ditumbuk (manual) atau digiling dengan mesin penepung (masinal), kemudian diayak dengan saringan bermata halus (80 mesh). Dilihat dari kandungan gizi daun katuk memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi daripada jeruk maupun jambu biji. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah ada perbedaan kualitas egg roll tepung suweg dengan persentase penambahan daun katuk (DK) yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75% ditinjau dari aspek warna, tekstur, aroma dan rasa ? 2) Bagaimana kandungan gizi vitamin C, serat kasar dan kalsium pada egg roll
tepung suweg yang terbaik ? 3) Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap
egg roll hasil eksperimen ?
Populasi pada penelitian ini adalah tepung suweg dan daun katuk. Sampel dalam penelitian ini yaitu tepung suweg dan daun katuk. Teknik penganbilan sampel pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya yang disebut dengan purposive sampling Variabel bebas dalam penelitian adalah perlakuan penambahan daun katuk yang berbeda yaitu sebanyak 25%, 50% dan 75% yang diambil dari jumlah tepung suweg. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas egg roll hasil eksperimen yang dilihat dari segi subyektif dan obyektif. Segi subyektif meliputi mutu atau kualitas egg roll, sedangkan obyektif adalah kandungan gizinya. variabel kontrolnya dalam penelitian ini adalah bahan-bahan yang digunakan, alat yang digunakan, penimbangan bahan, proses pembuatan, proses pengolahan dimana semua variabel dikondisikan sama. Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah eksperimen dan desain eksperimennya menggunakan Desain Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design). Metode pengumpulan data 1) penilaian subyektif dengan uji inderawi dan uji kesukaan, 2) penilaian obyektif dengan uji kandungan vitamin C, serat kasar dan kalsium dari sampel terbaik hasil uji inderawi. Alat pengumpulan data yaitu panelis agak terlatih untuk uji inderawi dan panelis tidak terlatih untuk uji kesukaan. Metode analisis data uji inderawi menggunakan analisis varian
(6)
vi
tepung suweg hasil eksperimen pada aspek warna dan rasa. Kemudian dilakukan uji lanjutan yaitu uji tukey. Sampel egg roll tepung suweg hasil eksperimen terbaik memiliki kandungan vitamin C 6,2 mg, serat kasar 2,4 % dan kalsium 870,5 ppm. Sampel yang banyak disukai masyarakat adalah sampel dengan penambahan DK 50%.
Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lanjutan untuk menghilangkan aroma langu yang tajam pada egg roll tepung suweg hasil eksperimen. Perlu juga adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembuatan egg roll tepung suweg sebagai makanan alternatif kesehatan bagi penderita diabetes.
(7)
vii
melimpahkan segala rakhmat dan hidayah-Nya dalam penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Perbedaan Kualitas Inderawi Egg roll dari Tepung suweg dengan Penambahan Daun katuk yang berbeda”.
Skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya kerjasama, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi.
2. Ketua Jurusan TJP yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
menyusun skripsi.
3. Ibu Dr. Sus Widayani, M.Si, Dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Ibu Pudji Astuti, S.Pd., M.Pd, Dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini, terima
(8)
viii
penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, Maret 2013
Penulis
(9)
ix
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ……… ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Penegasan Istilah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Skripsi ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Egg Roll ... 9
1. Bahan Pembuatan Egg Roll ... 10
2. Kriteria Umum Egg Roll ... 15
B. Suweg ... 16
1. Kandungan Gizi Suweg ... 18
2. Manfaat Suweg ... 19
C. Tepung Suweg ... 20
1. Kandungan Gizi Tepung Suweg ... 21
(10)
x
1. Kandungan Gizi Daun Katuk ... 24
2. Manfaat Daun Katuk... 25
3. Pertimbangan Penggunaan Daun Katuk Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Egg Roll ... 26
E. Kerangka Berfikir ... 27
F. Hipotesis ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penentuan Objek Penelitian ... 31
1. Populasi Penelitian... 31
2. Sampel Penelitian ... 31
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 31
4. Variabel Penelitian... 32
B. Metode Pendekatan Penelitian ... 33
1. Desain Eksperimen ... 33
2. Prosedur Pelaksanaan Eksperimen ... 35
C. Metode Pengumpulan Data ... 41
1. Metode penilaian subjektif ... 41
2. Metode penilaian objektif ... 42
D. Alat Pengumpulan Data ... 42
1. Panelis Agak Terlatih ... 43
2. Panelis Tidak Terlatih ... 50
E. Metode Analisis Data ... 51
1. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal ... 51
2. Analisis Deskriptif Prosentase ... .. 54
3. Metode analisis kandungan gizi egg roll tepung suweg hasil eksperimen terbaik ... .. 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 58
(11)
xi
c) Hasil pengujian inderawi pada aspek aroma ... 62
d) Hasid pengujian inderawi pada aspek rasa... 64
2. Anlisis Kualitas Inderawi Egg Roll Tepung Suweg dengan Penambahan Daun Katuk ... 65
3. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Kualitas Egg Roll dengan Penambahan Daun Katuk Berdasarkan Indikator Warna, Tekstur, Aroma dan Rasa... 67
a) Analisis varian klasifikasi tunggal kualitas egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk pada aspek warna ... 67
b) Analisi varian klasifikasi tunggal kualitas egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk pada aspek tekstur ... 68
c) Analisi varian klasifikasi tunggal kualitas egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk pada aspek aroma ... 69
d) Analisis varian klasifikasi tunggal kualitas egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk pada aspek rasa ... 69
4. Hasil Perhitungan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Meliputi Aspek Warna, Tekstur, Aroma dan Rasa ... 70
5. Hasil Uji tukey ... 71
6. Hasil Uji Kandungan Gizi Egg Roll Tepung Suweg dengan Penambahan Daun Katuk ... 73
7. Hasil Analisis Deskriptif Persentase ... 74
B. Pembahasan………... 76
1. Pembahasan hasil uji inderawi……….. 76
a) Kualitas terbaik egg roll tepung suweg hasil eksperimen……….. 77
1. Warna………... 77
2. Tekstur……….. 78
3. Aroma………... 79
(12)
xii
1. Simpulan ... 84
2. Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 86
(13)
xiii
1. Resep Dasar Egg Roll ... 15
2. Syarat Mutu Kue Kering ... 16
3. Kandungan Gizi dari 100 gram Suweg ... 19
4. Kandungan Gizi dari 100 gram Tepung Suweg ... 22
5. Kandungan Gizi dari 100 gram Daun Katuk ... 25
6. Daftar Bahan Pembuatan Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen ... 37
7. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 44
8. Kisi – kisi Pedoman Uji Inderawi ... 49
9. Kisi – kisi Pedoman Uji Kesukaan ... 51
10. Ringkasan analisis varian klasifikasi tunggal ... 52
11. Tabelinterval persentase dan kriteria ... 56
12. Kualitas Egg Roll Tepung Suweg dengan Penambahan Daun Katuk Dilihat dari Aspek Warna ... 59
13. Kualitas Egg Roll Tepung Suweg dengan Penambahan Daun Katuk Dilihat dari Aspek Tekstur ... 60
14. Kualitas Egg Roll Tepung Suweg dengan Penambahan Daun Katuk Dilihat dari Aspek Aroma ... 62
15. Kualitas Egg Roll Tepung Suweg dengan Penambahan Daun Katuk Dilihat dari Aspek Rasa ... 64
16. Analisis Kualitas Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen ... 66
17. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Kualitas Warna ... 68
18. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Kualitas Tekstur ... 68
19. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Kualitas Aroma... 69
20. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Kualitas Rasa ... 70
21. Rekapitulasi Data ANOVA ... 70
22. Ringkasan Perhitungan Uji Tukey Dilihat dari Indikator Warna ... 71
(14)
xiv
Hasil Eksperimen ... 74 27. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen
(15)
xv
1. Egg Roll ... 9
2. Umbi Suweg ... 18
3. Pohon Suweg ... 18
4. Skema Alur Pembuatan Tepung Suweg ... 21
5. Daun Katuk ... 24
6. Skema Kerangka Berfikir ... 29
7. Modifikasi Desain Eksperimen Versi Peneliti ... 34
8. Skema Desain Eksperimen ... 35
9. Skema Alur Pembuatan Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen ... 40
10.Rata-rata Perbedaan Penambahan Daun Katuk Terhadap Karakteristik Warna Egg Roll Tepung Suweg ... 60
11.Rata-rata Perbedaan Penambahan Daun Katuk Terhadap Karakteristik Tekstur Egg Roll Tepung Suweg ... 62
12.Rata-rata Perbedaan Penambahan Daun Katuk Terhadap Karakteristik Aroma Egg Roll Tepung Suweg ... 63
13.Rata-rata Perbedaan Penambahan Daun Katuk Terhadap Karakteristik Rasa Egg Roll Tepung Suweg ... 65
(16)
xvi
1. Daftar Nama Seleksi Calon Panelis Tahap Wawancara……….. 88
2. Pedoman Wawancara Seleksi Calon Panelis………... 89
3. Hasil Tabulasi Data Seleksi Calon Panelis Tahap Wawancara…….... 91 4. Daftar Nama Calon Panelis yang Lolos Seleksi Wawancara………... 93
5. Daftar Nama Calon Panelis Tahap Penyaringan………. 94
6. Formulir Penyaringan Calon Panelis………... 95
7. Rekapitulasi Seleksi Calon Panelis Tahap Penyaringan………….…. 102 8. Daftar Nama Calon Panelis yang Lolos Tahap Penyaringan…….…. 104 9. Daftar Nama Calon Panelis Panelis Tahap Latihan………... 105
10. Formulir Latihan Calon Panelis……….… 106
11. Rekapitulasi Seleksi Calon Panelis Tahap Latihan………... 113 12. Daftar Nama Calon Panelis yang Lolos Tahap Latihan………….... 117 13. Daftar Nama Panelis yang Mengikuti Uji Inderawi……….. 118
14. Formulir Pengujian Inderawi………. 119
15. Tabulasi Hasil Uji Inderawi Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen
……….... 121
16. Hasil uji normalitas data inderawi egg roll tepung suweg hasil
eksperimen……….….… 122
17. Daftar Nama Panelis Remaja Putri dan Remaja Putra………….… 126 18. Daftar Nama Panelis Dewasa Putri dan Dewasa Putra………….... 127
19. Formulir Penilaian Uji Kesukaan……….…. 128
20. Hasil Uji Kesukaan Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen oleh Panelis Tidak Terlatih Keseluruhan 80 Orang………. 130 21. Gambar Proses Pembuatan Egg Roll dari Tepung Suweg dengan
(17)
xvii
24. Hasil Uji Laboratorium………... 135
25. Surat Pernyataan Selesai Bimbingan……….. 136
(18)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Egg roll merupakan makanan ringan yang berasal dari Cina. Pada
awalnya egg roll merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat
berdasarkan adonan telur yang didadar tipis dan adonan tersebut diisi
dengan tumisan bawang bombay dan daging cincang.(d‟Mulya Egg roll,
2012).
Seiring berkembangnya waktu, egg roll kemudian dikenal sebagai
adonan manis, bertekstur kering, rapuh dan berbentuk seperti suling. Selain
bentuknya yang unik, dengan perpaduan rasa yg manis gurih dan renyah,
menjadikan egg roll banyak disukai anak-anak maupun dewasa. Egg roll
merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya dengan cara
dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit. Ciri khas dari egg roll
ini adalah rasanya manis dan gurih, teksturnya rapuh.
Ada sebagian masyarakat lebih mengenal kue ini sebagai kue
semprong meskipun bahan dasarnya tidak sama, karena egg roll terbuat dari
tepung terigu sementara semprong dari tepung beras.(d‟Mulya Egg roll, 2012). Aroma khas egg roll berasal dari perpaduan bahan-bahan yang
digunakan seperti telur, margarin, susu dan vanili. Umumnya egg roll yang
berada dipasaran terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur dan margarin.
Telur dan margarin selain sebagai bahan dasar dalam adonan juga berfungsi
(19)
untuk menambah nilai gizi pada egg roll. Selain dibuat dari bahan dasar
tepung terigu. Kemungkinan besar tepung suweg dapat dimanfaatkan untuk
membuat egg roll, karena karakteristik tepung suweg sama dengan tepung
terigu dan egg roll tergolong dalam kue kering yang tidak membutuhkan
kadar protein (gluten) tinggi sedangkan tepung suweg tergolong dalam
tepung berprotein rendah, sehingga tepung suweg dapat dijadikan dalam
bahan dasar egg roll.
Tanaman suweg termasuk tanaman talas-talasan yang menghasilkan
umbi yang disebut dengan suweg, bermanfaat terutama sebagai tanaman
penghasil umbi. Menurut Purwantoyo (2007) tanaman suweg berasal dari
daerah Asia tropis. Umbi suweg mengandung senyawa kalsium oksalat yang
dapat menimbulkan rasa gatal dikulit pada saat dikupas dan mulut pada saat
dikonsumsi. Akan Tetapi dapat dinetralkan dengan cara suweg direndam
selama 20 menit dalam larutan garam berkadar 1%, umbinya dapat diolah
dan dijadikan tepung. Dahulu suweg hanya dimanfaatkan menjadi bahan
pangan sampingan dengan pengolahan sederhana yaitu suweg rebus atau
kukus. Berkat kemajuan teknologi suweg dapat dikonsumsi dengan berbagai
macam bentuk olahan, misalnya suweg dibuat menjadi tepung terlebih
dahulu kemudian diolah menjadi mi suweg ataupun cake suweg.(Budi,
2008). Diduga tepung suweg dapat dibuat egg roll yang bergizi tinggi.
Untuk meningkatkan kandungan gizi seperti vitamin C, serat kasar dan
(20)
Daun katuk pada umumnya hanya digunakan sebagai sayur saja,
bahkan banyak tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Gunungpati, sering kali
dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Sementara daun katuk bermanfaat
untuk memperbanyak produksi ASI, karena kandungan kimia sterol yang
bersifat estrogenik yang terdapat pada daun katuk. Selain itu juga
dimanfaatkan sebagai obat borok, bisul, demam, dan darah kotor. Dalam
100 g daun katuk mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai
19%, kaya vitamin C, beta-karotena (Σ), dan B1. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan
magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi
(Ensiklopedia bebas, 2011). Di Amerika daun katuk dikonsumsi sebagai
daun katuk goreng, salad daun katuk, dan minuman banyak dikonsumsi oleh
masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh).(Hendra, 2012).
Berdasarkan uraian latar belakang peneliti terdorong untuk melakukan
eksperimen egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk. Diduga
pemanfaatkan daun katuk dapat meningkatkan nilai gizi egg roll terutama
kandungan vitamin C dan serat. Selain itu juga mempercantik warna pada
egg roll.
Ketertarikan peneliti dipicu oleh banyaknya cemilan yang kurang sehat
sehingga dapat menyebabkan berkembangnya penyakit. Karenanya peneliti
mencoba menciptakan produk makanan sehat dari tepung suweg dengan
penambahan daun katuk. Tujuan dari pembuatan egg roll dengan
(21)
camilan sehat, yang kandungan vitamin C, serat kasar dan kalsium lebih
tinggi dari egg roll tepung terigu dan mengangkatnya dalam skripsi dengan
judul “PERBEDAAN KUALITAS INDERAWI EEG ROLL DARI
TEPUNG SUWEG DENGAN PENAMBAHAN DAUN KATUK YANG BERBEDA“
1.2. Rumusan Masalah
(1.) Apakah ada perbedaan kualitas egg roll tepung suweg dengan
persentase penambahan daun katuk (DK) yang berbeda yaitu 25%,
50%, 75% ditinjau dari aspek warna, tekstur, aroma dan rasa ?
(2.) Bagaimana kandungan gizi vitamin C, serat kasar dan kalsium pada
egg roll tepung suweg yang terbaik ?
(3.) Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg roll hasil
eksperimen ?
1.3. Penegasan Istilah 1.3.1. Pembuatan
Pembuatan berasal dari kata „buat‟ yang mendapat awalan pe dan akhiran an, berarti proses, pembuatan, cara (Kamus besar bahasa
Indonesia, 2001:168). Pembuatan yang dimaksud dalam eksperimen ini
adalah membuat produk egg roll dengan menggunakan bahan dasar
tepung suweg dengan bahan tambahan daun katuk.
1.3.2. Egg Roll
(22)
bahan dasar tepung suweg dengan penambahan daun katuk yang
dicincang dengan persentase yang berbeda yaitu 25%, 50%, 75%.
Rasanya manis dan gurih bentuknya panjang berlubang, pembuatannya
dengan cara dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit.
1.3.3. Tepung Suweg
Tepung suweg adalah hasil dari gaplek suweg kering yang ditumbuk
(manual) atau digiling dengan mesin penepung (masinal), kemudian
diayak dengan saringan bermata halus (80 mesh). Tepung suweg yang
digunakan dalam eksperimen ini adalah tepung suweg dibuat dari
suweg yang sudah tua.
1.3.4. Daun Katuk (DK)
Tanaman katuk atau katu merupakan tumbuhan perdu, tinggi 1-2 meter.
Cabang-cabang agak lunak, daun tersusun selang-seling pada satu
tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm, dan
lebar 1,25-3 cm, daun muda berwarna hijau muda dan setelah tua
berwarna hijau tua, buah berbetuk bulat di cabang-cabang dibawah
daun. Daun katuk yang digunakan dalam eksperimen ini adalah daun
katuk muda.
1.4. Tujuan Penelitian
(1.) Untuk mengetahui perbedaan kualitas egg roll tepung suweg dengan
persentase penambahan daun katuk (DK) yang berbeda yaitu 25%,
(23)
(2.) Untuk mengetahui kandungan vitamin C, serat kasar dan kalsium
pada egg roll tepung suweg yang terbaik ?
(3.) Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg roll
hasil eksperimen ?
1.5. Manfaat Penelitian
(1.) Memanfaatkan bahan lokal yang tidak banyak dimanfaatkan yaitu
umbi suweg dan daun katuk dalam pembuatan egg roll.
(2.) Menambah pengetahuan dan membuka wawasan bagi masyarakat
tentang penggunaan tepung suweg sebagai bahan pengganti tepung
terigu dan daun katuk sebagai bahan tambahan dalam pembuatan egg
roll.
(3.) Memberikan informasi pada masyarakat mengenai adanya variasi
pengolahan kue kering.
(4.) Memberikan sumbangan pemikiran kepada produsen kue kering,
sehingga menghasilkan produk kue kering yang beraneka ragam dan
memiliki kandungan vitamin C, serat kasar dan kalsium yang cukup
tinggi.
1.6. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi
(24)
1.6.1. Bagian Awal
Pada bagian ini berisi halaman judul, abstrak, pengesahan,
halaman motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
lampiran, daftar gambar. Bagian pendahuluan ini berguna untuk
memudahkan membaca dan memahami isi skripsi.
1.6.2. Bagian Isi
a. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, penegasan istilah, permasalahan,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi.
b. BAB II : Landasan Teori dan Hipotesis
Pada bab ini memaparkan landasan teori yang digunakan
sebagai landasan berfikir dan sebagai pegangan dalam
melaksanakan penelitian, landasan teori yang akan diuraikan
meliputi tinjauan tentang umbi suweg, tinjauan tentang tepung
suweg, tinjauan tentang daun katuk dan tinjauan tentang egg roll
dilanjutkan dengan kerangka berfikir dan hipotesis.
c. BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan mengenai prosedur penelitian, obyek
penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data,
instrumen penilaian dan teknik analisis data.
d. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya.
(25)
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
1.6.3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran
a. Daftar pustaka menyajikan daftar buku yang digunakan dalam
penelitian.
b. Lampiran merupakan kelengkapan skripsi yang berisi data
penelitian secara lengkap, contoh-contoh perhitungan dan
(26)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Egg Roll
Egg roll merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya
dengan cara dipanggang kemudian digulung dengan alat penjepit. Ciri khas
dari egg roll ini adalah rasanya manis dan gurih, teksturnya renyah,
bentuknya yang panjang dan berlubang. Ada beberapa orang lebih mengenal
kue ini sebagai kue semprong meskipun bahan dasarnya tidak sama, karena
egg roll dari tepung terigu sementara semprong dari tepung beras.
Egg roll merupakan makanan kecil yang kering. Aroma khas egg
roll berasal dari bahan-bahan yang digunakan seperti telur, margarin, susu
dan vanili. Sesuai dengan namanya, egg roll dibuat dengan menggunakan
banyak telur dan berbahan baku tepung terigu. Selain teksturnya yang rapuh,
egg roll juga memiliki rasa yang lebih gurih, manis dan lezat. Egg roll dapat
dihidangkan setiap saat baik sebagai makanan selingan, makanan camilan,
saat menjamu tamu, dan dapat pula sebagai buah tangan.
Gambar 1. Egg roll
(27)
2.1.1. Bahan untuk Pembuatan Egg Roll
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan egg roll
terdiri dari bahan dasar dan bahan tambahan.
a. Bahan Dasar
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan egg roll adalah
tepung terigu, tepung kanji, telur, gula pasir, margarin.
1) Tepung terigu
Tepung terigu adalah tepung yang berasal dari biji
gandum (triticum destivum), yang melalui proses ditumbuk atau
digiling. (Suhardjito, 2006:10). Adapun tepung terigu yang tepat
untuk bahan dasar egg roll adalah jenis tepung terigu protein
sedang, karena pembuatan egg roll tidak membutuhkan
pengembangan pada saat proses pemanggangan. Tepung terigu
protein sedang yang mempunyai kadar protein (gluten) 9-10 %,
tepung terigu protein sedang merupakan campuran antara
tepung terigu soft atau lunak dan tepung terigu hart atau keras.
Tepung terigu ini baik digunakan untuk membuat cake, kue
kering dan kue-kue lainnya yang tidak membutuhkan
pengembangan. Ciri-ciri tepung terigu yang baik putih bersih,
tidak menggumpal dan tidak berbau apek. Tepung terigu
(28)
2) Tepung kanji (tapioka)
Tepung kanji (tapioka) adalah tepung yang terbuat dari
sari pati singkong yang dikeringkan dan dihaluskan. Tepung
kanji digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan egg
roll yang berfungsi untuk merenyahkan egg roll. Ciri-ciri tepung
tapioka yang baik putih bersih, tidak menggumpal dan tidak
berbau apek.
3) Telur
Telur merupakan salah satu hasil dari unggas. Jenis telur
yang ada dipasaran yaitu telur ayam, telur bebek dan telur
puyuh. Telur yang biasa digunakan dalam pembuatan egg roll
ini adalah telur ayam. Telur ayam dapat mempengaruhi tekstur
kue karena memiliki daya emulsi sehingga menjaga kestabilan
adonan dan sebagai pengikat bahan-bahan lain dalam adonan.
Telur dalam pembuatan egg roll juga berfungsi sebagai bahan
pengembang, menambah aroma dan menambah rasa gurih serta
menambah nilai gizi (Widowati, 2003:9). Ciri-ciri telur yang
baik adalah kulit telur tidak retak, aromanya tidak busuk, jika
dipecah keadaan kuning telur masih utuh dan berada di
tengah-tengah telur.
4) Gula pasir
Dipasaran ada beberapa macam gula, diantaranya gula
(29)
bukunya “Membuat Aneka Roti” menyebutkan ada beberapa jenis gula yaitu :
a. Gula pasir (sukrosa) adalah gula yang biasanya dibuat dari
tebu atau bit dan mempunyai derajat kemanisan 100%.
b. Gula cokelat (brown sugar) adalah gula yang diperoleh dari
molasses yang belum dimurnikan yang dapat berasal dari
nira kelapa dan tebu yang diproses dengan cara tradisional.
c. Dextrose atau glukosa adalah gula yang berasal dari pati
jagung atau singkong yang dihidrolisasi dengan asam
menjadi dextrin, kemudian dextrose. Dextrose atau glukosa
mempunyai derajat kemanisan 75%.
d. Laktosa (gula susu) adalah gula yang diperoleh dari susu
segar atau susu skim dan mempunyai derajat kemanisan
39%.
e. Maltosa adalah gula yang diperoleh dari hidrolisis pati
dengan derajat kemanisan 30%.
f. Gula invert adalah gula yang diperoleh dari hidrolisis pati
dengan menggunakan enzim amylase, kemudian
terisomerisasi sehingga terbentuk glukosa dan fruktosa.
Gula ini mempunyai derajat kemanisan lebih besar dari
100%.
Gula yang digunakan dalam pembuatan egg roll
(30)
pembuatan egg roll adalah pemberi rasa manis, mengatur
warna dan aroma egg roll supaya lebih menonjol. Ciri-ciri
gula pasir yang baik putih, bersih dan tidak menempel satu
sama lain.
5) Margarin
Margarin terbuat dari lemak tumbuh-tumbuhan yang
bahan utamanya adalah minyak nabati, antara lain dapat
diambil dari kelapa, kelapa sawit, biji matahari, biji kapas,
jagung, kedelai dan kacang. Margarin bersifat plastis yaitu pada
suhu kamar berupa zat padat pada pendingin 40˚ - 45˚ F cepat mengeras. Serta mudah mencair apabila dimasukkan kedalam
mulut. Sifat dari margarin adalah lunak dan biasanya
mengandung emulsifier untuk sifat creami. Kualitas margarin
yang baik adalah bau segar dan warna kuning mengkilap.
Margarin biasanya digunakan dalam pembuatan roti, kue
kering maupun makanan kecil lainnya. Berfungsi untuk
menambah warna, menambah nilai gizi, menambah rasa dan
menambah aroma. Ciri – ciri margarin yang baik padat tidak mencair, tidak berjamur dan tidak berbau tengik.
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan egg roll
(31)
1) Bahan pengemulsi (emulsifier)
Bahan pengemulsi yang digunakan dalam pembuatan egg
roll adalah ovalet. Ovalet merupakan bahan emulsifier bertekstur
lunak. Ovalet ada yang berwarna kuning, putih dan ada yang
berwarna jingga. Biasanya digunakan sebagai bahan pengembang
kue dan cake (Ari fadiati, 1988:110). Dalam pembuatan egg roll
ovalet berfungsi untuk mengembangkan adonan. Ovalet yang
digunakan dalam pembuatan egg roll ini adalah ovalet yang
berwarna kuning.
2) Susu
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang
dihasilkan oleh kelenjar mamalia dan manusia. Dipasaran ada 3
jenis susu yaitu susu bubuk, susu cair dan susu kental manis.
Berikut adalah jenis-jenis susu yang beredar dipasaran :
a. Susu bubuk : susu bubuk terbuat dari susu segar yang telah
melalui proses pengeringan menjadi bentuk susu kering yang
solid.
b. Susu cair : susu steril siap minum, terbuat dari susu segar
yang telah melalui proses pemanasan.
c. Susu kental manis : susu ini dihasilkan dengan penguapan
hingga cairan susu menguap dan menjadi pekat.
Susu yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu
(32)
3) Vanili
Vanili dihasilkan dari tanaman penghasil vanili, yang
telah diproses menjadi bubuk vanili dan vanili cair. Pada
pembuatan egg roll ini vanili mempunyai fungsi sebagai bahan
pengharum makanan. Vanili yang digunakan dalam pembuatan
egg roll hasil eksperimen adalah vanili bubuk.
Tabel 1. Resep dasar egg roll
No. Bahan Berat
1. Tepung terigu 100 g
2. Tepung kanji 100 g
3. Telur 6 butir
4. Margarin 200 g
5. Gula pasir 200 g
6. Susu bubuk 25 g
7. Ovalet 10 g
8. Vanili 1 bungkus kecil
2.1.2. Kriteria Umum Egg Roll yang Baik
Pada umumnya kriteria umum egg roll yang baik meliputi
warna, aroma, rasa dan tekstur.
a. Warna : kuning kecoklatan
b. Aroma : harum
c. Rasa : manis dan gurih
d. Tekstur : kering, renyah dan agak rapuh
(33)
Kriteria egg roll dalam aspek warna dan rasa tidak menutup
kemungkinan tergantung bahan yang digunakan. Kriteria egg roll
yang baik juga dapat dinilai dari hasil analisa kimia dan
mikrobiologi. Hasil analisa tersebut harus memenuhi atau mendekati
syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), namun SNI dari egg roll
belum ada sehingga syarat mutu egg roll ini mengacu pada SNI kue
kering 01-2973-1992, karena egg roll termasuk dalam jenis kue
kering. pengujiannya dengan cara egg roll diujikan di laboratorium
untuk uji kadar air, protein, kadar abu, cemaran logam timbal,
cemaran arsen dan uji mikrobiologi.
Tabel 2. Syarat Mutu Kue Kering
Jenis Uji Persyaratan Mutu
Kadar air (%) Maks. 5
Protein (%) Min. 6
Kadar abu (%) Maks. 2
Cemaran logam timbal (mg/kg) Maks. 1,0
Cemaran arsen (mg/kg) Maks. 0,5
Uji mikrobiologi
E. Coli APM/g <3
Kapang kol/g Maks. 1,0 x 10
Sumber : SNI, 01-2973-1992
2.2. Suweg
Tanaman suweg identik sebagai tanaman pedesaan, yang kini nyaris
(34)
suweg memiliki nilai lebih, antara lain mampu hidup dilingkungan lahan
yang kurang kondusif untuk tempat hidup dan tumbuhnya tanaman pangan.
Suweg termasuk tanaman talas-talasan yang bermanfaat terutama sebagai
tanaman umbi. Umbi suweg adalah umbi batang, berasal dari batang yang
mengalami perubahan bentuk sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan. Ciri umbi batang yaitu terdapat bekas pangkal pelepah daun dan
memiliki mata tunas yang berguna untuk melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangbiakan tanaman.
Umbi suweg berbentuk seperti buah waluh atau bokor, bagian atas
berlekuk dangkal yaitu bekas pangkal tangkai daun. Bentuk umbi terkadang
terjadi sedikit modifikasi karena pengaruh dari tempat tumbuhnya atau cara
bertanamnya. Kulit umbi berwarna coklat kusam. Konsistensi umbi suweg
adalah keras dan renyah. Daging umbi suweg berwarna putih. Daging umbi
yang dekat dengan kulit berwarna kemerahan dan daging umbi yang berada
di bawah mata tunas utama berwarna merah. Daging basah berlendir serasa
licin memiliki gum yang terkadang tampak keluar dan mengental berwarna
putih. Daging suweg mengandung senyawa kalsium oksalat yang dapat
(35)
Gambar 2. Umbi suweg Gambar 3. Pohon suweg
2.2.1. Kandungan Gizi Suweg
Suweg sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan
makanan. Sehingga dapat dibuat dalam bentuk makanan ringan,
misalnya kue kering, kue traditional dan kue modern. Komposisi
utamanya adalah karbohidrat sekitar 80-85%. Setiap 100 g suweg
mengandung protein 1,0 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 15,7 g, kalsium
62 mg, besi 4,2 g, thiamine 0,07 mg dan asam askorbat 5 mg. Suweg
juga baik dikonsumsi bagi penderita diabetes karena indek glisemik
rendah yaitu 42. Bahan pangan dengan indek glisemik rendah dapat
menekan peningkatan kadar gula darah penderita
(36)
Tabel 3. Kandungan gizi dari 100 gram suweg
Zat gizi Jumlah
Kalori (Kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin B1 (mg)
Air (g)
69
1,0
0,1
15,7
62
41
4,2
0,07
82
Sumber: Mariana city, 2010
2.2.2. Manfaat Suweg
Manfaat suweg sangat banyak terutama untuk industri dan
kesehatan. Suweg merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai
potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain
mudah didapatkan, tanaman ini juga mampu menghasilkan tingkat
panen tinggi. Cita rasanya netral sehingga mudah dipadu padankan
dengan beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan
modern. Suweg memiliki kadar serat tinggi akan tetapi rendah gula.
Serat tinggi berfungsi untuk memberikan pertahanan pada manusia
terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar,
divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam
darah, kencing manis dan dapat dijadikan makanan alternatife
(37)
2.3. Tepung Suweg
Tepung suweg berbentuk butiran kecil, lembut, berwarna krem.
Tepung suweg beraroma lemah spesifik, berkadar air rendah. Memiliki sifat
banyak mengikat air sehingga membentuk adonan cenderung lembek. Pada
hasil olahan cenderung membentuk hasil olahan bertekstur keras. Tekstur
keras disebabkan karena daging umbi kering memiliki sifat padat dan keras,
sehingga olahan kering cenderung menjadi keras. (Purwantoyo, 2007:69).
Kandungan air dalam suweg cukup tinggi oleh karena itu dalam pembuatan
tepung suweg mengalami penyusutan cukup banyak. Rendemen tepung
suweg sekitar 30%.
Tepung suweg dibuat dari gaplek suweg. Proses pembuatan tepung
suweg sebagai berikut :
1) Suweg dikupas kemudian dicuci dengan air bersih.
2) Suweg diiris tipis-tipis.
3) Setelah diiris tipis-tipis, suweg dijemur dibawah sinar matahari.
4) Gaplek suweg kering selanjutnya ditumbuk (manual) atau digiling
dengan mesin penepung (masinal).
5) Tepung diayak dengan menggunakan ayakan atau saringan bermata
halus (80 mesh).
6) Tepung suweg dikemas dalam wadah atau dijemur terlebih dahulu.
7) Tepung suweg kemudian disimpan sebelum dimanfaatkan.
(38)
Proses pembuatan tepung suweg dapat dilihat dalam skema alur
pembuatan tepung.
Gambar 4. Skema alur pembuatan tepung suweg
2.3.1. Kandungan Gizi Tepung Suweg
Pada tepung suweg selain mengandung kalsium yang cukup
tinggi juga mempunyai kandungan serat yang tinggi pula. Serat pada
tepung suweg dalam jumlah yang cukup tinggi dapat memperkuat
pertahanan tubuh pada manusia terhadap timbulnya berbagai
penyakit selain itu serat berfungsi menurunkan kadar
kolesterol.(Mariana City, 2010). Adapun kandungan gizi dari 100
gram tepung suweg adalah : Umbi suweg segar
Pengupasan kulit umbi suweg
Pencucian umbi suweg
Pengirisan umbi suweg
Penyimpanan tepung suweg Penepungan
Pengeringan rajangan umbi suweg
Kulit dan kotoran Air bersih
(39)
Tabel 4. Kandungan gizi dari 100 gram tepung suweg
Zat gizi Jumlah
Kalori (Kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin B1 (mg)
Air (g)
Serat pangan (g)
69
1,0
0,1
15,7
62
41
4,2
0,07
82
15,09
Sumber: Mariana city, 2010
2.3.2. Manfaat Tepung suweg
Tepung suweg dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam
membuat makanan antara lain mie, roti, kue dan bubur. Begitupun
tepung suweg bermanfaat untuk menekan peningkatan kadar
glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah.
Oleh karena itu suweg berpotensi mencegah tingginya kadar
kolesterol darah, diabetes, kanker usus, divertikular, kardiovakular
(40)
2.3.3. Pertimbangan Penggunaan Tepung Suweg Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Egg Roll
Beberapa pertimbangan tepung suweg dapat digunakan
sebagai bahan utama dalam pembuatan egg roll, melalui beberapa
aspek antara lain : potensi pemanfaatan dan gizi.
a. Dilihat dari Aspek Potensi Pemanfaatan
Tepung suweg adalah tepung yang diperoleh dari hasil
penggilingan suweg kering baik secara modern maupun secara
tradisional. Suweg tidak banyak dimanfaatkan karena dalam daging
suweg mengandung kalsium oksalat yang dapat menimbulkan rasa
gatal, tetapi rasa gatal tersebut dapat dinetralkan dengan direndam
dalam larutan garam.
Jadi kemungkinan pembuatan egg roll dengan bahan utama
tepung suweg dilihat dari aspek potensi pemanfaatan dapat
dilakukan yaitu dengan memanfaatkan bahan lokal umbi suweg
karena karakteristik tepung suweg dengan tepung terigu sama, dapat
dijadikan kerangka adonan dan mudah dicampur dengan air. Selain
itu untuk menambah variasi produk olahan egg roll.
b. Dilihat dari Aspek Gizi
Suweg mengandung zat gizi terutama kandungan kalsium 62
mg per 100 gram suweg dan berbagai zat gizi lainnya. Kemungkinan
tepung suweg sebagai bahan utama pembuatan egg roll akan
(41)
sebagai makanan selingan maupun sarapan pagi untuk menambah
kebutuhan gizi.
2.4. Daun Katuk (DK)
Katuk (Sauropus adrogynus) tanaman ini berupa perdu, yang
tingginya mencapai 2-3 m. Cabang-cabang agak lunak, daun tersusun
selang-seling pada satu tangkai, daun berwarna hijau, berbentuk lonjong
dengan panjang 2,5 cm, dan lebar 1,25-3 cm. Buah berbentuk bulat di
cabang-cabang dibawah daun. Terdapat dua jenis tanaman katuk, yakni
katuk merah dan katuk hijau. Katuk merah banyak dijumpai di hutan,
sebagai tanaman hias. Katuk hijau banyak digunakan untuk berbagai
keperluan konsumsi, yaitu sebagai sayuran dan obat-obatan.(Santoso,
2001).
Gambar 5. Daun katuk
2.4.1. Kandungan Gizi Daun Katuk
Dilihat dari nilai gizinya daun katuk mempunyai nilai gizi
(42)
vitamin A, B, dan C. Daun katuk merupakan sumber vitamin C yang
sangat baik, kandungan vitamin C daun katuk lebih tinggi daripada
jeruk maupun jambu biji. Adapun kandungan gizi yang terkandung
dalam daun katuk adalah sebagaimana yang dilihat dalam tabel 5.
Tabel 5. Kandungan gizi dari 100 gram daun katuk
Zat gizi Jumlah
Energi (kkal) Protei (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Abu (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin C (mg)
Vitamin B1 (mg)
Air (g) 59 4,8 1,0 11,0 1,5 1,7 04 83 2,7 10,370 239 0,1 81
Sumber: Eemoo, 2010
2.4.2. Manfaat Daun Katuk
Pada umumnya daun katuk digunakan sebagai sayuran yang
bermanfaat untuk melancarkan ASI, karena kandungan sterol dalam
daun katuk berfungsi memperbanyak produksi ASI, Daun katuk
tidak hanya untuk melancarkan ASI saja, selain itu juga banyak
(43)
kotor, mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita
influenza, sumber vitamin A yang cukup baik. Vitamin A sangat
diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel,
sistem kekebalan tubuh, reproduksi, serta menjaga kesehatan kulit,
daun katuk kaya akan klorofil, paling banyak diantara jenis tanaman
lain. Klorofil membersihkan jaringan tubuh dan tempat pembuangan
sisa limbah metabotisme, sekaligus mengatasi parasit, bakteri, dan
virus yang ada dalam tubuh manusia. Turunan klorofil feoditin
berfungsi sebagai antioksidan. (Santoso, 2009).
2.4.3. Pertimbangan Penggunaan Daun Katuk Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Egg Roll
Beberapa pertimbangan daun katuk dapat digunakan sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan egg roll, melalui beberapa aspek
antara lain : potensi pemanfaatan dan gizi.
a. Dilihat dari Aspek Potensi Pemanfaatan
Katuk adalah sejenis sayuran daun. Tanaman katuk banyak
ditanam dipekarangan karena mudah diperbanyak dan dijadikan
pagar hidup. Tanaman katuk mudah dikembangbiakkan serta mampu
hidup dilingkungan lahan yang kurang kondusif untuk tempat hidup
dan tumbuhnya tanaman pangan. Jadi kemungkinan pembuatan egg
roll dengan bahan tambahan daun katuk dilihat dari aspek potensi
(44)
yang mudah dikembangbiakkandan menambahan variasi warna
produk olahan egg roll.
b. Dilihat dari Aspek Gizi
Daun katuk mengandung zat gizi terutama kandungan
vitamin C yang cukup tinggi dan berbagai vitamin lainnya yang baik
untuk tubuh. Kemungkinan daun katuk sebagai bahan tambahan
pembuatan egg roll akan meningkatkan nilai gizi egg roll.
2.5. Kerangka Berfikir
Pada awalnya egg roll merupakan salah satu jenis makanan yang
dibuat berdasarkan adonan telur yang didadar tipis dan adonan tersebut
diisi dengan tumisan bawang bombay dan daging cincang.(d‟Mulya Egg
roll, 2012).
Suweg tidak banyak dimanfaatkan karena rasa gatal yang
ditimbulkan setelah mengkonsumsi umbinya. Rasa gatal yang ada
disebabkan oleh kalsium oksalat dalam daging umbi, dan dapat
dinetralkan dengan umbi suweg direndam dalam larutan garam. Suweg
dipakai sebagai bahan pangan karena memiliki kandungan daging umbi
yang tebal, sehingga berpeluang untuk dijadikan tepung juga dapat
diambil patinya. Karakteristik tepung suweg sama dengan tepung terigu
dan egg roll tergolong dalam kue kering yang tidak membutuhkan kadar
protein (gluten) tinggi sedangkan tepung suweg tergolong dalam tepung
(45)
dasar egg roll. Hal ini tidak menutup kemungkinan suweg dapat
dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kue. Kue yang dibuat
misalnya egg roll. Pada penelitian ini yang dibuat adalah egg roll dengan
bahan tepung suweg dan penambahan daun katuk 25%, 50% dan 75%
dari jumlah tepung suweg.
Dengan pembuatan egg roll tepung suweg dengan penambahan
daun katuk diharapkan masyarakat dapat mengkonsumsi suweg dengan
variasi menjadi egg roll tepung suweg dan penambahan daun katuk.
Pada pembuatan egg roll tepung suweg ditambahkan daun katuk dengan
persentase yang berbeda yaitu 25%, 50% dan 75% bertujuan menambah
nilai gizi dari egg roll tepung suweg terutama kandungan vitamin C.
Untuk mengetahui kualitas dan daya terima terhadap egg roll tepung
suweg hasil eksperimen yang dihasilkan maka dilakukan penilaian
subyektif dan penilaian obyektif. Penilaian subyektif terdiri dari uji
inderawi dan uji kesukaan. Uji inderawi dilakukan oleh panelis yang
agak terlatih sedangkan uji kesukaan dilakukan oleh panelis yang tidak
terlatih. Penilaian obyektif yang dilakukan adalah uji kandungan gizi
meliputi vitamin C, serat kasar dan kalsium. Uraian tersebut dapat
(46)
Gambar 6. Skema kerangka berfikir
Suweg
Tp suweg : DK 100 : 25
Tp suweg : DK 100 : 50
Tp suweg : DK 100 : 75
Kualitas Egg roll SUDAKA (suweg daun katuk)
Penilaian Subyektif Penilaian Obyektif
Uji Laboratorium (mengetahui kandungan
gizi vitamin C, serat kasar dan kalsium) Uji Inderawi (kualitas
warna, tekstur, aroma dan rasa)
Uji Kesukaan (kualitas warna, tekstur, aroma dan
(47)
2.6. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 1998). Berdasarkan teori yang diuraikan maka hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.6.1. Hipotesis Kerja ( Ha ): “ Ada perbedaan kualitas egg roll dengan penambahan daun katuk dengan perbandingan yang bervariasi
jumlahnya. Ditinjau dari warna, rasa, tekstur dan aroma.
2.6.2. Hipotesis Nol ( Ho ): “ Tidak ada perbedaan kualitas egg roll
dengan penambahan daun katuk dengan perbandingan yang
(48)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1.1. Metode Penentuan Objek Penelitian 1.1.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2008:80). Populasi dalam
penelitian ini adalah tepung suweg dan daun katuk.
1.1.2. Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi penelitian.(Sugiyono,
2008:81). Sampel dalam penelitian ini adalah tepung suweg dibuat
dari daerah Gunungpati, dan daun katuk dari daerah Gunungpati
yang masih muda atau daun bagian atas pada batang pohon.
1.1.3. Teknik penganbilan sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada
ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
yang disebut dengan purposive sampling (Soekidjo Notoatmodjo,
2005:88). Sampel penelitian ini adalah tepung suweg yang diambil
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau sifat yang sama yaitu
tepung suweg yang dibuat dari suweg yang sudah tua, dan daun
(49)
katuk yang masih muda. Sampel diambil secara acak karena bahan
yang digunakan sudah homogen. Dengan demikian peneliti
menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive
random sampling
1.1.4. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang
digunakan ada 3 yaitu Variabel bebas, Variabel terikat dan Variabel
kontrol.
1) Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi
hasil dari penelitian. Variabel bebas dalam penelitian adalah
Perlakuan penambahan daun katuk yang berbeda yaitu sebanyak
25%, 50% dan 75% yang diambil dari jumlah tepung suweg.
2) Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kualitas egg roll hasil eksperimen yang dilihat dari segi subyektif
dan obyektif. Segi subyektif meliputi mutu atau kualitas egg roll,
sedangkan obyektif adalah kandungan gizinya.
3) Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang akan
(50)
penelitian ini variabel kontrolnya adalah bahan-bahan yang
digunakan seperti tepung suweg, tepung kanji, susu, margarine,
gula pasir, telur, vanili dan ovalet, alat yang digunakan,
penimbangan bahan, proses pembuatan, proses pengolahan
dimana semua variabel dikondisikan sama.
1.2. Metode Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen. Metode
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.(Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini eksperimen yang
dilakukan berupa pembuatan egg roll tepung suweg dengan penambahan
daun katuk (DK) yang berbeda yaitu 25%, 50% dan 75%.
1.2.1. Desain Eksperimen
Eksperimen dalam penelitian ini didisain menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design) yaitu
penerapan percobaan satu faktor dalam rancangan acak lengkap
biasanya digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan
relatif homogen.(Ahmad, 2002:63). Suatu percobaan dengan 3 buah
perlakuan (P1, P2, P3). Sehingga bagan percobaannya dapat
(51)
Gambar 7. Modifikasi desain eksperimen versi peneliti
Keterangan :
S : Sampel
E : Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang digunakan dikenai perlakuan
X : Perlakuan
O1 : Observasi pada kelompok eksperimen
O2 : Observasi pada kelompok eksperimen
O3 : Observasi pada kelompok eksperimen
Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan artinya dalam pembuatan egg roll tepung suweg
dengan penambahan daun katuk yang berbeda yaitu 25%, 50% dan
75% dari total tepung suweg, dilakukan percobaan sebanyak 3 kali
dengan bahan dasar yang sama. Pengulangan ini dilakukan agar
diperoleh hasil yang maksimal, standar dan dapat dipertanggung
jawabkan. Desain Eksperimen disajikan pada gambar 8.
S E X O1
X O2
(52)
Gambar 8. Skema Desain Eksperimen
1.2.2. Prosedur Pelaksanaan Eksperimen
Prosedur pelaksanaan eksperimen merupakan
langkah-langkah yang telah ditentukan dalam melaksanakan percobaan
pembuatan egg roll dari tepung suweg dengan penambahan daun
katuk yang berbeda. Adapun prosedur pelaksanaan eksperimen Kelompok eksperimen
Dikenai perlakuan yang berbeda
A (tepung suweg:daun katuk)
100% : 25%
B (tepung suweg:daun katuk)
100% : 50%
C (tepung suweg: daun katuk)
100% : 75%
Penilaian 1. Uji inderawi 2. Uji kesukaan Pengumpulan data
Analisis
Kesimpulan
Ulangan 1 Ulangan 1
Ulangan 1
Ulangan 2 Ulangan 2
Ulangan 2
Ulangan 3
(53)
meliputi tempat dan waktu, bahan dan alat yang digunakan serta
tahap-tahap eksperimen.
1) Tempat dan Waktu Eksperimen
a. Percobaan pembuatan egg roll dilakuakan di Laboratorium
lantai 1 Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Konsentrasi
Tata Boga, Sekaran, Gunung Pati, Semarang. Waktu pra
eksperimen dilaksanakan pada bulan April tahun 2012.
b. Pengujian inderawi dilakukan pada bulan November di ruang
uji panelis gedung E7 lantai 3 Fakultas Teknik.
c. Pengujian kesukaan dilakukan pada bulan November oleh
masyarakat Gunungpati.
2) Bahan Pembuatan dan Ukuran Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada eksperimen ini meliputi
bahan dasar dan bahan tambahan. Keseluruhan bahan serta ukuran
masing-masing bahan yang digunakan untuk eksperimen ini dapat
(54)
Tabel 6. Daftar bahan pembuatan egg roll tepung suweg hasil
eksperimen
No Nama Bahan
Formula
A B C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telur ayam Gula pasir Ovalet Tepung suweg Tapioka Susu bubuk Vanili Margarin Daun katuk muda, cincang 6 btr 200 g 10 g 100 g 100 g 25 g
1 bungkus kecil 200 g 25 g 6 btr 200 g 10 g 100 g 100 g 25 g 1 bungkus kecil
200 g 50 g 6 btr 200 g 10 g 100 g 100 g 25 g 1 bungkus kecil
200 g 75 g
3) Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan eksperimen
menggunakan peralatan yang higienis dan dalam kondisi yang baik.
Sedangkan alat yang dipersiapkan kompor, timbangan digital, kom
adonan, mixer, sendok makan, cetakan egg roll, penjepit, nampan,
talenan dan pisau.
a. Timbangan : berfungsi untuk menimbang atau mengukur bahan
yang diperlukan dalam pembuatan egg roll. Timbangan yang
digunakan harus dalam keadaan baik, sehingga penimbangan
bahan sesuai dengan formula dan sesuai dengan berat yang
(55)
b. Kom adonan : berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk
mencampur bahan.
c. Mixer : berfungsi untuk mencampur adonan agar tercampur rata.
d. Sendok : berfungsi untuk mengaduk adonan dan menuangkan
adonan dalam cetakan egg roll.
e. Talenan dan pisau : berfungsi untuk mencincang daun katuk.
f. Cetakan egg roll : berfungsi untuk membentuk egg roll dan
mematangkan egg roll.
g. Penjepit : berfungsi untuk menggulung egg roll.
h. Kompor : berfungsi sebagai alat pemanas atau sumber panas.
i. Nampan : berfungsi untuk meletakkan egg roll yang sudah jadi.
4) Tahap Eksperimen
Eksperimen dalam penelitian ini adalah pembuatan egg roll
dari tepung suweg dengan penambahan daun katuk yang berbeda
melalui beberapa langkah yaitu langkah persiapan, langkah
pelaksanaan dan langkah penyelesaian.
a. Langkah Persiapan
Mempersiapkan semua peralatan, bahan pokok, bahan
tambahan dan sarana pendukung yang diperlukan dalam pembuatan
egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk.
a) Menimbang bahan yang diperlukan dalam pembuatan egg
(56)
gula pasir, margarin, telur, ovalet, susu dan vanili. Sesuai
dengan resep yang digunakan.
b) Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dalam
pembuatan egg roll tepung suweg dengan kondisi higienis
dan baik.
b. Langkah Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dalam pembuatan egg roll dari tepung
suweg dengan penambahan daun katuk.
1) Mencairkan margarin.
2) Campur tepung suweg, tepung kanji, susu bubuk dan vanili.
3) Telur, ovalet dan gula pasir dicampur menjadi satu,
kemudian dimixer sampai mengembang.
4) Kemudian masukan tepung suweg, tepung kanji, susu bubuk
dan vanili. Aduk rata.
5) Tuang margarin yang sudah dicairkan, aduk hingga
menyatu.
6) Kemudian masukan daun katuk yang sudah dicincang, aduk
hingga rata.
7) Cetakan yang telah diolesi margarin dipanaskan, kemudian
masukkan satu sendok adonan ke dalam cetakan egg roll.
Tutup cetakan dan tunggu beberapa menit hingga mulai
kecoklatan sambil sesekali di bolak-balik supaya kedua sisi
(57)
penjepit, biarkan egg roll mengeras baru lepaskan alat
penjepitnya.(cooking-ku.blogspot.com, 2009).
Untuk lebih jelasnya uraian pembuatan egg roll tepung
suweg hasil eksperimen disajikan pada gambar 9.
`
Gambar 9. Skema alur pembuatan egg roll tepung suweg hasil eksperimen
c. Langkah Penyelesaian
Pada langkah penyelesaian ini merupakan langkah terakhir
dalam pembuatan egg roll tepung suweg. Langkah penyelesaian
dalam pembuatan egg roll tepung suweg yaitu pengemasan dengan
menggunakan toples.
Margarin Tepung suweg, tepung kanji, susu bubuk,vanili Telur, gula pasir, ovalet
Dicairkan Pencampuran bahan kering Dimixer
Pencampuran bahan menjadi adonan rata dan kental
Penambahan daun katuk cincang
Pemanggangan dan penggulungan
(58)
1.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penilaian. Penilaian yang digunakan dalam eksperimen terdiri
dari penilaian subyektif dan penilaian obyektif. Penilaian obyektif dilakukan
dengan uji mutu inderawi dan uji kesukaan, sedangkan penilaian obyektif
dilakukan dengan uji laboratorium.
1.3.1. Penilaian Subyektif
Penilaian subyektif merupakan cara penilaian terhadap mutu
atau sifat-sifat suatu komoditi dengan menggunakan panelis sebagai
instrument atau alat. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data tentang kualitas dari egg roll hasil eksperimen meliputi warna,
aroma, tekstur dan rasa. Juga untuk mengumpulkan data tentang
tingkat kesukaan terhadap egg roll hasil eksperimen. Penilaian
subyektif ini menggunakan uji inderawi dan uji kesukaan.
1) Uji Mutu Inderawi
Uji inderawi adalah pengujian terhadap sifat karakteristik
bahan pangan dengan menggunakan inderawi manusia yaitu indera
penglihatan,pembau, perasa, dan pendengar.(Kartika, 1998).
Uji inderawi digunakan dengan tujuan mengetahui pengaruh
penambahan daun katuk pada pembuatan egg roll tepung suweg
terhadap mutu inderawi masing-masing sampel egg roll tepung
suweg. Egg roll hasil eksperimen kemudian diuji mutu inderawinya
(59)
2) Uji Kesukaan
Uji kesukaan merupakan pengujian yang panelisnya
mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap
sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis yang
belum terlatih. Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya
secara spontan tanpa membandingkan dengan sampel standar.
Pengujian dilakukan ditempat terbuka. Dalam pengujian ini
menggunakan panelis yang belum terlatih.(Kartika, 1988).
Kriteria penilaian dalam uji organoleptik atau uji kesukaan
ini menggunakan teknik skoring.
1.3.2. Penilaian Obyektif
Penilaian obyektif adalah penilaian yang digunakan untuk
mengetahui kandungan senyawa-senyawa yang ada pada suatu
produk/bahan. Dalam penelitian ini penilaian obyektif digunakan
untuk mengetahui kandungan vitamin C, serat kasar dan kalsium
pada egg roll tepung suweg hasil eksperimen yang terbaik.
1.4. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan pada uji inderawi adalah
panelis agak terlatih dan pada uji organoleptik atau uji kesukaan adalah
(60)
1.4.1. Panelis Agak Terlatih
Panelis agak terlatih digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data pada kualitas yang dilakukan melalui uji
inderawi dengan indikator rasa, warna, aroma dan tekstur. Panelis
agak terlatih merupakan suatu kelompok dimana anggotanya
merupakan hasil seleksi, kemudian menjalani latihan secara kontinyu
dan lolos pada evaluasi kemampuan (Kartika, 1988)
Panelis agak terlatih yang digunakan untuk uji inderawi
jumlahnya berkisar antara 15 - 25 orang yang dipilih setelah calon
panelis mengikuti seleksi panelis dengan berdasarkan
ketentuan-ketentuan / persyaratan yang harus dipenuhi. Adapun syarat yang harus
dipenuhi oleh panelis agak terlatih adalah sebagai berikut :
(1.) Mengetahui sifat sensorik makanan yang dinilai
(2.) Mengetahui cara penilaian inderawi
(3.) Mempunyai tingkatan kepekaan yang tinggi
(4.) Telah dilatih sebelum pengujian
(5.) Instrumen harus valid dan reliabel
(Soekarto, 1985:49) Dibawah ini akan dijelaskan kisi – kisi pedoman wawancara (menjaring panelis). Berikut adalah kisi – kisi instrumen untuk pedoman wawancara:
(61)
Tabel 7. Kisi-kisi Pedoman Wawancara (Menjaring Panelis)
Variabel Indikator Deskriptor Butir No. Soal
Panelis Kesediaan panelis Kesehatan Penglihatan Pengecap Pembau Merokok Pengetahua
n Egg roll
Calon panelis
bersedia atau tidak mengikuti suatu penelitian
Calon panelis
bersedia meluangkan waktu
Kesehatan
panelis
Kesehatan pada mata
Kesehatan pada mulut
Kesehatan pada hidung
Seorang
perokok atau
tidak
Pengetahuan
egg roll
Pengetahuan
warna pada egg roll
Pengetahuan
rasa egg roll
Pengetahuan
aroma egg roll
Pengetahuan
tesktur egg roll
Konsumsi egg
roll selain dari tepung terigu 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4,5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Salah satu syarat untuk mendapatkan panelis agak terlatih
adalah mempunyai kepekaan dan konsistensi yang tinggi dengan
kata lain valid dan reliabel. Untuk memenuhi validitas dan
reliabilitas instrumen, maka dilakukan seleksi panelis dengan 4 tahap
(62)
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pengisian kuesioner.
Dalam penelitian ini calon panelis yang ikut wawancara
sebanyak 30 orang Peneliti membicarakan gambaran umum
tentang pengujian yang akan dilaksanakan termasuk kecocokan
waktu pengujian. Calon panelis diminta mengisi kuesioner yang
mencakup beberapa hal yaitu pengalaman, umur, jenis kelamin,
kondisi kesehatan, jenis makanan yang disenangi dan tidak
disenangi dan kegemaran merokok.
Dari hasil wawancara akan diperoleh validitas internal
yaitu kevalidan instrumen yang dilihat dari kondisi internal calon
panelis yang berupa faktor–faktor dari dalam diri calon panelis, sehingga akan didapat kualifikasi calon panelis yang siap untuk
melakukan tahap seleksi berikutnya. Calon panelis yang tidak
bersedia dan atau bersedia tetapi kondisi internalnya tidak
memenuhi syarat sebagai panelis, tidak dapat digunakan sebagai
calon panelis.
2. Penyaringan
Calon panelis yang diterima melalui seleksi wawancara
dilanjutkan ke tahap penyaringan. Calon panelis yang lolos tahap
wawancara sebanyak 24 orang. Pada tahap penyaringan ini calon
panelis diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian
(63)
masing-masing sampel, yang dilakukan 6 kali pada waktu yang
berbeda. Data hasil penilaian dihitung menggunakan range
method. Dalam range method, setiap calon panelis diuji
kemampuannya dalam memberikan penilaian pada satu seri
sampel yang bervariasi. Kemampuan memberikan penilaian
secara tepat akan terlihat dari pengujian ini sehingga dapat
diketahui calon–calon mana yang berpotensi, tidak berpotensi dan calon- calon yang perlu menjalani latihan secara kontinyu.
Hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan “Range Method”.
Jika ,maka validitas calon panelis memenuhi
persyaratan untuk ditingkatkan dengan latihan
Jika ,maka validitas calon panelis tidak
memenuhi persyaratan untuk ditingkatkan dengan latihan.
3. Latihan (training)
Dari tahap penyaringan, maka dapat ditentukan
calon-calon yang lolos tahap tersebut dan dapat segera mengikuti tahap
selanjutnya berupa tahap latihan (training). Calon panelis yang
ikut dalam tahap latihan sebanyak 22 orang. Tujuan dilakukan
latihan adalah :
a) Menyesuaikan/membiasakan masing–masing individu pada tata cara pengujian
(64)
b) Meningkatkan kemampuan masing–masing individu untuk mengenal dan mengidentifikasi sifat – sifat inderawi yang diuji.
c) Meningkatkan sensitivitas dan daya ingat masing–masing individu sehingga hasil pengujian lebih tepat dan konsisten.
d) Melatih agar ada pengertian yang sama tentang sifat–sifat yang akan dinilai, kriteria dan metode pengujian yang
digunakan, serta memperkecil perbedaan masing–masing penguji dalam memberikan penilaian.
Dalam latihan ini dilakukan 6 kali pengujian, setelah
tahap latihan dilakukan, maka akan diperoleh validitas isi dan
reliabilitas instrumen.
a. Validitas Isi
Validitas isi merupakan validitas yang didasarkan
pada materi/isi penilaian, yaitu kemampuan panelis dalam
menilai rasa, aroma, warna, dan tekstur egg roll hasil
eksperimen, dari hasil penilaian calon panelis dianalisis
dengan menggunakan range methode, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jika ≥1 maka calon panelis diterima
Jika <1maka calon panelis ditolak
(65)
Dari hasil perhitungan range methode, jika diperoleh rasio ≥ 1 maka calon panelis tersebut telah memenuhi syarat sebagai panelis agak terlatih. Jika rasio < 1, maka calon
panelis tidak memenuhi syarat sebagai panelis agak terlatih.
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen menunjukkan suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dapat
mengukur dan hasilnya ajeg (Arikunto, 1996). Untuk
menentukan panelis yang memenuhi syarat sebagai instrumen
yang valid dan reliabel maka diadakan evaluasi kemampuan
dengan tujuan untuk menentukan panelis yang dapat
digunakan untuk pengujian produk egg roll tepung suweg.
Data yang diperoleh dari hasil tersebut dianalisis dengan
range methode. Syarat internal panelis yang reliabel adalah
ratio dari calon panelis memiliki nilai lebih besar dari 1 dan
untuk mengetahui stabilitas calon panelis, dapat dilihat nilai
deviasi dari masing – masing calon panelis.Semakin kecil nilai deviasinya, berarti penilaian yang diberikan semakin
stabil. (Kartika, 1988).
4. Evaluasi Kemampuan
Calon panelis yang memenuhi syarat sebagai panelis yang
(66)
yang sesungguhnya. Calon panelis yang ikut dalam tahap
evaluasi sebanyak 17 orang. Sedangkan calon panelis yang tidak
memenuhi syarat sebagai panelis dapat mengikuti latihan
lanjutan atau alternatif lain dengan mencari calon-calon baru
untuk dipakai sebagai calon panelis dengan proses mulai dari
tahap wawancara sampai pada tahap evaluasi kemampuan
(Kartika, 1998:26). Berikut ini akan dijelaskan kisi – kisi pedoman uji inderawi :
Tabel 8. Kisi – kisi Pedoman Uji Inderawi
Variabel Indikator Deskriptor Butir No. Soal
Kualitas egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk Warna Aroma Tekstur Rasa
Warna pada kualitas egg roll
yaitu berwarna hijau nyata
Aroma pada kualitas egg roll
yaitu tidak beraroma langu Tekstur pada kualitas egg roll
yaitu rapuh
Rasa pada kualitas egg roll
yaitu berasa manis gurih 1 1 1 1 1 2 3 4
(67)
1.4.2. Panelis Tidak Terlatih
Panelis tidak terlatih adalah panelis yang tidak melakukan
latihan sebelum melakukan pengujian. Panelis tidak terlatih
digunakan untuk uji organoleptik atau uji kesukaan yaitu untuk
mengetahui kesukaan masyarakat terhadap egg roll tepung suweg.
Menyangkut tingkat kesukaan terhadap suatu makanan maka
semakin banyak jumlah panelis, maka hasilnya akan semakin baik.
Jumlah panelis tidak terlatih minimal 80 orang (Kartika, 1988).
Panelis tidak terlatih yang digunakan adalah panelis yang dapat
mengenal produk egg roll tepung suweg dan panelis tidak perlu
melakukan latihan penilaian, panelis tidak terlatih didasarkan pada
golongan umur. Untuk mendapatkan jumlah panelis tidak terlatih
yang mewakili kelompok konsumen berdasarkan golongan umur
tersebut, maka panelis dibagi dalam kelompok-kelompok sebagai
berikut:
1) Remaja (12-20 tahun) = 40 orang
2) Dewasa (21-55 tahun) = 40 orang
Golongan umur di atas dipilih dengan pertimbangan bahwa
orang dengan golongan remaja lebih suka mengkonsumsi
beragam makanan, sedangkan golongan dewasa dapat lebih
konsisten dan ajeg dalam memberikan penilaian. Panelis tidak
(68)
di daerah Desa Magersari, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang. Berikut adalah tabel kisi – kisi uji kesukaan:
Tabel 9. Kisi – kisi Pedoman Uji Kesukaan
Variabel Indikator Deskriptor Butir No.
Soa l Kesukaan
terhadap egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk
Warna
Arama
Tekstur
Rasa
Kesukaan masyarakat terhadap warna egg roll tepung suweg dengan pennambahan daun katuk
Kesukaan masyarakat terhadap aroma egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk
Kesukaan masyarakat terhadap tekstur egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk
Kesukaan masyarakat terhadap rasa egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk 1 1 1 1 1 2 3 4
1.5. Metode Analisis Data
1.5.1. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal
Metode analisis data dengan menggunakan Analisis Varian
Klasifikasi Tunggal, yang berfungsi untuk mengetahui perbedaan
kualitas egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk yang
berbeda dilihat dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Apabila
data yang dihasilkan signifikan, maka dilanjutkan dengan uji tukey.
Metode ANAVA ini digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis
(69)
dikonsultasikan dengan nilai F tabel. Adapun ringkasan analisisnya
disajikan pada tabel 10. sebagai berikut :
Tabel 10. Ringkasan analisis varian klasifikasi tunggal
Sumber varian Derajat bebas (db)
JK JKR F hitung
Sampel (a)
Panelis (b)
Error/Kesalahan (c)
Dba = a – 1
Dbb = b – 1
Dbc = dba . Dbb
JKa = (Yj)² - (Σx)²
a n
JKb = (Yi)² - (Σx)²
b n
JKc – jka–
jkb
JKRa = JKa
Dba
JKRb=JKb
Dbb
JKRc = JKc
Dbc
Fhitung = JKRa
JKRc
Fhitung = JKRb
JKRc
Total Dbt = Dba + Dbb + Dbc
Jkt = JKa + JKb +
JKc
Sumber : Setyaningsih, 2010
Keterangan :
a : Banyaknya sampel
b : Jumlah panelis
c : Error/Kesalahan
JK : Jumlah kuadrat
JKR : Jumlah Kuadrat Rata – rata (yi)² : Jumlah total nilai panelis
Σ (Yj)² : Jumlah nilai sampel
(70)
(Σx)² : Faktor koreksi. N
Apabila diperoleh harga dari F hitung (Fo) > F tabel (F1)
pada taraf signifikan 5 %, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis kerja (Ha) diterima dan jika F hitung (Fo) ≤ F tabel (F1) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila F hitung (Fo) > f tabel
(F1) maka dapat dikatakan bahwa diantara sampel terdapat
perbedaan yang nyata.
Setelah selesai perhitungan anava, apabila harga Fo yang
diperoleh sangat signifikan atau signifikan, maka perhitungan
dilanjutkan pengujian lain yaitu dengan uji turkey untuk mengetahui
nilai terunggul diantara semua sampel.
Uji tukey digunakan apabila dari perhitungan anava
klasifikasi tunggal menyebutkan adanya perbedaan, jika tidak ada
perbedaan maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan atau uji tukey.
Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antar sampel egg roll
tepung suweg hasil eksperimen, dilakukan uji tukey dengan nilai
pembanding.
Nilai pembanding = Standar Error × Nilai Least Signifikan Difference
= SE x LSD 5 %
(71)
Standar Error =
Panelis Jumlah
Error Kuadrat Jumlah
Rerata
Nilai Least Signifikan Difference dapat dilihat pada tabel.
Sebelum dibandingkan harus dicari rata – rata masing – masing sampel dengan rumus sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑x Np
Ketentuan penilaian adalah jika nilai selisih antar sampel >
Np (nilai pembanding), berarti terdapat perbedaan yang nyata.
Sebelum menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal.
1.5.2. Analisis Deskriptif Prosentase
Analisis diskriptif kualitatif prosentase digunakan untuk
mengetahui kesukaan panelis, artinya kuantitatif yang diperoleh dari
panelis harus dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data
kualitatif. Menurut Arikunto (1996:195) data yang bersifat
kuantitatif berwujud angka-angka hasil perhitungan dan pengukuran
dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan
jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, lalu ditafsirkan
(72)
Menurut Ali (1996:194) rumus analisis deskriptif persentase
adalah sebagai berikut:
X =
Keterangan :
X : skor persentase
n : Jumlah skor kualitas (warna, tekstur, aroma dan rasa)
N : Skor ideal (skor tertinggi x jumlah panelis)
Cara menghitung nilai kesukaan pada egg roll tepung suweg
dengan penambahan daun katuk dengan persentase yang berbeda
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Nilai tertinggi = 5 (sangat suka)
Nilai terendah = 1 (tidak suka)
Jumlah kriteria yang ditentukan = 5 kriteria
Jumlah panelis = 80 orang
a. Skor maksimum = jumlah panelis x nilai tertinggi = 80 x 5
= 400
b. Skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah
= 80 x 1
= 80
c. Persentase maksimum = x 100%
maksimum Skor
maksimum Skor
= x 100%
400 400
= 100 %
d. Persentase minimum = x 100%
maksimum Skor
minimum Skor
(73)
= x 100% 400
80
= 20 %
e. Rentangan persentase = persentase maksimum – persentase minimum
= 100% - 20% = 80%
f. Interval klas persentase = rentangan : jumlah internal = 80% : 5
= 16%
Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval
presentase dan kriteria kesukaan pada tabel 11. sebagai berikut :
Tabel 11. Tabelinterval persentase dan kriteria
No Presentase kriteria kesukaan
1 2 3 4 5 20,00-35,99 36,00-51,99 52,00-67,99 68,00-83,99 84,00-100,00 Tidak suka Kurang suka Cukup suka Suka Sangat suka
Jumlah skor tiap aspek penilaian berdasarkan tabulasi data
dihitung persentasenya, kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan
tabel diatas sehingga diketahui kriteria kesukaan masyarakat.
1.5.3. Metode Analisis Kandungan Gizi Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen Terbaik
Metode analisis kandungan gizi pada egg roll hasil
eksperimen terbaik diujikan di Laboratorium Pengujian untuk
mengetahui kandungan vitamin C, serat kasar dan kalsium.
Pengujian kandungan gizi yang digunakan adalah egg roll tepung
(74)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Uji Mutu Inderawi
Uji inderawi telah dilakukan oleh 17 panelis agak terlatih yang
diperoleh dari seleksi panelis. Jumlah calon panelis yang ikut seleksi
wawancara 30 orang dan yang memenuhi syarat sebagai calon penelis hanya
24 orang. Calon panelis yang lolos kemudian mengikuti tahap penyaringan
dan pelatihan, sehingga diperoleh panelis agak terlatih 17 orang.
4.1.1.1. Hasil Pengujian inderawi pada aspek warna
Warna adalah aspek pertama yang langsung diamati oleh panelis
karena warna merupakan kenampakan yang langsung dilihat oleh indera
penglihatan. Data penilaian kualitas warna egg roll hasil eksperimen
disajikan pada Tabel 12.
(75)
Tabel 12. Kualitas egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk
dilihat dari aspek warna.
Sampel
Skor
Rerata
4 3 2 1
n % n % n % n %
157 1 7 7 47 8 53 1 7 2,5
243 9 60 4 27 2 13 2 13 3,2
382 5 33 10 67 2 13 0 0 3,2
Berdasarkan tabel 12. dapat diketahui rerata dan simpangan baku
skor karakteristik serta kriteria warna dari masing – masing perlakuan. Pada sampel 157 egg roll tepung suweg dengan penambahan DK 25% panelis
memberikan skor 4 sebanyak 7%. panelis memberikan skor 3 sebanyak
47%, panelis memberikan skor 2 sebanyak 53% dan panelis memberikan
skor 1 sebanyak 7%, rerata skor egg roll tepung suweg sampel 157 (DK
25%) adalah 2,5. Pada sampel 243 egg roll tepung suweg dengan
penambahan DK 50% panelis memberikan skor 4 sebanyak 60%, panelis
memberikan skor 3 sebanyak 27%, panelis memberikan skor 2 sebanyak
13% dan 13% panelis memberikan skor 1, rerata skor egg roll tepung suweg
sampel 243 (DK 50%) adalah 3,2. Pada sampel 382 egg roll tepung suweg
dengan penambahan DK 75% panelis memberikan skor 4 sebanyak 33%,
panelis memberikan skor 3 sebanyak 67%. dan panelis memberikan skor 2
(1)
56 P56 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 5
57 P57 4 3 5 3 4 3 5 2 4 3 5 2
58 P58 3 3 5 3 4 5 5 4 4 4 5 3
59 P59 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3
60 P60 3 3 2 3 2 2 2 2 4 4 3 3
61 P61 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
62 P62 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3
63 P63 5 2 4 4 3 3 3 2 1 4 3 3
64 P64 5 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3
65 P65 2 4 4 4 2 4 4 4 2 5 4 5
66 P66 4 3 3 3 5 5 3 5 3 4 3 4
67 P67 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5
68 P68 4 5 3 5 3 3 3 3 4 5 4 5
69 P69 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 4
70 P70 5 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 5
71 P71 4 3 5 4 3 4 2 4 3 4 4 4
72 P72 2 5 4 3 4 3 5 4 4 4 2 2
73 P73 4 4 1 3 3 4 1 2 4 4 1 3
74 P74 4 3 2 2 4 4 1 4 4 4 1 4
75 P75 4 3 1 2 4 3 1 4 4 3 2 4
76 P76 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2
77 P77 4 3 2 1 4 3 2 3 4 3 2 4
78 P78 2 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4
79 P79 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4
80 P80 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 3 5
Jumlah 290 299 264 272 292 312 268 284 276 309 269 286
Rata-rata 3.63 3.74 3.30 3.40 3.65 3.90 3.35 3.55 3.45 3.86 3.36 3.58
skor maks. 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
presentase 72.5 74.75 66 68 73 78 67 71 69 77.25 67.25 71.5
Kriteria S S CS S S S CS S S S CS S
Jumlah total Skor maks total
Persentase Kriteria
Keterangan :
20,00 - 35,99 = Tidak suka 52,00 - 67,99 = Cukup suka 84,00 - 100 = Sangat suka S = Suka 36,00 - 51,99 = Kurang suka 68,00 - 83,99 = Suka
70.3125 72.25 71.25
S S S
1125 1156 1140
(2)
Gambar Proses Pembuatan Egg roll dari Tepung suweg
dengan Penambahan Daun katuk
(3)
Gambar Label Egg Roll Tepung Suweg Hasil Eksperimen
(4)
(5)
(6)