Populasi Penelitian Sampel Penelitian

menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total asetnya Hanafi dan Abdul, 2009. Selanjutnya rasio-rasio model Zmijewski diantaranya, ROA X 1 yaitu indeks atau angka perbandingan antara penghasilan bersih sebelum biaya bunga dengan total aset. Dengan kata lain perbandingan antara laba perusahaan terhadap asetnya. Leverage X 2 merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan. Likuiditas X 3 merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan Prihanthini dan Maria, 2013. Rasio-rasio model Altman dan model Zmijewski yang disebutkan diatas, dikombinasikan sehingga menghasilkan kesimpulan besar kecilnya potensi kebangkrutan perusahaan.

3.6 Definisi Operasional

Menurut Nazir 1988 definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Definisi operasional didukung oleh variabel. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel independen dan variabel dependen, yang dijelaskan pada paragraf berikut.

3.6.1 Variabel Independen

Menurut Sugiyono 2013 variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah skor kebangkrutan dari masing-masing model prediksi kebangkrutan. Rasio-rasio keuangan yang dipakai dalam model Altman Hanafi dan Abdul, 2009 yaitu: a. Modal KerjaTotal Aset X 1 Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. b. Laba DitahanTotal Aset X 2 Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. c. Laba Sebelum Bunga dan PajakTotal Aset X 3 Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. d. Nilai Buku EkuitasNilai Buku Total Hutang X 4 Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari nilai buku ekuitas. Nilai buku ekuitas diperoleh dari seluruh jumlah ekuitas. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang. e. PenjualanTotal Aset X 5 Rasio ini mencerminkan efisiensi atau kemampuan manajemen dalam menggunakan atau mengelola keseluruhan aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba. Zmijewski menggunakan rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan. Berikut rasio-rasio yang digunakan Prihanthini dan Maria, 2013: a. ROA X 1 Variabel ini merupakan variabel yang mengukur profitabilitas perusahaan. Indeks atau angka perbandingan antara penghasilan bersih sebelum biaya bunga dengan total aset. Dengan kata lain perbandingan antara laba perusahaan terhadap asetnya. b. Leverage X 2 Variabel ini merupakan variabel yang mengukur likuiditas perusahaan secara total. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini

Dokumen yang terkait

Prediksi Kebangkrutan Model Altman Z”-Score, Grover, Springate, Dan Zmijewski Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Di Bursa Efek Indonesia

15 202 99

Pengaruh Rasio Keuangan Model Altman dan Ukuran Perusahaan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 63 93

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia.

0 0 11

Analisis ketepatan model altman, springate, dan zmijewski dalam memprediksi perusahaan yang delisting di bursa efek indonesia periode 2009-2013.

2 9 106

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

The Zmijewski Model, The Altman Model, The Ohlson Model, dan The Springate Model Sebagai Prediktor Perusahaan yang Delisting pada Bursa Efek Indonesia - Repositori Universitas Andalas

0 0 9

View of PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE, SPRINGATE DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 8

Analisis Keakuratan Model Ohlson dalam Memprediksi Kebangkrutan (Delisting) Perusahaan yang Terdaftar di BEI

8 77 9

Perbandingan Model Altman Z-Score, Zmijewski, Springate, dan Grover Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Perbankan

0 0 12