Y = a + b
1
X
1
+ ε ..................................................................................... 3.14 Y = a + b
2
X
2
+ ε ..................................................................................... 3.15 Keterangan:
Y = Variabel dummy, 1 = delisting, 0 = listing
a dan b
1-2
= Konstanta X
1
= Z-score X
2
= X-score ε
= error
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada
perusahaan delisting dari Bursa Efek Indonesia dilihat dari nilai signifikansi Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,340, lebih besar dari
0,05 maka dapat disimpulkan model Altman layak digunakan karena tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan
fit atau dengan kata lain model Altman dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan delisting. Maka dapat
disimpulkan H1 diterima. Dilihat juga dari nilai Negelkerke R-Square sebesar 0,260 yang artinya variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen model Altman sebesar 26. sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.
2. Model Zmijewski dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan delisting dari Bursa Efek Indonesia dilihat dari nilai
signifikansi Hosmer and Lemeshow Test sebesar 1,000, lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan model Zmijewski layak digunakan karena
tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit atau dengan kata lain model Altman dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan delisting. Maka dapat
disimpulkan H2 diterima. Dilihat juga dari nilai Negelkerke R-Square sebesar 1,000 artinya variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen model Zmijewski sebesar 100 sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.
3. Tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan pada perusahaan delisting di Bursa Efek Indonesia dengan mengunakan model Altman lebih tinggi
sebesar 85,71 dibanding model Zmijewski sebesar 42,85. Untuk itu, model Altman yang menjadi prediktor kebangkrutan terbaik pada
perusahaan delisting dibandingkan model Zmijewski.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan penelitian ini, peneliti menyarankan: 1. Bagi investor dan kreditur yang akan melakukan investasi dananya
hendaknya memilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik untuk mengurangi tingkat risiko yang ada.
2. Bagi perusahaan publik untuk menerapkan model Altman ini untuk memprediksikan kebangkrutan perusahaan yang bersangkutan. Karena
model ini telah terbukti cukup efektif untuk memprediksikan kesulitan keuangan yang akan dihadapi oleh perusahaan hanya dengan melihat
beberapa rasio keuangan yang sederhana. Sehingga dengan mengetahui prediksi tentang kebangkrutan tersebut sedini mungkin diharapkan
perusahaan dapat mengambil tindakan antisipasi yang diperlukan untuk mengatasi hal tersebut.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel yang lebih banyak lagi untuk mendapat hasil yang lebih akurat dan utamakan
untuk memilih sampel yang lebih spesifik. Kemudian tambahan variabel sangat dianjurkan juga karena masih banyak model-model prediksi
kebangkrutan lainnya seperti model Springate, model Ohlson, model Beaver, dan lain-lain.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah sampel yang hanya 7 perusahaan delisting dan 7 perusahaan listing dalam kurun waktu dua tahun sebelum
kebangrutan dan hanya membandingkan dua model saja yaitu antara model Altman dan model Zmijewski. Kemudian dalam penelitian ini, tidak membentuk
model prediksi baru.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M.A. dan Kurniasih, E. 2000. Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan pada Pendekatan Altman
Kasus pada Sepuluh Perusahaan di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 42.
Ahmad, Komaruddin. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Altman, E.I. 1968. Financial Ratio, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance. Pp 589-609.
Anggraeni, Retno Dewi, Sri Mangesti Rahayu, dan Topowijono. 2014. Penerapan Model Multiple Discriminant Analysis untuk Memprediksi Financial
Distress Studi pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012. Jurnal Administrasi Bisnis
JAB Vol. 8 No. 2 Maret.
Anoraga, Pandji dan Pakarti Piji. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Atmini, S dan Wuryan A. 2005. Manfaat Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Textile Products yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII. Solo.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Djahidin, Farid. 1982. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Ghalia Indonesia.