Analisis ketepatan model altman, springate, dan zmijewski dalam memprediksi perusahaan yang delisting di bursa efek indonesia periode 2009-2013.
xiv
ABSTRAK
ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG
DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
Melia Resita Puji Kusumawardani NIM: 112114121
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil prediksi model Altman, Springate, dan Zmijewski, serta untuk mengetahui model prediksi yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling dengan total sampel sebanyak 20 perusahaan. Data dianalisis
dengan melakukan perhitungan tingkat akurasi dan error dari setiap model dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami
delisting.
Hasilnya menunjukkan bahwa model Altman, model Springate, dan model Zmijewski memiliki ketepatan yang tinggi dalam memprediksi delisting jika model-model tersebut memiliki hasil prediksi yang sama terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa model yang paling akurat adalah model Zmijewski, disusul oleh model Springate dan model Altman. Kata kunci: model prediksi kebangkrutan, model altman, model springate, model zmijewski, delisting
(2)
xv
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF ALTMAN, SPRINGATE, AND ZMIJEWSKI MODEL ACCURACY TO PREDICT DELISTING COMPANIES IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD 2009-2013
Melia Resita Puji Kusumawardani NIM: 112114121
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
This study aims to comparing of predictions model using the Altman model, the Springate model, and the Zmijewski model, and to determine the most accurate predictive models in predicting delisting companies.
This research is an empirical study. The research used secondary data from financial report. The sampling technique was purposive sampling with a total sample were 20 companies. Data were analyzed by calculating level of accurateness and error of each model to predict delisting or non delisting companies.
The results showed that the Altman model, the Springate model, and the Zmijewski model had a high accuracy to predict delisting companies if those models had the same results. Further analysis showed that the most accurate model was the Zmijewski model, followed by the Springate model and the Altman model.
Keywords: bankruptcy prediction model, the Altman model, the Springate model, the Zmijewski model, delisting
(3)
i
ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG
DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Melia Resita Puji Kusumawardani NIM : 112114121
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG
DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Melia Resita Puji Kusumawardani NIM : 112114121
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
---Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat,
bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung---
(Amsal 4:12)
“
The big secret in life is that there is no big secret. Whatever your goal, you can
get there if you’re willing to work”
-
OprahWinfrey-Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapakku Puji Prawoto dan Ibuku Puji Lestari
Kel.Mbak Nina dan Dik Adit
Serta orang-orang terkasih yang ada dihidupku
(8)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi
dengan judul: “ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE,
DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG
DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013” dan
diajukan untuk diuji pada tanggal 22 Juni 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan kepada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,
(9)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Melia Resita Puji Kusumawardani
NIM : 112114121
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
berjudul: “Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, dan Zmijewski dalam Memprediksi Perusahaan yang Delisting di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2013” kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Ketepatan Model Altman, Springate dan Zmijewski Dalam Memprediksi Perusahaan yang Delisting di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., C.A., selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Josephine Wuri, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang memperhatikan perkembangan akademik mahasiswanya selama belajar
(11)
viii
di Program Studi Akuntansi serta memberi motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, membantu, dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. selaku Dosen Penguji atas masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Drs. G. Anto Listianto, M.S.A., Ak., selaku Dosen Penguji atas masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Ibu Tutik BEI yang turut memberi arahan dalam pencarian data yang diperlukan.
9. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi USD atas pelayanan dan bantuannya dalam segala hal yang diperlukan penulis baik selama kuliah maupun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10.Segenap staf Perpustakaan USD atas pelayanan dan bantuannya dalam menyediakan buku-buku sebagai sumber referensi.
11.Kedua orang tuaku, Puji Prawoto dan Puji Lestari yang senantiasa mendoakan, memberi perhatian dan motivasi serta kasih sayang yang begitu luar biasa di kehidupanku.
12.Kedua saudara kandungku, Ferina Dewi Ayu Puji Perwitosari yang senantiasa mendukung dan memberi teladan yang baik dalam menjalani hidup, serta Raditya Trio Nugraha yang senantiasa menemani dalam keceriaan.
(12)
ix
13.Teman-teman seperjuangan yang senantiasa mendukung dan memberi semangat: Chatarine, Eva, Sr.Lucia, Sr. Yuli, Sr. Erika, Deis, Dian, Igna, Anggit, Nia dan semua rekan-rekan Akuntansi angkatan 2011 khususnya Akuntansi kelas C.
14.Teman-teman MPAT yang banyak memberi kritik maupun saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini: Ana, Gala, Danu, Nisi, Sr. Lucia, Dani, Santi, Yoakim, Angela, Sara, Tata, Awan, Putra, dan Dedi.
15.Keluarga besar KKP FE XXVII: Keluarga Bapak Anton (CV. SANGGAR PUNOKAWAN), Sr. Faustin, Galih, Cahya, dan Tresia.
16.Sahabat-sahabat dari EKAMAS 47 yang senantiasa memberi doa dan dukungan.
17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan serta doa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2015
(13)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Laporan Keuangan ... 7
B. Komponen Laporan Keuangan ... 7
(14)
xi
D. Kebangkrutan ... 8
E. Manfaat Informasi Kebangkrutan ... 10
F. Prediksi Kebangkrutan ... 11
G. Delisting ... 11
H. Alasan Terjadinya Delisting ... 12
I. Kebangkrutan dan Delisting ... 14
J. Model Prediksi Kebangkrutan ... 15
K. Kesalahan Tipe I dan II ... 20
L. Penelitian Terdahulu ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis penelitian ... 23
B. Objek Penelitian ... 23
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Definisi Operasional Variabel ... 26
F. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36
A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ... 36
B. Deskripsi Data ... 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Analisis Data ... 50
(15)
xii
2. Prediksi Kebangkrutan dengan Model Springate... 52
3. Prediksi Kebangkrutan dengan Model Zmijewski ... 53
B. Pembahasan ... 55
1. Perbandingan Hasil Prediksi Model Altman, Springate, dan Zmijewski ... 55
2. Perhitungan Tingkat Akurasi dan Tipe Error ... 59
a. Model Altman Z-Score ... 60
b. Model Springate ... 62
c. Model Zmijewski ... 63
3. Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, dan Zmijewski ... 65
BAB VI PENUTUP ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Keterbatasan Penelitian ... 69
C. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
(16)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tipe Kesalahan Prediksi ... 21
Tabel 2 Daftar Sampel Perusahaan ... 25
Tabel 3 Daftar Perusahaan Delisting ... 36
Tabel 4 Daftar Perusahaan Listing ... 38
Tabel 5 Periode Laporan Keuangan Yang Digunakan... 41
Tabel 6 Statistik Deskriptif Kategori I: Perusahaan Delisting ... 42
Tabel 7 Statistik Deskriptif Kategori II: Perusahaan Listing ... 42
Tabel 8 Prediksi Kebangkrutan dengan Model Altman Z-Score ... 50
Tabel 9 Prediksi Kebangkrutan dengan Model Springate ... 52
Tabel 10 Prediksi Kebangkrutan dengan Model Zmijewski ... 54
Tabel 11 Perbandingan Hasil Prediksi ... 56
Tabel 12 Perbandingan Hasil Prediksi Dengan Status Perusahaan ... 57
Tabel 13 Daftar Perusahaan Yang Memiliki Kesamaan Prediksi ... 58
Tabel 14 Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error Model Altman ... 60
Tabel 15 Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error Model Springate ... 62
Tabel 16 Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error Model Zmijewski ... 64
(17)
xiv ABSTRAK
ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG
DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
Melia Resita Puji Kusumawardani NIM: 112114121
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil prediksi model Altman, Springate, dan Zmijewski, serta untuk mengetahui model prediksi yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling dengan total sampel sebanyak 20 perusahaan. Data dianalisis
dengan melakukan perhitungan tingkat akurasi dan error dari setiap model dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami
delisting.
Hasilnya menunjukkan bahwa model Altman, model Springate, dan model Zmijewski memiliki ketepatan yang tinggi dalam memprediksi delisting jika model-model tersebut memiliki hasil prediksi yang sama. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa model yang paling akurat adalah model Zmijewski, disusul oleh model Springate dan model Altman.
Kata kunci: model prediksi kebangkrutan, model altman, model springate, model zmijewski, delisting
(18)
xv ABSTRACT
THE ANALYSIS OF ALTMAN, SPRINGATE, AND ZMIJEWSKI MODEL ACCURACY TO PREDICT DELISTING COMPANIES IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD 2009-2013
Melia Resita Puji Kusumawardani NIM: 112114121
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
This study aims to comparing of predictions model using the Altman model, the Springate model, and the Zmijewski model, and to determine the most accurate predictive models in predicting delisting companies.
This research is an empirical study. The research used secondary data from financial report. The sampling technique was purposive sampling with a total sample were 20 companies. Data were analyzed by calculating level of accurateness and error of each model to predict delisting or non delisting companies.
The results showed that the Altman model, the Springate model, and the Zmijewski model had a high accuracy to predict delisting companies if those models had the same results. Further analysis showed that the most accurate model was the Zmijewski model, followed by the Springate model and the Altman model.
Keywords: bankruptcy prediction model, the Altman model, the Springate model, the Zmijewski model, delisting
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, tidak sedikit perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan. Namun pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama dalam hal menghasilkan laba atau
profit demi kelangsungan hidupnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan diharapkan dapat bertahan dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat sebagai imbas dari banyaknya usaha yang sedang berkembang.
Ketatnya persaingan usaha dapat dialami oleh semua kalangan pelaku dalam bisnis. Bila tidak mampu bertahan, suatu perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Kesulitan-kesulitan yang dialami apabila tidak segera diantisipasi dapat menimbulkan kondisi dimana perusahaan tidak mampu mengoperasikan perusahaan dengan optimal. Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dalam iklim persaingan bisnis, rentan mengalami kesulitan keuangan yang berpotensi mengalami kebangkrutan.
Kebangkrutan usaha biasanya diindikasikan dengan kesulitan keuangan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya (Deanta, 2009:151). Kesulitan keuangan yang dialami perusahaan dapat dinilai dengan melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan. Perusahaan yang
(20)
mengalami kesulitan keuangan dalam jangka waktu yang lama akan memiliki kecenderungan untuk mengalami kebangkrutan sehingga dapat dikatakan bahwa potensi kebangkrutan suatu perusahaan dapat diukur dengan cara menganalisis laporan keuangan.
Kebangkrutan dapat dialami oleh semua perusahaan, termasuk perusahaan go public yang sahamnya telah diperdagangkan di pasar modal. Indikator perusahaan bangkrut di pasar modal adalah perusahaan delisted (Hadi dan Anggraeni, 2008). Penghapusan pencatatan secara paksa dari bursa (delisting) merupakan salah satu representasi dari kegagalan keuangan di Bursa Efek Indonesia (Raras, 2014). Perusahaan yang tercatat di BEI namun dinilai mengalami suatu kondisi yang berpengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup usahanya secara finansial akan berpotensi dikeluarkan secara paksa dari pencatatan saham sehingga perusahaan dianggap mengalami kegagalan keuangan.
Penggunaan model prediksi kebangkrutan dalam penelitian ini diterapkan untuk memprediksi delisting suatu perusahaan yang dilakukan secara paksa oleh pihak otoritas bursa (forced delisting). Adanya keberagaman model prediksi kebangkrutan akan memberikan hasil yang beragam sehingga diperlukan suatu model prediksi yang mampu memprediksi lebih tepat perusahaan yang akan mengalami delisting atau perusahaan yang tidak akan mengalami delisting. Beberapa model prediksi yang digunakan sebagai alat analisis kebangkrutan seperti model Altman Z-Score, model Grover, model Springate, model Ohlson dan model Zmijewski.
(21)
Penelitian ini akan difokuskan pada penggunaan tiga model prediksi yaitu model prediksi Altman, Springate dan Zmijewski. Alasan pemilihan ketiga model prediksi tersebut karena tingginya tingkat akurasi yang dimiliki oleh masing-masing model prediksi. Raras (2014) yang menyebutkan bahwa model Altman original memiliki kemampuan prediksi 95%. Menurut Purnajaya dan Merkusiwati (2014), model Springate memiliki akurasi sebesar 92,5% berdasarkan tes yang dilakukan oleh Springate, sedangkan tingkat akurasi dari model Zmijewski adalah sebesar 94,9%.
Berdasarkan uraian tentang kesulitan keuangan yang berpotensi mengakibatkan suatu perusahaan delisting secara paksa dari pencatatan BEI, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang model prediksi kebangkrutan yang tepat digunakan dalam memprediksi terjadinya delisting dengan judul:
“Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, dan Zmijewski dalam Memprediksi Perusahaan yang Delisting di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan hasil prediksi model Altman, Springate dan Zmijewski dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting?
(22)
2. Manakah diantara model Altman, model Springate atau model Zmijewski yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan yang mengalami
delisting atau tidak mengalami delisting?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan hasil prediksi model Altman, Springate dan Zmijewski dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui manakah diantara model Altman, model Springate atau model Zmijewski yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini menjadi bahan referensi dalam menggunakan model prediksi kebangkrutan yang tepat untuk menilai kondisi keuangan perusahaan yang berpotensi mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di masa yang akan datang.
2. Bagi investor, diharapkan penelitian ini menjadi bahan referensi dalam menggunakan model prediksi yang tepat untuk menilai kondisi keuangan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan investasi di masa yang akan datang.
(23)
3. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan informasi tentang model-model prediksi kebangkrutan yang tepat dalam memprediksi kemungkinan perusahaan mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di BEI serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis di bidang akuntansi keuangan secara khusus dalam analisis menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman, Springate, dan Zmijewski untuk memprediksi delisting atau tidaknya suatu perusahaan yang telah go
(24)
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan penelitian ini akan disajikan dalam sistematika penulisan yang terdiri atas 6 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.
BAB VI GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti beserta deskripsi data yang akan diolah.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis data yang diperoleh dan pembahasan hasil analisis tersebut.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran.
(25)
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2009 (2009:1.5), Laporan Keuangan adalah suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan Keuangan merupakan media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan pemiliknya atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut (Pura, 2013:86). Laporan Keuangan turut berperan dalam memberi informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi tersebut dalam mengambil suatu keputusan yang tepat.
B. Komponen Laporan Keuangan
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas laporan keuangan, yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya.
(26)
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
C. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Prastowo dan Julianty, 2005:56). Hasil prediksi yang diperoleh melalui analisis laporan keuangan diharapkan mampu menjadi tanda peringatan awal bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang. Hasil analisis laporan keuangan akan mampu membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa datang (Prastowo dan Julianty, 2005:56).
D. Kebangkrutan
Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba (Endri, 2009). Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi (Ramadhani dan Lukviarman, 2009:17). Kebangkrutan juga identik dengan kegagalan yang dialami suatu perusahaan.
(27)
Menurut Martin et.al (1995:376) dalam Adnan dan Kurniasih (2000:137), kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu: 1. Kegagalan ekonomi (Economic Failure)
Kegagalan dalam arti ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat laba lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.
2. Kegagalan keuangan (Financial Failure)
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk, yaitu:
a. Insolvensi teknis
Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Insolvensi juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga atau pembayaran kembali pokok pada tanggal tertentu.
b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan
Kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
Berdasarkan uraian tentang definisi kebangkrutan di atas, kebangkrutan dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan dimana perusahaan dianggap gagal secara finansial dan tidak mampu dalam memenuhi
(28)
kewajiban-kewajibannya akibat dari ketidakmampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba bagi kelangsungan hidup usahanya.
E. Manfaat Informasi Kebangkrutan
Hanafi dan Halim (2009:259) mengungkapkan bahwa informasi kebangkrutan bisa bermanfaat bagi beberapa pihak seperti:
1. Pemberi Pinjaman
Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor pinjaman yang ada.
2. Investor
Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut.
3. Pihak Pemerintah
Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal, khususnya sektor perbankan dan BUMN. 4. Akuntan
Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going
(29)
5. Manajemen
Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Apabila manajemen bisa mendeteksi kebangkrutan lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa dilakukan, misal dengan melakukan merger atau restrukturisasi keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari. F. Prediksi Kebangkrutan
Kebangkrutan suatu perusahaan dapat diprediksi jauh sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan dimana kemungkinan terjadinya kebangkrutan tidak dapat diketahui hanya dalam waktu singkat. Waktu yang digunakan biasanya dua sampai lima tahun sebagai batas toleransi penurunan kinerja untuk mendeteksi kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Adnan dan Taufiq, 2001:189 dalam Triharyanti, 2008:14). Prediksi kebangkrutan usaha berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak di masa mendatang (Darsono dan Ashari, 2005:105).
G. Delisting
Menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-308/BEJ/07-2004, definisi Penghapusan Pencatatan (delisting) adalah penghapusan Efek dari daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga Efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di Bursa. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:84), delisting yaitu penghapusan pencatatan dari daftar
(30)
saham di bursa. Berdasarkan definisi tersebut, delisting merupakan tindakan untuk mengeluarkan suatu saham yang tercatat di bursa efek.
H. Alasan Terjadinya Delisting
Bursa Efek Indonesia mengatur ketentuan mengenai delisting dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-308/BEJ/07-2004. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:84), delisting atas suatu saham dari daftar Efek yang tercatat di Bursa dapat terjadi karena:
1. Permohonan delisting saham yang diajukan oleh Perusahaan Tercatat yang bersangkutan (voluntary delisting).
Persyaratan voluntary delisting:
a. Telah tercatat sekurang-kurangnya lima tahun
b. Disetujui RUPS (bukan RUPS Pemegang Saham Independen)
c. Buy-back atas saham bagi pemegang saham yang tidak menyetujui,
yaitu pada harga tertinggi antara: 1) harga nominal
2) harga pasar tertinggi selama dua tahun ditambah premi dua tahun, yaitu harga perdana x tingkat bunga SBI tiga bulan atau tingkat bunga obligasi pemerintah yang setara
3) harga wajar berdasarkan laporan penilaian (appraisal) 2. Dihapus pencatatan sahamnya oleh Bursa (forced delisting)
Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-308/BEJ/07-2004, bursa menghapus pencatatan saham Perusahaan Tercatat
(31)
apabila Perusahaan Tercatat mengalami sekurang-kurangnya satu kondisi di bawah ini:
a. mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status Perusahaan Tercatat sebagai Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai b. Saham Perusahaan Tercatat yang akibat suspensi di Pasar Reguler dan
Pasar Tunai, hanya diperdagangkan di Pasar Negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 (dua puluh empat) bulan terakhir
Suspensi merupakan penghentian sementara perdagangan saham. Dengan pertimbangan tertentu, otoritas bursa dapat menghentikan sementara perdagangan suatu saham, sehingga saham tersebut tidak dapat diperjualbelikan hingga penghentian sementara dicabut oleh bursa (unsuspend). Tidak jarang suspensi yang berkepanjangan berakhir dengan penghapusan pencatatan (delisting) oleh pihak bursa. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab penghentian perdagangan suatu saham, antara lain (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:103):
1. Laporan Keuangan Auditan memperoleh opini Disclaimer (tidak memberikan pendapat) sebanyak dua kali berturut-turut atau memperoleh opini tidak wajar sebanyak satu kali.
(32)
2. Emiten dimohonkan pailit oleh krediturnya atau secara sukarela mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang (PKPU)
3. Tidak melakukan keterbukaan informasi atas suatu informasi yang menurut pertimbangan Bursa secara material dapat memengaruhi keputusan investasi investor.
4. Terjadi kenaikan atau penurunan harga yang signifikan dan/atau adanya pola transaksi yang tidak wajar.
I. Kebangkrutan dan Delisting
Indikasi perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan adalah kesulitan keuangan (financial distress) yang dihadapinya. Penelitian yang dilakukan oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999) dalam Almilia (2006) mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan yang mengalami laba bersih (net income) negatif selama beberapa tahun. Menurut Darsono dan Ashari (2005:101), kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Sedangkan menurut Plat dan Plat (2002) dalam Almilia (2006) mendefinisikan financial
distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum
terjadinya kebangkrutan atau likuiditasi. Jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam likuiditas maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan, dan jika kondisi kesulitan tersebut
(33)
tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha (Fahmi, 2011:157).
Indikasi awal perusahaan bangkrut adalah dilakukannya penghapusan pencatatan saham (delisting) dari Bursa (Hadi dan Anggraeni, 2008). Suatu saham perusahaan yang di delist dari Bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan beberapa kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek di Bursa (Sunariyah, 2011:51). Lebih lanjut menurut Sunariyah (2011:51), jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di Delist. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan tercatat yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) rentan mengalami delisting secara paksa. Berdasarkan uraian di atas, baik kebangkrutan maupun delisting secara paksa (forced delisting) umumnya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang tidak mampu diatasi oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
J. Model Prediksi Kebangkrutan
Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan (Endri, 2009). Penggunaan model prediksi kebangkrutan dalam penelitian ini
(34)
akan digunakan dalam memprediksi terjadinya forced delisting suatu perusahaan yang mengindikasikan perusahaan tersebut mengalami financial
distress sebelum dinyatakan delisting. Berikut ini akan diuraikan tiga model
prediksi kebangkrutan yang akan digunakan dalam penelitian ini: 1. Model Prediksi Altman Z-Score
Model prediksi yang dikembangkan oleh Altman pertama kalinya pada tahun 1968 yang menerapkan Multiple Discriminant Analysis. Anjum (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan prediktor ini merupakan model statistik yang menggabungkan lima rasio keuangan untuk menghasilkan suatu produk yang disebut Z-Score dan telah terbukti menjadi instrumen yang dapat diandalkan untuk meramalkan kegagalan dalam berbagai entitas bisnis .
Persamaan diskriminan model Altman sebagai berikut (Hanafi dan Halim, 2009:272):
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 Dimana:
X1 = Working Capital / Total Asset X2 = Retained Earnings / Total Asset
X3 = Earning Before Interest and Taxes/Total Asset X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt X5 = Sales / Total Asset
(35)
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model Altman, yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,81 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
b. Jika nilai Z antara 1,81 dan 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).
c. Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Seiring dengan perkembangannya, Altman melakukan revisi atas model prediksinya. Revisi yang dilakukan oleh Altman pada tahun 1983 merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sektor swasta (Ramadhani dan Lukviarman, 2009). Altman merevisi modelnya dengan mengganti variabel X4. Model Altman yang dikenal sebagai the revised
Z-score memiliki rumus (Anjum, 2012):
Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 Dimana:
X1 = Working Capital / Total Asset X2 = Retained Earnings / Total Asset
X3 = Earning Before Interest and Taxes / Total Asset X4 = Book Value of Equity / Book Value of Total Debt X5 = Sales / Total Asset
(36)
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model Altman, yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
b. Jika nilai Z antara 1,23 dan 2,90 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).
c. Jika nilai Z > 2,90 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Jika dibandingkan antara kedua model Altman tersebut, model prediksi Altman pertama memberikan tingkat prediksi kebangkrutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan model Altman revisi (Ramadhani dan Lukviarman, 2009). Menurut Hanafi dan Halim (2009:273), model Altman yang baru mempunyai kemampuan prediksi yang cukup baik sebesar 94% (62 benar dari total sampel 66) sedangkan model Altman yang asli (pertama) memiliki kemampuan prediksi sebesar 95% (63 benar dari 66 total sampel). Berdasarkan hal tersebut, penelitian akan menggunakan model Altman yang pertama.
2. Model Prediksi Springate
Penelitian yang dilakukan oleh Gordon L.V Springate (1978) menghasilkan model prediksi kebangkrutan yang dibuat dengan mengikuti prosedur model Altman (Prihanthini dan Sari, 2013:422). Springate mengkombinasikan empat rasio yang digunakan dalam memprediksi adanya potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Model ini memiliki rumus sebagai berikut:
(37)
S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C +0,4 D Dimana:
A = Working Capital / Total Asset
B = Net Profit before Interest and Taxes / Total Asset C = Net Profit before Taxes / Current Liabilities D = Sales / Total Asset
Model Springate ini mengklasifikasikan perusahaan dengan skor S > 0,862 merupakan perusahaan yang tidak berpotensi bangkrut, begitu juga sebaliknya jika perusahaan memiliki skor S < 0,862 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak sehat dan berpotensi untuk bangkrut.
3. Model Prediksi Zmijewski
Menurut Prihanthini dan Sari (2013:423), model prediksi yang dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1983 merupakan hasil riset selama 20 tahun yang ditelaah ulang. Zmijewski menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu (Hadi dan Anggraeni, 2008). Model ini menghasilkan rumus sebagai berikut:
X = -4,3 - 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3 Dimana :
X1 = ROA (Return on Asset) X2 = Leverage (Debt Ratio) X3 = Likuiditas (Current Ratio)
(38)
Jika skor yang diperoleh sebuah perusahaan dari model prediksi kebangkrutan ini melebihi 0 maka perusahaan diprediksi berpotensi mengalami kebangkrutan. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan memiliki skor yang kurang dari 0 maka perusahaan diprediksi tidak berpotensi untuk mengalami kebangkrutan.
K. Kesalahan Tipe I dan II
Setiap model selalu terdapat kemungkinan salah prediksi dan perbedaan tingkat akurasi. Sulit untuk berharap ada alat prediksi dengan akurasi 100%. Alat prediksi dikatakan benar apabila antara yang diprediksi dengan aktualnya sama, sedangkan kesalahan terjadi apabila antara yang diprediksi dengan aktualnya tidak sama. Kesalahan yang timbul dari alat prediksi terdiri dari (Prihadi, 2010:334):
1. Kesalahan Tipe 1
Kesalahan dimana alat prediksi menyatakan tidak bangkrut ternyata aktualnya bangkrut.
2. Kesalahan Tipe 2
Kesalahan dimana alat prediksi menyatakan bangkrut ternyata aktualnya tidak bangkrut.
Menurut Hanafi dan Halim (2005:264), kesalahan prediksi terdiri dari dua tipe yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II seperti berikut ini:
(39)
Tabel 1. Tipe Kesalahan Prediksi
Diprediksi
Bangkrut Tidak Bangkrut
Kenyataan
Bangkrut Benar Kesalahan Tipe I
Tidak Bangkrut Kesalahan Tipe II Benar Sumber: Hanafi dan Halim
L. Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Hadi dan Anggraeni (2008) melakukan perbandingan antara model Zmijewski, model Altman, dan model Springate untuk mengetahui prediktor delisting terbaik pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian menggunakan semua data delisting BEI tahun 2003-2007 kecuali data delisting bank.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Altman merupakan prediktor delisting terbaik, diikuti oleh model Springate dan model Zmijewski.
Penelitian oleh Prihanthini dan Sari (2013) dilakukan dengan menggunakan model Grover, Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski yang diterapkan pada perusahaan Food and Beverage yang masih tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat akurasi tertinggi diraih model Grover kemudian disusul oleh model Springate, model Zmijewski, dan terakhir model Altman Z-score.
Penelitian oleh Raras (2014) menggunakan model prediksi Altman, Wang dan Campbell, dan Springate dalam analisisnya untuk menguji apakah ketiga model analisis prediksi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi secara tepat perusahaan yang delisting dari Bursa Efek Indonesia karena kegagalan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada sampel
(40)
pembanding kecil, jika diurutkan berdasarkan tingkat akurasinya adalah Springate (1978), Altman (1984) dan Wang dan Campbell (2010). Sedangkan untuk sampel pembanding besar, kesimpulannya bahwa Altman menempati urutan pertama, urutan kedua model prediksi Springate, sedangkan model prediksi Wang dan Campbell berada diurutan terakhir.
(41)
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi empiris. Studi empiris dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari perusahaan-perusahaan baik perusahaan yang mengalami delisting maupun yang tidak mengalami
delisting dengan analisis berdasarkan data keuangan dari laporan keuangan
selama tiga tahun berturut-turut.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan dari perusahaan yang telah delisting dari Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. Sebagai pembanding, digunakan pula laporan keuangan dari perusahaan yang tidak mengalami delisting. Laporan keuangan yang diperlukan berupa laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah
delisting dari Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013 maupun
perusahaan-perusahaan yang tidak mengalami delisting sehingga masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel yang
(42)
didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Kriteria umum penentuan sampel adalah:
1. Sampel perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya selama tiga tahun berturut-turut yang berakhir pada 31 Desember.
2. Sampel perusahaan yang dipilih tidak termasuk perusahaan yang bergerak di sektor keuangan dan perbankan.
Selain kriteria umum, terdapat kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk mengkategorikan sampel. Sampel dibagi menjadi dua kategori yaitu perusahaan yang mengalami delisting dan perusahaan yang tidak mengalami
delisting. Berikut kriteria khusus kategori I untuk perusahaan yang delisting:
1. Sampel perusahaan merupakan perusahaan yang mengalami forced
delisting pada periode 2009-2013 karena mengalami masalah keuangan
yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang bersangkutan mengalami
financial distress sehingga menimbulkan keraguan atas kelangsungan
usahanya (going concern).
2. Sampel perusahaan menyediakan data keuangan secara lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data selama tiga tahun berturut-turut yang mengacu pada laporan keuangan terakhir yang diterbitkan di BEI sebelum dinyatakan delisting. Apabila laporan keuangan terakhir yang diterbitkan di BEI tidak memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan, maka data yang akan diambil dari laporan keuangan periode sebelumnya (1-3 tahun sebelum delisting) selama tiga tahun berturut-turut.
(43)
Adapun kriteria khusus kategori II untuk perusahaan yang tidak mengalami delisting (listing):
1. Perusahaan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut pada periode yang sama dengan perusahaan yang telah delisting.
2. Sampel perusahaan yang dipilih tidak memiliki laba negatif secara berturut-turut yang menjadi indikator bahwa perusahaan tidak mengalami
financial distress. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999) dalam Almilia (2006) yang mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan yang mengalami laba bersih (net income) negatif selama beberapa tahun.
3. Sampel perusahaan dipilih dalam jumlah yang sama dengan sampel perusahaan yang telah delisting dan dari sub sektor industri yang sejenis dengan perusahaan yang telah delisting.
Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan Status Sub Sektor Industri
1 Jaka Inti Realtindo Tbk. Delisting Real Estate and Property
2 Bakrieland Development Tbk. Listing Real Estate and Property
3 Daya Sakti Unggul Corporindo
Tbk. Delisting
Lumber and Wood Products
4 Tirta Mahakam Resources Tbk. Listing Lumber and Wood Products
5 Infoasia Teknologi Global Tbk. Delisting Telecommunication
6 Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk. Listing Telecommunication 7 New Century Development Tbk. Delisting Real Estate and
Property
8 Ciputra Property Tbk. Listing Real Estate and Property
(44)
Lanjutan Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan Status Sub Sektor Industri
9 Suryainti Permata Tbk. Delisting Real Estate and Property
10 Cowell Development Tbk. Listing Real Estate and Property
11 Surya Intrindo Makmur Tbk. Delisting Apparel and Other Textile Products
12 Indorama Synthetics Tbk. Listing Apparel and Other Textile Products
13 Panca Wiratama Sakti Tbk. Delisting Real Estate and Property
14 Perdana Gapuraprima Tbk. Listing Real Estate and Property
15 Indo Setu Bara Resources Tbk. Delisting Mining and Mining Services
16 Indo Tambangraya Megah Tbk. Listing Mining and Mining Services
17 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk. Delisting Paper and Allied
Products
18 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Listing Paper and Allied Products
19 Dayaindo Resources International
Tbk. Delisting
Real Estate and Property
20 Lippo Cikarang Tbk. Listing Real Estate and Property
Sumber: Indonesian Capital Market Directory dan Annual Report IDX
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis data sekunder. Data diperoleh dari pojok BEI, Indonesian Capital Market
Directory (ICMD), dan website www.idx.co.id.
E. Definisi Operasional Variabel
Penggunaan model prediksi kebangkrutan dalam penelitian ini digunakan dalam memprediksi terjadinya forced delisting suatu perusahaan yang mengindikasikan perusahaan tersebut mengalami financial distress
(45)
sebelum dinyatakan delisting. Model prediksi yang digunakan meliputi model Altman, model Springate, dan model Zmijewski. Berikut ini variabel-variabel yang diukur dengan rasio keuangan yang digunakan oleh masing-masing model prediksi beserta definisinya:
1. Working Capital / Total Asset
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman dan Springate. Perhitungan rasio ini dihitung dengan rumus:
2. Retained Earnings / Total Asset
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman. Perhitungan rasio ini dengan cara:
3. Earning Before Interest and Taxes/Total Asset
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman dan Springate. Rumus perhitungannya:
(46)
4. Market Value of Equity / Book Value of Total Debt
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman. Perhitungan rasio ini dengan cara:
5. Sales / Total Asset
Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman dan Springate. Rumus perhitungannya:
6. Net Profit before Taxes/Current Liabilities
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum pembayaran pajak dari hutang jangka pendeknya. Rasio ini digunakan dalam model Springate. Perhitungan rasio ini dengan cara:
(47)
7. Return On Assets (ROA)
ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba (Prastowo dan Julianty, 2005:91). Rasio ini digunakan dalam model Zmijewski. Rumus perhitungannya:
8. Leverage
Leverage menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo dan Julianty, 2005:89). Debt ratio menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Rasio ini digunakan dalam model Zmijewski. Rumus perhitungannya:
9. Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek (Prastowo dan Julianty, 2005:83). Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio ini digunakan dalam model Zmijewski. Rumus perhitungannya:
(48)
F. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, teknik analisis data yang dilakukan meliputi empat hal berikut ini:
a. Perhitungan rasio keuangan
Perhitungan rasio keuangan terhadap seluruh data menggunakan rasio-rasio keuangan dalam model prediksi Altman, Springate, dan Zmijewski.
b. Statistik deskriptif
Statistik ini dapat memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan meliputi variabel penelitian berupa rasio keuangan dari seluruh model prediksi yang digunakan dalam penelitian ini.
c. Perhitungan masing-masing model prediksi kebangkrutan untuk masing-masing perusahaan yang delisting maupun listing.
1) Model Altman Z-Score
Bentuk persamaan model Altman adalah sebagai berikut: Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5
Dimana:
X1 = Working Capital / Total Asset X2 = Retained Earnings / Total Asset
(49)
X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt X5 = Sales / Total Asset
Skor yang diperoleh perusahaan sampel dari perhitungan rumus di atas dapat dibandingkan dengan nilai cut off untuk kategori berikut:
Nilai Cut Off Prediksi
Z < 1,81 Bangkrut Z antara 1,81 –
2,99
Grey area (tidak dapat ditentukan apakah
perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan)
Z > 2,99 Tidak bangkrut
2) Model Springate
Bentuk persamaan model Springate adalah sebagai berikut: S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C +0,4 D
Dimana:
A = Working Capital / Total Asset
B = Net Profit before Interest and Taxes / Total Asset C = Net Profit before Taxes / Current Liabilities D = Sales / Total Asset
Skor yang diperoleh perusahaan sampel dari perhitungan rumus di atas dapat dibandingkan dengan nilai cut off untuk kategori berikut:
Nilai Cut Off Prediksi
S > 0,862 Tidak bangkrut S < 0,862 Bangkrut
(50)
3) Model Zmijewski
Bentuk persamaan model Zmijewski adalah sebagai berikut: X = -4,3 - 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3
Dimana: X1 = ROA
X2 = Leverage (Debt Ratio) X3 = Likuiditas (Current Ratio)
Skor yang diperoleh perusahaan sampel dari perhitungan rumus di atas dapat dibandingkan dengan nilai cut off untuk kategori berikut:
Nilai Cut Off Prediksi
X > 0 Bangkrut X < 0 Tidak bangkrut
d. Pembuatan tabel perbandingan hasil prediksi model Altman, Springate, dan Zmijewski. Skor yang dicantumkan dalam tabel merupakan skor berdasarkan perhitungan model prediksi selama tiga tahun berturut-turut sebelum perusahaan mengalami delisting. Sama halnya untuk perusahaan yang tidak mengalami delisting (listing), skor yang dicantumkan merupakan skor selama tiga tahun berturut-turut. Kolom
“status” menunjukkan keadaan sesungguhnya dari sampel perusahaan
yang diteliti, apakah perusahaan berstatus delisting atau listing pada tahun tertentu. Berikut contoh format tabel beserta contoh pengisian kolomnya:
(51)
Model Prediksi Altman
No Kode Perusahaan
Skor Tahunan Rata-rata Skor
Prediksi Status (Tahun) Th I Th
II Th III
1 PTRA xxx xxx xxx xxx bangkrut delisting
(2011) dst
Model Prediksi Springate
No Kode Perusahaan
Skor Tahunan Rata-rata Skor
Prediksi Status (Tahun) Th I Th
II Th III
1 PTRA xxx xxx xxx xxx tidak bangkrut
delisting
(2011) dst
Model Prediksi Zmijewski
No Kode Perusahaan
Skor Tahunan Rata-rata Skor
Prediksi Status (Tahun) Th I Th
II Th III
1 PTRA xxx xxx xxx xxx bangkrut delisting
(2011) dst
*Th = tahun
2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua tentang model prediksi yang paling tepat digunakan untuk memprediksi perusahaan yang delisting atau tidak mengalami delisting dilakukan dengan cara menganalisis ketepatan hasil prediksi model-model tersebut dengan melakukan perbandingan
(52)
antara hasil prediksi dengan keadaan perusahaan sesungguhnya. Analisis disertai dengan perhitungan persentase keakuratan masing-masing model prediksi dalam memprediksi terjadinya delisting suatu perusahaan.
Indikator perusahaan bangkrut di pasar modal adalah perusahaan
delisted (Hadi dan Anggraeni, 2008). Prediksi dianggap tepat apabila
perusahaan diprediksi bangkrut (delisting), maka perusahaan tersebut mengalami delisting sedangkan apabila perusahaan diprediksi tidak bangkrut (tidak mengalami delisting), maka perusahaan tersebut tidak mengalami delisting. Ketepatan model prediksi yang tertinggi dapat dilihat dari tingkat akurasinya yang paling tinggi. Tingkat akurasi menunjukkan berapa persentase model dalam memprediksi kondisi perusahaan dengan benar berdasarkan keseluruhan sampel yang ada (Christianti, 2013). Tingkat akurasi tiap model dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tingkat Akurasi =
x 100% Jumlah Sampel
Selain tingkat akurasi, penelitian ini juga menganalisis persentase tipe kesalahannya (tipe error). Tipe Error I adalah kesalahan yang terjadi jika model memprediksi sampel tidak bangkrut (tidak mengalami
delisting) padahal kenyataannya bangkrut (mengalami delisting). Tipe
Error II adalah kesalahan yang terjadi jika model memprediksi sampel
mengalami bangkrut (delisting) padahal kenyataannya tidak bangkrut (tidak mengalami delisting). Tingkat error dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
(53)
Tipe Error I = x 100% Jumlah Sampel
Tipe Error II = x 100% Jumlah Sampel
Tingkat akurasi dan error selanjutnya digunakan untuk menyimpulkan model mana yang paling sesuai untuk diterapkan (Rismawaty, 2012). Model prediksi yang memiliki tingkat akurasi dengan persentase tertinggi dan tipe error yang rendah akan dipilih sebagai model prediksi yang memiliki ketepatan tertinggi dalam memprediksi delisting atau tidaknya suatu perusahaan di BEI.
(54)
36 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel
Perusahaan yang akan diteliti terdiri atas perusahaan yang telah keluar dari BEI (delisting) periode 2009-2013 dan perusahaan yang masih terdaftar di BEI pada periode yang sama. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengalami delisting paksa oleh pihak BEI karena menimbulkan keraguan atas kelangsungan usahanya:
Tabel 3. Daftar Perusahaan Delisting No Kode Nama
Perusahaan Tanggal Pencatatan Tanggal Penghapusan Pencatatan Alamat 1 JAKA Jaka Inti
Realtindo Tbk. 2 Agustus 2000 19 Februari 2009
Jl. Cideng Timur No. 78A Jakarta 10160
2 DSUC Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. 25 Maret 1997 9 Desember 2009 Wisma BSG, 12th Floor Jl. Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160
3 IATG Infoasia Teknologi Global Tbk. 15 November 2001 29 Desember 2009 Menara Thamrin 15th Floor Jl. MH. Thamrin Kav. 3 Jakarta 10250
4 PTRA New Century Development Tbk. 28 Maret 1994 24 Januari 2011 Mayapada Tower 19th Fl. Jln. Jend. Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920 5 SIIP Suryainti
Permata Tbk. 8 Januari 1998 28 Februari 2012 Wisma Permata Jln. Panglima Sudirman 55, Surabaya 60271 Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Fact Book IDX
(55)
Lanjutan Tabel 3. Daftar Perusahaan Delisting No Kode Nama Tanggal
Pencatatan
Tanggal Penghapusan
Pencatatan
Alamat 6 SIMM Surya
Intrindo Makmur Tbk. 28 Maret 2000 3 Desember 2012
Jl. Raya Tambak Sawah No. 8 Waru, Sidoarjo, Jawa Timur 7 PWSI Panca
Wiratama Sakti Tbk.
10 Maret 1994
17 Mei 2013 Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok B-6 Jl. Ir. H. Juanda No. 50
Ciputat15419, Banten
8 CPDW Indo Setu Bara Resources Tbk. 18 Juni 1990 12 September 2013 Mayapada Tower Building 19th Floor, Unit 19-05A Jl. Jend. Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920 9 SAIP Surabaya
Agung Industri Pulp & Kertas Tbk. 3 Mei 1993 31 Oktober 2013 Jalan Kedungdoro No. 60 8th-10th Floor Surabaya 60251 Jawa Timur-Indonesia 10 KARK Dayaindo
Resources International Tbk. 20 Juli 2001 27 Desember 2013 Graha Mandiri Building 27th Floor
Jl. Imam Bonjol No. 61 Jakarta 10310
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Fact Book IDX
*keterangan lengkap tentang alasan delisting perusahaan dapat dilihat pada lampiran I halaman 75-76.
(56)
Perusahaan yang tidak mengalami delisting (listing) dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam sub sektor industri yang sama dengan sampel perusahaan yang delisting dan diambil dari periode tahun yang sama. Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang tidak mengalami delisting dan telah dipilih secara purposive sampling:
Tabel 4. Daftar Perusahaan Listing
No Kode Nama Tanggal
Pencatatan Alamat 1 ELTY Bakrieland
Development Tbk.
30 Oktober 1995 Wisma Bakrie I, 6th & 7th Floor
Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920
2 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk.
13 Desember 1999
Gapura Prima Office Tower (The
Bellezza) 20th Floor Jl. Letjend. Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau-Jakarta 12210 3 TLKM Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk.
14 November 1995
GKP Bandung Jl. Japati No. 1, Bandung 40133, Jawa Barat 4 CTRP Ciputra Property
Tbk.
7 November 2007
Jl. Prof. DR Satrio Kav. 6
Jakarta 12940 5 COWL Cowell
Development Tbk.
19 Desember 2007
Graha Atrium 6th Floor
Jl. Senen Raya No. 135
Jakarta 10410 6 INDR Indorama
Synthetics Tbk.
3 Agustus 1990 Graha Irama 17th Floor
Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1-2 Kuningan, Jakarta 12950
(57)
Lanjutan Tabel 4. Daftar Perusahaan Listing
No Kode Nama Tanggal
Pencatatan Alamat 7 GPRA Perdana
Gapuraprima Tbk.
10 Oktober 2007 Bellezza Arcade 2nd Floor
The Bellezza Permata Hijau Jl. Letjend. Supeno No. 34, Permata Hijau Jakarta 12210 8 ITMG Indo
Tambangraya Megah Tbk.
18 Desember 2007
Pondok Indah Office Tower III, 3rd Floor Jl. Sultan Iskandar Muda
Pondok Indah Kav. V-TA
Jakarta Selatan 12310
9 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
3 April 1990 Jl. Raya Surabaya – Mojokerto Km. 44, Sidoarjo, East Java 10 LPCK Lippo Cikarang
Tbk.
24 Juli 1997 Easton Commercial Centre
Jl. Gunung
Panderman Kav. 05 Lippo Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
B. Deskripsi Data
Data yang akan diolah dalam penelitian merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan sampel yang mengalami delisting maupun tidak mengalami delisting di Bursa Efek Indonesia. Data tersebut dapat diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau mengunduh laporan keuangan perusahaan melalui website IDX (www.idx.co.id). Data laporan keuangan yang digunakan periode 2005-2012 yang berakhir pada 31 Desember.
(58)
Data yang diambil dari masing-masing perusahaan sampel memiliki periode tahun yang berbeda-beda, tergantung pada kelengkapan data yang dibutuhkan. Sebanyak empat perusahaan yang telah delisting memiliki kelengkapan data keuangan selama tiga tahun berturut-turut dalam periode satu tahun sebelum delisting, yaitu PT. Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. (DSUC) tahun 2006-2008, PT. Infoasia Teknologi Global Tbk. (IATG) tahun 2006-2008, PT. Indo Setu Bara Resources Tbk. (CPDW) tahun 2010-2012, dan PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk. (SAIP) tahun 2010-2012. Sebanyak empat perusahaan memiliki kelengkapan data keuangan selama tiga tahun berturut-turut dalam periode dua tahun sebelum delisting, yaitu PT. Jaka Inti Realtindo Tbk. (JAKA) tahun 2005-2007, PT. New Century Development Tbk. (PTRA) tahun 2007-2009, PT. Suryainti Permata Tbk. (SIIP) tahun 2008-2010, dan PT. Dayaindo Resources International Tbk. (KARK) tahun 2009-2011. Sedangkan dua perusahaan lainnya memiliki kelengkapan data keuangan tiga tahun berturut-turut dalam periode tiga tahun sebelum delisting, yaitu PT. Surya Intrindo Makmur Tbk. (SIMM) tahun 2007-2009, dan PT. Panca Wiratama Sakti Tbk. (PWSI) tahun 2008-2010. Untuk perusahaan yang tidak mengalami delisting akan menggunakan periode waktu yang sama dengan perusahaan yang telah mengalami delisting. Berikut akan disajikan gambaran periode data yang digunakan berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember:
(59)
Tabel 5. Periode Laporan Keuangan Yang Digunakan
No Kode Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 JAKA 2 ELTY 3 DSUC 4 TIRT 5 IATG 6 TLKM 7 PTRA 8 CTRP 9 SIIP 10 COWL 11 SIMM 12 INDR 13 PWSI 14 GPRA 15 CPDW 16 ITMG 17 SAIP 18 TKIM 19 KARK 20 LPCK
Sumber: Data diolah
Untuk mendeskripsikan data yang akan digunakan, data yang telah dikumpulkan akan diolah menggunakan program SPSS untuk melakukan perhitungan statistik deskriptif variabel-variabel yang meliputi semua rasio keuangan yang dibutuhkan dalam model Altman Z-Score, model Springate, dan model Zmijewski. Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran mengenai nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi. Statistik deskriptif untuk kategori I perusahaan delisting disajikan dalam tabel berikut:
(60)
Tabel 6. Statistik Deskriptif Kategori I: Perusahaan Delisting
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation WC_TA 30 -1.84865 .49620 -.1123177 .66437613 RE_TA 30 -5.10275 1.21166 -1.0696890 1.68731218 EBIT_TA 30 -.44495 .11144 -.0377503 .11890093 MVE_TD 30 .00712 11.84564 1.6295437 2.65209981 S_TA 30 .00093 1.63735 .4083820 .49248307 EBT_CL 30 -71.60000 6.10850 -2.2543120 13.16738305 ROA 30 -.72274 .12295 -.0568963 .17480251 DR 30 .11160 2.23915 .8037880 .62785037 CR 30 .14814 18.45640 2.6103813 3.57750516 Valid N (listwise) 30
Sumber: Data diolah (SPSS)
Untuk kategori II perusahaan yang tidak mengalami delisting sehingga masih terdaftar (listing) di BEI, statistik deskriptifnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 7. Statistik Deskriptif Kategori II: Perusahaan Listing
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation WC_TA 30 -.13562 .52312 .2347387 .19378445 RE_TA 30 -.03085 .42618 .1447617 .12279437 EBIT_TA 30 .00337 .44785 .1006993 .12618720 MVE_TD 30 .08168 17.29919 2.7024047 3.99867996 S_TA 30 .08326 1.63553 .6096890 .47644048 EBT_CL 30 -.18403 1.61939 .4000367 .50553978 ROA 30 -.11941 .34926 .0589143 .09086171 DR 30 .05942 .76930 .4926377 .19159549 CR 30 .54160 11.95821 2.6494880 2.97482136 Valid N (listwise) 30
(61)
Keterangan:
WC_TA = Working Capital to Total Asset RE_TA = Retained Earnings to Total Asset
EBIT_TA = Earning Before Interest and Taxes to Total Asset MVE_TD = Market Value of Equity to Book Value of Total Debt S_TA = Sales to Total Asset
EBT_CL = Net Profit before Taxes to Current Liabilities ROA = Return On Asset
DR = Debt Ratio CR = Current Ratio
Sembilan variabel penelitian dalam tabel 6 dan tabel 7 merupakan rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam ketiga model prediksi kebangkrutan. Masing-masing kategori menggunakan data yang diambil dari 10 perusahaan dengan data keuangan selama tiga tahun berturut-turut. Bila dibandingkan hasil statistik deskriptif antara kategori I dan II, variabel-variabel dalam kategori I cenderung memiliki nilai rata-rata yang negatif dibandingkan kategori II.
Untuk kategori I, variabel WC_TA (working capital to total asset) memiliki nilai tertinggi sebesar 0,49620 dan nilai terendah sebesar -1,84865 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar -1,123177 dan 0,66437613. Nilai tertinggi WC_TA dimiliki oleh PT. Dayaindo Resources International Tbk. tahun 2011 dan nilai terendah WC_TA dimiliki oleh PT. Panca Wiratama Sakti Tbk. tahun 2010. Sedangkan untuk kategori II, variabel WC_TA memiliki nilai tertinggi sebesar 0,52312 dan nilai terendah sebesar
(62)
-0,13562 dengan rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,2347387 dan 0,19378445. Nilai tertinggi WC_TA dimiliki oleh PT. Cowell Development Tbk. tahun 2009 dan nilai terendah WC_TA dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2008.
Rata-rata WC_TA yang dimiliki oleh kategori II bernilai positif sedangkan kategori I bernilai negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak mengalami delisting memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika modal kerja bersih bernilai positif maka perusahaan jarang menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya sedangkan jika modal bersih bernilai negatif maka perusahaan kemungkinan akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut (Endri, 2009).
Variabel RE_TA (retained earnings to total asset) untuk kategori I memiliki nilai tertinggi sebesar 1,21166 yang dimiliki oleh PT. Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. tahun 2007 dan nilai terendah sebesar -5,10275 yang dimiliki oleh PT. New Century Development tahun 2007. Nilai rata-rata dan standar deviasinya masing-masing sebesar -1,0696890 dan 1,68731218. Sedangkan variabel RE_TA untuk kategori II memiliki nilai tertinggi sebesar 0,42618 yang dimiliki oleh PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. tahun 2011 dan nilai terendah sebesar -0,03085 yang dimiliki oleh PT. Bakrieland Development Tbk. tahun 2005. Nilai rata-rata dan standar deviasinya
(63)
masing-masing sebesar 0,1447617 dan 0,12279437. Kategori I memiliki rata-rata RE_TA lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata RE_TA kategori II. Semakin rendah RE_TA maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan dari aktivanya semakin kecil sehingga kemungkinan perusahaan mengalami financial distress hingga kebangkrutan menjadi semakin tinggi.
Untuk kategori I, variabel EBIT_TA (earnings before interest and
taxes to total asset) memiliki nilai tertinggi sebesar 0,11144 yang dimiliki oleh
PT. Indo Setu Bara Resources Tbk. tahun 2012 dan nilai terendah sebesar -0,44495 yang dimiliki oleh PT. Indo Setu Bara Resources Tbk. tahun 2011.
Nilai rata-rata dan standar deviasinya masing-masing sebesar -0,0377503 dan 0,11890093. Sedangkan untuk kategori II variabel EBIT_TA memiliki nilai tertinggi sebesar 0,44785 dan nilai terendah sebesar 0,00337 yang masing-masing dimiliki oleh PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. tahun 2011 dan PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. tahun 2008. Nilai rata-rata dan standar deviasinya masing-masing sebesar 0,1006993 dan 0,12618720. Dalam hal ini, kategori I memiliki rata-rata EBIT_TA yang lebih kecil daripada rata-rata EBIT_TA kategori II. Semakin rendah EBIT_TA menunjukkan semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan perusahaan.
Variabel MVE_TD(market value of equity to book value of total debt) untuk kategori I memiliki rata-rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 1,6295437 dan 2,65209981 dengan nilai tertinggi sebesar 11,84564 dan nilai terendah sebesar 0,00712. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Jaka Inti Realtindo
(1)
Model Altman Z-Score
2007 0.51157 0.08237 0.01104 5.80357 0.02632 6.43488
2006 0.53116 0.07785 0.00748 7.10739 0.03229 7.75618
2005 0.55135 0.06790 0.00312 2.18622 0.03067 2.83925
2007 0.47936 0.01394 0.09858 4.83946 0.13702 5.56835
2006 0.06256 -0.00350 0.09946 0.63220 0.16414 0.95485
2005 0.40910 -0.04319 0.06052 0.11019 0.12575 0.66237
2008 -1.26836 -1.52163 -0.53702 0.23138 1.63735 -1.45828
2007 -0.57943 1.69633 -0.26997 0.17138 1.33442 2.35273
2006 -0.30314 -0.49392 0.03544 0.15127 1.23225 0.62190
2008 0.01320 -0.02925 0.01112 0.06956 1.14116 1.20579
2007 0.36857 0.14138 0.22651 0.20019 1.39561 2.33227
2006 0.11917 0.13530 0.02716 0.16305 1.23332 1.67800
2008 0.01897 0.45047 0.07753 0.45387 0.86618 1.86702
2007 0.07564 0.48045 0.28786 0.81376 0.94492 2.60264
2006 0.15056 0.43245 0.27991 0.79836 1.06072 2.72199
2008 -0.16274 0.43264 0.80668 0.94703 0.66505 2.68866
2007 -0.06868 0.47148 1.06460 1.57381 0.72436 3.76558
2006 -0.10565 0.40909 0.94839 1.57111 0.68268 3.50563
2009 0.26849 -7.08787 -0.00777 0.17295 0.00202 -6.65219
2008 0.26701 -7.10438 -0.01493 0.17303 0.00249 -6.67678
2007 0.27933 -7.14385 -0.46319 0.28731 0.04294 -6.99747
2009 0.46994 0.23649 0.10069 4.16609 0.09239 5.06561
2008 0.50613 0.16211 0.09037 1.81396 0.08954 2.66211
2007 0.52021 0.09200 0.09648 2.88093 0.08326 3.67289
2010 0.48531 0.33201 -0.01176 0.25714 0.00093 1.06362
2009 0.53101 0.34656 -0.01358 0.31547 0.00226 1.18172
2008 0.26787 0.28314 0.15150 0.51907 0.05967 1.28125
2010 -0.07681 0.25684 0.14568 0.40518 0.37646 1.10734
2009 0.62774 0.33628 0.35111 2.07711 0.47676 3.86900
2008 0.48616 0.25308 0.18264 2.09568 0.40399 3.42153 1,2*X1 1,4*X2 3,3*X3 0,6*X4 1,0*X5 Z
D
L
D
L
D
L
STATUS TAHUN D
L
D
L
IATG
TLKM
PTRA
CTRP
SIIP
COWL 6
7
8
9
10 5
KODE JAKA
ELTY
DSUC
TIRT NO
1
2
3
4
(2)
Model Altman Z-Score (lanjutan)
2009 0.00438 -2.96206 -0.44088 1.01993 0.07027 -2.30836
2008 -0.88724 -2.06858 -1.12299 0.87960 0.56679 -2.63241
2007 0.07245 -0.72412 -0.00844 1.36206 1.12279 1.82474
2009 0.05023 0.24175 0.02487 0.06774 0.89894 1.28354
2008 0.02155 0.19000 0.04418 0.04901 0.90837 1.21312
2007 0.06993 0.17182 0.05706 0.07882 0.81075 1.18838
2010 -2.21838 -2.14969 -0.04281 0.00427 0.00165 -4.40496
2009 -2.11152 -2.12888 -0.02795 0.00437 0.00650 -4.25748
2008 -2.09839 -2.04346 -0.02513 0.01156 0.00736 -4.14805
2010 0.56190 0.12036 0.15431 0.44812 0.26111 1.54580
2009 0.57064 0.07214 0.14446 0.36037 0.23079 1.37840
2008 0.51422 0.02250 0.13460 0.75428 0.21712 1.64272
2012 0.11969 -3.82613 0.36774 0.44505 0.30056 -2.59309
2011 -0.01920 -4.58096 -1.46833 0.45553 0.12301 -5.48995
2010 0.10673 -1.10533 -0.55792 0.14008 0.89783 -0.51861
2012 0.42803 0.57221 1.23579 5.95230 1.63553 9.82387
2011 0.46806 0.59665 1.47790 5.80627 1.50897 9.85785
2010 0.30462 0.40204 1.09901 10.37951 1.53086 13.71605
2012 -0.01871 -1.64425 -0.20892 1.18600 0.12442 -0.56147
2011 0.06574 -1.46126 0.02619 1.42705 0.17274 0.23046
2010 -0.02561 -1.52682 -0.11460 0.06984 0.16526 -1.43194
2012 0.33024 0.12015 0.10570 0.08602 0.49277 1.13489
2011 0.25818 0.09524 0.13539 0.10281 0.53671 1.12832
2010 0.25718 0.06490 0.11193 0.16164 0.57464 1.17029
2011 0.59544 0.12087 0.09130 1.38626 0.32382 2.51770
2010 0.53908 0.12840 0.15640 1.17245 0.48665 2.48299
2009 0.04474 0.14747 0.10339 0.32556 0.60638 1.22754
2011 0.24960 0.29755 0.50500 0.61245 0.44196 2.10656
2010 0.37308 0.14780 0.22428 0.14911 0.24231 1.13658
2009 0.34487 0.10019 0.20478 0.08927 0.20835 0.94745
ITMG L
SAIP D
19
20
SIMM D
INDR L
PWSI D
GPRA L 13
14
15
16
17
18 TKIM L
KARK D
LPCK L CPDW D
3,3*X3 0,6*X4 1,0*X5 Z
11
12
NO KODE STATUS TAHUN 1,2*X1 1,4*X2
(3)
Model Springate
2007 0.43910 0.01027 0.02129 0.01053 0.48119
2006 0.45592 0.00696 0.04617 0.01292 0.52196
2005 0.47324 0.00290 0.03874 0.01227 0.52715
2007 0.41145 0.09171 0.14544 0.05481 0.70341
2006 0.05369 0.09252 0.06135 0.06566 0.27322
2005 0.35114 0.05630 0.10530 0.05030 0.56304
2008 -1.08868 -0.49959 -0.17493 0.65494 -1.10826
2007 -0.49734 -0.25115 -0.14082 0.53377 -0.35555
2006 -0.26019 0.03297 -0.03036 0.49290 0.23532
2008 0.01133 0.01035 -0.12146 0.45646 0.35668
2007 0.31635 0.21073 0.00696 0.55825 1.09228
2006 0.10229 0.02527 0.00860 0.49333 0.62948
2008 0.01628 0.07213 -0.03366 0.34647 0.40122
2007 0.06492 0.26780 0.11859 0.37797 0.82928
2006 0.12923 0.26040 0.23577 0.42429 1.04969
2008 -0.13968 0.75046 0.49657 0.26602 1.37336
2007 -0.05895 0.99040 0.81709 0.28974 2.03829
2006 -0.09068 0.88229 0.70686 0.27307 1.77154
2009 0.23045 -0.00723 0.00165 0.00081 0.22568
2008 0.22919 -0.01389 -0.00870 0.00100 0.20759
2007 0.23975 -0.43091 -0.00274 0.01717 -0.17672
2009 0.40336 0.09368 0.58081 0.03696 1.11481
2008 0.43443 0.08407 0.89704 0.03581 1.45136
2007 0.44651 0.08976 0.56507 0.03330 1.13464
2010 0.41656 -0.01094 0.00155 0.00037 0.40754
2009 0.45579 -0.01264 -0.03328 0.00090 0.41078
2008 0.22992 0.14094 0.23727 0.02387 0.63200
2010 -0.06593 0.13552 0.08108 0.15058 0.30126
2009 0.53881 0.32664 0.24916 0.19071 1.30531
2008 0.41728 0.16991 0.08341 0.16160 0.83219
10 COWL L
0,4*D S
4 TIRT L
5 IATG D 2 ELTY L
8 CTRP L
9 SIIP D 6 TLKM L
7 PTRA D 3 DSUC D
NO KODE STATUS TAHUN 1 JAKA D
1,03*A 3,07*B 0,66*C
(4)
Model Springate (lanjutan)
2009 0.00376 -0.41015 -47.25600 0.02811 -47.63428
2008 -0.76155 -1.04472 -0.78597 0.22672 -2.36551
2007 0.06219 -0.00785 -0.06833 0.44912 0.43512
2009 0.04311 0.02314 0.00657 0.35958 0.43239
2008 0.01850 0.04110 0.00020 0.36335 0.42315
2007 0.06002 0.05308 0.01077 0.32430 0.44817
2010 -1.90411 -0.03983 -0.00390 0.00066 -1.94717
2009 -1.81239 -0.02601 -0.01614 0.00260 -1.85193
2008 -1.80111 -0.02338 -0.00649 0.00295 -1.82804
2010 0.48230 0.14355 0.05809 0.10444 0.78839
2009 0.48980 0.13439 0.04388 0.09231 0.76038
2008 0.44138 0.12521 0.03161 0.08685 0.68505
2012 0.10273 0.34211 0.67828 0.12022 1.24334
2011 -0.01648 -1.36600 -2.25404 0.04920 -3.58731
2010 0.09161 -0.51903 0.20169 0.35913 0.13339
2012 0.36739 1.14966 0.89271 0.65421 3.06397
2011 0.40175 1.37489 1.06880 0.60359 3.44903
2010 0.26147 1.02241 0.55215 0.61235 2.44838
2012 -0.01606 -0.19436 -0.39704 0.04977 -0.55770
2011 0.05643 0.02437 4.03161 0.06910 4.18150
2010 -0.02198 -0.10662 -0.19292 0.06610 -0.25541
2012 0.28346 0.09834 0.05239 0.19711 0.63129
2011 0.22160 0.12596 0.09982 0.21468 0.66207
2010 0.22074 0.10413 0.09789 0.22986 0.65262
2011 0.51109 0.08494 0.68378 0.12953 1.40934
2010 0.46271 0.14550 0.42377 0.19466 1.22665
2009 0.03840 0.09618 0.04978 0.24255 0.42692
2011 0.21424 0.46981 0.18740 0.17678 1.04823
2010 0.32023 0.20865 0.08885 0.09692 0.71465
2009 0.29601 0.19051 0.04634 0.08334 0.61620
TKIM L
KARK D
LPCK L 20
SAIP D
18
19 15
16
17
GPRA 12
13
14 L
CPDW D
ITMG L
1,03*A 3,07*B 0,66*C 0,4*D S
11
NO KODE STATUS TAHUN SIMM D
INDR L
PWSI D
(5)
Model Zmijewski
2007 -4,3 -0.02300 0.89492 -0.01486 -3.44294
2006 -4,3 -0.03934 0.75640 -0.01824 -3.60118
2005 -4,3 -0.02936 0.63613 -0.02047 -3.71370
2007 -4,3 -0.10579 1.50618 -0.01255 -2.91216
2006 -4,3 -0.12700 2.46585 -0.00459 -1.96573
2005 -4,3 -0.16378 2.81942 -0.00840 -1.65276
2008 -4,3 1.47844 9.04372 -0.00090 6.22126
2007 -4,3 1.02865 6.90647 -0.00176 3.63336
2006 -4,3 0.33618 5.61388 -0.00245 1.64761
2008 -4,3 0.53736 4.38500 -0.00407 0.61830
2007 -4,3 -0.00641 3.65443 -0.00744 -0.65942
2006 -4,3 -0.01015 3.72234 -0.00464 -0.59246
2008 -4,3 0.04681 2.14497 -0.00430 -2.11252
2007 -4,3 -0.17520 1.99110 -0.00539 -2.48950
2006 -4,3 -0.22348 1.99786 -0.00763 -2.53325
2008 -4,3 -0.52366 2.95183 -0.00217 -1.87400
2007 -4,3 -0.70506 2.70941 -0.00309 -2.29874
2006 -4,3 -0.65914 2.94954 -0.00271 -2.01231
2009 -4,3 -0.00822 3.62288 -0.00541 -0.69075
2008 -4,3 0.03828 3.62827 -0.00540 -0.63885
2007 -4,3 0.02010 3.56551 -0.00549 -0.71988
2009 -4,3 -0.09143 0.33870 -0.04783 -4.10056
2008 -4,3 -0.23280 0.41262 -0.03866 -4.15884
2007 -4,3 -0.10203 0.60665 -0.04723 -3.84260
2010 -4,3 -0.00135 2.90949 -0.01564 -1.40749
2009 -4,3 -0.11842 2.78497 -0.02540 -1.65885
2008 -4,3 -0.13878 3.17203 -0.01118 -1.27793
2010 -4,3 -0.14161 2.91341 -0.00337 -1.53157
2009 -4,3 -0.29691 2.09505 -0.01280 -2.51465
2008 -4,3 -0.14356 2.43313 -0.00790 -2.01833 X
10 COWL L
-4,5*X1 5,7*X2 -0,004*X3 -4,3
8 CTRP L
9 SIIP D 6 TLKM L
7 PTRA D 4 TIRT L
5 IATG D 2 ELTY L
3 DSUC D 1 JAKA D
NO KODE STATUS TAHUN
(6)
Model Zmijewski (lanjutan)
2009 -4,3 0.65621 8.26594 -0.01748 4.60467
2008 -4,3 3.25231 6.99151 -0.00059 5.94323
2007 -4,3 0.17583 3.73395 -0.00450 -0.39473
2009 -4,3 -0.09380 3.03055 -0.00447 -1.36772
2008 -4,3 -0.05468 3.41996 -0.00421 -0.93893
2007 -4,3 -0.01667 3.52788 -0.00470 -0.79350
2010 -4,3 0.05779 12.76313 -0.00061 8.52031
2009 -4,3 0.22477 12.68042 -0.00063 8.60456
2008 -4,3 0.36898 12.34555 -0.00064 8.41388
2010 -4,3 -0.12495 2.76883 -0.00890 -1.66502
2009 -4,3 -0.10643 3.22066 -0.00892 -1.19470
2008 -4,3 -0.03631 3.50912 -0.00759 -0.83478
2012 -4,3 -0.50146 4.75623 -0.00768 -0.05291
2011 -4,3 2.05178 5.34553 -0.00351 3.09380
2010 -4,3 -0.49049 4.87287 -0.00519 0.07719
2012 -4,3 -1.30376 1.86840 -0.00887 -3.74423
2011 -4,3 -1.57169 1.79713 -0.00946 -4.08402
2010 -4,3 -0.78099 1.92849 -0.00734 -3.15983
2012 -4,3 0.37080 2.01011 -0.00340 -1.92248
2011 -4,3 -0.55326 1.72442 -0.01195 -3.14079
2010 -4,3 0.16331 7.94524 -0.00329 3.80526
2012 -4,3 -0.05982 4.05445 -0.00963 -0.31500
2011 -4,3 -0.12407 4.05333 -0.00770 -0.37844
2010 -4,3 -0.08996 4.04762 -0.00877 -0.35111
2011 -4,3 -0.09279 0.82212 -0.07383 -3.64450
2010 -4,3 -0.14152 0.95288 -0.03094 -3.51958
2009 -4,3 -0.05246 2.56927 -0.00452 -1.78771
2011 -4,3 -0.56787 3.40698 -0.00560 -1.46649
2010 -4,3 -0.17597 3.77581 -0.00728 -0.70745
2009 -4,3 -0.07451 3.86818 -0.00704 -0.51337 -0,004*X3 X
20 LPCK L
-4,3 -4,5*X1 5,7*X2
18 TKIM L
19 KARK D 16 ITMG L
17 SAIP D 14 GPRA L
15 CPDW D 12 INDR L
13 PWSI D
NO KODE STATUS TAHUN 11 SIMM D