Aspek Hukum Pidana Terhadap Penelantaran Anak dikaitkan dengan

B. Aspek Hukum Pidana Terhadap Penelantaran Anak dikaitkan dengan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak Hukum pidana ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran- pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, dan perbuatan tersebut diancam dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan. 76 a. Orangpihak yang melakukan suatu tindak pidana, Berbicara mengenai aspek hukum pidana terhadap penelantaran anak, maka tidak dapat dilepaskan dengan permasalahan: b. Pertanggungjawaban orang yang melakukan suatu tindak pidana, dan c. Sanksi yang dikenakan kepada orang yang melakukan suatu tindak pidana. Salah satu faktor penting penyebab terjadinya penelantaran anak adalah faktor orangtuakeluarga. Orangtua yang memiliki kekuatan fisik ataupun non- fisik karena status yang tinggi dalam struktur keluarga atau merasa dirinya superioritas dapat berbuat apa saja, termasuk melakukan penelantaran terhadap anak. Anak dalam posisi yang lemah dan dilemahkan tidak berdaya menghadapi penelantaran tersebut. Pada konteks kekinian, pangkal penyebab terjadinya penelantaran anak adalah rapuhnya tatanan keluarga. Karakteristik tatanan keluarga yang rapuh diantaranya adalah ketidakmampuan orangtua dalam mendidik anak dengan 76 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hlm. 257. Universitas Sumatera Utara sebaik-baiknya disebut juga dengan penelantaran pendidikan, kelembutan, dan kasih sayang dari orangtua terhadap anak. Ruang keluarga yang dihiasi oleh suasana pertengkaran, perselisihan dan permusuhan adalah sumber terjadinya penelantaran anak dan yang paling terkena imbasnya adalah anak. 77 “Dipidananya seseorang tidaklah cukup apabila orang tersebut telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat melawan hukum. Jadi meskipun perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik dalam undang-undang dan tidak dibenarkan, namun hal tersebut belum memenuhi syarat untuk penjatuhan pidana. Untuk pemidanaan masih perlu adanya syarat, bahwa orang yang melakukan perbuatan tersebut mempunyai Orangtuakeluargarumah tangga adalah fondasi primer bagi perkembangan, kepribadian dan tingkah laku anak. Keberhasilan keluarga orangtua dalam membentuk watak anak sangat bergantung pada subjek-subjek dalam keluarga tersebut. Orangtua sebagai subjek terpenting dalam keluarga, semestinya dapat mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Pola pendidikan yang diselimuti kasih sayang dan kelembutan akan menjadi kunci tercapainya derajat kualitas anak, sehingga di kemudian hari tidak akan terjadi lagi anak-anak yang diterlantarkan oleh orangtuanya. Berbicara tentang pertanggungjawaban pidana, maka tidak dapat dilepaskan dengan tindak pidana. Dasar adanya tindak pidana adalah asas legalitas, sedangkan dasar dapat dipidananya pelaku tindak pidana adalah asas kesalahan. Artinya adalah bahwa pelaku tindak pidana penelantaran anak hanya akan dapat dipidana jika ia mempunyai kesalahan dalam melakukan tindak pidana penelantaran tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, Sudarto menyatakan bahwa: 77 Abu Huraerah, op.cit., hlm. 68. Universitas Sumatera Utara kesalahan atau bersalah. Orang tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya atau jika dilihat dari sudut perbuatannya, perbuatannya baru dapat dipertanggungjawabkan kepada orang tersebut.” 78 Salah satu usaha penanggulangan kejahatan ialah menggunakan hukum pidana dengan sanksinya yang berupa pidana. Penanggulangan kejahatan dengan menggunakan sanksi pidana merupakan cara yang paling tua, setua peradaban manusia. Negara, Pemerintah, masyarakat, keluarga dan orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak dari penelantaran. Negara dan Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak dari penelantaran. Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dari penelantaran dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak dari penelantaran. Orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak dari dari perlakuan penelantaran. 79 Tindak pidana penelantaran anak diatur lebih lengkap dan rinci dalam Pasal 77 huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang mengatur tentang ketentuan pidana yaitu berupa sanksi pidana penjara dan Pembuatan hukum pidana adalah bagian dari kerangka menanggulangi kejahatan, artinya setiap perbuatan negatif yang ada dalam masyarakat tentunya mendapat reaksi dari masyarakat dalam kerangka untuk menekan kejahatan tersebut. 78 Sudarto, Hukum Pidana 1, Semarang: Bahan Penyediaan Bahan-bahan Kuliah FH UNDIP, 1988, hlm. 44 79 Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, Bandung: Nusa Media, 2011, hlm. 20. Universitas Sumatera Utara sanksi pidana denda bagi pelaku penelantaran anak, yang berbunyi sebagai berikut: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp100.000.000,- seratus juta rupiah.” Bila dilihat rumusan dari pasal tersebut, maka dapat ditarik unsur-unsurnya sebagai berikut: a. Setiap orang. b. Dengan sengaja. c. Melakukan tindakan penelantaran terhadap anak. d. Mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial. Pasal 77 huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi dasar penerapan sanksi pidana penjara dan sanksi pidana denda bagi pelaku penelantaran terhadap anak. Sanksi tersebut dibentuk oleh pembuat undang-undang untuk memberikan efek jera kepada para pelaku, khususnya kepada orang tua, serta mendorong adanya langkah konkret untuk memulihkan kembali fisik, psikis dan sosial anak korban penelantaran. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi anak korban penelantaran di kemudian hari agar tidak menjadi korban penelantaran yang sama. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya ketentuan pidana dalam Undang-Undang Perlindungan Anak maka sudah sepantasnya anak mendapatkan perlindungan, pengayoman, kasih sayang serta pendidikan yang berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak sebagai seorang insan yang memiliki masa depan yang panjang. Tidak ada lagi orang tua yang tega dengan sengaja menelantarkan anaknya sehingga menyadari kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai orang tua.

C. Penerapan Hukum Pidana Terhadap Penelantaran

Dokumen yang terkait

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

1 38 99

UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PE RLINDUNGAN ANAK

0 0 66

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

0 0 1

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

0 0 29

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

0 0 19

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK PENGGUNA NARKOTIKA DIHUNBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK | Hermana | Jurnal Ilmiah Ga

0 0 16

b) Pasal 305 KUHP - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

1 1 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Ta

0 0 29

ADVOKASI BP3AKB TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK JO UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 0 12

ADVOKASI BP3AKB TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK JO UNDANGUNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK - Uni

0 0 47