2. 1. Kronologis 2. 2. Dakwaan 2. 3. Tuntutan Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

C. 1. 4. Putusan Pengadilan Negeri

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantau Prapat melalui Putusan No. 498Pid.B2014PN-Rap tanggal 22 Oktober 2014, menjatuhkan putusan dengan Pasal 49 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa Kriston Sianturi tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penelantaran terhadap anak” sebagaimana dalam dakwaan Kedua ; 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 enam bulan ; 3. Memerintahkan Terdakwa untuk ditahan ; 4. Menetapkan barang bukti berupa: a. 1 satu exampler foto copy Putusan Cerai antara Rosmaida Br. Saragih dengan Kriston Sianturi Reg. No. 26Pdt.G2009PN-Rap tanggal 26 Januari 2010 yang telah dilegalisir b. 1 satu lembar foto copy Kutipan Akta Cerai Nomor 1210-CR- 16102013-0001 tanggal 16 Oktober 2013 yang telah dilegalisir 5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp2.000,- dua ribu rupiah ;

C. 2. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1726 KPid.Sus2009

C. 2. 1. Kronologis

Terdakwa dalam kasus ini bernama Syahrul Eriadi, SH, lahir di Kisaran 1 Mei 1968, berdomisili di Jalan Benteng Lingkungan VII, Kelurahan Mutiara Universitas Sumatera Utara Kisaran, beragama Islam dan bekerja sebagai wartawan. Peristiwa ini bermula ketika terjadi perceraian antara Terdakwa dengan istrinya Siti Halimah berdasarkan putusan Pengadilan Agama Kisaran tanggal 18 Oktober 2006 No. 148Pdt.G2006PA.Kis. Terdakwa kawin lagi dengan perempuan lain yang bernama Lisnawati. Akibat perceraian tersebut, Terdakwa dibebani kewajiban untuk membiayai nafkah kepada 3 anaknya yaitu Fikka Marizza Erhas, Shelly Dwi Devita dan Anggi Tri Mauliza sebesar Rp600.000,- enam ratus ribu rupiah setiap bulannya. Akibat perbuatan tersebut 3 anak terdakwa terlantar karena tidak diberikan biaya sekolahbiaya sehari-harinya, dan akibat perbuatan Terdakwa kemudian orang tuaibu kandungnya mengadukan Terdakwa kepada pihak yang berwajib.

C. 2. 2. Dakwaan

Penuntut Umum menyusun dakwaan secara alternatif yakni: Dakwaan Pertama diancam dengan Pasal 77 huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: “Penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp100.000.000,00 seratus juta rupiah.” Dakwaan Kedua diancam dengan Pasal 304 Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP yang berbunyi: “Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seseorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena Universitas Sumatera Utara persetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

C. 2. 3. Tuntutan

Atas dakwaan tersebut, selanjutnya Jaksa Penuntut Umum mengajukan tuntutan sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa Syahrul Eriadi, SH, dinyatakan bersalah melakukan kejahatan “Dengan sengaja melakukan penelantaran anak”, melanggar Pasal 77 huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. 2. Menjatuhkan pidana penjara selama 1 satu tahun penjara dengan denda Rp5.000.000,- lima juta rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan. 3. Barang bukti berupa foto copy tetap berada dalam berkas perkara. 4. Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp1.000,- seribu rupiah.

C. 2. 4. Putusan Pengadilan

Dokumen yang terkait

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

1 38 99

UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PE RLINDUNGAN ANAK

0 0 66

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

0 0 1

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

0 0 29

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

0 0 19

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK PENGGUNA NARKOTIKA DIHUNBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK | Hermana | Jurnal Ilmiah Ga

0 0 16

b) Pasal 305 KUHP - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

1 1 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Ta

0 0 29

ADVOKASI BP3AKB TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK JO UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 0 12

ADVOKASI BP3AKB TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK JO UNDANGUNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK - Uni

0 0 47