F. Kerangka Pikir
Pembangunan Pasar Induk Modern Kemiling merupakan proyek pasar modern pertama Pemerintah Kota Bandar Lampung yang didasarkan pada MoU
Perjanjian Kerja Sama Nomor 037SPP-CKBVI08. MoU ini didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1986 Tentang Penyerahan
Modal Kepada Pihak Kedua dan Peraturan Daerah Kota Madya Daerah Tingkat II Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 1988 Tentang Penyerahan Modal Daerah Kota
Madya Daerah Tingkat II pada pihak ketiga. Pasar Induk Modern Kemiling dibangun dengan tujuan untuk membangun
ekonomi warga disekitar lokasi. Namun, pada kenyataanya Pasar Induk Modern Kemiling menuai banyak permasalahan. Hal ini terllihat terbengkalai dan tidak
terurusnya Pasar Induk Modern Kemiling. Bahkan, lantai dua pada bangunan Pasar Induk Modern Kemiling dipenuhi rumput liar. Selain itu, permasalahan
Pembangunan Infrastruktur Pasar Induk Modern Kemiling oleh
pemerintah kota Bandar Lampung tahun 2008
Pasar Induk Modern Kemiling yang sepi, tidak terpakai dan tidak
direspon dengan baik oleh pedagang.
Proses Formulasi dalam penetapan Kebijakan pembangunan Pasar
Induk Modern Kemiling serta kendala dalam proses Formulasi
Kebijakan. Formulasi Kebijakan
Menurut Winarno 2012:123:
a. Perumusan Masalah b. Agenda Kebijakan
c. Pemilihan Alternatif Kebijakan
d. Tahap Penetapan Kebijakan
yang muncul di Pasar Induk Modern Kemiling yaitu minimnya minat para pedagang untuk berjualan di Pasar Induk Modern Kemiling yang terlihat dari
hanya terdapat tujuh pedagang yang berjualan di lapak dan enam pedagang yang berjualan di kios, dari 158 Los Aparan, 71 kios dan 58 Ruko. Dari permasalahan
tersebut, maka peneliti akan meneliti formulasi kebijakan Pasar Induk Modern Kemiling dengan menggunakan teori dari
Winarno 2012:123, yang mengemukakan empat tahapan penyusunan kebijakan yaitu :
a. Tahap Perumusan Masalah
b. Tahap Agenda Kebijakan
c. Tahap Pemilihan Alternatif Kebijakan Untuk Memecahkan Masalah.
d. Tahap Penetapan Kebijakan