adanya dimetil sulfat sebagai komponen metilasi. Dimetil sulfat dapat dibentuk oleh penyerangan MeOSO
3
H terionisasi pada gugus metil campuran anhydride Precursor iso-MES adalah methylated mixed anhydride MMA, karena
iso-MES dihidrolisa menjadi di-salt, maka MMA dapat dikatakan precursor di- salt. Di-acid juga merupakan precursor di-salt. Penting untuk diketahui bahwa
MMA tidak mempunyai gugus sulfonat yang dapat diionisasi, tidak dapat melalui rekasi intramolekular yang reversible menjadi cyclic mixed anhydride, yang
merupakan tahapan kunci untuk pelepasan SO
3
selama aging Gambar 7. SO
3
dalam bentuk gugus OSO
3
CH
3
pada MMA tidak dapat sebagai agen sulfonasi. Pembentukan MMA menjelaskan alasan rasio mol SO
3
ME 1:1 tidak cukup memberikan konversi sempurna. MMA, di-acid dan di-MES adalah produk akhir
dalam proses aging.
Gambar 7 Reaksi disporposi pada mixed anhydride Robert at al. 2008
Tahap Awal
2 molekul mixed anhydride Methylated mixed
anhydride MMA
Netralisasi
Tahap Akhir
Mixed anhydride
MES Di-MES
Iso MES Di Acid
Di Acid
2.6 Kinerja Surfaktan MES
Surfaktan mempunyai gugus hidrofilik dan hidrofobik dalam satu molekul yang sama. Senyawa ini akan meningkatkan kestabilan emulsi dengan
menurunkan tegangan antarmuka antara fase minyak dan air Herawan et al. 1996. Surfaktan berfungsi sebagai senyawa aktif yang dapat digunakan untuk
menurunkan energi pembatas yang membatasi dua cairan yang tidak saling larut Matheson 1996. Molekul surfaktan tidak sepenuhnya dapat larut pada kedua
cairan yang berbeda fase tersebut, tetapi cenderung untuk berkonsentrasi pada daerah antar muka O’Brien et al. 2000. Energi pembatas dua cairan tersebut
disebut tegangan permukaan, sehingga surfaktan berfungsi menurunkan tegangan permukaan Cooper dan Zajic 1980 menurunkan tegangan permukaan air dan
tegangan antar permukaan kotoran-kotoran terhadap permukaan yang dibersihkan sehingga membantu proses pemindahan emulsi dan suspensi dari kotoran Shreve
1967. Tegangan antarmuka adalah energi yang bergerak melintang sepanjang
garis permukaan. Tegangan permukaan merupakan suatu gaya yang timbul sepanjang garis permukaan suatu cairan. Gaya ini timbul karena adanya kontak
antara dua cairan yang berbeda fase Lapedes 1978. Suatu surfaktan tersusun atas gugus hidrofobik dan hidrofilik pada molekulnya dan memiliki kecenderungan
untuk berada pada antarmuka antara dua fase yang berbeda derajat polaritasnya atau dengan kata lain surfaktan dapat membentuk film pada bagian antar muka
dua cairan yang berbeda fase. Pembentukan film tersebut menyebabkan turunnya tegangan permukaan kedua cairan berbeda fase tersebut sehingga mengakibatkan
turunnya tegangan antar muka Georgiou et al. 1992. Tegangan antarmuka merupakan hal yang sangat penting dalam
memberikan ciri terhadap suatu surfaktan. Kemampuannya menurunkan tegangan antarmuka disebabkan karena surfaktan memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik
Bognolo 1997. Turunnya tegangan antar muka akan menurunkan gaya kohesi dan sebaliknya meningkatkan gaya adhesi. Gaya kohesi adalah gaya antar
molekul yang bekerja diantara molekul-molekul yang sejenis, sedangkan gaya adhesi adalah gaya antar molekul yang bekerja diantara molekul-molekul yang
tidak sejenis.
Surfaktan organik memiliki gugus dasar hidrokarbon dan berikatan dengan senyawa anorganik gugus sulfonat, SO
3
. Ion molekul RSO
-
bersifat non polar minyak, maka gugus R akan berusaha untuk melakukan gaya adhesi surfaktan-
minyak, sedangkan molekul surfaktan itu sendiri akan bekerja kohesi antara R- SO
3
. Pengaruh dari gaya adhesi ini akan mengurangi harga resultan gaya kohesi minyak itu sendiri yang mengakibatkan gaya antarmuka minyak dengan air
menurun. Tegangan antarmuka atau energi bebas antar muka didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memperluas antar muka antara dua cairan
immisible per satuan luas Shaw 1980.